Jika beranggapan dia tidak menyukaimu, itu salah. Jika berpikir dia hanya melakukan tugasnya sebagai rasa tanggung jawab, kau salah.

Apa pun itu.. ia melakukannya dengan penuh cinta.

Dia, mencintaimu dengan tulus ...

. . . .


Keringat dingin bercucuran di pelipis, enggan untuk menyeka karena rasa yang tidak enak mendorong perutnya untuk mengeluarkan sesuatu.

Berulang kali berlari menuju tempat yang sama untuk mengeluarkan makan siang yang sudah sejam lalu ia santap.

Perasaan tidak nyaman itu terus mengganggunya seminggu ini. Bukan hanya itu, perasaan resah dan khawatir selalu menghantuinya.

Tanggal ini, seharusnya tanggal merahnya, bukan? tapi ...

"Hinata, apa kau sakit?" teman perempuan yang kebetulan bertamu di apartment-nya tampak bertanya-tanya karena sedari tadi Hinata terus kembali ke kamar mandi.

Hinata terdiam, ia sadar jika keadaannya saat ini bukan seperti orang yang sehat. Dia sakit, tubuhnya sakit. Namun bukan itu yang membuatnya terdiam. Sakit yang mengganggunya tampak seperti ...

"Hinata, ayo kita ke rumah sakit dan periksakan dirimu."

Gadis berambut merah muda itu bergegas berdiri lalu meraih lengan Hinata dengan lembut menuntunnya untuk ikut berdiri, namun Hinata menahannya, ia mendongak menatap Sakura dengan penuh arti.

"Hinata?" Sakura menerawang tatapan mata Hinata yang berbeda dari biasanya. Gadis berambut indigo itu tampak putus asa.

"Sakura-san, aku takut," lirihnya diikuti dengan air mata yang merembes dari kelopak mata.

Sakura mengerutkan kening, menatap sang sahabat dengan penuh tanya. Kenapa Hinata menangis? Sakit apa yang dideritanya?

"Hinata, ada apa denganmu?" hanya kata itu yang mampu keluar dari mulut Sakura. Ia menyeka air mata Hinata seraya kembali duduk di sebelah Hinata lalu memeluk wanita rapuh itu.

"Sakura-san." Hinata kembali terisak saat Sakura memeluknya. Perasaan takut, resah namun membuatnya bahagia bercampur menjadi satu lalu tumpah dalam deraian air mata.

"A-aku, sepertinya aku hamil ..." lirihnya mencoba mengatakannya dengan hati-hati seolah menjaga kepingan hatinya agar tak luluh-lantah dengan takdir yang harus ia terima dan juga menjaga sahabatnya agar tidak terlalu shock dengan kabar itu.

Namun yang terjadi sebaliknya. Telinga Sakura terlalu sensitif jika mengenai hubungan antara laki-laki dan wanita. Wanita yang baru memasuki perguruan tinggi itu tersentak, melepas pelukannya lalu mengguncang bahu Hinata.

"Hinata, apa kau yakin?!" dengan suara tertahan Sakura mencoba menekan kekagetannya.

Hinata mengagguk, memamparkan kenyataan bahwa tujuh bulan lagi ia akan memiliki bayi—sosok yang akan ia jaga dengan penuh cinta. Karena sudah dua bulan ini Hinata tidak mendapatkan tamu bulanannya setelah kejadian malam itu ...

Yang menjadi masalah saat ini adalah sang ayah. Sakura bertanya-tanya siapa yang sudah berani menyentuh Hinata. selama ini Hinata selalu bersikap baik, bahkan tidak pernah sekali pun tercium kisah asmaranya dengan pria mana pun. Lalu siapa?

"Siapa? Katakan padaku, Hinata. Siapa pria itu?"

Hinata tersentak. Muncul sosok laki-laki dalam benaknya, seseorang yang harus bertanggung jawab.

Lekukan wajah yang sangat ia kenal, mata bulat yang selalu memancarkan keceriaan dengan senyuman lebar yang mampu menggetarkan hatinya. Sosok itu benar-benar tergambar jelas di hatinya. Ayah dari anaknya—pria yang ia cintai.

"Tapi itu kecelakaan ..." Hinata menunduk, ia benar-benar merasa bersalah sudah minum teralu banyak saat pesta ulang tahun salah satu temannya dan berakhir dengan bangun di tempat yang tidak seharusnya.

"Apapun itu, ia harus bertanggung jawab. Katakan Hinata, katakan siapa dia?"

"Ini bukan salahnya, dia pria yang baik, di-dia—"

"Hinata, apapun alasannya, dia berhak tahu bahwa kau sudah mengandung anaknya dan dia harus bertanggung jawab." Sakura mendesak Hinata.

Terdiam cukup lama, Hinata mempersiapkan diri untuk menyebut nama itu. Nama yang sudah lama terukir dalam hatinya dan tak menyangka akan mengatakan bahwa dia adalah ayah dari calon anaknya.

Hinata meneguk ludah, kedua matanya ia tutup rapat, menahan napas seraya membuka mulut untuk mengatakan sebuah nama.

"Na-Na-Naruto-kun ..."


Our Bolt

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Author: Vinara 28

Pair: Naruto U. & Hinata H.

Rate: M

Genre: Family, Romance, Drama.

Prolog—