Mate
.
Xounicornxing proudly present
.
.
Sulay ; AU ; omegavers ; T+
.
Seorang alpha dengan senyum bak malaikat yang memikat mendapat mate seorang omega manis namun tak amat penurut.
.
Note : untuk kalimat dengan garis miring dan petik atas itu isi pikiran tokoh,
Untuk kalimat garis miring saja itu isi pikiran serigala tokoh
.
Happy reading!
Derap langkah itu menggema di seluruh penjuru lorong rumah sakit itu. Semua orang yang ada di lorong itu dengan takut-takut memberi jalan kepada seseorang yang berjalan dengan mantap hingga langkahnya menimbulkan bunyi. Tak hanya karena langkahnya, tentu juga karena aura intimidasi yang menguar di diri lelaki itu.
Nama lelaki itu adalah Joonmyeon, calon alpha dari pack Red Moon. Tak heran jika orang yang di lorong itu memandangnya penuh hormat. Mereka semua adalah werewolf yang tentu saja mengetahui kedudukan Joonmyeon.
Joonmyeon terus melangkah pada lorong panjang itu hingga menjumpai Beta dari ayahnya, Kyuhyun yang mengirim mindlink padanya sedari tadi. Ketika sampai di depan Kyuhyun, ia mempersilahkan putra sang Alpha pack ini untuk memasuki ruangan terbesar di rumah sakit itu. Ruangan khusus untuk Alpha pack ini. Maklum saja Red Moon memiliki rumah sakit besar walau di tengah hutan, mereka pack besar.
"Alpha telah menunggu anda" ucap Kyuhyun lalu mempersilahkan Joonmyeon masuk. Di dalam ruangan itu terasa berbeda. Joonmyeon tahu sangat jika aura sang ayah amat mengintimidasi, bahkan Joonmyeon sendiri merasa terintimidasi. Joonmyeon menoleh ke arah Kyuhyun yang tersenyum singkat lalu undur diri entah kemana. Joonmyeon kembali melayangkan tatapannya kepada sang ayah yang tengah terbaring lemas di ranjang rumah sakit.
"Duduklah Joonmyeon" ucap sang ayah. Joonmyeon mengangguk lalu duduk di sisi kanan ranjang milik sang ayah. Joonmyeon memandang ayahnya, pasti sakit jantung ayah kumat, begitulah satu pikiran yang hadir di otaknya. Ia beralih memandang manik hitam kelam milik ayahnya, manik yang sama dengannya. Joonmyeon dapat merasakan serigala milik ayahnya ikut memandanginya.
"Ada apa appa?" tanya Joonmyeon mantap. Ayah Joonmyeon memperbaiki letak duduknya, ia berdehem sebentar namun mampu menggetarkan daun-daun di sekitarnya. Itu suara seorang alpha. Seulas senyum terpatri di wajah sang ayah, membuat Joonmyeon tak setegang tadi.
"Elder Leeteuk, telah meramalkan sesuatu, dan appa yakin kau akan senang mendengarnya" Joonmyeon mengernyitkan alisnya menerka-terka apa yang akan ayahnya katakan.
"Apa yang Elder Leeteuk ramalkan appa?" tanya Joonmyeon hati-hati. Joonmyeon dulu sempat meremehkan Elder tua itu, dia selalu berpikir Elder itu terlalu berlebihan dalam meramalkan sesuatu, namun akhir-akhir ini ia percaya pada ramalan Elder yang berlebihan itu.
"Matemu, dia sudah memiliki serigala, ia sudah berubah beberapa bulan yang lalu"
Grrr.. Auuu!
'Diam!'
Manik Joonmyeon sempat berubah warna menjadi keemasan ketika sang ayah menyembutkan matenya. Hal ini membuat sang ayah tersenyum penuh rasa kemenangan. Sedangkan Joonmyeon sendiri hanya berdehem menetralkan kondisi yang sempat membuatnya malu. Hanya mendengar kabar tentang matenya saja ia sudah begini.
"Hahaha, aku tahu kau menginginkan matemu itu Joon, maka dari itu ada satu jalan agar kau mudah mendapatkannya" Joonmyeon kembali mengernyitkan alisnya, ayahnya ini memang penuh teka-teki. Di dalam pikirannya, suho –serigala yang ada di dalam tubuhnya- sedang mengaum keras menghasut Joonmyeon agar cepat-cepat mencari mate mereka.
Setiap makhluk di dunia ini memang memiliki mate, atau jodoh. Begitupula dengan werewolf sepertinya. Namun tentu werewolf sepertinya lebih mudah mencari pendamping hidupnya mengingat penciuman dan insting para werewolf yang tajam.
"Masuklah ke XOXO highschool" Joonmyeon mendengus kasar. Namun ketika ayahnya melanjutkan ucapannya, matanya kembali menjadi keemasan. Suho memaksanya masuk sekolah itu.
"Dia belum pernah disentuh loh Joon"
.
.
.
Terima kasih kepada Suho karena semalaman penuh serigala itu tak mau berhenti berbicara membuat kepala Joonmyeon pusing. Pada akhirnya ia menuruti titah sang ayah untuk mendaftarkannya ke sekolah bernama XOXO highschool itu.
Keesokan harinya, Joonmyeon cukup terkejut menyadari XOXO highschool bukanlah sekolah untuk para manusia, melainkan untuk para werewolf sepertinya. Terlihat dari aura dan aroma para werewolf yang mengelilinginya sekarang. Yang Joonmyeon pikirkan adalah mengapa ayahnya tak menyekolahkan ia disini saja?
Setelah mengucapkan terima kasih kepada Tuan Park, orang yang biasanya bertugas mengantar Joonmyeon, namun Joonmyeon tak suka menganggapnya sebagai supir, ia seorang warrior di dalam packnya, Joonmyeon segera menajamkan penciumannya mencoba mencari aroma paling menggugah selera bagi dirinya. Samar-samar tercium bau itu, beberapa kali aroma itu agak menguat, mungkin ketika si mate sedang berekspresi.
'Pergi ke kantor kepala sekolah dulu Joon, jangan terburu-buru mencari matemu' link dari ayahnya muncul dalam pikirannya. Joonmyeon mendengus kesal, ayahnya tahu saja apa yang dipikirkannya. Joonmyeon rasa ia harus mem-block pikirannya agar tak mudah terbaca oleh ayahnya.
'Baik appa'
Setelah berpamitan dengan Tuan Park, Joonmyeon bergegas berjalan ke dalam, dari luar sini Joonmyeon sudah dapat mencium semilir aroma yang menggugah batinnya, apalagi jika nanti di dalam?
Joonmyeon kira XOXO highschool hanyalah sekolah kecil untuk sekumpulan serigala yang tak berminat bersekolah bersama manusia. Ternyata tidak, XOXO highschool cukup luas dan memiliki hutan kecil disamping sekolah, untuk kegiatan purnama para werewolf dimana mereka sering mengeluarkan sosok serigalanya. Menurut pernyataan yang diberikan Tuan Park tadi, XOXO highschool memiliki asrama dimana alpha dan beta disatukan dan para perempuan beserta omega disatukan. Jadi intinya ia harus sekolah asrama. Joonmyeon tak yakin ia akan suka bersekolah dengan sistem itu.
Jadi ia harap cepat menemukan matenya agar ia bisa pindah ke sekolah tanpa asrama.
Dengan menyeret matenya agar satu sekolah dengannya tentu saja.
.
.
.
Sedangkan di sisi lain, yaitu di depan kantin terdapat sosok alpha lain yang menggebu-gebu menggebrak meja kantin hingga meja itu sempat lompat dari tempatnya. Tentu ini membuat si pengguna meja itu terkejut hampir terjungkal karena kerasnya gebrakan. Si pengguna meja –seorang omega- itu melotot dan ikut-ikutan menggebrak meja.
"Apasih Yongguk-ssi?! Ini masih pagi dan kau ingin cari masalah denganku?" ucap si omega lantang. Tak peduli dengan statusnya yang hanyalah seorang omega yang seharusnya tunduk patuh terhadap sosok alpha. Namun omega satu ini sedikit berbeda. Dia tidak terlalu terkejut dengan gertakan dari para alpha itu.
"Hmn aku mencari masalah pada seorang omega? Cih. Nona, aku hanya ingin memberitahumu, kau hanyalah omega yang memiliki kakak seorang alpha, bersikaplah yang manis seperti omega lainnya, jangan melawan kami!" Yongguk sengaja mengakhiri ucapannya dengan bentakan membuat omega itu mundur dua langkah. Aura intimidasi khas seorang alpha mulai menguar, si omega belum menyerah, ia masih saja menatap manik milik Yongguk yang mempelototinya garang.
"Masih untung karena kakakmu pemimpin pack kau diterima, kalau kau di pack ku kupastikan para omega terutama yang membangkang sepertimu" sentak Yongguk lagi membuat omega itu agak goyah. Memang benar adanya bahwa tak semua pack menerima omega.
"Kalau begitu mari kutunjukkan bahwa tak semua omega harus bersikap manis seperti yang lainnya!" si omega balas membentak, aura dikantin itu mulai tak menyenangkan. Para omega lain mulai beranjak pergi takut-takut Yongguk mengeluarkan amarahnya. Beta di sana hanya mengacuhkan dan sibuk dengan makanannya. Sedangkan para alpha mulai berbisik-bisik sembari menatap remeh si omega itu.
Yongguk tak menjawab, namun geraman yang keluar dari mulutnya menandakan kemarahannya. Geraman itu bahkan mampu menggetarkan daun-daun di sekeliling area sekolahan. Yongguk tertawa kecil, lalu memandang remeh omega itu kembali.
"Kalau begitu mari kau tunjukkan dengan cara sedikit permainan ranjang, sepertinya itu lebih menyenangkan, hm Yixing-ssi?" tawar Yongguk disambut siulan dari para alpha disana. Omega itu membelalakkan mata. Yixing tahu kalau dirinya tak manis, tak ramah, tak suka diperintah, suka membangkang pada alpha tapi sungguh ia tak berani jika sudah menyangkut urusan ranjang.
Sejenak Yixing terdiam, ia mulai mundur beberapa langkah menjauhi Yongguk dari aura intimidasinya dan smirk yang mulai terpampang di wajahnya. Yixing kembali mundur satu langkah. Namun ketika ia hendak mundur kembali, Yongguk menyambar tangannya menarik dagunya kasar membuat Yixing meringis sakit.
"Mau kabur omega? Dimana kakakmu yang suka menolongmu itu?" tanya Yongguk masih dengan tangan Yixing yang mencoba meronta kabur. namun tentu saja tenaganya akan kalah dari seorang alpha.
Namun bukan Wu Yixing namanya jika tak punya cara untuk lepas dari Yongguk. Maka untuk keselamatan raganya, Yixing melayangkan tangannya yang masih bebas ke arah kepala Yongguk dan menjambak rambut pendek milik sang alpha tak lupa memberikan belaian kasar pada selakangannya.
Bisa dibilang Yixing menendangnya.
Dengan bergegas omega itu berlari sekuat tenaga mencoba menghindar dari para alpha yang meneriakinya. Terutama Yongguk, alpha itu meneriakinya dengan beribu umpatan sembari mengerang kesakitan. Yixing tertawa bahagia di sepanjang koridor.
"Rasakaan itu alpha sok arogan!" teriaknya lalu kembali tertawa dan berjalan santai. Dalam pikirannya, serigalanya mengangguki setuju pada ucapan Yixing itu. Ah, Yixing cukup senang karena ia telah berhasil menjadi werewolf seutuhnya tiga bulan yang lalu, kini ada seekor serigala putih berjenis omega yang ia namai Lay. Bisa dibilang kemunculan Lay cukup terlambat, biasanya serigala akan menunjukkan diri dan berkomunikasi dengan pemiliknya ketika si pemilik memasuki usia lima belas tahun. Dan jika omega, serigala akan ikut menunjukkan dirinya ketika si omega mendapat heat pertamanya. Heat pertama Yixing sudah terjadi setahun yang lalu dan Lay baru muncul sekarang.
Awalnya Yixing telah berjalan santai, namun ketika suara Yongguk dan amarahnya yang menggema dan menggetarkan sekitar membuat Yixing kembali berlari bergegas sembari menoleh ke belakang takut-takut Yongguk dengan kemampuan larinya telah mendekat.
Setelah meyakinkan diri bahwa Yongguk tak mengejarnya lagi, Yixing kembali menolehkan kepalanya ke depan, Yixing berencana mampir ke ruang kesehatan karena disitulah tempat ter aman agar dirinya bisa bersembunyi. Sebenarnya bukan karena itu saja, Lay –serigala Yixing- seperti menyuruhnya berlari ke arah koridor ini. Entah apa yang terjadi namun sedari tadi Lay memang sibuk sendiri, melompat-lompat tak jelas dan menggumamkan sesuatu yang tak Yixing tahu. Ketika Yixing kembali menoleh ke depan-
-BRUK
Namun sayang sungguh omega yang malang, Yixing menabrak seseorang hingga dirinya tersungkur dan terduduk. Rasa ngilu mulai menjalar di hidungnya. Hidungnya benar-benar ngilu hingga sesuatu mengalir di hidungnya.
'Shit, mimisan!' Batin Yixing sebal. Lay kembali berulah, serigala itu justru makin berteriak-teriak histeris membuat Yixing sebal.
'Ada apa denganmu?'
Mate! Mate!
Yixing membelalakkan matanya. Mate? Matenya? Dengan segera ia mendongakkan kepalanya menatap seorang lelaki bertubuh tegap menatapnya dengan mata keemasan.
Sejenak dunia terasa hening berputar. Hanya terdengar suara detak jantungnya yang memburu. Yixing terpesona kepada sosok di depannya itu, bahkan ia tak peduli dengan darah yang mengalir di hidungnya. Samar-samar Yixing mulai dapat mencium aroma maskulin nan menenangkan yang tak pernah dihirupnya.
Pipi Yixing mulai merona ketika Matenya mendekatinya dan memegang pipinya. Lelaki itu menghapus darah pada bawah hidung Yixing. Kemudian beberapa detik setelahnya ia memekik karena terangkat dari lantai keramik yang dingin dan berhadapan dengan bahu milik lelaki yang menjadi matenya itu.
"Mate!- uhm, ayo kita ke ruang kesehatan mengobati hidungmu" ucapnya canggung dengan senyum manis bak malaikatnya. Yixing sempat terpana tak berkedip pada senyuman itu, namun kemudian ia menenggelamkan dirinya pada dada bidang milik sang mate dan memeluk lehernya. Yixing menyempatkan diri untuk mengangguk malu-malu. Bau semerbak nan tajam khas alpha mengelilingi dirinya.
Yixing membulatkan matanya.
Alpha?!
'Mate kita seorang alpha?' tanya Yixing pada Lay. Serigala putih itu buru-buru mengangguk senang.
Ah, lihatlah tubuh tegapnya, dan senyumnya tadi sangat tampan bukan?
Diam-diam Yixing mengakui itu.
Diam-diam pula Yixing berdecak sebal. 'Selamat tinggal kebebasan, aku yakin alpha ini sama posesifnya dengan lainnya'
Tsk! Aku yakin kau menyukainya! Lihatlah kau bahkan tak menjadi omega pembangkang lagi
Aahh, Matee! Ayo tandai aku!
'Hei!'
Yixing mendelik sendiri mendengar suara auman dari Lay. Entah efek karena heatnya akan hadir atau karena bertemu matenya, namun sungguh Yixing amat sensitif dengan kata 'mating' atau menandai akhir-akhir ini.
Ketika suara pintu di buka sembari terasa terjadi pergeseran pada gendongannya, Yixing kembali mendongak menatap alpha tampan itu yang tengah membuka ruang kesehatan dengan sebelah tangannya. Yixing memekik kecil ketika gendongan alpha itu sedikit merosot, menimbulkan Matenya menatapnya dengan senyuman bak malaikat. Yixing tersipu sendiri menatapnya.
"Siapa namamu, sayang?" tanya sang alpha. Yixing kembali merona. Sungguh ia berharap Yongguk dan kawan-kawannya tak melihat aksi meronanya ini. Sungguh Yixing pikir para alpha tak ada yang sweet seperti alpha di depannya ini. Ia pikir para alpha hanyalah komplotan yang kebetulan memimpin pack dan mereka semua bersikap arogan.
"Yixing, Wu Yixing, ung.. namamu?" sahut Yixing malu-malu kemudian menatap manik milik sang Mate yang terkadang berubah keemasan.
"Joonmyeon, Kim Joonmyeon" senyuman kembali terpatri di bibir sang alpha, Joonmyeon. Dan Yixing lagi-lagi malu.
Karena Yixing tetaplah seorang omega yang akan malu-malu jika bertemu matenya.
.
.
.
Joonmyeon benar-benar bahagia hari ini. Tak salah mengikuti saran Elder Leeteuk dan tentu saja tak salah ia mengikuti insting Suho. Karena pada akhirnya ia menemukan matenya.
Walau Joonmyeon akui insiden tabrakan dengan omega yang menjabat sebagai Matenya ini cukup tidak elit.
Maka dari itu, untuk memperbaiki insiden tersebut, Joonmyeon menggendong Yixing mengikuti bisikan Suho pada pikirannya.
Dan di depannya kini matenya, Wu Yixing, nama yang indah. Yixing tampak malu-malu dan seringkali merona tiap kali Joonmyeon memamerkan senyumnya. Jujur saja ia jarang tersenyum. Tapi ia tak akan malas tersenyum jika hadiahnya adalah rona merah di pipi Yixing tanda si omega tersipu.
Mata Joonmyeon berubah-ubah terkadang menjadi kuning keemasan. Ia sedang berusaha merapal aroma manis ini. Joonmyeon pernah belajar tentang mate sekitar dua tahun yang lalu, ia tahu aroma milik mate akan membuatnya mabuk kepayang. Bahkan jika Yixing merona, aromanya semakin pekat, mengental dan memabukkannya.
Ayo kita mating dengannya Joon, hmm.. aromanya menggodaku
'Tidak, ini terlalu cepat, bisa-bisa dia menganggap dirinya hanya sebagai pemua-
Cukup, aku paham, tapi jangan terlalu lama menunggu.
Joonmyeon menurunkan Yixing ke ranjang kemudian beranjak menuju kotak obat yang ada mencari kapas untuk hidung berdarah Yixing tadi. Sedangkan Yixing, omega itu tampak beringsut menselonjorkan kakinya kemudian menunggu Joonmyeon selesai mengambil kapas.
"A-ahh!" Yixing agak merintih pelan ketika Joonmyeon mengusap darah yang masih mengalir dan sedikit menyenggol hidungnya. Hingga pada kapas ke-empat, darah yang mengalir di hidung Yixing telah berhenti. Wajah Yixing kembali merona ketika Joonmyeon menghadiahi kecupan pada hidungnya. Sedangkan Joonmyeon sendiri sibuk membuang kapas bekas darah milik Yixing.
'Aku yakin hidungnya pasti ngilu' begitulah batinnya. Joonmyeon kembali ke ranjang, sejenak suasana nampak canggung hingga Joonmyeon melontarkan satu ucapan yang membuat Lay langsung mengiyakan dengan teriakan dan diakhiri dengan auman keras. Joonmyeon melingkarkan tangannya ke pinggang kecil Yixing lalu memangku omega itu. Yixing tak pernah menurut seperti ini kepada siapapun. Sungguh ia merasa bukan dirinya, namun dia suka.
"Kau tentu tahu kalau kita harus, uhm, mating" Yixing merona. Sungguh ini topik yang sensitif.
"Aku tidak tahu cara mating, Joonmyeon~" Yixing mulai merajuk, ia hanya mengerti jika mating adalah berhubungan itu, namun tentu Yixing tak tahu caranya.
Instingmu akan mengajarimu caranya, Xing
'Aku malu!'
Joonmyeon tersenyum maklum, namun disana, di pikirannya Suho sudah menjerit senang matenya yang innocent. Diam-diam Joonmyeon menyeringai, ia melesakkan kepalanya menghadap leher Yixing, menghirup aroma yang menguar dari tubuh Yixing lalu mencari denyut nadi Yixing.
"Aku akan mengajarimu, Xingie~" Yixing mulai menggigit bibirnya. Nafas Joonmyeon menggelitik lehernya. Ia tak pernah membiarkan siapapun memegang lehernya apalagi menggelitik lehernya karena disitulah titik lemahnya.
"T-tapi.. ungh~" Joonmyeon agak terkikik. Ia ingin sekali menggendong omega ini ke rumahnya dan mengajaknya mating, tapi itu bukanlah Joonmyeon sekali. Ia tahu Yixing belum siap. Ia hanya mencari denyut nadi Yixing, tempat dimana ia harus mengklaimnya. Joonmyeon menjilat pelan leher Yixing, menimbulkan rintihan dari omega itu. Kemudian ia menatap Yixing teduh.
"Belum siap hm?" Yixing mengangguk pelan. Ia tahu tak seharusnya menolak mating, karena pada akhirnya ia juga ia akan menyerahkan dirinya. Sejenak Yixing tenggelam dalam pikirannya sendiri. Ia sengaja mem-block Lay agar tak ikut campur. Lalu sebuah ide terlintas di pikirannya. Ia memiringkan lehernya membuatnya lebih terpampang di depan Joonmyeon. Satu geraman lolos di bibir Joonmyeon. Yixing menggodanya?
"Klaim aku alpha, dan aku akan menyerahkan diri minggu depan" Joonmyeon mengangkat alisnya sebelah. Taringnya mulai memanjang siap menggigit Yixing.
"Kenapa harus minggu depan Xingie?" Yixing tersipu malu. Terlihat dari rona pada pipinya hingga telinganya.
"Minggu depan adalah masa heatku"
Grr..
Joonmyeon menggeram pelan. Heat merupakan saat dimana omega akan merintih minta dipuaskan-
-uhm, masa subur omega. Ia mengangkat wajah Yixing, menempelkan bibirnya pada kening Yixing, hidung, lalu turun ke bibir merah itu. Yixing kembali merona ketika Joonmyeon mulai melumat bibirnya.
Sejenak mereka kembali sibuk dengan kegiatan saling mencumbu hingga Yixing mendorong bahu Joonmyeon karena kehabisan nafas. Joonmyeon tak berhenti sampai disitu. Ia turun menuju ke leher Yixing, menyusuri leher putih itu hingga menemukan denyut nadi milik Yixing. Sejenak taringnya kembali makin panjang. Dengan hati-hati ia menancapkan taringnya menimbulkan rintihan pelan oleh si omega. Joonmyeon mulai menghisap darah dari sang omega lalu menutup luka dengan sarinya. Tentu akan langsung tertutup. Ikatan mate akan lebih mudah menyembuhkan luka.
Joonmyeon tersenyum bahagia melihat tanda berbentuk tetesan air mulai terukir di leher Yixing. Kini Joonmyeon tak hanya dapat merasakan aroma Yixing, ia juga dapat merasakan detak jantung Yixing yang berdebar-debar. Begitu pula sebaliknya dengan Yixing.
Dengan malu-malu Yixing melingkarkan tangannya memeluk Joonmyeon. Membuat Joonmyeon tersenyum dan memeluk balik omega manis ini.
Sejenak Yixing merasa hidupnya semanis permen maupun cokelat.
Kita diklaim mate kita! Yay!
Sedangkan Suho mengaum keras di dalam sana lalu berlari kegirangan. Aku tak sabar menanti minggu depan. Joonmyeon memutar mata, walau tentu ia juga menunggu itu.
'Appa, aku menemukan mateku'
Satu kecupan kembali Joonmyeon hadiahkan pada tanda klaimnya membuat Yixing menegang sendiri. Yixing bahkan tak menyangka itu titik sensitifnya.
Tak tahukah, tanda klaim merupakan tiitk sensitif setiap mate, Xing?
.
.
.
TBC/END?
04/08/2015
Xounicornxing
Halooo! Aku gatau ini bagus atau enggak tapi aku harap kalian suka heheh :3