AMNESIA

Disclamer

Masashi Kishimoto

Author

Shiraishi Connan

Romance Drama Family

AU OOC Shonen Ai MPREG

Sasuke x Naruto and Menma

Rate T

Pagi seperti biasanya cerah dengan matahari yang berwarna kekuningan yang menyilaukan menyinari setiap apapun yang ada di bawahnya, begitu pula dengan pemuda yang sekarang berada di depan rumah sakit dan hanya bisa memandang ke arah pintu depan rumah sakit tersebut.

'apa aku harus masuk kedalam sana? Tapi dia tidak mengenalku ?apa yang harus aku lakukan?'rancau pemuda pirang dalam batinya masih setia berdiri di depan pintu rumah sakit tersebut.

Drtt..drtt suara getar ponsel membuyarkan lamunan pemuda pirang tersebut dan kemudian sudah merogoh saku celananya mengambil benda persegi tipis itu kemudian membuka isi pesan yang di kirimkan seseorang.

From : Itachi Nii-san

To : Naruto

Hari ini sasuke akan pulang kau tunggu di apartemen saja biar aku dan ibu yang akan mengurus kepulangan suami-mu.

Seketika senyuman terlintas di wajah pemuda pirang yang sekarang sedang menatap lekat ponselnya bersiap untuk membalas pesan dari seseorang yang mengirimkan pesan tersebt yang ternyata adalah sang kakak ipar.

From : Naruto

To : Itachi Nii-san

Sebenarnya aku ada di depan rumah sakit Nii-san, tapi kalau Sasuke sudah boleh pulang berarti aku akan kembali saja ke apartemen, Tolong yah Nii-san bawa sasuke pulang dengan hati-hati.

Sedikit agak ragu tapi akhirnya pemuda pirang yang bernama Naruto itu akhirnya menekan tombol SEND yang ada pada ponsel tersebut.

Dengan menghela nafas panjang akhirnya Naruto beranjak pergi dari rumah sakit itu dan berjalan menuju tempat pemberhentian bus, menunggu beberapa menit dan setelah itu menaiki bus yang tidak terlalu lama Ia tunggu untuk mengembalikannya ke Apartemennya.

.

.

.

.

.

Konoha Apartemen 10.15

Naruto terlihat sedang duduk menyamankan diri di sofa dengan sesekali melihat ke arah jam yang terletak di dinding berwarna biru tua dengan corak lambang uchiha besar yang berada di tengah-tengah ruangan tersebut.

Sebenarnya Apatermen tempat tinggal Naruto dan Sasuke tidak terlalu besar, karna hanya ada dua kamar yang masing-masing kamar terdapat kamar mandi dan dapur yang juga tidak terlalu besar dengan meja makan yang hanya di berikan dua kursi di sana. Padahal kalau di lihat mereka tinggal di Apatemen yang sangat mewah tapi tetap saja ruangannya sangat sederhana karna Naruto tidak terlalu suka dengan tempat yang besar tapi terlihat sangat sepi dan kurang nyaman, lebih baik tempat yang tidak terlalu besar tapi bisa membuatnya merasa nyaman.

Ting Nong... terdengar bunyi bel Apartemen berbunyi dan langsung saja Naruto berlari kecil untuk cepat-cepat membukanya, "Iya tunggu sebentar" kata Naruto yang sekarang sudah berada di depan pintu Apartemennya itu, "Hmmmm" satu tarikan nafas keluar dari mulut nya yang sepertinya dia sedang gugup.

Di tariklah daun pintu tersebut -clekk dan terlihatlah pemuda bersurai raven sedang berdiri di temani oleh pemuda lain dengan surai yang sama namun terlihat lebih panjang terkuncir dan wanita paru baya namun masih terlihat sangat muda yang berada di samping kanan pemuda dengan surai melawan gravitasi tersebut yang berada di tengah hapitan pemuda bersurai raven panjang dan wanita tesebut.

"Maaf menunggu lama Naruto, tadi sedikit macet di jalan" kata wanita tersebut yang bernama Mikoto itu pelan mengarah kepada Naruto yang masih terdiam melihat ke arah pemuda yang bersurai melawan gravitasi tersebut.

Naruto yang mendengarnya mengalihkan pandanganya pada wanita tersebut dan mulai tersenyum, "Ahhh tidak terlalu lama" bohongnya yang sudah mengesampingkan dirinya mempersilahkan ketiganya masuk.

"Naruto, maaf tapi aku tidak bisa tinggal. Aku masih banyak pekerjaan" kata pemuda yang bernama itachi yang sudah memberikan tas berwarna biru gelap ke Naruto, "Nii-san tidak mau minum atau makan dulu? Aku sudah membuat banyak makanan?" tanya Naruto kepada sang kakak iparnya. Tapi sang kakak ipar hanya tersenyum kecil.

"sudah untuk Sasuke dan Ibu saja, aku masih banyak pekerjaan jadi maaf yah. Mungkin lain kali" tolaknya dengan lembut supaya tidak menyingung sang adik iparnya.

Naruto yang mendengarnya hanya tersenyum dan menganguk kecil kemudian ikut masuk kedalam setelah menutup pintu Apartemenya terlebih darhulu kemudia mengikuti Suaminya yang sudah berjalan di papah oleh sang Ibunya.

"Sasuke-kun apa kau ingin istirahat di kamar saja?" tanya Naruto yang sekarang sudah mendekat ke arah suaminya itu, Sasuke yang mendengarnya hanya mebuang muka pura-pura tidak mendengarnya.

"Ibu bisa tolong antar aku ke kamarku?" Sasuke malah meminta ibunya yang sedang memapahnya untuk membantunya pergi ke kamarnya, Naruto yang mendengar dirinya di acuhkan hanya tersenyum kecil dan kemudian mengikuti suaminya yang di papah oleh ibunya itu, membukakan pintu kamar Sasuke yang sebenarnya juga kamarnya itu, meletakan tas berwarna biru tua itu kelemari yang sebelumnya sudah mengeluarkan baju-baju milik Sasuke dan menyusunya di lemari pakaian itu.

.

.

.

.

"Naruto, maafkan sikap Sasuke yah" kata sang ibu mertua sedikit banya membantu menenangkan hati Naruto, "Hmmm, tidak apa-apa mama, mungkin Sasuke belum terbiasa dengan keberadaanku. Lagi pula Sasuke sudah boleh pulang aku juga sudah senang" kata Naruto dengan senyum kecil, "Tapi kau tidak boleh menyerah Naruto, tolong bantu Sasuke mengingat kembali dirimu. Apa kau tau, mungkin karna kau terlalu berhaga baginya makanya dia hanya melupakanmu saja. Jadi mama minta tolong kepadamu, bantu Sasuke mengingatmu kembali, dan jangan berfikir untuk meninggalkan Sasuke yah" pinta sang ibu mertua yang sekarang sudah berjalan keluar dari Apartemen Naruto dan Sasuke.

'Hmmm, apa aku kuat melihat sikap Sasuke yang sepertinya tidak senang melihat ku. Lagi pula ini sudah Tiga bulan saat kecelakaan itu, tapi kenapa Sasuke belum mengingatku juga.. Hmmm' sedih Naruto dalam batinya.

.

.

.

.

.

"Sasuke-kun aku sudah membuatkanmu sup tomat, jadi di makan yah. Soalnya dari tadi kau hanya tidur saja dan membaca buku saja seharian dan belum makan sama sekali" pinta Naruto menyodorkan mangkuk sup di hadapan Sasuke, Sasuke yang melihatnya hanya mendengus pelan dan menepis mangkuk sup tersebut sehingga mangkuk sup itu mendarat di lantai kayu dengan isi yang menghambur mengotori lantai kayu tersebut.

Naruto yang melihatnya kaget dan berjalan keluar kamar tersebut kemudian kembali lagi dengan membawa lap basah dan membersihkan bekas perbuatan Sasuke tersebut. Sasuke yang melihatnya tidak peduli dan kembali dengan aktivitasnya yang terhenti.

.

.

.

.

.

.

Konoha cafe coffee 09.20

"Jadi Sasuke-kun belum ingat juga dengan mu?" tanya wanita dengan surai pirang di kuncir bernama Deidara itu menatap ke Naruto yang hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan, "Ini sudah Tiga bulan Naru?" lanjut Deidara sedikit sedih melihat adik iparnya itu sedih, "Sudahlah Nee-chan aku baik-baik saja, lagi pula Sasuke juga tidak ada niat mengusirku dari Apartemen kami" ucap Naruto sedikit tegar.

"Apa kau sudah memberi tahunya kalau kau sedang hamil?" tanya lagi Deidara melirik ke arah anak kecil yang sedang bermain dengan boneka beruangnya, Naruto yang mendengarnya hanya bisa mengikuti arah pandangan Deidara "Aku belum memberitahunya, aku takut mungkin Sasuke tidak akan percaya dengan apa yang aku ucapkan" kata Naruto lirih memegang cangkir yang ada di hadapannnya dengan kuat-kuat.

"Tapi Sasuke-kun itu akan lebih ketakutan lagi saat melihat perutmu itu berubah menjadi besar" Deidara mengesap kopinya dengan pelan meletakan cangkir kopinya di atas meja dan tersenyum kearah anak kecil tadi yang juga tersenyum kearahnya.

"Apa kau tau ? saat usia kehamilanku memasuki bulan ketiga seperti dirimu itu aku sangat senang di manja oleh Itachi, apa kau tidak ingin di manja oleh Sasuke-kun?" tanya Deidara menatap Naruto lekat-lekat, Naruto yang mendengarnya hanya mampu tersenyum kecil dan kembali menatap cangkir kopinya.

"Hmmm.. ba-chan kenapa terlihat sedih? Apa Ji-chan menyakiti ba-chan?" tanya polos anak kecil bersurai raven panjang dan bermata biru itu ke Naruto yang terlihat menunduk, Naruto yang mendengarnya lalu mengarahkan dirinya ke arah suara itu.

"Ehmmm.. ba-chan tidak sedih koq, ba-chan hanya sedikit mual saja" bohong Naruto mengelus surai hitam panjang anak kecil tersebut, "Hmmm.. kalo begitu ba-chan jangan minum kopi lagi, baunya itu tidak enak mungkin ba-chan mual karna mencium aroma kopi itu. Yuki juga tidak suka aroma kopi. Tapi mama selalu saja minum kopi" kata anak perempuan itu melirik Deidara, Deidara yang melihantnya hanya bisa terseyum dan mencubit pipi cuby anaknya itu.

"Iya-iya Nona Yuki yang manis, Sekarang kembali main di sana yah" Deidara sudah melepaskan cubitan kecilnya itu dan Yuki anaknya hanya bisa mengembungkan pipinya saja tanda tidak suka dan kembali pergi bermain.

"Baiklah sepertinya aku harus kembali, aku takut nanti Sasuke mencariku, dan terima kasih atas kopinya" ucap Naruto yang sekarang sudah berlalu pergi meninggalkan cafe tersebut, Deidara yang melihatnya hanya tersenyum tipis, 'Hmmm aku kagum kepadamu Naruto masih bisa tersenyum sepeti itu. Mungkin kalau aku menjadi dirimu aku sudah tidak kuat menjalaninya' batin Deidara sedih.

.

.

.

.

.

Konoha Apartemen 11.15

"Kau lama sekali" suara bariton rendah mengusik pendengaran Naruto yang baru saja masuk kedalam Apartemen tersebut, "Ahh.. Aku pulang, maaf kalau aku sedikit lama. Tapi tadi aku sudah meninggalkan pesan di atas meja" kata Naruto pelan menunjuk ke arah meja dekat sofa, "Aku sudah membacanya! Hari ini aku akan pergi kekantor jadi tidak-" Sasuke belum menyelesaikan kata-katanya tapi Naruto sudah menimpalnya. "Sasuke-kun tidak boleh bekerja dulu, bukanya kata Dokter harus beristirahat sekitar sebulan dan ini baru seminggu" sedikit takut tapi Naruto menyelesaikan ucapannya.

"Apa kau mau kita tidak makan selama sebulan lagi pula kau juga tidak bekerja?" tanya Sasuke yang sudah memakai sepatu hitamnya, "Tapi aku masih punya uang untuk membeli bahan makanan, dan kalau Sasuke-kun menyuruhku untuk bekerja aku akan bekerja" dengan yakin Naruto menatap mata onxy milik Sasuke yang berdiri di hadapannya.

"Kau bilang kau itu adalah istriku? Apa kau melihat ibuku bekerja?" tanya Sasuke yang sudah mulai merapihkan dasinya yang terasa kendur, "iya dan tidak" pekik Naruto pelan.

"Aku tidak akan membiarkan istriku bekerja, maka dari itu ibuku tidak bekerja karna ayahku juga tidak akan membiarkan istrinya bekerja. Tapi kalau kau ingin bekerja aku tidak akan peduli, lagi pula kau itu pria seharusnya kau itu bekerja dan bukan hanya di rumah saja membersihkan rumah" kata Sasuke sedikit keras dan akhirnya sekarang sudah keluar dari Apartemen tersebut meninggalkan Naruto yang hanya bisa menunduk melihat ke arah lantai kayu yang sedikit bisa membuat hatinya tenang.

.

.

.

.

.

.

.

3 bulan kemudian

Kediaman Namikaze 16.13

"Wah ! sepertinya pakaian yang ibu belikan untukmu cocok" teriak riang wanita paru baya bersurai merah panjang melihat kearah pemuda pirang yang sekarang sedang memakai baju terusan untuk ibu hamil yang panjangnya semata kakinya.

"Apa ini tidak berlebihan ibu? Aku ini pria apa pantas memakai ini?" tanya pemuda pirang itu yang sudah terlihat seperti ibu hamil itu dengan perut yang sedikit membesar. "Bicara apa kau ini Naruto, tentu saja tidak aneh, lihat" ucap wanita itu seraya menghadapkan anaknya itu menghadap cermin besar yang ada di ruangan tersebut.

"Apa kau terlihat aneh? Kau bahkan terlihat sangat cantik dengan pakaian ini, dan juga rambutmu itu sudah panjang sepundak jadi apa kau masih terlihat seperti pria? Kau bahkan lebih cantik dari wanita-wanita yang sedang hamil lainnya" pekik bahagia wanita bersurai merah itu yang ternyata ibunya Naruto itu seraya memeluk anak semata wayangnya itu.

Naruto yang mendapatkan perlakuan istimewa itu hanya tersenyum dan memandang lagi kearah cermin yang menampilkan wajah tan-nya yang sudah terbingkai oleh surai pirangnya yang panjang sepundak itu dengan mata indah berwarna biru dengan tiga garis halus yang menghiasi sisi-sisi pipi kanan kirinya dan juga memakai baju terusan ibu hamil berwarna cream dengan kaus dalamnya yang berwarna biru tua.

'Aku tidak tau kalau aku secantik ini'batin Naruto masih melihat pantulan dirinya dri cermin.

"Oh iya ini kehamilanmu sudah memasuki bulan keenam, apa kau sudah memberi tahu Sasuke-kun?" tanya wanita bernama Kushina itu menatap anaknya, dan yang di tanya hanya mengeleng pelan kemudian berujar "Aku belum memeberitahu Sasuke ibu, entah kenapa saat aku ingin memberi tahunya, seketika kejadian itu terulang kembali. Sesaat sebelum kecelakaan itu, aku dengan sangat senang memberitahu kehamilanku kepada Sasuke, tapi karna Sasuke sangat senang mendengarnya akhirnya Sasuke memaksakan pulang cepat dari dinas di luar kotanya untuk menemuiku tapi pada akhirnya kecelakaan itu terjadi. Aku tidak mau Sasuke mengingat itu, aku takut kalau sampai Sasuke tau yang menyebabkan kecelakaan itu adalah aku" sedih Naruto yang sekarang sudah mulai memeluk ibunya, meminta pertolongan dan kehangatan.

"Sudahlah itu bukan salahmu lagi pula keluarga Sasuke juga sudah tau hal itukan? Kau seharusnya bilang kepada Suami-mu tentang kejadian itu, Siapa tahu ingatannya akan kembali! Ini sudah tiga bulan saat kecelakaan itu terjadi, tapi Sasuke-kun masih belum mengingatmu juga" nada khawatir Kushina terlontar begitu saja dan membuat Naruto hanya bisa memeluk ibunya dengan erat dan lebih erat lagi.

.

.

.

.

.

Konoha Apartemen 21.00

"Maaf, aku pulang terlambat! Tadi setelah pulang bekerja aku mampir sebentar kerumah ibuku. Tapi sebelumnya aku juga sudah mengirimimu pesan, jadi aku akan memasak untukmu" kata Naruto melihat ke Sasuke yang masih sibuk dengan buku yang di bacanya di atas tempat tidurnya.

"Ahh itu.. Hn- tidak usah, aku sudah makan di luar tadi dengan teman kantorku jadi sebaiknya kau kembali saja ke kamarmu" kata Sasuke masih sibuk dengan buku yang di bacanya. "Oh begitu ya, baiklah" ucap pelan Naruto kemudian pergi keluar dari kamar Sasuke dan menutup pintu kamar Sasuke perlahan.

.

.

.

Konoha Apartemen 07.10

Seperti biasa Naruto menyiapkan makan pagi untuk Sasuke dengan diam dan tidak berbicara apapun hanya bisa memandang Sasuke yang terlihat biasa saja setiap harinya, memakan masakan buatan Naruto yang walaupun terasa enak atau tidak, Sasuke tidak pernah terlihat senang maupun komplain.

"Apa masakanku tidak enak?" tanya Naruto sedikit takut, karna setiap kali Sasuke memakan masakannya hanya pertanyaan itu yang di lontarkan Naruto ke Sasuke, "Hn" Sasuke hanya bergumam pelan dan kembali memakan masakan Naruto.

.

.

.

Konoha Apartemen 21.12

"Maaf Sasuke-ku, di tempat kerjaku mengadakan family gathering apa kau mau-" belum sempat Naruto menyelesaikan ucapannya Sasuke sudah mengibaskan lengannya, "Aku sibuk jadi kau pergi saja sendiri.." dengan santainya Sasuke akhirnya kembali ke kamarnya tidak menghiraukan Naruto yang tengah tertunduk sedih.

.

.

.

.

.

.

1 bulan kemudian

7 bulan kehamilan

Konoha Apartemen 11.15 Minggu

"Apa kau akhir-akhir ini banyak makan? Kenapa perutmu bisa buncit seperti itu?" tanya Sasuke penasaran melihat ke arah perut Naruto yang semakin lama semakin membesar, "Dan kenapa selama sebulan terakhir ini kau memakai pakaian seperti itu? Kau itukan pria berpakaianlah layaknya pria. Bukan berpakaian seperti wanita hamil seperti itu" ketus Sasuke melihat ke arah naruto yang sedang memakan buah tomat, Naruto yang mendengarnya menghentikan aktifitasnya dan menunduk.

Sasuke yang melihatnya tidak peduli dan kembali pada aktifitasnya membaca buku, sedangkan Naruto saat ini sudah berjalan meninggalkan Sasuke yang duduk di sofa ke arah dapur untuk menaruh Tomat yang sepertinya baru setengah di makannya.

.

.

.

.

.

Konoha Apartemen 09.00

"Bukankah aku sudah bilang kepadamu agar berpakaianlah layaknya pria, kau itu pria bukan wanita" ketus Sasuke memandang Naruto geram, "Tapi ini pakaian pemberian dari ibuku" jawab Naruto pelan.

"Apa ibumu tidak membelikanmu pakaian yang lain! Lagi pula itu adalah pakaian hamil, apa kau ini sedang hamil?" tanya Sasuke yang masih sibuk memasukan pakaiannya ke dalam kopernya, Naruto yang ingin membantu Sasuke memasukan pakaian malah di dorong pelan oleh Sasuke.

"Tidak usah membantuku, Aku bisa sendiri dan aku akan pergi sekitar lima atau enam bulan untuk perjalanan bisnis" kata Sasuke yang sudah selesai dengan memasukan pakaiannya ke dalam koper. "Lima sampai enam bulan?" tanya Naruto tidak percaya.

"Pendengaranmu masih bagus jadi aku tidak perlu mengulannya lagi" ketus Sasuke meninggalkan Naruto di dalam kamarnya sedangkan Sasuke sekarang sudah berjalan menuju pintu, "Tapi Sasuke-kun" terika Naruto dan Sukses membuat langkah Sasuke terhenti dengan jalan perlahan Naruto mendekat kearah Sasuke. "Itu sangat lama sekali! Dan kau juga tidak boleh meninggalkan ku sendirian di sini karna aku sedang..."

"Hamil?" kata Sasuke yang sukses membuat Naruto menatapnya, "Yah kau bilang kau istriku dengan menunjukan photo pernikahan dan surat catatan pernikahan. Tapi mungkin itu hanya kesalahan saja karna sampai saat ini pun aku tidak juga mengingatmu, lagi pula selama kita tinggal bersama aku tidak pernah menyentuhmu atau tidur denganmu. Dan terlebih lagi kau itu pria! Pria tidak akan bisa hamil" sedikit banyak kata-kata Sasuke itu sukses membuat mata biru itu berkaca-kaca dan siap menumpahkan butiran-butiran kristal.

"Tapi Sasuke-kun! Aku memang hamil, hamil anakmu, aku sudah hamil sebelum kecelakaanmu itu" tetes demi tetes akhirnya butiran kristal itu tumpah membasahi pipi cuby Naruto, Sasuke yang melihatnya hanya menatap Naruto malas.

"Dengan kau menanggis seperti itu. Tidak akan merubah keadaan, aku akan tetap pergi untuk pekerjaanku. Kalau kau memang tidak ingin sendirian di Apartemen ini. Kau bisa mengundang orang lain tinggal di sini atau kau bisa kembali tinggal dengan keluargamu" kata Sasuke lalu pergi meninggalkan Naruto yang masih terisak menangis.

"Naruto..hiks kau tidak boleh mengangis kau harus..hikss kuat..kuat" ucap Naruto mentegarkan dirinya dan menghapus butiran kristal yang menuruni pipinya dengan sangat derasnya.

.

.

.

.

.

Kediaman Uchiha 18.30

"Loh, Naruto kamu kesini sendiri? Di mana Sasuke?" tanya wanita bersurai raven ke Naruto yang berdiri sendiri di depan rumahnya, Naruto yang mendengarnya hanya tertawa kecil. "Sasuke sedang ada perjalanan bisnis ma, jadi untuk sementara apa aku boleh tinggal di sini?" tanya Naruto tersenyum ke arah ibu dari suaminya itu.

"Tentu saja sayang, kau boleh tinggal di sini kapanpun kau mau. Sepertinya juga kau sedang hamil tua yah, jadi sepertinya harus ada yang menjagamu dan jangan sampai tinggal sendiri" kata sang ibu dari suami Naruto itu mengandeng tangan Naruto untuk masuk dan menyuruh pengurus rumahnya untuk membawa masuk koper Naruto.

.

.

.

"Seharusnya tadi kau menelfon papa, Nanti papa bisa menjemputmu di Apartemenmu dan Sasuke juga salah kenapa membiarkan istrinya pergi sendirian di saat sedang hamil tua seperti ini" dengus kesal sang ayah dari suaminya itu yang memperhatikan Naruto yang sedang memakan tomat, "Apa papa harus menghubunginya dan memarahinya?" tanya sang ayah dari suaminya itu dan hanya mendapat gelengan dari Naruto.

"Tidak usah papa, aku tidak mau menggangu Sasuke saat Ia sedang bekerja lagi pula hanya lima sampai enam bulan saja. Tolong yah papa mama jangan kabarkan kondisiku pada Sasuke saat bekerja, aku tidak mau Sasuke kepikiran apalagi sampai kejadian saat itu terulang kembali" kata Naruto sedikit lirih menatap papa dan mamanya bergantian.

Sedangkan ayah dan ibu dari sasuke itu hanya tersenyum kecil melihat begitu pengertiannya menantunya itu, padahal mereka tidak tau bahwa sebenarnya Sasuke sudah mengusir Naruto pulang ke orang tuannya, tapi Naruto tidak mau menuruti perkataan Sasuke dan memilih pergi dan tinggal bersama ayah dan ibu Sasuke. Karna kalau Naruto pulang ke ayah dan ibunya yang ada malah ayah dan ibunya khawatir.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

2 bulan kemudian

Konoha hospital 01.30 (july 10th)

"Apa Naruto baik-baik saja?" tanya wanita berusrai merah yang sedikit khawatir melirik kearah ruang oprasi yang masih memperlihatkan lampu merah yang masih menyalah.

"Aku tidak tau kushina sudah lebih dari satu jam tapi masih masih belum ada dokter yang keluar apa lagi suara tangisan bayi juga belum terdengar" wanita besurai raven panjang menjawab bertanyaan sahabatnya itu.

"Sudahlah kalian berdua tenanglah, Naruto tidak akan kenapa-kenapa" Fugaku yang tadinya terdiam akhirnya bersuara menenangkan kedua wanita yang ada di luar ruang operasi, sedangkang Minato yang juga ada di sana hanya tersenyum dan mulai menenangkan istrinya.

Tidak terlalu lama kemudian akhirnya terdengar suara tangisan bayi kencang dari ruang operasi tersebut, keempat orang yang ada di luar ruang operasi tersebut akhirnya bisa bernafas dengan lega mendengar suara tangisan cucu pertama untuk Kushina dan Minato dan cucu kedua untuk Mikoto dan Fugaku sepertinya cucunya itu lahir dengan selamat.

.

.

.

.

.

.

Konoha hospital 12.58 (july 12th)

"Akhirnya kau sudah sadar Naruto" ucap senang wanita bersurai emas dengan lenganya yang mengelus-gelus rambut panjang Naruto, "Ibu?" panggil Naruto, Kushina yang di panggil hanya bisa tersenyum.

Naruto menyentuh perutnya yang sudah tidak buncit lagi dan menatap wajah ibunya itu, "Apa Menma sudah lahir ibu?" tanya Naruto, "Oh jadi Namanya Menma, Kau sudah dua hari tidak sadarkan diri jadi bayimu belum di beri nama, tapi sepertinya ibu benar kau sudah mempunyai nama untuk bayimu!" senyum Kushina menatap Naruto dan menunjuk sebuah box bayi yang ada di sebelah ranjang Naruto.

"Apa kau ingin melihat Menma?" tanya Kushina dan mendapat anggukan kecil dari Naruto, Kushina pun berjalan menuju box bayi dan mengambil Menma dengan sangat hati-hati dari boxnya dan mendekatkan diri ke Naruto yang terlihat sedih. Kushina kemudian memberikannya kepada Naruto yang sepertinya ingin sekali mengendong Menma.

"Menma" kata Naruto lirih melihat ke arah Menma yang sepertinya sedang tertidur dengan sangat lucunya dan sesekali Naruto menciumi anaknya itu tanda sayang, "hikkss... Apa kau senang bertemu ibu Menma.. hikss?" tanya Naruto kepada anaknya yang masih tertidur itu dengan tangisan kecil dan air mata yang menurun membasahai pipinya itu.

Kushina yang melihatnya akhirnya menghapus air mata Naruto itu dengan punggung tangannya, "Sudahlah Naruto jangan menangis! Nanti Menma jadi sedih" kata Kushina sudah menghapus air mata yang turun dari mata sang anak, "hikkss...aku menangis karna aku bahagia ibu..hiks" kata Naruto tapi masih sesegukan menangis. "kalau begitu ganti tangisanmu dengan senyuman sayang pasti Menma lebih suka melihat ibunya tersenyum dari pada menangis" ucap Kushina yang sudah memeluk Naruto yang masih terus terlihat sedih mengendong Menma.

.

.

.

.

3 bulan kemudian

Kediaman Uchiha 08.45

"Sesuai dengan ke inginnanmu kami belum memberitahu tentang Menma" kata wanita bersurai raven memandang cucunya yang tengah tertidur lelap, "Tidak apa mama, kalau seperti ini aku rasa aku sedikit tenang. Nanti saat Sasuke pulang mungkin Sasuke akan sangat senang melihat malaikat kecilnya" ucap Naruto seraya mengelus surai raven milik bayi laki-lakinya itu.

"Oh iya mama, Aku harus ke Apartemen sekarang aku harus merapihkan Apartemen dulu. Soalnya tadi Itachi-nii bilang Sasuke akan pulang hari ini, siapa tahu nanti Sasuke akan langsung ke Apartemen" kata Naruto yang sekarang sudah memakai baju hangatnya. "Aku titip Menma ya, mama dan aku pinjam mobilnya sebentar" kata Naruto mencium kening Menma dan sekarang sudah pergi keluar dengan mengendarai mobil.

.

.

.

.

.

.

.

Konoha corp. 10.35

"Jadi Sasuke-kun malah langsung pergi ke kantor dan tidak menemui istrinya dulu?" tanya seorang wanita bersurai mirip permen karet melirik kearah Sasuke yang sedang merapihkan dokumen penting di mejanya, "Kau tidak bisa tidak mengganguku? Lagi pula dia bukan pemuda pirang itu bukan istriku" sanggah Sasuke yang sekarang sedang sibuk dengan kertas-kertas yang ada di sekitaran meja kerjanya.

"Apa kau tidak rindu dengan istri priamu itu? Aku dengar-dengar sih dari temanku yang satu perusahaan dengan istri priamu itu, kalau dia sudah melahirkan bayi laki-laki yang sangat lucu" ucap wanita dengan surai permen karetnya itu dengan nada sedikit meremehkan, "Tapi sepertinya kau tidak tertarik padanya yah? Atau mungkin anak yang di lahirkannya itu bukan anakmu? Wahh.. wahh.. waahhh apa itu artinya istri priamu itu selingkung di belakangmu?" lanjut wanita itu menanyakan kepada Sasuke yang sepertinya sedikit kesal karna telah termakan oleh omongan wanita itu.

"Sudahlah Sasuke-kun sepertinya kau sangat tidak beruntung! Mempunyai istri seorang pria bisa melahirkan anak tapi sepertinya itu bukanlah anakmu terlihat dari sikapmu yang sepertinya atau memang kau tidak pernah menyentuh istri priamu itu? Dan akhirnya dia mencari kepuasan dengan orang lain?Hah malangnya nasibmu Sasuke-ku" ucap panjang lebang sang wanita licik itu dengan seringai yang sudah tercetak di wajahnya, Sanyangnya Sasuke sedang berkutat dengan fikirannya sediri. Sampai-sampai tidak bisa melihat seringai busuk dari wanita itu.

"Sial" runtuk Sasuke yang sekarang sudah pergi meninggalkan pekerjaannya dan wanita brengsek itu yang masih menyeringai melihat Sasuke yang sudah pergi meninggalkannya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Konoha Apartemen 11.31

-brakkkk –brakkk –brraaakkk suara pintu yang di gedor paksa oleh orang yang ada di luar Apartemen tersebut.

Naruto yang tadi berada di dapur sekarang sudah berjalan menuju pintu untuk membukanya "sebentar!" kata Naruto pelan kemudian membuka pintu itu dengan perlahan dan mendapati Sasuke yang terlihat sangat kacau dengan kemejanya yang sedikit lusuh.

"Sasuke-kun, Kau kenapa?" tanya Naruto sedikit khawatir, Sasuke yang mendengarnya hanya bisa melangkah maju dan masuk kedalam Apartemenya itu sedangkan Naruto mundur perlahan melihat Sasuke yang sedikit terlihat seram.

"Apa kau menikmatinya?" tanya Sasuke sedikit ambigu, Naruto yang mendengarnya hanya bisa menaikan sebelah alisnya saja tanda bingung. "Sasuke-kun, Apa maksudmu?" tanya Naruto yang sekarang sedikit takut dengan tatapan Sasuke yang mengintimidasi.

-praaakkkkkk satu tamparan keras mengenai pipi sebelah kiri Naruto dan sekarang Naruto sedang terjatuh duduk dan memegangi pipi kirinya, "Kenapa kau menamparku Sasuke-kun?" tanya Naruto dengan air mata yang sudah mengalir deras di pipi tan Naruto.

"Keluarlah aku tidak mau melihat wajahmu!" teriak Sasuke keras yang membuat Naruto kaget dan berdiri masih memegangi pipi kirinya dan mengambil kunci mobilnya kemudian keluar Apartemen setelah menatap kasar ke Sasuke. Sasuke yang melihat Naruto sudah pergi hanya bisa meniju tembok yang ada di sampingnya dengan keras dan memberikan bekas retakan dan darah yang mengucur deras dari punggung tangan putihnya itu.

.

.

.

.

.

.

Naruto masih dengan tangisannya menjalankan mobil entah mau kemana, Naruto tidak peduli dan hanya bisa melajukan mobilnya dengan sangat cepat. Karna menyetir dengan keadaan menangis dan fikiran yang melayang kemana-mana, Narutopun tidak melihat ada Truk besar ada di depannya. Dengan sangat cepat sebelum terjadi tabrakan akhirnya Naruto membanting stir ke atah kiri sedangkan supir Truk membanting stir kearah kanan.

Truk tersebut terguling sedangkan mobil yang di kendarai Naruto menghantam pohon yang ada di sisi jalan dengan keras...

-BBBBRRRUUUUUAAAAAKKKKKK

TBC

ini abis kena apa yah tiba-tiba bikin cerita menyedihkan seperti ini

haha sudahlah suka-suka author shira-chan sazalah :)

NEXT ?

R

E

V

I

E

W

pilis.