Gladiolus92 presents...
©Terbiasa Tanpamu
Genre: Hurt, Romance
Rate: K
Disclaimer: All cast isn't mine
YAOI | ONESHOT | NON AU | TYPO(s) | DLDR| NO PLAGIARISM!
Summary:
Aku sangat mencintaimu, tapi kau tak pernah ada di sisiku. Posisimu di hatiku bisa saja diambil oleh mereka yang selalu ada di sampingku. Sekarang, aku terbiasa tanpa dirimu.
Aku masih terjaga di ruangan ini. Ruangan ini gelap, dan aku tidak bisa melihat jam dinding yang tergantung di ujung sana. Tapi bahkan tanpa harus melihat jam dinding pun aku tahu bahwa saat ini sudah lewat dari tengah malam.
Hari ini beberapa diantara kami free job. Hal itu cukup untuk mengistirahatkan otot-otot kami yang kaku karena lelah bekerja non stop selama beberapa hari terakhir.
Meskipun beberapa diantara kami free job, tapi masih ada member yang sibuk bekerja hari ini. Beberapa member itu sibuk dengan jadwal individu mereka. Aku juga memiliki jadwal individu, tapi tidak untuk hari ini.
Salah satu member kami yang sibuk dengan jadwal pribadinya untuk hari ini adalah roommate-ku sendiri. Seseorang yang juga menghuni ruangan ini sebagai tempat untuk tidur. Tepatnya, orang itu menempati satu single bed yang terletak di dekat jendela.
Ruangan ini adalah sebuah kamar tidur dalam dorm kami. Aku menempati ruangan ini bersama Chanyeol hyung dan Kyungsoo hyung. Kyungsoo hyung menempati kasur yang letaknya di dekat jendela, aku menempati kasur yang letaknya di tengah, dan Chanyeol hyung menempati kasur yang letaknya di dekat tembok—lelaki tinggi itu sekarang sudah terlelap.
Dari penjelasanku itu, pastilah kalian bisa menebak bahwa roommate-ku yang hari ini sibuk adalah Kyungsoo hyung.
Benar. Salah satu member kami yang berusia setahun lebih tua dariku itu sekarang memang sedang sibuk dengan drama dan film-nya. Maklum saja, Kyungsoo hyung saat ini disebut sebagai actor idol yang sedang naik daun.
Ia sering sekali pergi shooting keluar kota dan tidak pulang selama beberapa hari. Ia dan manajernya akan menginap di hotel yang dekat dengan lokasi shooting. Tak heran jika tempat tidurnya di ruangan ini sering sekali kosong. Tempat tidur dengan seprai putih itu ditinggalkan dalam kondisi rapi, karena memang Kyungsoo hyung adalah orang yang mencintai kerapian.
Saat ini aku memandang ke arah tempat tidur kosong itu. Dulu, saat awal-awal Kyungsoo hyung mulai sibuk dan sering tidak pulang, aku akan selalu mencari sosoknya ketika malam tiba. Aku merasa kehilangan sosoknya. Aku terbiasa dengan kehadirannya di ranjang sebelahku itu. Kami berdua terbiasa saling bercerita sebelum kami menyelami alam mimpi. Aku bahkan tidak bisa tidur sebelum kami saling bercerita satu sama lain.
Tapi aku selalu tahu bahwa Kyungsoo hyung masih harus bekerja hingga fajar tiba. Kyungsoo hyung tidak akan kembali ke sisiku bahkan untuk beberapa hari.
Awalnya aku merasa sangat berat menghadapi itu semua. Aku benar-benar merindukan saat dimana kami berbaring di ranjang kami masing-masing, dengan kepala yang saling menghadap satu sama lain. Setelahnya, kami akan berbagi kisah kami dengan tawa maupun air mata. Kami memang selalu seperti itu. Tertawa bersama, menangis pun bersama.
Tapi waktu terus berjalan. Tidak hanya satu atau dua bulan sang waktu bergerak. Sang waktu bergerak selama beberapa bulan sejak awal Kyungsoo hyung mulai sibuk sebagai aktor Do Kyungsoo.
Waktu yang terus berjalan itulah yang memberiku pelajaran. Pelajaran untuk membiasakan diri pada keadaan. Pelajaran supaya aku terbiasa dengan kondisi ini. Kondisi tanpa Kyungsoo hyung.
Sekarang aku bisa memejamkan mataku dan terlelap ke alam mimpi tanpa harus melihat wajah Kyungsoo hyung. Aku bisa tidur dengan nyenyak meskipun suara merdu Kyungsoo hyung tidak memenuhi gendang telingaku dengan ceritanya. Lagipula, akhir-akhir ini aku sering bercerita dengan Chanyeol hyung sebelum tidur, dan hal itu sangat menyenangkan.
Sekarang, aku terbiasa tanpa dirinya...
Sekarang aku sedang berada dalam sebuah acara fansign yang diselenggarakan oleh salah satu global clothing brand yang menggunakan jasa kami sebagai pengiklan. Brand itu adalah SPAO, sebuah merk pakaian yang kami iklankan, dan mereka juga memasang gambar wajah kami di toko-toko mereka untuk menarik minat pembeli.
Acara fansign ini hanya dihadiri oleh lima member. Disini hanya ada aku, Baekhyun hyung, Chanyeol hyung, Yixing hyung, dan Minseok hyung.
Aku sering merasa sedih ketika EXO tidak berada dalam formasi lengkap saat kami menghadiri sebuah event. Aku masih trauma dengan kepergian beberapa member kami. Aku takut akan ada member yang meninggalkan kami lagi.
Tapi aku tahu bahwa kali ini bukan itu yang menjadi alasan kenapa kami tidak berada dalam formasi komplit. Beberapa member kami memang sedang sibuk sehingga mereka melewatkan event ini.
Salah satu member yang sibuk adalah Kyungsoo hyung. Tapi memang aku dan roommate-ku itu bisa dibilang sangat jarang menghadiri acara fansign maupun fanmeeting bersama. Agensi kami biasanya memberi kami jadwal dan lokasi yang berbeda.
Joonmyeon hyung pernah bilang padaku bahwa itu dilakukan supaya kami tetap bisa fokus dengan pekerjaan kami. Joonmyeon hyung memang paling bisa memahami kebiasaan kami untuk saling menempel satu sama lain jika kami berada di tempat yang sama.
Meskipun aku dan Kyungsoo hyung jarang sekali berada di sebuah acara fansign yang sama, tapi dulu aku terbiasa untuk mencari sosoknya di setiap acara fansign. Aku akan membawa mataku berkeliling ke seluruh penjuru venue untuk mencari sosoknya, dan aku akan sangat kecewa ketika aku tidak menemukannya. Aku selalu merasa bosan jika tidak ada dirinya.
Tapi sekarang semuanya berbeda. Aku bisa dengan tenang membubuhkan tanda tanganku sambil tersenyum pada fans. Mataku tidak lagi bergerak resah kesana dan kemari, dan pikiranku tetap diam pada tempatnya, tidak berkelana untuk memikirkan seseorang yang tidak ada disini.
Aku bisa menikmati acara ini. Sesekali aku bercanda dengan Baekhyun hyung yang duduk di sampingku, dan kami tertawa bersama dengan bahagia. Waktu lagi-lagi memberiku pelajaran.
Sekarang, aku terbiasa tanpa dirinya...
Sekarang kami sedang berada di bandara. Berjalan berurutan menembus kerumunan fans yang tak henti-hentinya meneriakkan nama kami. Menghujani kami dengan pujian-pujian yang membuat kami berbunga.
Kami akan segera terbang menuju Osaka untuk konser SMTOWN. Sebuah konser yang akan kami jalani bersama artis-artis lain dari agensi kami.
Biasanya saat kami berada di bandara, kami selalu dalam formasi lengkap. Jadwal semua member sengaja diatur sedemikian rupa sehingga kami bisa berangkat ke luar negeri bersama-sama. Namun kali ini formasi kami tidak lengkap. Ada satu member yang tidak bersama kami di bandara ini. Ya, orang itu lagi-lagi adalah Kyungsoo hyung. Lagi-lagi ia memiliki jadwal individu yang memaksanya untuk tidak pergi bersama kami. Ia baru akan menyusul kami esok hari.
Dulu, aku biasa bersama Kyungsoo hyung saat di bandara. Terkadang kami akan berjalan beriringan. Saling mengobrol dan tertawa bersama. Kadang aku juga merangkul tubuh kecilnya untuk melindunginya dari para fans yang kadang terlalu histeris.
Dan jika kami tidak bisa berjalan beriringan, maka aku akan memilih untuk berjalan di belakangnya. Mengawasi dan melindunginya dari belakang. Memastikan dirinya baik-baik saja tanpa kurang suatu apapun—walaupun sebenarnya disana juga ada security yang bertugas menjaga kami.
Dulu, bandara adalah tempat dimana aku dan dia sering membuat moment. Fans kami menyebut kami sebagai airport couple karena kami selalu memiliki moment di bandara. Dan kurasa sebutan itu tidak berlebihan, karena nyatanya memang kami sering menempel satu sama lain saat di bandara.
Tapi hari ini kami tidak bisa membuat moment itu karena dia tidak ada bersamaku disini.
Sebenarnya ini bukan kali pertama EXO pergi ke luar negeri tanpa dia. Hal seperti ini sudah pernah terjadi beberapa kali, dan alasannya selalu sama: ia memiliki jadwal pribadi yang tidak bisa ditinggalkan.
Dulu aku akan sangat merasa kesepian saat tidak bersamanya di airport. Aku bagaikan anak anjing yang kehilangan induknya jika ia tidak berada di dekatku, dan itu membuatku bad mood. Tak heran jika aku sering lesu saat di bandara tanpa dirinya.
Tapi sekarang semuanya sudah berubah. Ketika aku merasa kesepian karena tidak ada teman mengobrol, maka Sehun akan mendekatiku dan menghiburku. Membuatku lupa bahwa tidak ada dirinya di sisiku. Membuatku lupa akan rasa sepi yang sempat mendera.
Sekarang aku bisa tenang dalam setiap langkahku di bandara. Aku tahu bahwa aku tidak sendirian meskipun ia tidak ada. Aku masih memiliki teman-teman lain yang selalu ada untukku.
Sekarang, aku terbiasa tanpa dirinya...
Lightsticks dengan aneka warna memenuhi venue konser. Aku selalu suka ketika semua warna bergabung menjadi satu. Menunjukkan pada dunia bahwa agensi kami adalah agensi yang kuat, dan artis-artis kami memiliki fandom yang kuat juga.
Aku sangat suka ketika para fans dapat berdiri berdampingan tanpa ada fanwar. Kami, para artis, selalu menjalin hubungan baik satu sama lain, dan kami berharap fans kami juga bisa menjalin hubungan baik.
Sekarang kami sudah sampai di penghujung acara konser SMTOWN di Osaka. Rasanya begitu lelah, tapi aku merasa senang. Aku senang karena bisa tampil bersama grupku dan juga bersama artis-artis lain dari agensiku.
Jika sebelum-sebelumnya sosok Kyungsoo hyung selalu absent dari ceritaku, maka kali ini lain. Kyungsoo hyung ada di tengah-tengah kami. Menyanyi dan menari saat encore. Bergembira bersama para artis yang lain.
Beberapa kali Kyungsoo hyung berusaha mendekatiku saat di panggung. Usahanya itu memang tidak terlalu jelas, tapi aku sangat peka terhadap setiap gerakannya.
Ia mendekatiku, aku menjauh; ia menyapaku, aku acuh; ia mengajakku bicara, aku bersikap angkuh...
Aku tak bisa mencegah diriku untuk tidak bersikap seperti itu. Ada rasa kesal dan marah dalam diriku, dan itu tak bisa kuhapuskan begitu saja.
Aku hanya bersikap sesuai dengan rasa di hatiku. Aku tidak senang, dan sikapku padanya pun tidak menyenangkan.
Dan puncaknya adalah ketika kami berdua berpapasan di panggung. Ia tiba-tiba saja menggerakkan tangan kirinya untuk menyentuh lenganku. Aku terkejut, tapi aku berusaha menenangkan diriku.
Dulu aku sangat suka ketika kulit epidermis kami saling menyentuh. Itu menghadirkan sensasi hangat yang menjalar di seluruh tubuhku. Bagaikan ada sebuah api unggun besar yang menghangatkan tubuhku yang dingin.
Tapi kini berbeda. Tubuhku tetap dingin ketika tangannya menyentuh kulitku. Dan hasilnya, aku menggerakkan tanganku untuk menjauhkan tangannya dari lenganku. Setelahnya, aku langsung berjalan menjauhinya tanpa menoleh padanya.
Kini semuanya berbeda. Dulu di setiap konser aku selalu ingin berada di dekatnya, tapi sekarang kehadirannya di sisiku justru membuat hatiku tersayat.
Sekarang, aku terbiasa tanpa dirinya...
Konser sudah usai sejak beberapa menit lalu, tapi saat itu tanganku langsung ditarik oleh seseorang saat aku baru berjalan menuruni tangga panggung menuju backstage.
Aku dan orang itu kini berada di sebuah ruangan kecil di backstage. Ruangan yang jauh dari keramaian. Tempat dimana para staff dan para artis lain tidak akan mengganggu kami berdua. Meskipun sebenarnya aku tidak tahu apa maksud orang ini membawaku kesini.
"Kenapa selama konser kau menganggapku tidak ada?" itu adalah suara Kyungsoo hyung. Ya, orang yang menarik tanganku adalah Kyungsoo hyung.
Kyungsoo hyung tampak marah, tapi aku tetap tenang dan menjawab pertanyaannya, "Baru malam ini aku menganggapmu tidak ada, sedangkan kau sudah beberapa bulan menganggapku tidak ada. Kenapa kau protes hanya karena hal ini?"
Kulihat Kyungsoo hyung terkaget karena ucapanku. "Apa maksud dari perkataanmu?"
"Kau tidak perlu pura-pura tidak paham, hyung," dengan suara tenang aku menjawab. "Selama beberapa bulan terakhir kau mengacuhkanku. Selalu menggunakan alasan sibuk untuk mengabaikanku."
"Aku memang sibuk, Jongin!" kali ini Kyungsoo hyung menaikkan nada bicaranya. "Aku sibuk dengan drama dan film-ku. Aku sibuk bekerja!"
"Aku tahu kau sibuk bekerja, hyung! Tapi bukankah saat shooting seharusnya kau masih memiliki waktu break meskipun hanya beberapa menit untuk membalas pesanku? Untuk membalas perhatianku padamu?"
"Aku menggunakan waktu break untuk beristirahat, Jongin! Kenapa kau jadi seperti anak kecil begini?"
"Aku tidak seperti anak kecil! Kau berubah, hyung! Kau bilang cita-citamu adalah untuk menjadi seorang penyanyi, tapi sekarang kau justru sibuk berakting! Kau pembohong!"
"Memang apa salahnya kalau aku sibuk berakting? Apa aku salah jika aku memiliki dua cita-cita?"
"Kau tidak salah karena memiliki dua cita-cita, tapi kau salah karena kau berubah, hyung! Kehadiranmu di sisiku kini semakin semu, perhatianmu padaku kini terasa palsu, dan...cintamu padaku kini terasa ragu."
Kali ini Kyungsoo hyung terdiam. Ia berusaha keras mencerna kata-kataku tadi.
Telah lama aku menahan semuanya. Menahan kata-kataku itu untuk tidak meluncur dari bibirku begitu saja. Aku tahu kata-kataku itu bisa mengancam hubungan kami yang sudah tiga tahun berjalan. Aku tahu hubungan kami bisa hancur karena ucapanku tadi.
Tapi aku juga tahu bahwa aku sudah tidak bisa lagi menahan perih di hatiku. Awalnya hanya setitik perih, tapi sekarang perih itu menyebar di seluruh tubuhku. Membuatku merasa ingin mati karena semua rasa sakit ini.
"Aku tidak berubah, Jongin..." akhirnya Kyungsoo hyung bicara lagi dengan pelan. "Aku sangat ingin bisa selalu berada di sisimu, aku sangat ingin bisa memperhatikanmu seperti dulu, dan...aku masih mencintaimu, Jongin. Sangat mencintaimu."
Aku menatap matanya. Berusaha mencari celah dusta dalam mata bulatnya. Berusaha mencari celah ragu dalam mata indahnya.
Dan, aku menemukannya...
"Tidak perlu berbohong, hyung. Aku bisa membaca semuanya dengan jelas dari matamu. Ada orang lain selain diriku yang mengisi hatimu. Iya, 'kan?"
Kulihat mata Kyungsoo hyung melebar, seperti tak percaya pada apa yang ia dengar.
Aku belum bisa memastikan tentang siapa sosok yang menggantikan posisiku di hatinya, tapi aku yakin bahwa sosok itu memang ada. Hanya perlu sedikit waktu untuk mengungkap semua.
"Kenapa kau menuduhku seperti itu, Jongin? Kau menuduh tanpa bukti! Bukannya malah kau yang berselingkuh di belakangku? Pemotretan untuk 'W Korea' itu! Kau pikir aku tak tahu, hah? Kau intim sekali dengan mantan kekasihmu!"
Kini aku terdiam. Mantan kekasih? Krystal, maksudnya? Oh, ayolah! Aku berhubungan dengan gadis itu saat aku masih menjadi seorang trainee, dan itu sudah lama sekali. Kenapa Kyungsoo hyung masih saja melibatkan Krystal dalam pembicaraan kami?
"Kau tidak perlu membahas Krystal, hyung. Kita berdua sama-sama tahu bahwa aku sudah tidak memiliki perasaan apapun padanya."
"Oh, ya? Kenapa kau bisa begitu yakin? Berarti aku juga bisa seyakin itu, 'kan? Aku juga sangat yakin bahwa tidak ada orang lain selain dirimu di hatiku!"
Kembali aku melihat secercah dusta dan ragu dalam mata Kyungsoo hyung. Kenapa kau terus berbohong, hyung? Itu semakin membuatku terluka, kau tahu?
"Sudahlah, hyung..." aku akhirnya memutuskan untuk menutup perdebatan kami. "Aku ingin...kita berakhir. Hubungan kita tidak akan berjalan baik."
Lagi-lagi Kyungsoo hyung melebarkan matanya. "A-apa kau bilang? Kau ingin putus denganku?" aku mengangguk menjawab pertanyaannya. "Tidak, Jongin! Aku tidak mau putus denganmu! Aku tahu kau tidak bisa hidup tanpaku! Kau terbiasa denganku! Kau tidak bisa tidur sebelum bercerita denganku, kau selalu berpikir bahwa fansign terasa membosankan tanpaku, dan kau akan kesepian jika tidak ada aku di bandara. Iya 'kan, Jongin?"
Aku terus menatapnya. Mata Kyungsoo hyung mulai basah. Aku tahu bahwa ia sangat kaget saat mendengar perkataanku.
Aku sendiri sebenarnya juga tidak menginginkan hal ini, tapi aku sudah tidak kuat lagi. Kyungsoo hyung yang sekarang bukanlah Kyungsoo hyung yang kukenal. Ia sudah terlalu banyak berubah, dan perubahannya membuatku terluka.
"Semua perkataanmu memang benar, hyung. Tapi itu dulu. Sekarang, aku memiliki Chanyeol hyung yang akan bercerita denganku sebelum aku tidur, aku memiliki Baekhyun hyung yang akan bercanda denganku untuk mengusir rasa bosanku saat fansign, dan aku juga memiliki Sehun yang akan menemaniku saat aku kesepian di airport. Mereka ada di sisiku saat kau tak ada, hyung."
Kulihat tubuh Kyungsoo hyung menegang. Bisa kupastikan bahwa perkataanku tadi menghantam telak di hatinya. Membuatnya tak mampu berkata-kata.
"Semoga kau bahagia, hyung," aku kembali bicara karena Kyungsoo hyung tetap tak memberiku respon. "Aku juga akan bahagia, karena sekarang aku sudah terbiasa tanpamu." Aku langsung pergi meninggalkan Kyungsoo hyung setelah selesai bicara.
Aku sempat mendengar suara isak tangis sebelum aku meninggalkan ruangan sempit itu, tapi aku memutuskan untuk tetap melangkah.
Aku juga bisa merasakan mataku sangat panas dan pipiku basah. Kau bukan satu-satunya orang yang menangis, Kyungsoo hyung...
Aku sangat mencintaimu, Kyungsoo hyung. Tapi kau tak pernah ada di sisiku. Posisimu di hatiku bisa saja diambil oleh mereka yang selalu ada di sampingku.
Aku mendukung karier-mu, hyung. Tapi kau berubah. Kau tak bisa meluangkan waktu satu menit saja untuk sekedar membalas pesanku, kau tak pernah mengangkat teleponku, dan kau selalu menolak saat aku berkata bahwa aku ingin mengunjungimu di lokasi shooting. Ada apa denganmu, hyung? Kau tidak ingin berada di dekatku lagi?
Kau juga tidak pernah ada untukku, hyung. Saat aku demam di malam hari, tidak ada dirimu yang merawatku. Saat aku menangis karena merindukan ibuku, tidak ada dirimu yang memelukku. Saat aku merasa putus asa, tidak ada dirimu yang memberiku semangat.
Sebenarnya aku memang tidak biasa tanpa dirimu, hyung. Sebenarnya aku hanya berusaha untuk membiasakan diri. Ya, membiasakan diri tanpa dirimu. Berpura-pura terbiasa tanpamu...
END
Glad's note:
Akhirnya, FF KaiSoo lagi setelah beberapa kali aku nulis FF couple lain! :D
Anggap saja FF ini adalah curahan hatiku. KaiSoo belakangan ini terlalu angst, dan aku pengen nulis kisah mereka buat menggambarkan kondisi mereka saat ini. Maaf kalau FF ini ada banyak kesalahan dan gak sesuai sama kenyataan. Namanya juga cuma kisah fiksi. Hehe.
Mind to review?
With love,
Gladiolus92