"Apa yang pertama kali aku katakan padamu."

"Jangan meminta maaf jika kau tidak bersalah..."

"Wow bahasamu boleh juga Tem- Aduh!"

Sasuke menjitak kening Naruto, laki-laki bermata saphire itu melipat kedua tangannya dan memajukan bibirnya seakan ia sedang mengambek, Sakura tertawa melihat hal tersebut dan Sasuke hanya menggelengkan kepalanya melihat tersebut.

Dari kejauhan, gadis bermata mutiara itu memperhatikan Sasuke dengan wajah murung, ia ingin Sasuke hanya terus bersamanya, meskipun mereka sudah tidak memiliki hubungan apapun.

Chance

Naruto © Masashi Kishimoto

Chance / Kei Nii-san

Pair : SasuSakuNaruHinaSaso

Rated : T

Genre : Romance and Hurt/Comfort

I hope you like it, happy reading :)

Hinata menghela nafas sejenak sebelum memasuki kelasnya itu, gadis itu mendekati Naruto sambil menunduk, "Na-Naruto-kun, Anko-sensei memanggilmu.." dustanya, Naruto menghela nafasnya tidak suka, "Baru saja santai sebentar saja sudah dipanggil lagi! Ya sudah, aku pergi dulu, dan pasti kembali kok hahaha," tawanya hambar dan pergi meninggalkan mereka bertiga.

Suasanya seketika menjadi canggung, Sakura tidak tau kenapa tapi perasaannya berkata bahwa ia harus pergi dari sana, Baru saja Sakura berdiri dari bangkunya, tiba-tiba saja terdengar suara seseorang yaitu-

"Konohacafe, jam 7."

-Sasuke.

Entah apa maksudnya, tapi Sakura merasa Sasuke berbicara kepadanya sebelum laki-laki itu pergi meninggalkan dirinya dengan Hinata. Masih dalam tunduknya Hinata membelalakkan matanya, apa itu artinya... Sasuke mengajak Sakura untuk berkencan? Sasuke juga bersikap seperti itu saat berbicara dengan Hinata dan mengatakan tempat yang sama.

Tanpa mengucapkan apa-apa Hinata meninggalkan Sakura sendirian didalam kelas itu, gadis itu masih bingung dengan keadaan saat ini.

Chance

Tok Tok Tok

Naruto mengetuk pintu tersebut dengan pelan, dan setelah mendapatkan kata 'Masuk' dari dalam ruangan Anko-sensei, Naruto masuk ke dalam ruangan tersebut, bagaimanapun juga Naruto masih punya sopan santun bukan?

Ia mendekati meja Anko-sensei, "Ada apa Naruto?" Naruto mengerutkan keningnya sejenak, "Bukankah penyihir gala- maksudku Sensei! Bukankah Anko-sensei memanggilku kemari?" Anko memandangan Naruto dengan tatapan aneh, "Tidak," ucapnya, laki-laki itu menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal itu, "Baiklah, aku keluar saja," Naruto berjalan keluar ruangan dan menutup pintu ruangan tersebut.

'Kenapa Hinata berbohong? Mungkin dia salah dengar.' pikirnya mengangkat bahunya sekilas.

"Dobe."

Naruto kaget dan secara spontan menoleh ke belakang, melihat Sasuke dibelakangnya sambil melipat kedua tangannya, laki-laki itu berjalan menuju Naruto.

"Kau! Ahh~ Kau menungguku? Sasu-chan~" ucap Naruto memukul-mukul lengan Sasuke dengan pelan, Sasuke berdecih melemparkan tatapan tidak suka saat Naruto menyebutkan kata 'Sasu-chan' didepannya apalagi bersikap seperti gadis, Naruto tertawa terbahak-bahak melihat tatapan tidak suka dari Sasuke,

"Aku tidak menunggumu. Aku hanya, menghindari dia." jadi karena itu seorang Uchiha menemuinya, mungkin Sasuke belum mau menceritakan masalahnya dan hanya sekedar ingin berkumpul bersama.

Naruto merangkul bahu Sasuke, "Sudahlah, lupakan saja dia, aku yakin, jika dia memang jodohmu, dia pasti akan kembali padamu," ya, Naruto ada benarnya.

Bel tanda pelajaran selanjutnya akan berlangsung, mereka berdua memasuki kelas sembari membicarakan sesuatu.

Chance

Pelajaran sudah selesai, semuanya pun berkemas-kemas memasukkan buku mereka ke tas masing-masing. Sakura menuju parkiran tempat sepedanya diletakkan, ia menaiki sepeda merah muda tersebut menuju rumahnya.

Jalan terlihat lebih sepi dari biasanya, Sakura lega karena jalan tidak sepadat kemarin. Angin siang berhembus pelan mengenai kulitnya, ia mengayuh semakin cepat ketika melihat Komplek Haruno itu tepat didepannya, dan dengan perlahan ia memelankan kayuhannya ketika berada didepan rumahnya.

Rumah itu tampak sepi, karena memang hanya Sakura sendirilah yang menempati rumah tersebut. Sakura adalah anak tunggal. Orang tunya meninggal dunia karena kecelakaan maut, dan Sakura kini harus tinggal sendiri sekarang.

Flashback

Saat itu, Sakura masih berumur 3 tahun yang tinggal di Oto, sembari memeluk boneka teddy bearnya meminta ikut bersama orang tuanya,

"Kaa-chan... cakula mau icut..." ("Kaa-chan... Sakura mau ikut...")Mebuki, ibu Sakura menggelengkan kepalanya, "Jangan ya Sakura, perjalanan ini sangat jauh, Sakura jadi anak baik ya? Sekarang Sakura tinggal dirumah paman dulu ya,"

Sakura menggelengkan kepalanya, dia tetap keras kepala ingin ikut dengan menarik-narik baju ibunya.

"SAKURA!"

Sakura terdiam, matanya terbelalak, ia tidak tau kenapa ayahnya bisa memarahinya. Dengan pelan, ia mundur ke belakang dan memeluk pamannya. Kizashi menghela nafasnya, ia merasa menyesal membentak anak kesayangannya itu.

"Yamato, tolong jaga Sakura baik-baik, mungkin perjalanan menuju Iwagakure akan sangat lama, aku tidak bisa memastikannya," Yamato mengangguk, sementara itu, Kizashi merendahkan tubuhnya untuk bisa sejajar dengan Sakura,

"Jangan nakal ya Sakura-chan, ayah sayang padamu,"

Kizashi memeluk anaknya itu, entah sampai kapan ia akan merindukan anak tunggalnya itu. Ia tidak ingin Sakura kenapa-kenapa dijalan, dan semoga saja tidak terjadi apa-apa.

Mereka bersiap-siap dan mengendarai mobil tersebut, semakin lama mobil yang dilihat Sakura itu semakin menghilang. "Sakura, ayo masuk dulu ya," ajak Yamoto dan keduanya memasuki rumah tersebut, meskipun Sakura kecil terus melihat tempat mobil orang tuanya itu yang telah hilang dari pandangannya.

3 hari kemudian.

"A..Apa?! Terjadi kecelakaan?!"

"..."

"Dirumah sakit mana!"

"..."

"Baiklah, saya segera ke sana!"

Sakura berada diteras depan sedang asik bermain dengan bonekanya tiba-tiba digendong oleh Yamato dan menaiki mobil tersebut entah menuju kemana.

Diperjalanan, Sakura melihat langit malam dengan gedung-gedung yang berwarna-warni tengah berdiri dengan kokohnya.

Sesekali Yamato memandang anak kecil yang sedang takjub melihat keadaan kota itu, Sakura juga terkadang bersenandung menyanyikan lagu kesukaannya, walaupun tidak jelas.

Sesampainya dirumah Sakit, Yamato menggendong Sakura dan menuju ke kamar...

Clek.

Pintu terbuka, sepasang suami istri tersebut telah dinaikkan selimutnya oleh para suster yang merawat disana.

...mayat.

Yamato terbelalak, air mata tampak menggenangi pelupuk matanya, ternyata berita itu benar! Ia tidak sadar bahwa Sakura telah turun dari pelukannya dan merangkak, mencoba berjalan dan terjatuh lagi, sampai akhirnya ia bisa menggapai kasur tersebut, Yamato berjalan menuju Sakura,

"Tolong buka kainnya,"

Kainnya terbuka, tampak wajah Kizashi sedang terbaring dengan wajahnya yang pucat, Sakura tampak menaikkan tangannya menuju Yamato ingin melihat apa yang dilihat olehnya.

Yamato mengangkat Sakura, gadis kecil itu, untuk pertama kalinya menyebutkan kata 'Tou-chan' dengan benar saat Ayahnya itu sudah tiada. Sakura kecil mendorong bahu Ayahnya itu untuk membangunkan ayahnya seperti saat mereka masih dirumahnya, namun tidak ada jawaban dari Kizashi.

Sakura bingung kenapa Ayahnya tidak bangun juga? Dan setelah perawat menutup kembali kainnya, "Caan dihuhup, nanji Tou-chan tidah bica belnapas," ("Jangan ditutup, nanti Tou-san tidak bisa bernapas,") ucap gadis kecil itu, walaupun ucapannya yang salah bisa dimengerti.

Semua orang yang berada dikamar tersebut membelalakkan matanya, melihat gadis kecil yang masih berusaha mendorong bahu Ayahnya, perlahan ruangan itu di isaki tangisan orang-orang, perawat, dokter, juga Yamato.

Sakura kecil melihat disebelah kasur Kizashi, "Ipu Kaa-chan?" ("Itu Kaa-chan?") dan setelah menemui Tou-channya, Sakura masih beranggapan bahwa Tou-channya itu malas untuk bangun seperti saat mereka dirumah. Sakura menuju kasur Ibunya, ujung selimut dapat diraih oleh gadis itu. Dengan tarikan lemah, Sakura berusaha menarik habis selimut itu sampai tidak menutupi tubuh ibunya.

Yamato semakin kaget melihat kondisi Mebuki, "A..Apa yang terjadi dengan tangannya?"tatapannya ia arahkan kepada dokter disana,

"Kami menjalani operasi untuk mengamputasi tangannya,"

Amarah juga kesedihan Yamato semakin jadi, ia mencengkram kera baju dokter tersebut, "APA MAKSUDMU MENGAMPUTASI TANGAN ORANG LAIN TANPA MEMINTA PERSETUJUAN ORANG LAIN!" dengan satu pukulan keras, dokter tersebut terjatuh, tidak mau tau dia laki-laki atau perempuan, Yamato sudah sangat marah kali ini.

Entah darimana Sakura mengambil kursi, ia melihat keadaan Kaa-channya itu dan membandingkan kedua tangannya itu, "Kaa-chan... hankan Kaa-chan akan tumhuh ladikan?" ("Kaa-chan... tangan Kaa-chan akan tumbuh lagikan?") pintarnya, Sakura tau kalau tangan Kaa-channya itu telah diamputasi.

Sewaktu mereka dirumah, Sakura sempat melihat tangan Mebuki tanpa sengaja teriris pisau, mungkin kali ini ibunya tidak sengaja pikir gadis itu polos.

Terlalu sedih melihat Sakura menjadi anak yatim piatu, Yamato menggendongnya dan membawanya untuk pulang ke rumahnya. Namun sebelum pulang, ia sempat mengatakan bahwa 'Kuburlah Kizashi dan Mebuki, kabari alamatnya, aku akan membayar berapapun biayanya.'

Kembali melihat gedung-gedung tersebut, yang perlahan sunyi semakin lama terdengar suara orang menangis. "Hehapah?" ("Kenapa?") tersadar gadis kecil itu menanyainya, ia tau gadis itu masih belum tau kata 'Paman'. Yamato menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

"Sakura-chan, kau boleh memanggilku Tou-sanmu jika kau mau,"

Sakura menggelengkan kepalanya, "Tou-chan tasi selang bobo hajah koo," ("Tou-chan tadi sedang bobo aja kok,")

"Sekarang, paman akan menjadi ayahmu," dengan mengacak rambut Sakura pelan, Sakura mengangguk, mempunyai dua ayah juga tidak apa, pikirnya.

Hari-hari dilalui dengan gembira, Yamato memang sudah seperti ayahnya sendiri, seakan ia tidak tau siapa orang tua kandungnya. tepat berumur 17 tahun, Sakura meminta untuk pindah ke Konoha, meskipun tidak rela, tapi Yamato menyetujuinya.

Dan setelah menuju Konoha dengan kereta, ia sampai disana. Sebenarnya tujuannya disini karena ia ingin bersekolah di KHS, sekolah paling terkenal di Konoha, namun karena tidak ada biaya, ia putus asa.

Melihat brosur yang tertempel mengatakan bahwa KHS ada beasiswa, ia belajar sekeras mungkin dan akhirnya ia dapat bersekolah di Konoha High School. Ia juga sering mengabari Yamato tentang keadaannya dan juga tentang ia berhasil memasuki KHS.

End Flashback.

Mengingat kejadian itu, ia segera menggelengkan kepalanya. Setelah membersihkan diri dan mengerjakan tugas sekolah, ia bersiap-siap menuju tempat kerjanya.

Bookstore yang menyediakan buku terlengkap di Konoha, itulah tempat kerja Sakura. Selain bekerja, Sakura juga dapat belajar secara tidak langsung disana.

Selagi membaca buku, seseorang menepuk bahu Sakura dengan pelan, langsung saja Sakura membalikkan tubuhnya karena kaget, "I... Ino?!" Sakura segera memeluk sahabat lamanya itu, "Kapan kau kembali? Apa kau akan kerja disini lagi? Bagaimana sekolahmu?" Berbagai pertanyaan yang dilontarkan Sakura membuat Ino harus menutup mulut Sakura dengan tangannya,

"Aku... hanya mampir," wajah Sakura seketika berubah menjadi sedih, namun Ino belum menyelesaikan ucapannya,

"Sekaligus melamar kerja kembali,"

"Benarkah?! Syukurlah Ino! Aku rindu kita bisa seperti dulu lagi, kau juga sudah sangat lama pergi!"

"Hahaha dasar jidat, mulai besok aku sudah boleh kerja disini, aku harus pergi sekarang, sampai jumpa," Sakura menganggukkan kepalanya dan melambaikan tangannya.

Melihat ke arah jam dinding, sekarang masih pukul 18.32, Sakura meminta izin kepada pengelola bookstore tersebut untuk pulang lebih awal karena ada urusan dan untung saja bossnya itu mengizinkannya, meskipun sebagai gantinya besok ia harus kerja lembur. Sakura mengayuh sepedanya menuju rumahnya, tidak terlalu jauh jarak dari rumahnya menuju bookstore tersebut.

"Masih ada kurang dari setengah jam lagi..." Sakura memasuki kamarnya dan mencari dress putih dan menggunakan syal berwarna merah muda, rambut panjangnya ia gerai, dan tetap menggunakan kacamata serta tas selempangnya.

Entah kenapa, Sakura ingin tampil lebih dari biasanya, gadis itu memilih untuk berjalan kaki menuju cafe tersebut, sekitar 20 menit, ia sampai disana, mungkin jika menggunakan sepeda akan jauh lebih cepat, tetapi gadis itu ingin menikmati bintang malam yang semula terang perlahan meredup.

Gadis itu menunggu diluar cafe, angin malam semakin lama semakin dingin, ia merapatkan syalnya dan kembali melihat ke arah kanan dan kiri, melihat apakah ada laki-laki yang sedang ia tunggu itu.

Chance

Kamar bernuansa biru tua itu sunyi tanpa suara, hanya terdengar suara jam yang berjalan, tepat pukul 23.41. Laki-laki pemilik kamar tersebut melihat ke arah luar jendela kamarnya, bintang-bintang tampaknya sudah hilang entah kemana. Ia mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur dan ingin segera menuju alam mimpi.

"Kenapa perasaanku mengatakan aku melupakan sesuatu? Ya, mungkin saja cuma perasaanku saja."

Sasuke berjalan menuju kasurnya, diperhatikannya terus jam yang berdetak setiap detik itu, selagi berusaha mengingat sesuatu,

"Astaga!"

Dengan segera ia turun menuju lantai bawah dan memeriksa sesuatu, "Persediaan tomatku hampir habis, besok langsung beli saja sekalian." laki-laki itu kembali menuju kamarnya dan tidur.

Chance

Kaki gadis itu sudah tidak kuat untuk berdiri lagi, kepalanya juga sudah terasa berat. Ia mencari tempat terdekat untuk duduk sejenak, cafe tersebut juga sudah tutup lama. Mungkin Sasuke tidak akan datang, pikirnya.

Setelah merasa lebih baik, Sakura berjalan menuju rumahnya dengan langkah gontai. Kepalanya semakin lama semakin sakit, juga rasa dingin yang serasa menusuk kulitnya, membuatnya semakin merapatkan syalnya.

Naruto mengendarai mobilnya dengan kecepatan pelan, sembari melihat-lihat ke sisi jalan, ia melihat Sakura berjalan ditrotoar, untuk memastikan, Naruto memanggil nama Sakura, gadis itu membalikkan tubuhnya menghadap Naruto.

Laki-laki tersebut menanyakan,

"Sakura? Kau baik-baik saja? Kenapa malam-malam begini ada dijalan?"

"Aku... menunggu Sasuke, dia tidak datang, jadi aku ingin pulang, permisi,"

Sakura benar-benar lelah untuk saat ini, ia hanya ingin pulang ke rumahnya, "Bagaimana jika kuantar?" Sakura tidak tau harus menjawab apa dan mengikuti Naruto, setelah memberitaukan alamatnya, Naruto segera membawa gadis itu menuju rumahnya.

Gadis itu membungkuk dan berterima kasih kepada Naruto ketika ia sudah sampai dirumahnya. Setelah melihat Sakura masuk ke dalam rumahnya, Naruto pergi menuju rumahnya sendiri.

"Dasar Teme,"

Melihat Naruto sudah pergi, Sakura mendudukkan dirinya dikasurnya, "Mungkin... aku yang terlalu serius menanggapinya," gadis itu terlalu lelah dan langsung terlelap dalam tidurnya.

Chance

Konoha High School terlihat sepi, murid-murid sudah memasuki kelasnya masing-masing dan melakukan proses belajar-mengajar.

Sakura bangun kesiangan, sepertinya karena kelelahan semalam, kakinya juga masih sakit dan tidak bisa mengayuh cepat seperti biasanya. Sesudah ia memarkirkan sepedanya pada tempatnya, ia segera lari menuju lantai 3 kelasnya XII A-1.

"Gomenasai Kakashi-sensei!"

Kakashi yang sedang menulis dipapan tulis berhenti menulis mendengar suara seseorang,

"Maaf Haruno-san, tapi sesuai peraturan sekolah ini, kau tidak boleh mengikuti pelajaranku untuk 1 jam kedepan."

Sakura menyayangkan sekali, kenapa ia harus kesiangan. Dengan berat hati ia menunggu diluar kelas. Sedikitnya ia masih bisa mendengar apa yang senseinya itu ajarkan, setelah menunggu 1 jam dan bel telah berbunyi, Sakura di izinkan masuk.

Kakinya masih terasa kaku, membuatnya sulit berjalan. Perlahan ia berjalan menuju tempat duduknya,

"Kakimu kenapa?"

"Hah? Em.. tidak kenapa-kenapa, hanya terasa sedikit kaku saja, apa Sasuke ada mencatat? Bolehkah aku meminjam catatanmu? Kalau tidak keberatan..."

Sasuke memberikan bukunya dan Sakura segera mencatat apa yang ada didalam buku Sasuke.

"Sakura-chan! Bagaimana keadaanmu? Wajahmu masih pucat,"

"Naruto? Aku sudah lebih baik, terima kasih."

"Apa menunggu semalaman itu membuat kakimu terasa sakit dan kaku?"

Sasuke merasa Naruto sedang menyindirnya atau ingin memberitaukannya sesuatu secara tidak langsung.

"A-Ano... tidak kok, ini mungkin karena aku mengayuh sepeda terlalu lama..."

"Apa maksudmu Naruto?" kali ini Sasuke yang membuka suara, "Apa kau tidak sadar? Sakura menunggumu hingga tengah malam dan dia kesiangan hari ini." laki-laki bermata onyx itu menaikkan sebelah alisnya,

"Menungguku?"

"Na-Naruto! Kau ini bicara apa sih!"

"Sudahlah Sakura-chan, tidak apa, biar dia menyadarinya,"

"Langsung saja, ceritakan padaku Sakura."

"Konohacafe, jam 7."

Sasuke terbelalak dan segera memasang tampang datarnya kembali, ia tidak sadar bahwa Sakura menganggapnya serius tentang hal itu, "Hal itu, aku hanya bercanda." Sasuke memandang keluar jendela.

Naruto menepuk pundak Sakura, "Dia memang seperti itu, maafkan saja dia dan aku mewakilinya untuk minta maaf," Sakura mengangguk, "Tidak perlu minta maaf jika kau tidak bersalah Naruto," ucapnya sambil tersenyum.

"Pengumuman, dalam rangka acara ulang tahun sekolah kita, Konoha High School akan mengadakan teater yang berasal dari kelas XII A-1 memerankan drama Sleeping Beauty, Pangerannya adalah Sasuke Uchiha, dan Cinderella adalah Hinata Hyuuga, serta karakter lainnya akan ditempelkan di mading sekolah."

Sasuke memasang tampang datar namun ia bingung harus bagaimana, 'Bagaimana aku bisa melupakanmu jika kau terus bersamaku.'

TO BE CONTINUE

Yosh! Sesuai yang aku bilang kemarin, aku akan update cerita setiap hari minggu ya. Untuk memperjelas, Pairnya utamanya adalah (SasuSaku) dan (NaruHina), sesuai yang aku katakan kemarin, kalian boleh berkomentar semau kalian, dan maaf untuk chapter yang terasa datar. lagi. Maaf juga untuk penulisan yang salah. Sebenarnya maksudku menaruh kata 'Pair : SasuSakuNaruHinaSaso' itu bukan karena Saku suka Naru atau Naru dan Saso rebutin Hina, tapi maksud aku disini adalah jika kalian bisa mengerti, SasuSaku itu sudah jelas serta NaruHina (Mungkin karena aku tidak memisahkan keduanya jadi minna-san bingung). Mungkin kesalahan aku kurang menambahkan spasi ataupun slight. Tapi nama Saso terletak dibelakang itu karena kupikir Saso hanya akan berperan dalam 2 atau 3 chap aja, jadi aku taruhnya dibelakang, maaf ya membuat minna-san bingung.

Reply Review :

siskap906 : Thanks ya sudah mereview di Chapter 1, pairnya itu SasuSaku dan NaruHina, gak apa kok, jgn minta maaf ya :)

Fifi : Terima kasih sudah mereview Fifi-san, ini kelanjutannya ya :)

exofujo12 : Thanks ya sudah mereview, yap, ini Pair SasuSaku kok :)

ToruPerri : Arigato Toru-san ^_^

Guest : Itu sudah saya jelaskan diatas. Seperti yang saya bilang, anda terserah mau berkomentar apa saja, itu juga pendapat anda, namun kalau saya boleh jujur, anda membuat mood saya menjadi sangat buruk, siapapun anda, karma does exist and thanks for review :), maaf jika saya terkesan kasar.

Harika-chan ELF : Thanks sudah mereview Chapter 1 ya ^^, ini Pairnya SasuSaku kok :)

GaemSJ : Waahhh! Aku jadi semangat nih dengan review Gaem-san, terima kasih sudah mereview ^^, arigato arigato aritagato minna-sannn :D

Luca Marvell : Sakura, mungkin hanya penampilannya saja yang berubah, masih aku pertimbangkan gimana chapter selanjutnya. Sasori akan hadir masih belum bisa dipastikan (Maaf atas ketidakpastiannya). Hinata, mungkin akan jahat dalam 1 atau 2 chapter ke depan ya, thanks sudah mereview Luca-san :)

Hinamori Hikari : Thanks Hinamori-san untuk reviewnya :D, iya pair utamanya sebenarnya ada dua, SasuSaku dan NaruHina :)

Ya, sudah saya balas, BIG THANKS untuk kalian yang udah review, favorite, and follow, baca ataupun slinet reader ya :)

Sign,

Kei Nii-san.