PROLOG

.

.

.

Disclaimer: Masashi Kishimoto –sensei

Warning: AU, OOC, Alur Gaje, Typo(s), Update tidak tentu –biasakan untuk membaca Author Note dibagian paling bawah—

.

DON'T LIKE, DON'T READ!

.

.

WARNING !

Cerita ini mengandung unsur DEWASA dengan RATED 'M' Sebagai TANDANYA… Gangguan pada Jantung dan hal lainnya tidak ditanggung oleh Author sebagai pemilik ide Cerita.

Usahakan usia kalian sudah di atas 18 tahun… jangan praktekkan adegan apapun yang ada dalam cerita, karena ini HANYA IMAJINASI SEMATA

.

.

MENYEBARKAN DAN MENGCOPY CERITA INI TANPA SEPENGETAHUAN o.O Rambu no Baka SEBAGAI AUTHOR , DAN MENGUBAH TOKOH YANG ADA DALAM FICT INI SAMA SAJA MEMUNCULKAN SISI PENCURI DALAM DIRIMU!

STOP PLAGIATISME

#CapslockJebol

:: o.O Rambu no Baka ::

:: Present ::

.

.

.

Aku mulai melangkah menuju arahnya yang terduduk diatas kursi mirip singgasana. Posisi duduknya sama seperti laki-laki pada umumnya,jarak kedua kakinya dibiarkan agak melebar.

Tubuhku yang berbalut kimono mandi mulai mendekat menatap dengan lekat jelaga malam yang terpancar dari matanya.

Onyx. Itu warna matanya, dengan rahang tegas dan ekspresi wajah yang datar. Pandangan mengintimidasi yang membuatku semakin bersemangat menghampirinya.

Kupandang dirinya dengan tatapan menggoda dan gerakan erotis.

Semakin dekat, aku membiarkan tanganku menyentuh pipinya, turun ke dagu hingga aku membungkuk dan merengkuh bibirnya. Masih sama seperti setiap kali bibir ini bertemu dengan bibirku. Halus dan menggairahkan.

Aku semakin mendekatkan tubuhku, memperdalam ciumanku meski tidak ada respon darinya. Sentuhan yang awalnya hanya kecupan aku ubah menjadi lumatan dan jilatan erotis.

Kunaikkan tubuhku yang hanya terbalut handuk tanpa penghalang apapun di dalamnya.

'Ahhnnn…' aku mendesah saat bagian dari bahan celananya mengenai pahaku yang telanjang. Aku menikmati ini.

Ku lebarkan kakiku, aku memilih untuk duduk hanya di satu pahanya. Yeah satu, tapi itu cukup membuatku puas demi memanjakan belahan milikku yang mulai basah dan gatal.

'Ahnn ahhh… ahhh…' aku merasa posisiku begitu panas.

Tubuhku menghadapnya. Duduk di salah satu pahanya dengan balutan kimono handuk yang kini mulai turun tak mampu menutupi dua bulatan pasti di dadaku.

Milikku seperti dimanja saat bergesekan dengan bahan celana miliknya. Aku mendesah lirih dengan wajah yang begitu merah.

Ku kalungkan tanganku melingkari lehernya yang kokoh, semakin gencar memaju mundurkan tubuhku yang kini ada atas paha kanannya.

'Ahhh… ahhh… ahhhnnn…' kudekatkan dadaku pada lapisan tubuhnya… merasa tak puas, sebelah tanganku turun memainkan ujung buah dadaku masih sambil bergerak maju mundur dan menciumi bibirnya.

Tidak pernah bosan dan –tidak akan pernah—merasa bosan jika itu dengannya. Aku menatap jelaga sekelam malam miliknya membayangkan dia tengah menyeringai dan ikut membantuku memuaskan diri.

Ku percepat gerakanku, mengabaikan celana bagian paha kanannya mulai basah karena cairan pelicin milikku.

Semakin cepat aku tidak peduli bahwa bagian bawahku terasa perih tapi juga nikmat. Sebentar lagi aku akan mencapai puncak.

Puncak kenikmatan hanya dengan memaju-mundurkan diriku yang kini tanpa sehelai benang pun di atas tubuhnya yang masih berpakaian lengkap.

'Ahh… ahhhnn…ahhnnn… akuuuhhh… sampai…sukee' banyak sekali cairan yang keluar dari tubuhku. Klimaks yang sudah sering aku terima jika melakukan ini dengannya. Ku panggil namanya sambil menikmati pencapaian tertinggi dari obsesiku.

Tulangku seolah lepas dari setiap persendian, rasanya sangat nikmat. Tubuhku lemas tak bertenaga meski wajahku memancarkan kepuasan yang tidak aku dapatkan dari lelaki manapun selain dirinya.

Yeah… Sasukeku … pemuas dahagaku akan hal-hal dewasa yang seharusnya aku lakukan dengan pacarku –bukan dengannya.

Aku menyandarkan tubuhku pada pundaknya, membiarkan celana yang berada di bawahku basah dengan cairanku sendiri. Kutarik kimonoku yang tergeletak di bawah kami untuk melindungi tubuhku dari AC yang sejak tadi sudah menyala.

Aku puas… dan akan selalu puas jika itu dengannya. Tanpa diketahui oleh siapapun. Berdua. Di ruang pribadi dibalik kamarku.

Perlahan mataku terpejam… masih dapat kurasakan kepuasan yang begitu mendalam dan membiarkan semuanya ikut kedalam mimpiku yang begitu liar dengan Sosoknya yang kini memuaskanku di atas ranjang.

Rasanya seolah nyata, saat miliknya yang begitu perkasa menembus liangku yang sejak lama memimpikan persetubuhan ini.

Mimpi… ini mimpi pertama sejak dua tahun lalu aku mulai mencari kepuasan di atas tubuh kokohnya.

Biasanya aku hanya bermimpi tentang dirinya yang menjilat milikku atau sekedar menggesekkan miliknya pada garis di antara kedua pahaku.

Aku biarkan tubuhku terombang-ambing pada gelombang kepuasan meski hanya melalui mimpi. Aku bahkan dapat mendengarkan dia menggeram saat milikku begitu ketat mencengkram miliknya.

Yeaahh… kunikmati mimpi ini meski sejujurnya posisi tidurku kini berada di atas pangkuannya yang sedang terduduk.

.

.

.

.

.

It's just Prolog, please review and support me if you want to read and know continuation this story.

.

.

Haaahhh… apalah arti bahasa inggris di atas, Intinya REVIEW dan rambu akan dengan senang hati melanjutkan Prolog di atas menjadi sebuah cerita.

-Rambu need minimum 20 Reviews to continue this Story-

Haha… jahat sih emang karena menuntut banyak, but Why Not #digebukinreaders. Pecaya diri aja sama Fict buatan sendiri.

.

.

Rambu mulai Project baru… sambil memikirkan kelanjutan Fict 'A Nurse and The Curse' ini sebagai selingan Fict dengan Rated M

.

Kalian juga boleh menebak-nebak siapa 'Aku' di Fict satu ini dan siapa Pacar dari si'Aku'

Nebak aja ya… karena jalan ceritanya tetap rambu yang setir.

.

.

Sorry karena 'Author Note' justru lebih banyak dari prolognya…

.

Byee… see you next chap –if reviews get up to 25—

.

28-July-2015