FATE

.

Starring Wu Yifan and Huang Zitao as Maincast

M Rated

YAOI, AU, OOC, Drama, Romance, Angst, Warning for Violent Scene, Mpreg

All casts belong to God and themselves

.

by cream iliata

.

.

.

DON'T LIKE DON'T READ!

I HAVE WARNED YOU!

.

.

.

"Hari ini, Tuan Muda melihatnya lagi?"

Namja manis itu mengangguk, menanggapi pertanyaan namja mungil berpakaian rapi di sampingnya.

"Sebaiknya aku suruh saja beberapa pengawal untuk menyeretnya ke sini agar Tuan Muda bisa berkenalan langsung dengannya."

"Jangan!" tolak namja manis itu, pipinya merona, "Aku malu..."

Seperti itulah rutinitas Huang Zitao di sore hari. Ia biasa memerhatikan seorang namja tinggi tampan berambut pirang yang bermain basket di lapangan kompleks perumahan elit mereka.

Biasanya Tao akan menyibak sedikit gorden jendela kamarnya yang selalu tertutup demi melihat Wu Yifan, namja yang disukainya. Hal ini membuat Byun Baekhyun, pengawal pribadi Zitao hanya bisa geleng-geleng kepala ketika melihat pipi Tuan Mudanya merona merah.

Di sisi lain, terdapat Zhang Yixing. Kamar Zhang Yixing berada tepat di sebelah kamar Zitao dengan jendela besar yang juga menghadap ke lapangan basket. Tapi, ia tak pernah punya waktu untuk bersantai sambil menatap langit biru melalui jendelanya. Hari-harinya biasa ia habiskan dengan bermain piano, didampingi oleh pengawal pribadinya, Kim Joonmyeon.

"Tuan Muda, setelah bermain piano apa yang akan Tuan Muda lakukan?" tanya Joonmyeon dengan sopan ketika Yixing menyelesaikan Für Elisenya.

Yixing mendongak, memerhatikan wajah Joonmyeon, "Aku rasa, aku akan mempelajari kembali beberapa hal tentang musik klasik. Aku belum terlalu paham dengan penjelasan Sir Nathan di kampus."

Pengawal tampan itu hanya mengangguk kecil, kemudian menerawang ke jendela, "Tuan Muda." katanya pelan.

"Hm?" balas Yixing pendek.

"Apa Tuan Muda tidak punya keinginan untuk bermain di luar?"

"Bermain?" tanya Yixing bingung.

Joonmyeon mengangguk pelan, "Selama ini Tuan Muda selalu terfokus dengan segudang kegiatan yang dilakukan di dalam rumah. Saya rasa ada baiknya jika Tuan Muda sekali-sekali meluangkan waktu untuk menghirup udara segar di luar rumah."

Mendengar perkataan panjang Joonmyeon, Yixing tertawa lalu menggeleng, "Joonmyeon, segala yang kubutuhkan sudah ada di dalam rumah ini. Untuk apa aku keluar?"

"Setidaknya, Tuan Muda bisa mencoba berinteraksi dengan orang lain. Seperti anak muda pirang itu, dia bermain basket dengan teman-temannya. Dia terlihat lebih hidup, dan dari pembicaraan Baekhyun dengan beberapa pegawai di dapur yang saya dengar, Tuan Muda Huang Zitao menyukai namja itu."

Tiba-tiba saja Yixing menghentikan permainan pianonya. Ia menatap Joonmyeon dengan serius lalu bertanya, "Tao menyukai namja itu?"

.

.

.

.

.

.

.

Satu bulan kemudian

Dalam kurun waktu satu bulan, Yixing berubah. Berubah dalam artian kini ia punya seorang gandengan. Karena itu ia punya kebiasaan baru selain bermain piano, belajar, atau mendekam seharian di kamar tanpa aktivitas yang berarti.

Salah satu kebiasaan barunya adalah seperti sore ini. Ia menemani seorang namja tinggi berambut pirang yang sudah resmi jadi kekasihnya, Wu Yifan. Setiap sore mereka akan bersepeda mengitari kompleks dan diakhiri dengan bermain basket bersama di lapangan.

Kebahagiaan Yixing jadi kesedihan terbesar untuk saudara tirinya, Huang Zitao. Pertama kali melihat ini melalui jendelanya, Zitao menangis. Baekhyun butuh waktu dua minggu lebih untuk membujuk Tao agar keluar dari kamar dan mengikuti latihan wushu. Baekhyun juga yang berperan besar menarik Tao ketika namja manis itu menatap keluar jendela dengan tatapan yang begitu suram.

"Hyungnim." panggil Tao kepada Baekhyun.

"Hm?"

"Hyungnim ingat apa yang pernah kujanjikan pada Mama Yixing ge sebelum ia meninggal?"

"Tentu. Kau akan mengusahakan agar Yixing ge selalu bahagia, biarpun itu membuatmu mengorbankan kebahagiaanmu sendiri."

Tao mengangguk mantap, "Ya. Meskipun aku sangat menyukai namja tampan itu, kalau YIxing ge bahagia bersamanya, aku akan berusaha melupakan perasaanku. Demi Yixing ge." ucapnya.

Setitik air mata keluar dan Tao langsung mengusap wajahnya dengan cepat.

Melihat Tao menangis, Baekhyun ikut sedih. Ia sudah mendampingi Tao bertahun-tahun, ia tahu bagaimana Tao merasa sangat bersalah atas kehadirannya di dunia ini. Ia sadar ibunya hanya istri kedua dan ia tidak punya hak apapun di rumah megah milik keluarga Zhang.

.

.

.

.

.

"Yixing ge! Gege sudah pulang?" tanya Tao dengan wajah sumringah ketika dilihatnya Yixing menaiki tangga. Yixing baru kembali dari kencannya dengan Yifan, sedangkan Tao sendiri baru selesai latihan wushu.

Menjawab pertanyaan Tao, Yixing hanya mengangguk kecil kemudian lanjut menaiki satu per satu anak tangga. Tapi gerakan kakinya terhenti ketika melihat ayahnya dan ibu Zitao keluar dari kamar utama dengan diikuti pengawal-pengawal yang membawakan banyak sekali koper.

"Kebetulan sekali, anak-anak. Aku dan ibu kalian sudah memutuskan bahwa kami akan menetap di Beijing. Selain untuk lebih fokus pada urusan perusahaan, kami ingin mencari suasana baru untuk masa tua kami. Kalian tidak perlu khawatir, semua pelayan akan tetap di rumah ini untuk membantu kalian." ujar Mr. Zhang sambil merangkul pundak Huang Meili.

Yixing hanya mengangguk ringan kemudian kembali menaiki tangga untuk masuk ke kamarnya. Sedangkan Tao, namja manis itu terlihat sangat sedih. Tapi, apadaya, ia tak mungkin merengek agar kedua orangtuanya menetap terus di Korea. Mereka juga punya hak untuk berbahagia di masa tua mereka. Sebagai salam perpisahan, Tao mengantarkan kedua orangtuanya sampai mereka memasuki mobil. Sebelum mobil melaju, Tao memberanikan diri untuk memeluk ibunya. Ia terisak kecil, tapi wanita berparas ayu itu segera menenangkan sang anak dengan mengelus kepala Zitao lembut.

"Jaga dirimu baik-baik, ya? Ingat, jangan mengecewakan kakakmu."

Perkataan ibunya akan diingatnya sampai kapanpun.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tiga tahun kemudian

Yixing telah mendapatkan gelar sarjana di jurusan seni musik. Begitu juga Yifan, namja itu telah menyelesaikan studinya di jurusan manajemen bisnis. Hubungan mereka bertambah pesat, tanpa pertengkaran yang berarti karena Yifan begitu mencintai Yixing. Hampir di setiap pertengkaran mereka, Yifanlah yang selalu mengalah.

"Yifan, apa kau tidak bosan padaku?" tanya Yixing pada Yifan yang tengah memeluknya dari belakang.

Mendengar celoteh Yixing yang menurutnya ngawur, Yifan tertawa kecil, "Tidak mungkin, sayang. Aku begitu mencintaimu."

Baru saja Yixing akan menjawab bahwa ia merasa sangat bosan dengan hubungan mereka yang menurutnya datar-datar saja, Tao melewati mereka. Langsung saja Yixing memutar badannya dan meraup bibir ranum Yifan. Tao yang tadinya hendak berjalan keluar langsung memutar balik dan berlari menaiki tangga menuju kamarnya.

Sesampainya di kamar, Tao langsung mengunci pintu dan menangis keras. Ia menenggelamkan wajahnya di bantal dan membiarkan air matanya jatuh sederas mungkin. Baekhyun yang mengetuk keras pintu kamar Tao bahkan tidak dipedulikan olehnya.

"Hyungnim, biarkan aku di kamar selama dua hari. Aku janji, setelah ini aku akan ke kampus dan latihan wushu seperti biasa."

Begitulah isi pesan yang dikirim Tao ke ponsel Baekhyun. Dan seperti yang ia janjikan, dua hari kemudian ia keluar dari kamar. Ia bertingkah seolah tidak terjadi apapun, tapi raut wajahnya terlihat begitu menyakitkan.

Tao sadar bahwa setelah tiga tahun pun, ia tidak bisa melupakan perasaannya pada Yifan. Ia bukan orang yang dapat dengan mudah menemukan orang baru. Tapi ia sadar betul bahwa tidak mungkin untuk mempertahankan perasaan. Kakaknya dan Yifan, orang yang ia cintai, terlihat bahagia bersama.

"Hyungnim, aku pikir akan lebih baik jika aku pergi dari rumah ini." beritahu Tao pada Baekhyun.

Baekhyun membelalakkan mata, "Itu tidak mungkin, Tao! Tuan Zhang akan marah jika kau keluar dari rumah ini!"

"Oleh karena itu, aku mohon jangan beritahu Ayah.." pinta Tao sambil memeluk erat lengan Baekhyun.

"Kau akan tinggal di mana?" tanya Baekhyun khawatir.

Mengenai ini Tao sudah berpikir, "Mungkin aku akan mencoba ke kampung halaman Ibu, Qingdao."

Kaget.

Itulah yang Baekhyun rasakan, "Kau akan tinggal di desa? Jangan bercanda!"

Tao menggeleng, "Aku tidak bercanda sama sekali, hyungnim."

.

.

.

.

.

Untuk terakhir kalinya sebelum pergi, Tao mengajak Yixing untuk hiking bersama di Gunung Halla. Ia hanya ingin menikmati momen terakhir bersama sang kakak mengingat betapa tidak harmonisnya hubungan mereka sebagai keluarga selama ini. Awalnya Yixing menolak mentah-mentah. Tapi setelah 50 bujukan dalam kurun waktu 2 bulan, Yixing menyerah juga.

"Ge, kapan kau dan Yifan ge akan menikah?" tanya Tao pada Yixing. Mereka tengah berjalan menanjak menuju puncak Gunung Halla.

Pertanyaan Tao langsung dijawab dengan cepat oleh Yixing, "Satu bulan lagi. Kami sedang dalam proses untuk meminta izin pada Ayah." katanya berbohong.

"Wah.. Semoga Ayah segera merestui, aku doakan Yixing ge dan Yifan ge menikah dan berbahagia." ucap Tao.

Ada sembilu yang menghantam dadanya ketika mengucapkan kata-kata ini.

Berjam-jam mendaki diselingi dengan percakapan pendek akhirnya berakhir. Mereka sudah mencapai puncak dan Yixing sedang berdiri di tepi tebing tinggi. Ia merentangkan tangannya dan secara tak sengaja kakinya terpeleset. Ia langsung terjatuh ke bawah, tapi tangannya mencengkeram ranting kecil pohon.

Jika Yixing melepaskan pegangannya pada ranting tersebut, bisa dipastikan ia terjun bebas ke bawah dan langsung tewas.

"TAO! TOLONG AKU!" teriaknya kalut.

Ia menggoyang-goyangkan kakinya untuk naik sambil sesekali melihat ke bawah. Yixing merasa sangat ketakutan, hidupnya akan berakhir dalam sepersekian detik jika ia bertindak gegabah.

Tao yang sedang sibuk dengan kayu bakar mendengar teriakan Yixing. Ia terkejut mendapati sang kakak sudah hampir terjatuh ke bawah. Secepat mungkin ia berlari ke tempat kejadian.

KRRAAKK!

Suara ranting yang patah terdengar begitu jelas di telinga Yixing.

"TAAAAOOOOO!"

tbc

.

.

.

haaaiii minnaaa..!

.

bertemu lagi, kali ini aku bawa fict baru, tentunya masih Taoris!

.

sebelumnya terimakasih banyak untuk review yang masuk di spoiledseries-FEVER, banyak yang bilang itu manis.. thankyou so muccchh.. my readers yang juga manis-manis? *kecupsatu-satu,ditendang*

.

now, talk about my new multichap fict.

fict ini M rated karena nanti bakal seputar married life, ada mpreg, dan ada adegan kekerasannya, jadi aku kasih warning di atas.

mengenai nc?

aku usahakan ada, tapi seperti yang sudah aku bilang dulu, jangan harap ncnya hot kalo aku yang buat. karena aku masih belajar.

.

di fict ini tao akan ditindas dan kris akan jahat, aku sendiri rasanya benci dengan karakter kris di sini.

so bagi yang tidak suka, jangan lanjut baca chap selanjutnya, oke?

.

i have warned you!

.

bagi yang penasaran dan fine-fine saja dengan tao yang akan ditindas dan kris yang jahat, silakan baca ^^

.

last but not least, HAPPY READING AND HAPPY LEAVING REVIEW, MINNA..!

.

love ya