I'LL DO THE BEST FOR YOU

Cho Kyuhyun, Lee Sungmin

Genderswicth

Hurt Romance

Story Fifteen

Cho Kyuhyun & Lee Sungmin

.

.

.

Zhoumi terdiam diruang tamu keluarga Lee. Jinyoung masih belum pulang dari kantor karena ia bilang pekerjaan akhir-akhir ini memang menumpuk. Lalu Hangeng dan Heechul pergi keluar entah perlu apa. Zhoumi tidak sendirian sebenarnya, pria itu berada dalam rumah besar tersebut dengan Sungmin. Namun tadi gadis itu bilang akan pergi mandi.

Zhoumi masih ingat interaksi Sungmin dengan pria dibandara dua hari yang lalu. Pria yang bahkan Zhoumi tidak ingin mengingat siapa namanya.

Zhoumi merasa kalah. Sembilan tahun mengenal Sungmin dan sejak dua tahun lalu Zhoumi mengungkapkan perasaannya, tidak ada sedikitpun tanda-tanda Sungmin membuka hati untuknya. Memang Zhoumi tidak memaksa Sungmin untuk menerimanya saat ia mengungkapkan isi hatinya, ia hanya berharap Sungmin mengerti akan perasaannya dan perlahan akan membuka hatinya untuk menerima cinta yang ia persembahkan.
Tapi semuanya kelabu, semuanya tak jelas. Sampai kapan ia akan bertahan.

Zhoumi akui ia brengsek dimasalalu, bermain-main dalam hal cinta. Tapi ia telah berubah, Sungmin membuatnya berubah. Berhenti bermain-main. Hatinya juga telah berhenti untuk mencari-cari sosok lain. Karena ia yakin Sungmin adalah yang terakhir untuknya. Tapi kenapa saat ia telah memilih semua menjadi sesulit ini.

Bayangan Kyuhyun mengantarkan koper Hangeng sampai masuk kedalam mobil Sungmin. Bayangan Sungmin mengobrol dengan pria itu sebelum masuk kedalam mobil masih tergambar jelas diingatan Zhoumi. Zhoumi yang dua hari lalu memaksa duduk dijok sebelah kemudi bisa melihat dengan jelas apa saja yang Sungmin lakuakan dengan pria itu.
Bahkan Zhoumi tak lupa bahwa Kyuhyun sempat merapikan scarf merah hati Sungmin yang sudah melingkar rapi dileher gadis itu dua hari yang lalu.
Zhoumi kesal, apa-apaan merapikan sesuatu yang jelas sudah rapi.

Dengan perasaan kesal Zhoumi berjalan kearah kamar Sungmin. Pria itu mengetuk pintu kamar Sungmin lalu memutar kenop pintu saat didengar suara Sungmin menyuruhnya masuk.

"Hm ada apa?"

Sungmin terlihat sedang mengoleskan body lotion diseluruh lengannya. Gadis itu menoleh sebentar saat bertanya pada Zhoumi.

"Kau tak keluar kamar. Aku kebosanan diluar"

Zhoumi berjalan menuju ranjang Sungmin lalu merebahkan dirinya disana.
Sungmin selesai dengan body lotionnya. Gadis itu kemudian menyisir rambut panjangnya serta mengikatnya dengan rapi.

Sungmin mendudukan dirinya disisi ranjang sambil mengotak-atik ponselnya, sekedar mencari berita yang sedang panas diluar sana.

"Pria kemarin siapa?" Tanpa merubah posisi rebahannya Zhoumi memulai pertanyaannya.

"Bukankah sudah ku kenalkan. Namanya Kyuhyun "

Gadis itu masih fokus dengan layar ponselnya, jari-jarinya bergerak keatas bawah.

"Siapa dia bagimu?"

Zhoumi tak ingin berbasa basi, ia ingin tahu ada hubungan apa Sungmin dan pria itu.

Sungmin melemparkan ponselnya kekasur dengan pelan. Senyum mengembang diwajah gadis itu.
Sungmin memandang tepat kemata Zhoumi dengan binar-binar bahagia dalam foxy beningnya.

"Dia.." ucapnya tersenyum geli.

Zhoumi memicingkan matanya. Kemudian bangkit dari rebahannya.

"Dia. Ciuman pertamaku" Sungmin tersenyum lebar, bukti bahwa gadis itu bahagia.

"Akh Zhoumi. Sakit"

Tiba-tiba senyum itu menghilang. Tergantikan ringisan kesakitan dari bibir tipis Sungmin.
Zhoumi mencengkeram lengannya dengan keras, matanya nyalang menembus mata Sungmin.
Pria ini patah hati. Tapi gadis ini, apakah ia harus begitu bahagia saat dirinya terluka.
Zhoumi seperti orang yang gila karena obsesi. Terobsesi untuk memiliki Sungmin membuatnya gelap mata.

Dengan pengaruh setan dalam dirinya Zhoumi berusaha meraih bibir Sungmin dengan bibirnya.
Sungmin terus memberontak sampai akhirnya keduanya terjatuh dari ranjang. Posisi Zhoumi yang dibawah membuat Sungmin lebih kuat.
Gadis itu segera melepaskan diri lalu menjauh dari Zhoumi.

"Apa yang kau lakukan?"

Suara Sungmin sangat lirih. Jujur gadis itu sangat takut. Sembilan tahun ia mengenal Zhoumi, pria itu tak pernah berlaku seperti ini padanya. Sekalipun ia tahu zhoumi menyukainya, tapi pria itu tak pernah bertindak tidak sopan padanya. Tapi beberapa dekit yang lalu membuat Sungmin serasa terlempar kepulau asing dan bertemu makluk asing pula. Didepannya kini bukan Zhoumi yang ia kenal.

"Heuh" Zhoumi menghembuskan nafasnya singkat.

Pria itu sama sekali tak berniat bangkit dari lantai. Malahan ia menyamankan dirinya disana.

"Pria ciuman pertama? HAH konyol" sindir Zhoumi begitu menusuk.

Pria itu kemudian menggerakkan tubuhnya untuk bangkit dari lantai, tak seutuhnya karena ia hanya membawa tubuhnya untuk duduk dilantai dingin tersebut.

"Lupakan ciuman pertamamu. Dan aku akan menjadi pria ciuman kedua, ketiga dan ciuman-ciuman lainnya"

Zhoumi mengulurkan tangannya berharap Sungmin menyambutnya. Pria ini terlihat seperti orang gila sekarang.

Sungmin melihat mata Zhoumi yang berkilat aneh. Gadis itu ketakutan.
Dengan segera Sungmin menuju lemari dan mengambil sepasang setelah musim gugur. Memasuki kamar mandi dan kemudian keluar dengan setelan celana dan jaket biru dengan tiga garis putih disisi kedua lengan dan sisi samping celananya.
Sungmin meraih dompet dinakas dan ponselnya diatas kasur.

Tanpa peduli dengan Zhoumi yang masih duduk dilantai, Sungmin pergi keluar dari rumahnya.

Zhoumi menangis diatas lantai dingin kamar Sungmin. Sesungguhnya ia tak ingin begini. Bukan seperti ini yang ia mau. Ia sadar telah membuat Sungmin ketakutan. Zhoumi tak tahu sejak kapan ia menjadi terobsesi akan Sungmin. Jika bisa ia ingin jatuh cinta yang normal saja. Sesak sekali rasanya saat cinta yang begitu besar ia rasakan sedangkan orang yang ia cintai bahkan tak secuilpun punya rasa itu untuknya. Sangat sakit dan menyiksa.

.

.

Cho Kyuhyun & Lee Sungmin

.

.

Sungmin mengabaikan semua panggilan telpon yang masuk ke nomornya. Gadis itu benar-benar ingin menenangkan pikiran.

Sungmin masih duduk dipinggiran sungai Han yang tenang. Walaupun taman nya masih ramai dijam sekian, tapi Sungmin merasa cukup tenang. Sesekali Sungmin memeluk tubuhnya sendiri, udara sangat dingin.

Satu panggilan masuk lagi sehingga ponselnya terus berdering. Sungmin melihat id call nya ternyata Jinyoung. Tapi tetap saja Sungmin tak ingin mengangkatnya.
Sekiat menit saat Sungmin beranjak dari pinggiran sungai ponselnya kembali berdering. Dengan kekesalah mencapai ubun-ubunnya Sungmin mematikan ponselnya dengan cara mencabut baterai ponsel tersebut. Kemudian memasang kembali dengan benar tanpa menyalakan ponselnya.

Sungmin rasa ia sudah terlalu lama disini guna menenangkan diri. Ia kabur dari rumahnya sendiri sekitar jam tujuh malam dan kini sudah lebih dari jam sembilan. Ia akan menghubungi Jinyoung untuk menjemputnya.

Sungmin berjalan menuju toko 24 jam disana. Dingin, memakan ramyun panas sepertinya sangat enak. Baik, ia akan menelpon Jinyoung sambil memakan ramyun nya nanti.
Sungmin segera membeli ramyun lalu menyeduhnya dengan air panas dari dispenser yang disediakan disana. Membeli sebotol air mineral untuk minuman penutupnya.

Gadis itu mulai mendudukan dirinya dikursi plastik yang disediakan toko 24 jam itu tepat didepannya. Meletakan ramyun dan air mineral diatas meja bundar, kemudian Sungmin mengaktifkan kembali ponselnya dan mengunjungi panggilan terakhir. Ia yakin tadi Jinyoung yang terakhir menghubunginya jadi ia putuskan langsung ke log terakhir lalu menghubungi adiknya itu agar datang menjemputnya.
Sungmin sedikit merengut tidak yakin saat melihat id penelpon terakhir diponselnya.

Kyuhyun?

Kemudian gadis itu menepuk keningnya sebentar. Ia ingat, saat ia mematikan ponselnya ia memang tidak melihat id penelpon. Karena ia pikir itu Jinyoung makanya ia langsung matikan saja.

Dengan perasaan bersalah Sungmin mencoba menghubungi Kyuhyun kembali.

Kyuhyun telah mengangkat telponnya diseberang sana.

"Kyuhyun. Kau tadi menelponku? Maaf aku tidak tahu. Ada apa?"

Sungmin segera menjelaskan sekaligus bertanya apa tujuan pria itu menelponnya.
Sungmin tersenyum saat Kyuhyun mengatakan hanya ingin mengobrol dengannya karena rindu suara gadis cantik itu.
Suara Sungmin yang sedang memakan ramyun membuat Kyuhyun bertanya-tanya, sedang apa gadis itu.
Sungmin menjawab seadanya lalu menyuruh Kyuhyun menyusul jika mau. Tentu saja dengan senang hati Kyuhyun menyanggupinya.

Kyuhyun melempar ponselnya asal. Berlari sedikit kearah lemari lalu mengambil coat terkeren yang ia punya. Berdiri didepan cermin merapikan penampilannya, menyemprotkan sedikit parfum lalu menyisir sebentar rambutnya. Merasa sempurna, Kyuhyun segera beranjak. Namun ia sedikit mengalami kendala saat tak menemukan ponselnya yang ia rasa ia letakakan diatas kasur. Kau telah melemparnya Cho!

"Aish dimana?"

Tadinya rambutnya sudah cukup keren karena sempat ia sisir. Tapi sekarang tidak lagi, karena ia telah menjambak-jambak rambutnya sendiri. Kyuhyun melempar bantal-bantal serta gulingnya, tapi ia tak menemukan ponsel tersebut.

"Aish kemana kau?"

Entah pada siapa Kyuhyun bertanya, dan berharap mendapat jawaban.

Kyuhyun berjongkok lalu mengintip kebawah kolong ranjang. Tidak ada, tidak ada tanda-tanda ponselnya disana.

I'm walking to the day
I'm walking to the day

Bingo itu suara ponselnya.

Setelah berjelajah Kyuhyun akhirnya menemukan ponselnya didalam gulungan selimutnya. Kyuhyun sangat berterimakasih pada penelpon tersebut yang ternyata adalah Sungmin.

"Iya Sungmin" jawabnya mengangkat telpon

"sebentar lagi" tambahnya

.

.

Cho Kyuhyun & Lee Sungmin

.

.

Sungmin melambai tangannya saat melihat Kyuhyun celingukan mencari keberadaannya. Tapi pria itu tak bisa menemukan keberadaannya, hingga Sungmin memilih menelponnya dan good. Sedetik kemudian mereka saling melempar senyum.
Kyuhyun mendekati Sungmin yang sepertinya sedang menghabiskan sisa ramyun nya.

"Lama ya. Maaf"

"Tidak. Duduk disini "

Sungmin menyuruh Kyuhyun duduk dikursi plastik lain yang ada disampingnya.
Kyuhyun sedikit salah tingkah saat melihat penampilan Sungmin. Rambut diikat kuda, setelan training serta jaketnya berwarna biru dengan Brand terkenal. Sangat sederhana, sedangkan dirinya. Ia harus berdandan seperti gadis yang akan pergi untuk kencan pertamanya. Celana jeans, kemeja dan coat terkeren miliknya.

"Hm. Kau wangi sekali. Kau baru pulang kencan ya?"

Pertanyaan Sungmin membuat Kyuhyun benar-benar merasa malu. Untung saja ini malam hari, kalau siang pasti ia akan terbakar karena rasa panas dipipinya serta sengatan sinar matahari.

"Ah. Tidak!" Bantah Kyuhyun cepat.

"aku tidak berkencan" sambungnya lagi

"Kau. Apa yang kau lakukan disini malam-malam sendirian?" Kyuhyun bertanya guna mengalihkan pembicaraan.

Sungmin menghela nafas setelah meneguk separuh botol air mineralnya.

"Aku bertengkar dengan Zhoumi" akunya lirih

Kyuhyun cukup tahu siapa itu Zhoumi. Pria yang dua hari lalu ia temui dibandara. Pria yang telah membuatnya cemburu.

"Kalian begitu dekat ya?"

Sungmin diam. Tapi kemudian ia memulai sebuah cerita.
Cerita tentang ia dan Zhoumi, bagaimana ia mengenal pria itu, seperti apa kedekatan merka, sampai pada detik dimana ia meninggalkan rumah.

"Aku tak bisa membuka hatiku untuknya" lirih Sungmin merasa bersalah. Ia tahu Zhoumi mulai menunjukan keseriusannya, tapi mau bagaimana lagi jika hatinya tak bisa menerima

"Kenapa?" Kyuhyun bertanya lirih membuat gadis itu menoleh padanya.

"Maksudmu?"

"Kenapa kau tidak bisa membuka hatimu untuk orang seperti dia?"

Sungmin rasanya ingin menangis sekarang juga. Apa Kyuhyun tak bisa merasakan perasaannya.
Sungmin menunduk meremas kedua jari-jarinya.

"Kau tidak bisa merasakannya ya Kyuhyun?" suaranya begitu lirih dan terdengar begitu putus asa

Runtuh sudah pertahanan Kyuhyun. Ia tak mampu lagi menahannya, pria itu merengkuh tubuh mungil Sungmin kedalam pelukannya.

"Maafkan aku" gumamnya sambil terus mencoba mengeratkan pelukannya.

Airmata Sungmin perlahan mengalir. Apa ia akan terluka lagi? Apa sesuatu yang bari ia mulai lagi seletah sembilan tahun ia coba lupakan harus berakhir disini? Maaf?. Kyuhyun mengatakan maaf. Lalu ia bisa apa?
Ia pikir Kyuhyun mulai membuka hatinya dan menerima kehadirannya, tapi maaf sudah cukup untuk menjawabnya.

Sungmin menangis dalam pelukan Kyuhyun. Jika memang maaf untuk akhir dari kisahnya. Biarlah ia terima maaf itu dalam pelukan terakhirnya.

"Maafkan aku"

Kyuhyun masih setia menggumamkan kata maaf yang semakin membuat Sungmin tak bisa berhenti menangis.

"Sudahlah" sebisa mungkin Sungmin mencoba mengerti dan berusah melepaskan diri dari kungkungan Kyuhyun. Tapi pria itu sedikitpun tak ingin melepaskannya.

"Kyuhyun?"

Sungmin berharap Kyuhyun melepaskannya. Semuanya benar-benar telah berakhir.

"Maafkan aku Sungmin. Aku membuatmu menunggu begitu lama. Maafkan aku"

"Ijinkan aku mengganti semuanya Sungmin. Mengganti semua luka mu untuk menungguku dengan kebahagiaan"

Deg

"Kyuhyun?"

Sungmin sedikit tak mengerti apa yang Kyuhyun maksud. Apa ia bermimpi?

"Aku mencintaimu. Maafkan aku yang sangat terlambat"

"Kyuhyun?"

"Aku mohon beri aku kesempatan. Aku mohon"

Kyuhyun memohon. Jika memang cinta Sungmin padanya mulai luntur, Kyuhyun akan memohon untuk satu kesempatan. Dirinya ingin mencintai gadis itu disetiap detak jantungnya, hingga gadis itu bisa kembali mencintainya.

"Aku yang bodoh, aku yang seharusnya lebih peka"

Kyuhyun masih setia memeluk Sungmin. Perlahan Sungmin membalas pelukan Kyuhyun.

Semuanya tidak sia-sia.

"Aku pikir aku akan gagal lagi" Sungmin mulai berucap walaupun tersendat-sendat karena tangisnya.

"Tidak. Kau tak pernah gagal"

Yang Kyuhyun ingin lakukan saat ini hanya memeluk Sungmin dan meyakinkannya bahwa semuanya akan berubah. Semua luka nya dimasalalu aku ia ganti dengan cinta.

"Aku mencintaimu sejak dulu"

Sungmin hanya ingin menyampaikan seluruh isi hatinya. Walaupun disetiap kata ia harus menangis.

"Aku mencintaimu hingga tak bisa mencintai yang lain"

"Terimakasih. Terimakasih sayang. Akupun mencintaimu"

Kyuhyun takut ia terlambat dan tak memiliki kesempatan itu. Tapi lihatlah betapa beruntungnya dia. Sungmin masih bertahan dengan cintanya meski sembilan tahun mereka harus terpisahkan.

.

.

Cho Kyuhyun & Lee Sungmin

.

.

Semalam Sungmin pulang lumayan larut. Jam sebelas malam dengan diantar Kyuhyun.
Hangeng menunggu di depan pagar hinggu Sungmin dan Kyuhyun datang. Lalu Kyuhyun membungkuk berkali-kali guna memohon maaf karena mengantarkan anak gadisnya terlalu malam.

Hangeng mengerti dan tak mempermasalahkannya selama putrinya baik-baik saja.

Hangeng memasuki rumahnya terlebih dulu meninggalkan Kyuhyun dan Sungmin sebentar diluar. Karena ia yakin pemuda itu akan segera pulang dan Sungmin segera memasuki rumah. Ia juga pernah muda, ia tahu ada sesuatu diantara keduannya.

"Pulanglah"

Sungmin tersenyum menyuruh Kyuhyun untuk pulang.

"Hm. Istirahatlah" balas Kyuhyun sambil mengelus sebentar pipi Sungmin. Ada bekas airmata disana.
Sebelum benar-benar beranjak Kyuhyun mengecup sebentar kening Sungmin malam itu, setelahnya barulah ia benar-benar pergi.


"Noona"

Jinyoung menggoyangkan tubuh Sungmin guna membangunkan kakak perempuannya tersebut. Tapi sepertinya Sungmin terlalu nyenyak hingga sulit untuk dibangungkan.

"Belum bangun juga?"

Heechul yang menyusul kekamar putrinya bertanya pada Jinyoung.
Jinyoung hanya menggeleng lemas menanggapi pertanyaan sang ibu.

Benar saja ini masih jam lima pagi. Sangat sulit membangunkan orang dijam sekian. Ditambah ini sudah hampir menyentuh musim dingin. Jam lima itu masih bisa disebut malam bagi mereka. Dan bukankah Sungmin tidur cukup larut semalam.

"Sungmin. Bangun sayang"

Heechul menggantikan posisi Jinyoung untuk membangunkan Sungmin.
Perlahan tubuh itu menggeliat kemudian menarik selimutnya kembali.

"Sungmin?"

Sekali lagi suara Heechul kembali mengusik Sungmin. Dengan malas gadis dua puluh tujuh tahun itu membuka matanya.

"Euh~ eomma apa?" Suaranya berdengung tak jelas karena ia masih didalam alam bawah sadarnya.

Pada akhirnya Sungmin terbangun seutuhnya saat pelan-pelan Heechul membisikan perihal apa yang membuatnya membangunkan putrinya sepagi ini.

.

.

Cho Kyuhyun & Lee Sungmin

.

.

"Koko?"

Sungmin memanggil Zhoumi yang ada disampingnya.

Kini mereka berempat, Sungmin, Zhoumi, Heechul dan Hangeng sedang berada dibandara. Sedangkan Jinyoung harus ke kantor sejak pagi.
Sungmin sungguh terkejut saat ibunya membisikan sesuatu padanya pagi tadi. Zhoumi akan kembali ke china pagi ini. Ini hari ketiga Zhoumi di korea, padahal rencananya pria itu akan berada dikorea seminggu penuh.

Sungmin tahu, karena masalah semalam lah yang mendasari keputusan mendadak pria tinggi tersebut.

Zhoumi menoleh pada Sungmin yang ada disampingnya. Pria itu perlahan memeluk tubuh kecil Sungmin.

"Maafkan aku" lirihnya tulus.

"Aku menyayangimu koko"

Zhoumi harus tahu diri. Apa dirinya bagi Sungmin. Pria itu akan mundur sedikit demi sedikit untuk menjauh dari Sungmin. Ia harus menghapus rasa cinta itu meski akan sulit.

"Aku juga menyayangimu"

Hangeng dan Heeechul hanya bisa diam memperhatikan keduanya. Heechul tahu perasaan Zhoumi karena Hangeng yang menceritakannya.

"Berjanjilah kau akan bahagia disana. Carilah wanita yang bisa mencintaimu" nasihat Sungmin bagai belati yang menyayat hatinya. Sangat sakit. Itu artinya memang sudah tak ada harapan untuknya meraih cinta Sungmin.

Zhoumi mengangguk masih dengan memeluk Sungmin. Meskipun ingin menangis, tapi ia tak akan melakukannya sekarang.

Perlahan ia melepaskan pelukannya karena waktu yang harus memisahkan mereka.

Zhoumi memeluk Heechul dan Hangeng bergantian. Kemudian memeluk Sungmin lagi sebelum meninggalkan ketiganya.

Zhoumi terus berjalan kedepan tanpa menoleh. Setelah ia berpamitan untuk pergi, saat itulah ia memutuskan untuk memulai melupakan Sungmin. Ia tak boleh menoleh jika tak ingin gagal. Maka ia terus melangkah maju tanpa sedikitpun menoleh walau hatinya ingin. Ia harus melawan hatinya.

"Koko" lirih Sungmin penuh linangan airmata. Sungguh Sungmin sangat menyayangi Zhoumi. Tapi rasa itu bukan rasa yang sama seperti yang Zhoumi rasakan untuknya.

"Sudah. Sudah. Tidak apa-apa. Jangan sedih lagi"

Hangeng meraih tubuh putrinya lalu memeluknya. Heechul mengelus rambut Sungmin dengan sayang. Mereka terlihat seperti keluarga kecil yang harmonis. Sungmin, papa, dan eommanya. Seperti mimpi-mimpi Sungmin selama ini.

"Papa. Aku menyayanginya"

Hanggeng mengagguk mengerti

"Papa mengerti. Sudah jangan menagis lagi. Sudah. Sudah" tepukam-tepukan ringan dipunggung gadis itu membuatnya mampu meredakan isak tangisnya.
Hangeng pun tahu jika Sungmin menyayangi Zhoumi. Tapi memang rasa sayang mereka berbeda.

Zhoumi memejamkan matanya sambil menyandarkan punggungnya dikursi pesawat.
Masih tergambar jelas bayangan Kyuhyun mengecup kening Sungmin semalam. Zhoumi menunggu gadis itu pulang untuk minta maaf, tapi saat gadis itu pulang ia tak sendirian. Bersama pria lain dan buruknya interaksi mereka membuatnya kembali terluka. Zhoumi lupa akan meminta maaf. Pria itu memutuskan kembali ke kamar tamu lalu memesan tiket pesawat secara online malam itu juga.

Jika pria itu adalah seseorang yang mampu membuat Sungmin bahagia. Zhoumi akan melepaskannya.
Gadis kecilnya mungkin akan bahagia setelah ini. Gadis kecil penuh pesona itu akan benar-benar menjadi adiknya mulai sekarang.
"Koko" suara gadis manis itu masih terngiang ditelinganya. Membuatnya semakin memejamkan mata dan berharap bisa melupakan semuannya

.

.

Cho Kyuhyun & Lee Sungmin

.

.

TBC

-kim jihae-