Golden Shinobi

By Juubi

Disclaimer Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Rate T (maybe)

Warning : Au, OOC, tipo dll

Enjoy it

...

..

"Naruto? "

Dengan perlahan kelopak mata itu terbuka menunjukan iris serupa langit tanpa awan dan pupil bulat hitam yang memancarkan kehangatan dan ketenangan bagi siapa saja yang mau melihatnya. Kepala anak itu menengok kesamping membuat rambut emasnya bergoyang pelan. "Apa? "

"Kukira kau akan terus tidur Naruto. " Anak laki-laki yang memanggil Naruto kembali bicara. Sedikit ada nada menyindir dari perkataan nya itu. Anak itu duduk disamping Naruto yang pada saat itu masih berbaring, tanpa menatap Naruto anak itu kembali melanjutkan perkataannya. "Sebaiknya kita pulang, pelajaran di akademi sudah lama berakhir. "

Mereka berdua saat ini sedang berada diatap sebuah bangunan tempat mereka menuntut ilmu, mereka berdua melakukan kebiasaan mereka yang sudah lama mereka lakukan yaitu membolos. Ya mereka membolos mulai dari istirahat sampai saat ini sampai kegiatan di akademi telah berakhir.

Sebenarnya kebiasan ini bukan hanya mereka berdua yang melakukan nya tapi masih ada beberapa teman nya yang juga suka membolos tapi sepertinya temannya yang lain tidak mau atau lebih tepatnya tidak bisa membolos karena sensei yang menjadi wali mereka sudah mengantisipasi hal tersebut. Untungnya mereka berdua masih sempat untuk melarikan diri.

"Tumben sekali kau mau cepat pulang. " Naruto mengubah posisinya jadi duduk, pandangannya terarah pada wajah temannya dengan wajah sok terkejut. "Bukankah kau paling suka bermalas-malasan, Shika. "

Shikamaru hanya memutar matanya bosan saat mendengar perkataan yang bisa dibilang menyindir itu. Kemudian dia mendongakan kepalanya melihat awan putih yang sedang berenang dilangit dengan tenang, menarik nafas dalam-dalam sebelum kembali menghembuskan nya, pemuda yang menguncir rambutnya itu mengeluarkan kalimat andalan nya. "Merepotkan. "

Naruto terkikik melihat tingkah temannya, tak lama kemudian dia mengikuti apa yang dilakukan Shikamaru. Pemuda yang memiliki tanda lahir berupa kumis kucing itu menerawang jauh keatas, mengenang masa-masa nya bersama teman-teman nya. "Oh ya Shika, sebentar lagi kita akan melakukan ujian genin kan. Apa kau sudah mempersiapkan dirimu? "

"Aku tidak mau melakukan hal yang merepotkan untuk hal yang merepotkan seperti itu. " Bahkan dalam perkataan kali ada dua kata 'merepotkan' yang diucapkan oleh pemuda dari clan Nara itu.

Naruto yang ada disampingnya hanya bengong mendengarkan ucapan Shikamaru, dia kemudian menepuk jidatnya. "Sebenarnya kau niat gak sih jadi genin. "

"Sebenarnya aku lebih untuk tidur, tapi ibu ku akan mengamuk bila aku tidak menjadi seorang ninja. " Jawab Shikamaru kelewat santai. Bukan hanya malas jadi genin, hidup pun dia malas #plak#. Shikamaru kemudian mengubah arah pandangan dari awan kearah Naruto. "Lalu kau bagaimana? apakah kau akan menunjukan seluruh kemampuan mu. "

Shikamaru adalah sedikit orang yang mengetahui kemampuan Naruto yang sebenarnya. Dibalik sikap konyol dan bodohnya, Naruto sebenarnya adalah sosok yang dewasa dan dapat bersikap tenang. Bocah pirang itu juga sangat pintar, itu terbukti saat mereka berdua main shogi. Shikamaru harus mengerahkan seluruh kemampuan untuk menghadapi Naruto dalam permainan itu dan skor mereka pun sampai saat ini hanya beda tipis.

Ketika Shikamaru menanyakan alasan Naruto melakukan itu, pemuda itu hanya menjawab 'seorang ninja tidak boleh memperlihatkan kemampuan nya. Selain itu... Aku ingin tau apakah mereka mau berteman dengan ku dan menerima ku apa adanya'. Sungguh Shikamaru tidak tau jalan pikiran teman pirang nya satu ini.

"Tanpa menunjukan seluruh kemampuan ku pun, aku masih bisa lulus Shika. " Pikiran Shikamaru buyar ketika suara Naruto terdengar ditelinganya. Sedangkan Naruto tersenyum melihat temannya itu, Pemuda pirang itu pun berdiri dan berjalan menjauh tapi sebelum dia benar-benar pergi dia kembali bicara. "Sudah dulu ya Shika, sampai jumpa besok. "

Shikamaru hanya melihat Naruto yang pergi dengan melompat dari atap sekolah, pemuda dengan rambut berbentuk nanas itu hanya bisa menghela nafasnya. "Merepotkan. "

..: Golden Shinobi :..

Naruto berjalan dalam diam ditengah desa, matanya fokus kejalan memandang dengan pandangan datar. Tapi ada setitik rasa sedih dari pandangannya itu, rasa sedih dan kesepian tapi sangat kecil hingga tak terlihat. Dia terus berjalan meski tau tatapan para warga menatap dirinya dengan tatapan sinis, marah, dan jijik. Naruto juga mendengar bisikan sampai umpatan yang tertuju padanya dan yang pasti bisikan ataupun umpatan itu mengandung kata yang tidak pantas didengar oleh seorang bocah.

'Mereka membuatku muak.' Sebuah suara yang berat tiba-tiba terdengar oleh Naruto. Suara yang terdengar dari dalam pikirannya bukan dari telinganya.

'Ini sudah berlangsung sangat lama, seharusnya kau sudah biasa Kyubi. ' Naruto masih terus berjalan, dia sedikit geli ketika dalam pikirannya terdengar suara dengusan.

'Kau juga sama memuakan nya dengan mereka bocah. ' Suara itu kembali terdengar dan kali ini sedikit lebih keras. Kemudian terdengar suara geraman sebelum sosok itu kembali bicara. 'Seharusnya kau membalas mereka atau setidaknya pergi dari desa ini dan mencari kehidupan yang lebih layak.'

'Kalau aku membalas mereka, berarti apa yang mereka katakan tentangku memang benar.' Naruto berbelok kearah kanan ketika dia berada dipersimpangan jalan. Walau dia menjawab seperti itu, sebenarnya ada secuil keinginan untuk membalas tapi seperti yang dia katakan tadi dia tidak ingin menjadi sosok yang dikatakan penduduk desa. 'Lagipula mereka bukan siapa-siapa bagiku, jadi aku tidak perlu memperdulikan ucapan mereka.'

'Dan alasan kenapa aku tidak mau meninggalkan desa ini karena masih ada orang-orang yang aku sayangi disini, orang yang mau menerimaku apa adanya.' Naruto melanjutkan perkataan nya, pemuda yang selalu memakai jaket orange itu tersenyum tipis ketika mengingat wajah orang-orang tersebut. 'Selain itu, desa ini adalah desa asal kedua orang tua ku dan mereka adalah shinobi Konoha. Jadi sudah sewajarnya aku melanjutkan perjuangan mereka dengan menjadi shinobi disini. '

'Kau terlalu naif, bocah. Tidakkah kau sadar sudah berapa banyak rasa sakit yang kau terima didesa ini.' Kyubi yang awalnya bicara dengan keras semakin lama semakin memelan bahkan hingga hanya berupa bisikan. 'Kau bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua. '

Terdengar jelas nada bersalah dan menyesal dari perkataan Kyubi tadi, bahkan seandainya Naruto dapat melihat Kyubi saat ini maka dia bisa melihat mata merah Kyubi yang terlihat sayu dan meredup. Kyubi tidak bisa membantah kalau yang menjadi penyebab penderitaan bocah yang sudah mendapat kepercayaan dari dirinya itu adalah Kyubi sendiri.

Naruto yang menyadari perubahan nada bicara Kyubi mencoba mencari cara agar suasana jadi lebih baik. Dia tidak bisa melihat teman serta guru pertamanya itu merasa sedih, lama dia berpikir akhirnya dia kembali bicara. 'Oh ya, kenapa kau bicara padaku. Bukankah biasanya jam segini kau tidur.'

Kyubi kembali mendengus kemudian membalas ucapan Naruto. 'Ada satu hal yang ingin ku bicarakan dengan mu. Cepat cari tempat dan temui aku. '

'Baiklah.' Sahut Naruto dengan ceria. Saat ini dia sudah berjalan dipinggiran desa, dia sudah memutuskan tempat yang akan dia tuju. Dia berjalan dalam diam, Kyubi sudah memutuskan kontak dengannya membuat perjalanannya jauh lebih hening.

Naruto kembali mengenang kehidupan nya selama ini, bagaimana disaar usianya baru tujuh tahun dia harus berlatih dengan sangat keras hingga setiap kali dia selesai latihan dia hanya mampu berbaring ditanah. Dia juga memaksa otaknya untuk belajar diperpustakan dengan buku dan gulungan yang menggunung hingga harus menguras tenaga nya baik itu fisik ataupun mentalnya. Tapi hasil yang dia dapatkan sepadan dengan apa yang dia lakukan. Tubuhnya terbentuk dengan sangan bagus, tinggi badannya juga lumayan hanya lebih pendek sedikit dari temannya yang selalu memakai kacamata atau yang dia sering panggil dengan nama Shino. Naruto juga sangat pintar bahkan bisa dikatakan genius, diusianya yang kedua belas ini dia mampu memikirkan strategi dan taktik bertarung dalam waktu singkat. Ayah temannya yang berasal dari clan Nara saja mengakui akan hal itu.

Tapi meskipun begitu, meskipun dengan kemampuan dan pola pikir yang Naruto punyai, dimata teman-teman di akademi kecuali Shikamaru dia hanyalah bocah bodoh dan konyol yang suka berbuat onar. Bukan salah mereka sih kalau mereka berpikir seperti itu, karena itu memang sikap Naruto yang selalu dia gunakan saat berada diakademi. Tapi mungkin sebentar lagi semua pemikiran itu akan berubah karena sebentar lagi anak dari mendiang youndaime hokage itu akan menjadi seorang ninja dan bila saat itu tiba dia akan menunjukan siapa sebenarnya Naruto itu.

'Naruto'

'Hemn?' Setelah beberapa menit dalam keheningan, Kyubi kembali mengeluarkan suaranya (meskipun hanya didengar oleh Naruto). Naruto yang terus berjalan menuju hutan dipinggir desa hanya memberikan pertanyan singkat pada sang Kyubi. 'Ada apa?'

'Apa kau akan terus membiarkan dia mengikuti mu.'

'Biarkan saja, lagipula dia tidak ada niat jahat kan? ' Mata Naruto sempat melirik kesamping sebelum kembali menatap kedepan. Dia bukannya tidak tau bahwa semenjak dia pergi dari akademi tadi, seseorang terus mengikutinya dan dari apa yang Naruto rasakan orang itu memiliki chakra yang besar, mungkin seorang anbu pikir Naruto. Tapi Naruto tak peduli dengan orang itu karena orang itu tak akan mendapatkan apa-apa dari Naruto.

'Tapi, apa kau tidak kesal terus diawasi seperti itu?'

'Aku sedikit kesal sih, tapi aku tidak mungkinkan meminta dia pergi' Jawab Naruto dengan sedikit nada mengejek. Dia dapat mendengar rubah dalam tubuhnya ini mendungus. 'Dan aku lagi malas mengecohnya, lagipula hari ini aku tidak latihan kan. Jadi biarkan saja dia mengikutiku.'

'Terserah kau bocah.'

Naruto terkekeh kecil mendengar suara berat khas Kyubi yang terdengar kesal. Bocah pirang itu berhenti melangkah dan menatap sebentar kearah hutan tujuannya. Tanpa rasa takut, dia kembali melangkah memasuki hutan itu, butuh waktu beberapa menit sebelum Naruto kembali berhenti dipinggir sungai yang mengalir dengan tenang. Dia kembali melangkah kesebuah pohon yang lumayan besar disana dan dengan segera menghempaskan bokongnya dengan santai.

Menyandarkan punggungnya dibatang pohon itu, sambil menekuk satu kakinya sebagai penyangga satu tangannya. Menggeliat beberapa kali sampai akhirnya dia menemukan posisi yang nyaman, Naruto mulai memejamkan matanya mencoba memasuki alam bawah sadarnya. Ketika dia kembali membuka matanya, dia sudah berada ditempat yang seperti gorong-gorong dengan kenangan air yang mencapai mata kakinya.

"Lama sekali kau Naruto." Dua mata besar dengan iris merah dan pupil vertikal terbuka menatap langsung kearah Naruto. Sedetik kemudian tempat itu menjadi terang memperlihatkan jeruji raksasa yang didalam terdapat seekor rubah raksasa yang tengah berbaring dengan sembilan ekor yang melambai pelan. Rubah itu kemudian bangkit dan merubah posisinya menjadi duduk. "Kemarilah. "

Naruto berjalan kearah penjara itu dengan santai, bahkan tanpa rasa takut dia memasukinya. Sekarang tidak ada lagi penghalang antara dirinya dengan rubah raksasa didepannya, Naruto yang harus mendongak untuk menatap Kyubi memberikan pertanyaan nya. "Jadi apa yang mau kau bicarakan? "

"Besok. " Naruto yang mendengar satu kata dari Kyubi menjadi bingung, sungguh jawaban rubah yang merupakan biju terkuat itu sangat tidak nyambung dengan pertanyaan. Kyubi mengerti maksud ekspresi Naruto membuang nafas kasar sebelum kembali bicara. "Besok apa kau akan memperlihatkan kemampuan yang sebenarnya? "

"Kenapa kau menayakan hal itu, menurutku itu bukan hal yang penting. " Jawab Naruto, dia benar-benar bingung saat ini. Kenapa juga Kyubi ingin membicarakan hal yang menurutnya sepele ini, memangnya apa salahnya memberikan kejutan kepada orang-orang di akademi.

"Kau bodoh bocah. " Kyubi kembali bicara, ada nada sinis dari nada bicaranya itu. "Bukankah kau tau, kedua orang tua itu selalu saja mengawasi mu. Lalu apa yang nanti mereka pikirkan jika kau menunjukan kekuatan mu besok. Mungkin kau bisa mengatasi Hokage tua itu, tapi bagaimana dengan orang bermata satu itu. "

Naruto akhirnya tau maksud Kyubi membicarakan hal ini, jujur saja dia belum berpikir sampai disitu. Tiba-tiba ada rasa bahagia dihatinya saat menyadari bahwa Kyubi mengkhawatirkan dirinya, tanpa sadar dia tersenyum. "Aku mengerti. Aku akan berusaha sebaik mungkin agar jiji dan orang itu tidak mencurigai ku. "

"Baguslah kalau begitu. "

"Oh ya Kyubi, aku punya sesuatu yang mungkin akan membuatmu nyaman ditubuhku. " Naruto tersenyum melihat tatapan tertarik dari Kyubi, dengan perlahan dia mengeluarkan sebuah gulungan kecil berwarna coklat. "Aku tidak tau kunci fuin yang terpasang ditubuhku ini, tapi setelah meneliti selam tiga tahun aku berhasil membuat beberapa fuin yang ku harap itu bisa membantu. "

Darah Uzumaki yang mengalir dalam tubuhnya, membuat Naruto dengan mudah mempelajari salah satu teknik ninja yaitu fuinjutsu. Ditambah dengan rasa penasaran yang tinggi Naruto terus belajar tentang seni coret-menyoret itu disetiap latihannya. Dan sekarang setelah lima tahun mempelajari fuinjutsu, Naruto sudah banyak membuat fuin baik itu fuin yang sudah ada ataupun fuin baru hasil ciptaannya.

"Apa kau mau aku memasangnya sekarang. " Kata Naruto tanpa melepaskan tatapannya kepada Kyubi. Hening, Kyubi masih menatap Naruto dalam diam tapi dari pancaraan matanya ada sedikit sinar bahagia. Naruto yang tidak menerima jawaban Kyubi berbalik dan berjalan keluar penjara. "Baiklah akan segera ku pasang. "

"Naruto." Naruto yang baru lima langkah berjalan berhenti saat Kyubi memanggilnya. Saat Naruto berbalik, Kyubi merebahkan tubuhnya membuat Naruto hanya berjarak lima meter dari moncong Kyubi. "Tak perlu... " Melihat Naruto memasang wajah bingung, Kyubi kembali melanjutkan perkataan nya. "Jangan sekarang. Nanti, setelah kau sudah menjadi genin. Aku juga ingin menunjukan sesuatu padamu saat kau sudah menjadi genin. "

Naruto terdiam untuk beberapa saat, tak lama kemudian dia tersenyum, senyum lembut yang hanya dia tunjukan pada orang-orang terdekatnya saja. "Baiklah. "

"Pembicaraan hari ini cukup sampai disini saja. Kau pergilah, aku mau tidur. " Kyubi mulai mengubah posisinya menjadi melingkar, ekornya yang dari tadi terus bergerak dia turunkan didekat wajahnya, matanya pun mulai terpejam. Tapi tak lama dia memejamkan matanya, dia kembali membukanya dan menatap Naruto yang tetap berada ditempatnya. "Ada apa? "

Naruto menggaruk pipi yang dihiasi tiga garis kecil dengan pelan, dia juga tersenyum gugup dan sesekali terkekeh. Kyubi menaikan sebelah alisnya melihat Naruto melakukan kebiasaan nya ketika gugup, tapi dia tetap diam menunggu Naruto bicara. "Anu.. " Naruto mulai mengeluarkan suaranya. "A-aku juga mau tidur. Jadi Bo-bolehkah... Bolehkah aku tidur disini. "

Kyubi kembali menatap Naruto dalam diam membuat Naruto sedikit gugup. Tak lama kemudian mata Kyubi terpejam dan mulutnya membentuk sebuah senyum. "Tidurlah. "

Mendapatkan izin dari Kyubi membuat Naruto tersenyum lebar, dengan cepat sang jinchuriki kyubi itu berlari dan melompat kearah ekor biju nya. "Kau yang terbaik. ttebayo! "

"Hei. " Kyubi kembali membuka mata dan menatap Naruto yang kini sudah berbaring disalah satu ekornya. "Aku mengizinkan mu tidur di tempat ini, bukan tidur diekor ku. "

"Oyolah Kyu... " Naruto yang sudah memejamkan matanya dan sedanf posisi yang nyaman diekor Kyubi hanya bicara dengan nada riang. "Ekor mu ini sangat lembut dan nyaman, hangat lagi. Aku akan cepat tidur bila tidur disini. "

Walaupun Naruto itu kuat dan mempunyai kepribadian dewasa, tapi tetap saja dia hanyalah seorang bocah berusia dua belas tahun yang ingin bermain dan dimanja. Jadi dia akan menunjukan sifat dasar seorang anak kepada orang terdekatnya dan Kyubi adalah salah satu orang tersebut. Dia ingin bertingkah selayaknya seorang anak kecil saat ini.

Kyubi menatap bocah yang sedang menggosok-gosokan tubuhnya pada ekor Kyubi. Biju terkuat dari kedelapan biju lain nya itu menatap dengan pandangan sendu. Meskipun dengan cara yang berbeda, anak didepannya ini memberikan kehangatan seperti yang pernah dia rasakan dari orang yang dia panggil jiji dulu. Mungkin karena itu dia mau mempercayai dan melatih serta menjadikan bocah itu teman nya, teman pertama yang berasal dari ras manusia.

Melihat Naruto sudah berhenti bergerak, Kyubi kembali memejamkan matanya. Salah satu ekornya bergerak dan menjadi selimut bagi Naruto, tanpa sadar mulut Kyubi menunjukan sebuah senyum. "Selamat tidur Naruto."

"Selamat tidur Kyubi. "

..: Golden Shinobi :..

Brakh!

"Ohayou minna! " Suara pintu yang dibuka dengan kuat (di dobrak) disertai teriakan cempreng yang membahana mengejutkan seluruh murid yang berada dikelas. Semua murid berbalik dan menghadap kepintu masuk dan siap memaki orang yang sudah hampir merusak gendang telinga mereka, tapi umpatan dan makian yang sudah berada diujung lidah tersendat ketika melihat sang pelaku.

Dipintu masuk berdiri seorang bocah laki-laki yang tengah cengir lebar, tapi bukan cengiran itu yang membuat para murid terdiam melainkan penampilan bocah itu. Pakaian yang berwarna orange yang membuat sakit mata dan sangat norak itu kini telah berganti dengan pakaian yang modis. Jaket putih berlengan panjang dengan dua garis biru disisi tangannya dan lingkaran spiral emas dipunggungnya. Resleting jaket yang dibiarkan terbuka menampilkan baju hitam ketat yang membuat otot dada dan perutnya terlihat. Celana panjang yang kelihatan longgor berwarna hitam dan sepatu standar ninja berwarna serupa. Kacamata yang selalu dipakai didahi anak itu juga tidak ada sehingga menunjukan poni pirang yang miring kekanan dan hampir mencapai matanya.

"Hei, apa kau benar-benar Naruto. " Seorang anak laki-laki dengan tato segitiga terbalik dimasing-masing pipinya memecah keheningan ditempat itu. Pemuda yang membawa anjing diatas kepalanya itu dengan cepat mendekat kearah Naruto, hidung mengendus bau tubuh Naruto. "Baunya sama. "

"Guk guk." Anjing diatas kepala pemuda itu juga menggong gong seakan-akan menyetujui ucapan tuannya.

Sedangkan dengan Naruto, pemuda pirang itu menaikan sebelah alisnya bingung menatap anak yang sudah menjadi temannya itu. "Hey Kiba, tentu saja aku Naruto tebayo. Apa kau tidak mengenali wajah tampan ku ini. " Naruto kemudian sedikit mengangkat dagu dan menunjukan senyum angkuh. "Sekarang minggir, Hokage masa depan mau lewat. "

"Cih. Hokage masa depan apa, orang sepertimu mana bisa menjadi Hokage. " Kiba membalas dengan nada mengejek, dan kembali sang anjing menggong gong. "Lihat! Bahkan Akamaru menyetujui ucapan ku. "

"Cih. " Naruto memasang wajah kesal, dia pun berjalan yang diikuti Kiba disampingnya. "Akan ku buktikan, aku akan menjadi Hokage terhebat tebayou. "

"Hari ini kau terlihat berbeda, Naruto. " Ketika Naruto melewati sebuah meja, suara dari samping terdengar dan saat Naruto menengok dia meliaht anak laki-laki berambut orange yang membawa sebuah bungkus kriping kentang yang terlihat masih ada isinya. Anak itu kemudian menatap teman sebangkunya yang merebahkan kepalanya dimeja. "Hei Shika bangun, lihat Naruto! "

Naruto hanya tersenyum melihat temannya yang berlama lengkap Chouji Akimichi itu. Kemudian tatapannya beralih pada anak laki-laki disamping Chouji yang sudah membuka matanya. "Ohayou Chouji, Shika. "

Chouji membalas sapaan Naruto dengan ramah berbeda dengan Shikamaru yang menyahut dengan malas. Naruto kembali berjalan menuju tempat duduknya, murid-murid yang sedari tadi diam kini telah berbisik-bisik sambil memberi tatapan sinis pada Naruto.

"Dia kira dengan mengubah penampilannya, dia akan pintar gitu."

"Sekali bodoh tetap saja bodoh. "

"Tapi dia terlihat sangat keren. "

Naruto terus berjalan menghiraukan beberapa bisikan murid dikelasnya, dia menghentikan langkahnya tepat didepan sebuah meja yang sudah ditempati oleh seorang anak laki-laki berambut hitam dengan gaya buntut bebek. Naruto tersenyum dan kembali mengucapkan salam. "Ohayou teme. "

Anak laki-laki yang bernama lengkap Sasuke Uchiha itu hanya melirik sebentar kearah Naruto sebelum kembali memandang kedepan. Bocah Uchiha itu sama sekali tidak membalas salam Naruto membuat bocah pirang itu mendecih sebal. "Hei kalau diajak bicara, dijawab teme. "

"Hn."

"Kau ngajak kelahi ya? " Dengan wajah kesal Naruto menaikan lengan jaketnya dan bersiap maju menerjang wajah so cool Sasuke. Tapi niatnya tak sempat terlaksana ketika seorang pria dewasa yang sudah menjadi sensei serta wali kelasnya itu memasuki ruangan sambil mengucapkan salam. Dengan wajah menahan kesal Naruto duduk ditempatnya.

"Baiklah anak-anak. " Iruka yang sudah berada didepan kelas membuka suaranya. "Seperti yang kalian tau, hari ini akan diadakan tes kelulusan untuk menjadi seorang genin. Oleh karena itulah kalian semua diminta kehalaman sekarang. "

"Yosh! Hari ini aku akan menjadi genin. " Teriakan lantang dikeluarkan Naruto yang saat ini sedang memukul udara membuat semua orang termasuk Iruka menatapnya. Kebanyakan tatapan yang ditujukan pada Naruto berupa tatapan kesal dan juga remeh tapi ada juga tatapan geli ataupun pasrah.

"Cih.. " Sasuke yang berada disamping Naruto mendecih membuat Naruto menoleh kearahnya. Tanpa menatap sang bocah pirang, anak itu mengeluarkan suaranya. "Orang seperti mu mana mungkin menjadi genin dobe. "

"Kau Ngajak kelahi. tebayo! "

..: Golden Shinobi :..

Naruto berjalan dengan santai dibukit belakang akademi, tujuan nya adalah bukit dimana pahatan wajah para Hokage berada. Dia masih menggunakan pakaian yang dia gunakan di akademi tadi hal yang membedakan adalah sebuat hitai-ate yang terpasang didahinya.

Saat ini dia sudah resmi menjadi seorang ninja Konoha dengan pangkat genin, dia sudah menyelesaikan ujian genin yang diadakan di akademi dan dia lulus dengan nilai rata-rata, tidak tertinggi tidak juga terendah. Meskipun begitu banyak murid yang terkejut melihat kemampuan Naruto bahkan sampai ada berteriak tak percaya. Naruto tidak bisa membayangkan bagaimana tadi kalau dia menunjukan seluruh kemampuan nya, mungkin akan gempar seluruh akademi.

Naruto berhenti melangkah ketika dia sudah mencapai puncak, dia menarik nafas yang dalam merasakan udara segar disini. Dia kesini bukan tanpa tujuan, dia keseni untuk mencari tempat yang nyaman agar dia bisa bertemu dengan Kyubi. Dia bahkan sampai harus menolak ajakan Iruka-sensei makan ramen karena janji nya dengan Kyubi itu.

Naruto melangkahkan kembali kakinya menuju sebuah pohon yang besar dan juga ridang, mengambil posisi duduk dengan punggung bersandar pada pohon itu dan setelah menemukan posisi yang nyaman, pemuda bersurai pirang itu memejamkan matanya.

Saat Naruto membuka mata dia sudah kembali berada ditempat dia biasa bertemu Kyubi. Naruto mengkerutkan keningnya ketika melihat jeruji besi tempat biasa Kyubi gelap gulita berbeda ditempat dia sekarang berdiri. Dia juga tidak bisa melihat rubah raksasa dengan sembilan ekor yang biasanya akan segera menyambutnya ketika dia kesini, karena penasaran Naruto mulai memanggil sang patner. "Kyubi. "

Tak ada jawaban membuat kerutan dikening Naruto semakin bertambah. Dengan perlahan dia mendekat kearah sel raksasa itu. "Kyubi... Kau didalam. " Lagi-lagi tak ada jawaban, Naruto sempat berpikir kalau Kyubi tengah pergi tapi seketika pikiran itu dia buang jauh-jauh saat menyadari bahwa Kyubi tersegel bukan tinggal ditubuhnya. Bocah itu hendak kembali memanggil akan tetapi sebuah suara menghentikan panggilannya.

"Naruto. "

Suara asing yang baru pertama kali terdengar oleh telinga Naruto, Anak dari pasangan Minato dan Kushina itu memasang wajah bingung saat tau bahwa suara itu berasal dari balik jeruji besi itu. Tapi rasa bingung Naruto terjawab ketika sesosok makhluk keluar dari celah penjara yang gelap gulita itu dan apa yang Naruto lihat membuat Namikaze muda itu sangat terkejut.

Dari balik sel itu keluar seorang gadis muda yang berusia mungkin empat sampai lima tahun lebih tua darinya, memiliki surai merah yang sangat panjang hingga hampir menyentuh permukaan air ditempat ini, mata dengan iris merah dan pupil vertikal yang mengingatkan nya pada rubah yang sejak tadi dia carai, hidung mancung namun mungi, dan bibir tipis berwarna pink alami yang kini tengah tersenyum kearah Naruto, serta jangan lupakan wajah yang nampak bulat yang membuatnya terlihat lucu.

Wanita itu memilki tubuh yang mungil dengan tinggi badan yang mungkin sama dengan Naruto, memakai sebuah kimono berwarna merah yang semakin kebawah semakin gelap. Melihat sang wanita itu membuat Naruto bengong dengan mata yang terbuka lebar serta mulut yang sedikit terbuka, otaknya bekerja sangat keras untuk mengetahui siapa wanita itu tapi sampai sekarang dia belum mendapatkan jawaban hingga akhirnya mulutnya mengeluarkan sebuah kalimat dengan nada bego.

"Siapa kau? "

...

...

TBC

.

Yo. Bagaimana dengan fic ini, baguskah? Atau malah jelek. Tolong berikan komentar anda. Saya sangat berterimakasih bila kalian kiranya mau memberikan review, apalagi sampai men fol dan fav fic gaje ini.

Seperti yang saya katakan di modern ninja, fic dengan vote terbanyak akan saya update, dan fic inilah yang terpilih. Semoga dapat menghibur kalian. Oh ya fic ini saya update tanpa saya edit jadi mungkin sedikit berantakan.

Saya minta saran. Apakah nama kyubi tetap Kurama atau Hanya dipanggil Kyubi.

.

.

.

.

Juubi out