Chapter 35 : Rasa benci terhadap masa lalu!
Mata hijau itu menatap kesal selembar dokumen yang tengah ia baca. Lagi-lagi dirinya harus berpergian jauh, dan kali ini dirinya harus berjumpa dengan orang-orang yang menurutnya mempunyai sifat egois yang sangat tinggi. Mereka adalah Kage dari masing-masing kelima negarabesar. Dirinya dengan kesal mencengkeram keras dokumen yang menjadi undangan untuk menghadiri salah satu hal yang sangat-sangat jarang terjadi, yaitu diadakannya pertemuan kelima Kage.
Dirinya menoleh kebelakang, memutar kursi kebesarannya kebelakang dan bersender pada kusri biru kesukaannya ini. Ia menatap jendela besar di ruangan yang menjadi Kantor resmi dari Mizukage, ia menatap gelapnya malam dari ruangannya. Hari berlalu tanpa terasa, baginya dirinya sendiri sudah sangat lama berjalan dan hidup di dunia ini, namun benar-benar tidak terasa baginya kalau waktu sudah berjalan sangat cepat tak terasa bagi seorang Mizukage, Mei Terumi.
Baginya baru kemarin dirinya dinobatkan menjadi seorang Mizukage, dan baru saja tanpa terasa ia sudah menyewa sebuah kelompok berisikan dua orang untuk menggulingkan kekuasaan dari Yondaime Mizukage, Yagura. Dan dua orang itu sudah mengacaukan pikiran dan kehidupannya. Satu orang itu sudah ia buru dan berencana akan ia akhiri hidupnya dengan tangannya sendiri, dan ia tak berhasil. Dirinya tak mampu secara kekuatan dan hatiuntuk menghabisi orang yang berusaha ia lupakan itu.
Pria yang berusia yang empat belas tahun dibawahnya itu berusaha ia lupakan dan akan berhenti ia cintai. Ia sudah melakukan hal yang pertama kali ia lakukan itu dengan pria bernama Naruto itu, melakukan gerakan yang membuat dirinya candu akan cumbuan yang laki-laki pirang itu lakukan pada dirinya. Dan dengan seketika dirinya begitu kecewa begitu tau, dirinya hanya menjadi pelampiasan nafsu dari pria pirang bernama Naruto itu. Dirinya sangat kesal dan dengan segala cara berusaha mengakhiri hidup pria pirang itu. Dirinya sudah menyewa tim yang dari statistik paling menonjol di bidang perburuan kepala, tapi nihil tak ada tanda-tanda bahwa tim bernama FAIRY TAIL itu berhasil, dirinya sudah membayar mereka mahal, dan hasilnya tak ada apapun yang mereka dapati.
Dan dirinya sudah berhenti dan berusaha tidak pernah mengganggap tidak pernah menyewa mereka. Lebih memilih mengacuhkan apapun hasilnya yang dilakukan oleh tim itu, dan ia juga percaya dan yakin kalau mereka tidak akan bisa mengalahkan Naruto bagaimana caranya, Naruto jauh dari kekuatan mereka dan dirinya mungkin hanya sebentar bisa menghadapi Naruto dan setelah itu dirinya pasti akan dibunuh oleh pria pirang itu.
Menghela nafas, ia sekarang sudah memiliki ikatan dengan pria yang awalnya menjadi lawannya. Ia tidak mengira akan bertemu dan berhadapan dengan pria itu, dan seketika pria itu menginginkan dirinya menjadi miliknya. Seorang pria yang harus ia akui bahwa pria itu memiliki kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pria ideal untuk dirinya yaitu tampan dan memiliki sikap yang boleh dibilang dingin alias cool, pria berambut hitam yang mengaku mempunyai nama Dreyoka itu ternyata adalah seorang yang mempunyai ikatan keluarga
dengan salah satu mantan Hokage yaitu Namikaze Minato yang menjadi adiknya, yang artinya adalah seorang paman dari orang yang berusaha ia lupakan yaitu Namikaze Naruto.
Dunia ternyata sangat sempit, ia bahkan tidak mengetahui kalau seorang Yondaime Hokage memiliki seorang kakak. Ia hanya mengetahui bahwa Yondaime Hokage adalah seorang jenius dan Hokage termuda yang pernah dimiliki oleh Konoha, seorang yang ditunjuk langsung oleh pendahulunya yaitu Sandaime Hokage, Sarutobi Hiruzen. Mempunyai kemampuan sangat baik dalam Ninjutsu maupun Taijutsu, ialah salah satu Ninja terbaik yang ada saat ini. Dan kini sudah muncul lagi seorang yang ternyata adalah kakak dari Minato, Inazuma Namikaze, seorang yang mempunyai dua Kekei Genkai milik Konoha yaitu Byakugan dan Sharingan di kedua matanya.
Sudah jelas kalau Inazuma bukan orang yang terlahir dari klan Uchiha maupun Hyuga, karena ia memiliki nama Namikaze, namun ia tidak tahu dari mana pria itu memiliki kedua mata spesial itu. Sama juga dengan keponakan nya, namun kali ini lebih tinggi lagi daripada dirinya. Keponakannya memiliki mata yang konon katanya hanya dimiliki oleh seorang yang menjadi awal mula adanya Chakra yaitu Rikudo Sanin. Naruto memiliki Rinnegan di kedua matanya itu, dan juga ia memiliki Sharingan yang kabarnya sudah menjadi sempurna yaitu Mangekyo Sharingan, dan keduanya sama-sama sangat berbahaya mengingat tidak ada yang tidak bisa untuk dilakukan oleh Naruto dengan kedua Kekei Genkai yang ia miliki itu.
Dari mana kedua Namikaze itu memperoleh Kekei Genkai yang sangat spesial itu? Inazuma Namikaze, meskipun tidak diketahui siapa ayah dari Minato tapi dari namanya saja ia sudah memperkirakan dan pasti kalau ayah dari Minato seorang Namikaze, dan terus turun hingga anak ketiga Minato yang baru lahir itu. Ia khawatir tidak ada yang bisa menghentikan keduanya, bahkan Mei mendapatkan kabar bahwa Naruto mengalahkan ayahnya sendiri. Seorang Kage dikalahkan oleh Naruto, sudah jelas bukan sekuat apa pria pirang yang berusaha ia lupakan itu. Belum lagi kali ini akan ada pertemuan kelima Kage besok, ia yakin besok akan membicarakan tentang pria pirang itu. Karena ia juga mendengar kedua negara yaitu Iwagakure dan Kumogakure di datangi oleh sekumpulan orang berambut yang semuanya sama yaitu berambut pirang, dan juga kedua negara itu tidak hanya di datangi saja melainkan juga diambil sesuatu yang sangat berharga bagi kedua negara itu.
Iwagakure yang pemimpin negaranya yang langsung turun tangan merasakan dan melihat kalau yang mengambil dan menyerang negara Iwa adalah Naruto yang menggunakan teknik pembagi tubuh. Bukan tanpa alasan Oonoki sang pemimpin negara Iwa itu mengucapkan hal itu, karena orang-orang berambut pirang itu di kedua matanya menatap dirinya dengan Rinnegan. Mustahil di cerna jika banyak orang yang memiliki mata yang konon hanya ada di legenda jaman dahulu kala itu, tidak mungkin. Hanya ada satu kemungkinan, yaitu Namikaze Naruto adalah biang keladi dari kekacauan di Iwagakure.
Begitu juga dengan Kumogakure, yang pemimpin negaranya yang langsung turun tangan dan kini berbeda ia menatap wajah dengan semacam tindikan di bagian dagu wanita yang ia yakin menjadi pemimpin dari delapan orang yang menyerang tempat suci di Kumo adalah seorang wanita. Dari wajahnya yang dingin tanpa ekspresi ia bisa melihat kalau orang yang
memakai kostum Akatsuki itu adalah seorang wanita, dan sama seperti Iwagakure, semuanya memiliki rambut pirang dan memiliki mata yang sama yaitu Rinnegan.
Itu masalah yang sangat serius, jika tidak ditangani dengan cepat Naruto pasti akan membuat banyak hal-hal negatif lainnya, bahkan yang tidak bisa ditangani oleh manusia pada umumnya. Tentu saja meskipun jarak Iwagakure jauh dari Kirigakure ia akan datang ke rapat yang sangat-sangat jarang terjadi, mempertemukan kelima pemimpin negara besar adalah hal yang sulit, dan jika sudah terjadi pasti membahas masalah yang serius.
Memutar kembali kursi kesayangannya lalu kembali menatap banyak dokumen yang tersusun tinggi di meja kerjanya. Sepertinya dirinya harus memulai untuk mulai mengisi setiap dokumen dan formulir yang harus ditandatangani oleh dirinya. Menarik sebuah senyuman yang mengartikan semangat ia mulai dengan menggenggam sebuah pena dan menandatangani satu persatu dokumen yang diperlukan.
Namun indera pendengarannya mendengar suara ketukan pintu, ia menatap pintu coklat muda itu. Siapa yang berani-beraninya datang ke ruangan nya malam-malam begini.
"Masuk!" Ucapnya dengan sedikit berteriak.
Dan bunyi decitan pintu mulai terdengar, dengan melebarnya mata itu ia menatap tidak percaya siapa yang sekarang ini membuka pintu itu. Sesosok pria berambut hitam dengan kemeja hitam yang dibagian lengan itu digulung hingga bagian sikunya, dan memakai celana hitam panjang senada dengan warna rambut dan kemejanya dan menghembuskan asap rokok yang tadi ia hisap itu.
Ia melihat pria itu tersenyum kearahnya, lalu membuang puntung rokok itu kebawah dan menginjak puntung rokok itu dengan sandal ninjanya. "Selamat malam Mizukage-sama." Ucapan pria itu dengan sedikit menundukkan kepalanya.
Mei masih diam membisu, tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang ini. Ia terus menatap pria yang sekarang ini sudah beradaptasi diseberang meja kerjanya, terus menatapnya dengan senyuman.
"Kenapa diam saja, Mizukage-sama?" Pria itu berkata lagi, dan kali ini Mei mulai tersadar dari rasa terkejutnya.
Meneguk ludah nya sendiri dengan sedikit susah ia mulai membuka suara. "Bagaimana kau bisa kesini?" Mei bangkit dari duduknya. "... maksudku bagaimana caranya kau bisa masuk kesini?" Lanjut Mei yang mempertanyakan bagaimana pria seperti dirinya yang tak lain sudah terkenal sebagai buronan di buku Bingo.
"Itu mudah.." Lalu senyum itu menampakkan sebuah cengiran yang memperlihatkan gigi putih pria itu. ".. intinya aku tidak ketahuan oleh bawahan mu." Balas pria yang diketahui bernama Inazuma itu.
xXx
XxX
Gadis pirang itu terlihat tidak nyaman menatap sebuah mangkuk besar berisi sebuah makanan yang ia tahu bernama Ramen itu. Ia tak menyangka kalau dirinya dipaksa untuk makan malam bersama dengan orang yang bisa dibilang asing bagi dirinya, karena ia untuk pertama kalinya berbicara secara langsung dengan keluarga dari salah satu mantan Hokage yaitu Namikaze Minato.
Istri dari Yondaime Hokage yaitu Uzumaki Kushina—ah tentu ia salah menyebut nama wanita yang sangat cantik itu—nama wanita itu Namikaze Kushina, ya wanita berambut merah yang panjangnya hingga bokongnya itu memaksanya untuk makan malam bersama dengannya. Awalnya ibu dari Naruto ini mengajak Gray dan Natsu juga, namun mereka beralasan akan menjenguk dan menjaga temannya yaitu Erza yang kini sepertinya masih dirawat di rumah sakit, dan kini hanya dirinya yang makan malam bersama dengan keluarga Namikaze.
Mata hijau menoleh, menatap mata biru yang dipunyai oleh seorang wanita berambut merah sebahu yang menjadi kembaran dari Naruto. Wajahnya sama persis dengan Naruto, dengan mempunyai 3 goresan seperti kumis pada pipinya membuat wanita itu terlihat seperti Naruto, hanya warna rambut dan jenis kelamin lah yang membedakan mereka berdua.
Mencoba mencoba tersenyum menatap wajah Kushira. Ia sepertinya masih sangat penasaran dengan dirinya, ya sedari tadi ia sudah berusaha untuk tidak terlalu banyak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Kushira. Dirinya juga tidak bisa menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh Kushira seperti " Dimana Naruto-nii?" Dirinya sudah jujur dan mengatakan kalau dirinya memang tidak tahu dimana kakaknya saat ini, dimana sekarang Naruto ia tidak tahu, ia saja di teleportasi oleh Naruto di kamarnya dan tiba-tiba muncul di depan gerbang masuk desanya.
Dan lagi di sisi kiri meja itu terlihat juga kalau sang mantan Hokage itu sekali-kali meliriknya, ia dapat melihat kalau mata yang sama seperti Naruto dan adiknya itu melirik Lucy, apa ada yang salah dengan dirinya atau bagaimana. Kepala pirang yang menurun ke Naruto itu akhirnya muncul di balik lembaran koran yang ia baca. Ia melipat koran itu dan menatap wajah Lucy, sementara Lucy menoleh melihat ke lain arah menghindari tatapan Minato Namikaze.
"Lucy?" Kali ini telinganya merespon sebuah nada panggilan yang ia dengar dari pria pirang bernama Namikaze Minato.
Dan wajah cantik Lucy menoleh menatap Minato. "Y-ya Minato-san?" Suara Lucy terdengar membalas ucapan Minato.
"Dimana kau tinggal? Aku belum tahu dimana kau tinggal?" Minato mempertanyakan sesuatu yang belum ia ketahui, dari awal ia memang tidak tahu dari mana asal wanita ini. Yang ia tahu kalau wanita ini dan kedua temannya bukanlah seorang Shinobi.
Dan pertanyaan yang ia harapkan tidak ditanyakan akhirnya terdengar, ia sudah sepakat bersama semua teman-temannya kalau mereka tidak boleh memberi tahu asal mereka. Ya itu bisa menjadi sesuatu yang sangat bahaya bagi mereka, karena mereka bisa dibilang menjadi seorang penjelajah dimensi.
Dirinya bersama teman-temannya bukan berada di dunia mereka, bukan berada di asal mereka. Dunia ini berbeda, tidak ada seorangpun yang selama beberapa tahun ini mereka temui yang berusaha mereka cari yang mempunyai kekuatan yang sama seperti mereka. Semua orang di dunia ini rata-rata mempunyai kemampuan yang dinamai dengan Chakra, bukan seperti mereka yang seorang Fairy.
Dengan senyuman ia sepertinya bisa menyembunyikan rahasia itu. "Aku tinggal bersama teman-temanku di Jalan Utama, Minato-san." Jawab Lucy.
Minato dengan mata biru yang terus menatap Lucy menganggukan kepalanya. "Lalu orang tua mu? Dimana mereka tinggal?" Dan pertanyaan yang kali ini benar-benar membuat Lucy pusing.
Lucy tidak tau harus menjawab apa, kedua orang tuanya sudah meninggal. Dan lagi, itu juga berbeda dimensi sama seperti dirinya. "Orang tua ku sudah meninggal." Lucy mengucapkan nya dengan menggigit bibirnya.
Minato mengangguk mengiyakan jawaban yang keluar dari mulut Lucy. Sepertinya gadis bernama Lucy itu sudah tidak mempunyai orang tua seperti jawabannya, jadinya Lucy menjadikan teman-temannya menjadi tempat dirinya untuk pulang.
Gadis ini seperti ada sesuatu yang disembunyikan, terlihat dari tadi gerak-geriknya seperti ada yang salah pada gadis pirang ini. "Kau tak apa, Lucy-san?" Minato bertanya.
Lucy hanya menganggukan kepalanya, sebagai jawabannya. Ia benar-benar tidak nyaman berada di situasi seperti ini, dirinya seperi di interogasi. Dan lagi yang menginterogasi dirinya adalah orang yang sudah pasti sangat kuat. Tapi ia berusaha untuk setenang mungkin menjawab pertanyaan yang di ajukan ayah dari Naruto itu.
Sementara mata coklatnya itu lagi-lagi bertemu dengan mata biru yang menjadi milik Kushira. Gadis merah itu terus saja menatap dirinya, dan kali ini Kushira seperti ingin mengucapkan sesuatu. "Kenapa kau memburu kakakku?!" Kushira bertanya dengan nada penuh penekanan.
Lucy akhirnya menatap dengan serius mata biru itu. "Itu adalah perintah dari orang yang menyewa jasa kami." Jawaban dari Lucy menarik rasa penasaran seorang Minato.
"Siapa?" Dan Minato bertanya kepada Lucy.
"Mizukage kelima." Lucy menjawab dan kali ini ia menoleh menatap pria pirang itu. "Mei Terumi." Ucap Lucy dengan pelan.
Mata Minato menyipit, ia merasa aneh dengan jawaban yang keluar dari mulut Lucy, kenapa seorang kepala negara menyewa pembunuh bayaran jika dirinya bisa memperintahkan bawahannya untuk menjalankan tugas itu. Ada yang salah, atau mungkin ada yang spesial dari mereka yang menyebutkan dirinya Fairy Tailitu.
Namun dari ketiga teman Lucy yang ia ketahui bahwa mereka sama sekali tidak punya aliran chakra didalam tubuh mereka. Apa yang bisa mereka lakukan untuk dapat melakukan tujuan mereka itu, hanya dengan rencana dan pertarungan jarak dekat? Itu sungguh konyol, hal itu tidak akan mungkin bisa melumpuhkan anaknya. Butuh lebih dari itu jika mereka ingin mengalahkan anaknya.
Minato tersenyum memikirkan hal itu, bagaimanapun juga ia harus akui kalau anaknya itu sudah memiliki kekuatan yang sangat luar biasa. "Begitu, dan sepertinya kalian gagal untuk menyelesaikan tugas kalian bukan?" Ucap Minato.
Lucy setuju dengan pendapat ayah dari kekasihnya itu, bukan gagal karena kurang kuat atau tidak adanya perlawanan, namun karena ia sudah mempunyai pikiran untuk hidup bersama Naruto. "Ya, aku akan memberi tahu teman-teman ku untuk segera berhenti memburu Naruto." Ujar Lucy.
Minato tersenyum mendengarnya, lalu tatapan mata birunya menuju pergelangan tangan Lucy, yang terdapat sebuah segel yang ia yakin kalau itu adalah segel dari anaknya. Ia bisa menggunakan itu untuk segera bertemu dengan anaknya, ia akan melakukan sedikit modifikasi untuk bisa melakukan Jikukan no Jutsu di segel bertanda N itu.
"Kau ingin bertemu Naruto bukan?" Ucap Minato.
Kedua gadis itu Kushira dan Lucy menoleh secara bersamaan ke arah Minato.
"Apa maksud Tou-chan!" Kushira seperti mendapat sebuah pertanda bahwa dirinya akan bertemu dengan Kakaknya.
Sementara Minato tersenyum dengan khasnya menatap anak perempuan nya itu. "Kushira besok pagi kau ingat bukan kalau kau dan tim mu mendapat panggilan oleh Hokage untuk membahas Uchiha Sasuke." Minato tau kalau Kushira ingin ikut mencari Kakaknya, namun itu bukan haknya. Dirinya lah yang akan mencari dan memulangkan Naruto. Itu adalah kesalahannya, dan ia akan bersumber akan mengembalikan anaknya pulang kembali ke keluarganya.
Sementara Kushira begitu mendengar nama Sasuke, ia langsung terbayang akan pria itu. Sudah sangat lama ia tidak mendengar kabar dari keturunan Uchiha terakhir itu. Ia punya sebuah janji untuk dirinya sendiri kalau ia akan memulangkan kedua orang yang sangat berarti bagi dirinya, rekan satu tim nya, Uchiha Sasuke dan Kakak kembarnya Namikaze Naruto.
Tapi ayahnya sepertinya tidak akan mengizinkan dirinya untuk ikut mencari keberadaan kakaknya. Dan lagi besok dirinya baru ingat ada panggilan dari nenek Tsunade soal si Teme itu. Sepertinya ia akan mempercayakan masalah Kakaknya kepada ayahnya.
Tangan kanan Kushira menggaruk rambut merahnya. "Ahhh baiklah…" Mata biru itu menyiratkan semangat untuk ayahnya. "Tou-chan janji akan memulangkan Naruto-nii kali ini oke!" Kali ini Kushira berdiri dari kursinya berjalan menuju ayahnya.
Sementara ayahnya mengepalkan tangannya dan mengarahkan kepada Kushira. "Tentu saja." Dengan cengiran itu kedua kepalan tangan ayah dan anak beradu. Dan tangan kiri Minato mengelus puncak kepala merah Kushira dan mengacak rambut merahnya yang sangat mirip dengan istrinya.
Kushira tersenyum mendengarnya dan kepala merahnya menoleh menatap Lucy. "Dan kau, kuharap kakakku tidak salah menjadikan mu pacarnya!" Dan dengan itu Kushira berjalan menjauh menuju kamarnya.
Lucy ternganga mendengar itu, apakah itu ancaman untuknya. Namun ia seperti mendapat tantangan mendengar suara yang bernada ancaman itu, ia yakin dan percaya kalau dirinya tidak salah menjadikan Naruto pacarnya. Ia cinta dengan Naruto. Ia akan melakukan apapun demi pria pirang itu, apalagi setelah melakukan hal itu, ia semakin yakin kalau dirinya tidak salah.
Dan kepala pirangnya tiba-tiba menoleh begitu merasakan pergelangan tangannya di sentuh oleh seseorang. Dan orang itu adalah Minato. Minato menggenggam tangannya erat dan merasakan sesuatu seperti rasa dingin sesaat, dan melihat Minato tersenyum begitu melepas genggaman tangannya. Dan mata coklatnya menatap ada semacam corak tribal yang mengitari yang katanya segel Jutsu Hiraishin milik Naruto yang berbentuk huruf N itu.
"Dengan itu sepertinya kita bisa bertemu dengan Naruto kapanpun, Lucy-san." Ujar Minato menjelaskan fungsi segel yang ia pasang mengitari segel N milik anaknya. "Dan juga, aku memasang segel untuk dirimu, bila terjadi hal yang tidak diinginkan, aku bisa memindahkan dirimu ketempat yang lebih aman." Jelasnya lagi menjelaskan fungsi segel Jikukan no Jutsu miliknya atau bisa disebut segel Hiraishin milik Minato.
Lucy hanya menganggukkan kepalanya mengerti apa fungsi segel ditangnnya sekarang ini.
"Terima kasih Minato-san." Ujar Lucy sambil tersenyum.
"Hmmm sepertinya kau harus memanggil Minato dengan panggilan yang lebih baik yaitu Ayah, Lucy-chan." Dan terdengar suara feminim dari arah belakang, kepala pirangnya menoleh menatap seorang wanita yang ia tahu adalah ibu dari Naruto, dan istri dari Minato.
Kushina dari belakang mengelus rambut pirang Lucy dan terus tersenyum kepada Lucy.
"Ah, sepertinya tidak perlu Kushina." Kali ini Minato berbicara sepertinya setuju dengan pemikirannya, Naruto kan baru pacaran dengan Gadis pirang ini, memanggil namanya saja sudah bagus baginya, asal dengan sopan.
Mata Violet Kushina menatap tajam Suaminya. "Apa maksudmu Minato?" Dengan nada Habannero-nya ia tersenyum penuh dengan aura kematian yang sangat tinggi.
Minato tersenyum kikuk, ia sangat tidak nyaman dengan aura ini. Bukan, ia sangat takut dengan aura ini, bayangkan saja jika makhluk merah itu sudah sepenuhnya marah kepada dirinya. Ia sangat tidak ingin lagi membuat istrinya marah kepada dirinya. Dan ia merasakan kalau Lucy juga mengalami hal yang sama.
Lucy meneguk ludah nya sendiri dengan susah payah, aura kematian sangat terasa secara tiba-tiba disini. Dan asalnya dari wanita merah ini. "B-baik I-i-ibbu…." Lucy sangat sulit untuk mengucapkan kata-kata itu.
Sementara Kushina langsung mengacak-acak rambut pirang Lucy dan mengecup puncak kepala pirang Lucy. "Kemari lah, aku akan tujukan foto album Naruto dan Kushira waktu kecil." Dan dengan itu ia mengajak Lucy untuk ikut dengannya.
XxX
xXx
Kepalan tangan itu dengan keras meninju meja kayu itu yang untungnya tidak membuat meja itu hancur. Gigi tu dengan keras beradu, mengeraskan setiap gigi putih dengan taring itu. Mata hitam itu menyiratkan emosi yang sangat besar, ia sangat ingin menghabisi nyawa orang yang sudah menjadi buruan nya sejak lama.
"Naruto, kali ini kau akan kuhabisi!" Pria yang dikenal sebagai Natsu Dragnell itu mengeram keras dirinya kesal bukan main. Tidak ada yang boleh menyakiti teman-temannya, siapapun yang telah melukai teman-temannya akan bertemu dengan ajalnya cepat atau lambat.
Begitu kembali dari rumah sakit setelah temannya Erza Scarlet diperbolehkan untuk kembali setelah kondisinya sudah membaik setelah di Genjutsu oleh pria brengsek itu, ia semakin merasa kesal dengan pria itu. Dan dirinya juga berhasil dikalahkan tanpa terkena serangan
dari dirinya. Tapi lain halnya pertemuan selanjutnya, ia akan melakukan sesuatu untuk menghabisi nyawa pria itu. Tidak peduli meskipun dia adalah target buruannya.
Sementara itu, gadis berambut biru tua menatap wajah Natsu dengan sedih. Gadis berusia 14 tahun itu yang dikenal bernama Wendy Marvell, tidak tahu apa-apa sebelumnya, namun ketika salah satu temannya yaitu Erza bercerita tentang apa yang mereka alami hari ini ia terkejut.
Setelah sekian lama, dan kenapa harus sekarang mereka bertemu dengan buruan besarnya. Dirinya sudah tidak tau lagi harus berbuat apa atau mengucapkan apa untuk Mizukage Mei Terumi atas apa yang ia berikan untuk dirinya dan teman-temannya, namun lagi-lagi sosok Naruto itu tidak bisa ditangani oleh mereka
Dan bahkan dengan mudah mengalahkan ketidak temannya yang bisa dibilang adalah orang-orang yang sangat kuat. Sebenarnya sekuat apa pria bernama Namikaze Naruto itu, yang berhasil membuat Natsu, Erza dan Gray tak berdaya dibuatnya.
Tapi ia yakin semua orang punya titik lemahnya masing-masing, begitu yang ia yakini ada di dalam Naruto. Tidak ada orang yang tidak memiliki kelemahan, pasti ada, mereka akan memanfaatkan kelemahan itu agar bisa mengalahkan Naruto.
"Kheh, kalau begitu, kita akan menyerang total pria bernama Naruto itu." Kali ini pria berambut hitam panjang dengan wajah yang dipenuhi semacam tindikan buka suara.
Semuanya tentu setuju dengan apa yang tadi diucapkan oleh pria bertubuh kekar berambut hitam sepunggung bernama Gajeel Redfox itu. Tidak ada cara lain, mereka harus menyelesaikan perburuan mereka dengan cara menghabisi Naruto.
Sementara itu Erza yang masih dengan keadaan memegang sebuah sendok untuk memakan makanan kesukaannya yaitu Cheese cake tersenyum mendengar percakapan teman-temannya. Ya tidak ada cara lain, mereka semua harus mengakhiri hidup seorang Namikaze Naruto. Tidak peduli meskipun Naruto sekarang ini tengah menjalin hubungan dengan temannya yaitu Lucy. Dan iya dia baru menyadari sesuatu, dimana Lucy. Apakah gadis pirang itu mencari Naruto seorang diri?
"Dimana Lucy?" Suara Erza menarik perhatian semua teman-temannya.
Pria berambut hitam yang kini sudah memakai sebuah baju putih buka suara. "Lucy ikut dengan Yondaime dan istrinya." Ucap Gray dengan tangan yang melipat didepan dadanya.
"Ughhhhh...Gray-sama sungguh keren!" Dengan kedua mata yang kini sudah berbentuk seperti Love seorang gadis yang kini memeluk tubuh Gray dari samping dengan keras.
"He-hey menyingkirlah Juvia!"
Sementara semuanya tidak mengganggap ada kedua orang itu sekarang ini. Dan mulai mencerna apa yang tadi di ucapkan oleh Gray. Bagaimana bisa Lucy ikut dengan Yondaime dan istrinya?
"Apa karena Lucy yang sekarang ini menjadi pacar Naruto, Lucy di interogasi oleh kedua orang tuanya?" Kali ini pria berbadan besar yang dikenal sebagai Laxus Dreyar mengeluarkan apa yang ia pikirkan.
Erza sepertinya setuju dengan pemikiran Laxus. Ya wajar saja karena sudah bertahun-tahun kedua orang yang berpengaruh di Konoha itu mencari Naruto yang menjadi anak mereka. Dan seketika muncullah seorang yang mempunyai hubungan spesial dengan anaknya, tentu pasti akan di interogasi. Apalagi kini status Naruto adalah buronan dunia Shinobi ini.
Tapi jika kedua orang tuanya sudah tau keberadaan anaknya pasti mereka akan membawa pulang kembali anak mereka yang hilang. Dan itu sudah pasti buruan mereka akan di hukum, mungkin dipenjara selama bertahun-tahun lamanya karena perlakuan nya yang melawan hukum. Itu sama saja mereka sia-sia selama 2 tahun ini memburu pria pirang itu. Tidak ia tidak akan membiarkan Lucy dan kedua orang tua Naruto bertemu lebih dahulu dengan Naruto, mereka harus terlebih dahulu sebelum mereka.
"Bagaimana kalau besok kita ke Iwa?" Dan pria berbadan besar itu melanjutkan ucapannya.
"Iwagakure maksudmu, Laxus-san?" Dan seorang Exceed betina bernama Carla. Dan Laxus hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan pertanyaan dari Exceed berwarna putih itu.
"Untuk apa kita ke Iwagakure? Jarak dari Konoha ke Iwa lumayan jauh lho!" Kali ini teman setia dari Exceed itu berbicara.
"Aku punya seorang kenalan yang menjadi seorang Ninja Iwagakure." Ujar Laxus sambil terus bersandar pada dinding. "Besok akan diadakan pertemuan kelima Kage disana." Lanjut Laxus yang kali ini benar-benar membuat semua teman-temannya menatapnya dengan tatapan serius, terkecuali Natsu yang masih terus menatap meja yang berada didepannya dengan pandangan yang susah dimengerti.
"Apa!"
Ini bukan hal yang wajar, kelima pemimpin negara besar elemental bertemu. Pasti ada suatu kejadian yang benar-benar diluar kendali mereka sehingga di adakan nya pertemuan orang-orang yang sudah jelas sangat kuat itu. Pasti mereka berkumpul dan berserikat bukan untuk masalah ekspor impor produk kenegaraan mereka, bukan juga masalah bencana alam yang terjadi, karena memang tidak ada bencana alam yang terjadi sangat parah di salah satu dari kelima negara besar itu. Pasti ini masalah yang sangat-sangat serius.
"Ada apa hingga diadakan pertemuan kelima Kage? Dari banyaknya buku yang sudah kubaca, terakhir kali pertemuan seperti ini terjadi di era kepemimpinan Shodaime Hokage,
Senju Hashirama." Dan Gray yang kali ini tangan kirinya berhasil terlepas dari pelukan Juvia berhasil terlepas karena terkejut mendengar pernyataan dari Laxus.
Laxus kali ini berjalan mendekati meja makan yang tidak jauh dari tempat ia bersandar di dinding dapur ini. "Sepertinya buruan kita kali ini benar-benar menarik!" Dengan senyuman khasnya menatap semua teman-temannya. "Namikaze Naruto sepertinya mengambil sesuatu yang berharga bagi kedua negara itu dan berhadapan langsung Tsuchikage dan Raikage." Laxus dengan nada datar menyatakan apa yang ia ketahui tentang pria pirang itu.
Natsu mendengar itu semakin menguatkan kepalan tangannya. "Berengsek kau Naruto!" Kali ini Natsu berteriak dengan keras meluapkan emosi yang berasal dari Naruto itu.
Melihat itu semua anggota Fairy Tail lainya semakin besar rasa emosi terhadap buruan mereka ini. Tidak salah lagi, mereka memang harus melakukan yang sangat serius untuk Naruto. Pria itu tidak bisa dianggap enteng, buktinya ia berhadapan dengan kedua pemimpin negara besar yaitu Tsuchikage Oonoki dan Raikage A.
Sudah pasti jika nanti berhadapan dengan Naruto tidak boleh ada satu kesalahan pun atau hasilnya bisa fatal. Mereka akan mengeluarkan seluruh kemampuan mereka untuk menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka ini.
"Kita berangkat malam ini." Erza berdiri dari duduknya. "Berkemas lah, waktu kalian 15 menit!" Perintah sang Titania Erza Scarlet dan semuanya menatap wajah Erza dengan tegas menyatakan bahwa mereka siap berhadapan dengan Naruto.
~xXx~
~XxX~
Peluh di wajah memerah itu semakin deras turun ke dagu dan terus turun ke leher jenjang wanita berambut merah itu. Pergerakan pinggulnya terus semakin cepat bergerak naik dan turun, sementara di bawahnya ada sebuah batang yang terus menyodok-nyodok daerah kewanitaannya.
"~Ahhnn~~~"
Desahan dari tadi terdengar menggema di ruangan yang seharusnya suci ini. Ya mereka berdua melaksanakan kegiatan yang seharusnya tidak dilakukan disini, ini ruangan yang menjadi kantor atau tempat kerja dari pemimpin desa Kirigakure.
Dan mereka malah melakukan hubungan seks dengan gairah super tinggi yang lebih ditonjolkan oleh si wanita yang tak lain dan tidak bukan adalah si penghuni tempat kerja ini yang artinya dia adalah Mizukage.
Mata sayu itu terbuka sangat sedikit menatap pria yang terlihat sangat menikmati perlakuan yang ia lakukan saat ini, itu membuat gairah seorang Mei Terumi semakin besar lagi. Makin kencang genjotan yang ia berikan pada batang yang terus keluar masuk kedalam areanya.
Kepala merah itu turun dan bibir berlipstik ungu itu memagut bibir pria dibawahnya itu. Perang lidah terjadi dibawah sana, Saliva Mei dengan deras terus mengaliri bibir pria itu. Gigitan terjadi pula disana, sang pria terus menggigit bibir ungu itu, menggerakkan tangannya terus memainkan nipple kehitaman itu.
"Ahhn, Inazhumaaa!"
Desahan yang terdengar sebagai nama dari seseorang yang sekarang tengah bergulat dengannya di lantai ini terus terdengar.
Seks yang sudah lama tidak ia lakukan, seks yang sungguh nikmat ini terjadi lagi. Dengan orang yang mempunyai clan yang sama seperti pria yang sebelumnya me lakukan dengan dirinya. Terus saja tangan itu bergerak ditubuh kejar pria yang bernama Inazuma itu.
Sangat nikmat sekali, rasa yang sudah lama ia tidak rasakan. Lubangnya terus terisi oleh batang yang keluar masuk tanpa menurunkan tempo kecepatannya, terus menggenjottubuhnya.
"Ahkk! Mei!"
Desahan yang tertahan itu terdengar lagi. Pria juga terus mengucapkan nama wanita yang menjadi lawannya ini. Kedua tangannya berhenti bermain dengan dada besar milik Mei, kedua tangan itu bergerak menyentuh bokong semok Mei dan memberikan tenaga ekstra agar kocokan itu semakin cepat, dan semakin membuat nikmat itu bertambah berkali-kali lipat.
Ini adalah seks terbaik yang pernah pria itu alami. Meng gauli seorang pemimpin desa super sexy adalah hal yang sangat nikmat. Apalagi perlakuan wanitanya itu dengan sangat sempurna membalas semua gerakan itu.
Sepertinya keponakannya itu sudah melakukan hal yang sangat luar biasa. Padahal waktu itu ia masih bocah ingusan, namun sudah bisa meng gauli seorang Mizukage. Dirinya kalah start.
Namun demikian, sepertinya meskipun dia bukan yang pertama kali untuk wanita ini. Nikmat itu sangat terasa di batangnya. Terus saja batangnya di hisap penuh kenikmatan dan rasa genggaman lubang itu sangat terasa sungguh luar biasa.
"Lebih cepat!"
Tanpa terasa setelah mengucapkan lenguhan itu, bibir ungu itu menjilati pipi pria itu, menjilati secara memutar, membiarkan ludahnya menetesi pipi itu. Lidah yang temperatur
nya sangat tinggi itu terus menjilati wajah pirang itu, dan bergerak makin liar turun ke telinga kiri pria itu, menjilati dan berusaha mengulum aurikula atau yang biasa disebut daun telinga itu. Menggigit gemas daun telinga itu, membiarkan daun telinga itu berlumuran ludahnya. Dan terus menjilati bagian lainnya.
Leher itu kini di bantai oleh lidah panas itu. Bagian yang menonjol di leher itu yang bernama jakun kini di kulum oleh mulut serakah itu. Berusaha benar-benar mendominasi per gaulan mereka. Benar-benar membuat pria itu terus mengeluarkan pre-cum sedikit demi sedikit, membuat lubangitu kini dibagian pinggirnya mulai basah akan cairan kental miliknya.
Tangan itu melepas bokong super itu. Dan memegang punggung dan pinggul Mei. Bergerak secara kasar memutar per gaulan mereka. Senyuman terindah itu akhirnya terlihat kembali di wajah cantik Mei, ia sangat senang dan bahagia menikmati setiap perlakuan ini yang sungguh membuat dirinya sangat kenikmatan tak terhingga.
Suara sodokan itu semakin kencang terdengar setelah posisi Mei berbaring menerima setiap sodokan itu semakin kencang hingga menyentuh dinding rahim Mei. Sedikit nyeri namun dikalahkan oleh kenikmatan akibat besarnya batang itu.
Dada besar itu bergandulan bergerak secara stagnag maju dan mundur mengikuti pergerakan sodokan itu. Tangan Mei bergerak memegang pinggul pria itu, dan Inazuma bergerak turun mencondongkan tubuhnya menciumi nipple kehitaman itu. Mengulum bagian yang menjadi daya tarik utama wanita ini. Dada besar ini sudah membuat banyak dosa bagi pria manapun yang melihat ini.
Dan ia sangat suka dengan dada ini, tidak terlalu keras, yang artinya dada ini alami. Besar secara alami, tanpa ditanam silikon membuat rasa lembut dan halus begitu terasa begitu meng grepedada kiri Mei.
Gigitan pada nipple itu terasa sakit. Mata hijau itu melihat kalau Inazuma menegakkan kembali badannya dan mempercepat tempo sodokannya.
"Ahhhh, hampirrr!"
Ia tau itu, akhirnya setelah tadi ia menelan habis semua sperma pria itu, kini ia berharap agar sperma itu mengisi seluruh lubangnya.
Genjotan itu semakin lama semakin lambat, dan ia merasakan kalau ada yang ia rasakan. Ia yakin ini cairan sperma yang sudah dikeluarkan. Dan selanjutnya kepala itu bergerak dan menjadi kan dadanya sebagai bantal. Wajah pria itu berada di sela antara kedua payudaranya.
Nafasnya memburu, berusaha mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Kegiatan ini sangat melelahkan dan menyenangkan. Tangannya bergerak, menjambak rambut hitam itu gemas.
"Nikmat!" Itulah ucapan yang terdengar ditelinga Inazuma.
Wajah Inazuma terangkat sedikit, menatap dengan mata hitamnya wajah penuh kesenangan Mei Terumi. Kepalanya terangkat dan mencium sekilas bibir yang seksi itu. Dan melepas persatuandirinya.
"Ahhn" Desahan terdengar begitu penyatuan mereka terlepas.
Bergerak mengikuti Inazuma yang bersender pada meja kerjanya. Dan menggunakan pundak pria itu sebagai senderan kepala merahnya
Pikirannya sendiri tiba-tiba teringat kalau dirinya besok akan langsung pergi meninggalkan Kirigakure dan menuju Iwagakure menghadiri pertemuan dengan keempat Kage lainnya.
"Besok akan ada pertemuan kelima Kage."
Kali ini nikmat yang masih terasa secara perlahan menghilang begitu mendengar ucapan Mei Terumi.
"A-apa?" Rasa terkejut Inazuma muncul begitu mendengar ucapan Mei.
Tubuh telanjang Mei menegak tidak lagi tersender pada pundak kokoh Inazuma. "Tsuchikage dan Raikage mengadakan pertemuan kelima Kage besok di Iwagakure." Ujarnya dengan senyuman lalu bergerak untuk berdiri. "Keponakan mu sudah menjadi orang yang sangat berbahaya Inazuma!" Ujar Mei mulai memungut kembali bra dan celana dalam hitamnya.
Masih dalam keadaan terduduk, ia mulai mengerti apa yang menyebabkan pertemuan kelima Kage besok terjadi, itu ulah Naruto. Sepertinya kali ini dirinya akan membantu anak itu.
Jika hanya dia sendiri, melawan kelima Kage, sudah pasti Naruto akan kesulitan. Dan mungkin jika jangka waktu pertarungan lama, Naruto lah yang akan kalah.
Kekuatan Naruto memang lah besar, namun kapasitas Chakra anak itu tidak sebesar kekuatan yang ia punya, lebih besar pasak daripada tiang.
"Kelima Kage katamu Mei?" Tanya Inazuma.
Mei menoleh kearah Inazuma. "Ya, orang-orang menyebalkan itu, sepertinya ingin melakukan apa yang ingin aku lakukan dulu." Ucapnya dengan senyuman mematikan khas Mei Terumi.
Mata hitam itu terus menatap badan Mei yang kini telah terbungkus Bra dan celana dalam hitam itu. Namun pikirannya tetap memikirkan Naruto, Sharingan dan Rinnegan anak itu pasti menjadi andalan anak itu lagi, terlalu menguras banyak sekali Chakra jika menggunakan dua Doujutsu itu.
Namun yang ia pikirkan selanjutnya adalah masalah Kage-nya. Dimulai dari wanita ini, Mei Terumi, wanita dengan dua Kekei Genkai tiru Yoton atau elemen lava dan Futton yaitu elemen didih. Wanita sexy ini sangat baik dalam Ninjutsu dan pertarungan jarak dekat, sangat cepat, dan mempunyai stamina yang sangat baik, perhitungan yang sangat tepat, dan sangat cerdas membaca situasi disekelilingnya. disekelilingnya.
Selanjutnya Oonoki, Sandaime Tsuchikage itu adalah orang yang sudah hidup pada masa-masa kehidupan Uchiha Madara ini sangat berpengalaman dalam hal apapun di dunia ini. Dia satu-satunya Kage yang masih hidup yang pernah berhadapan dengan Uchiha Madara. Mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam Doton atau elemen tanah, dan salah satu dari sedikit orang yang menguasai salah satu Kekei Tota yaitu Jinton atau elemen debu, elemen yang sangat-sangat berbahaya. Apapun yang terkena jutsu dari elemen itu pasti hancur lebur menjadi debu.
Selanjutnya Yondaime Raikage A. Pria kekar yang memiliki kekuatan sangat hebat, namun kekuatannya itu setara dengan adiknya Minato. Kecepatannya keduanya berimbang, namun dalam beberapa pertarungan Minato lebih unggul dibandingkan dengan A. Namun jika sudah bertarung dengan A sudah pasti lawannya itu akan kewalahan menghadapi nya. Ahli dalam Raiton atau elemen petir dan seorang kakak tiri dari Jinchuricki Hachibi Killer B/Bee.
Selanjutnya Godaime Hokage Senju Tsunade, Kunoichi medis terbaik yang pernah ada. Dapat menghancurkan apapun dengan pukulannya, penyembuhan yang luar biasa dan cucu dari Hokage pertama Hashirama, dan satu dari tiga legenda Sanin dari Konoha bersama Jiraiya dan Orochimaru.
Dan yang terakhir adalah yang masih sangat muda Gaara. Gaara kini yang bukan lagi seorang Jinchuricki, karena Ichibi sudah tidak lagi tersegel di tubuhnya dan sudah berhasil tersegel di dalam Gedo Mazo. Gerakan pria ini lambat, namun ia mempunyai kekuatan spesial dia adalah pengendali Pasir. Tapi entah apakah sekarang ini setelah dirinya bukan lagi seorang Jinchuricki Ichibi dirinya dapat mengendalikan pasir lagi. Tapi yang jelas ia berhasil selamat dari kematiannya yang harusnya terjadi karena Bijuu yang berada didalam tubuhnya berhasil dikeluarkan oleh Akatsuki.
Dari semua Kage yang ada sekarang ini, jika dalam bersamaan muncul dan berhadapan dengan Naruto, sudah jelas. Naruto tidak akan bisa menangani itu. Mungkin hanya beberapa saat, namun pasti ia akan kalah. Kekuatan Naruto tidak sepenuhnya bisa dikendalikan oleh pria pirang itu, butuh beberapa tahun lagi untuk Naruto menjadi seorang yang sangat kuat.
"Kau datang?" Tanya Inazuma lalu berdiri.
Sambil memakai celana pendeknya Mei berkata. "Tentu." Jawabnya singkat sambil menatap pria yang masih dalam keadaan telanjang itu.
Inazuma terdiam sesaat. Dirinya tidak tau harus berbuat apa. Sambil terus menatap Mei yang kini berusaha mengenakan kembali pakaiannya. Sementara dirinya belum mengenakan satu pakaianpun. Berusaha bergerak untuk berdiri dari tempat dia duduk yaitu di keramik coklat ini, dan berjalan mendekat ke arah Mei.
Memegang pundak wanita itu lalu melihat wajah cantik Mei. "Besok, kau harus membelanya, Mei." Ujar Inazuma dengan jarak yang sangat dekat dengan wajah Mei.
Wajah wanita itu yang tadinya tidak terlalu memerah, sekarang sudah memerah total. "Si-siapa? Siapa yang harus kubela? Dan untuk a-apa?" Balasnya tidak mengerti apa yang diucapkan oleh Inazuma.
Badan Inazuma menegak, kini wajah Inazuma serius. "Naruto. Di depan Kage lainnya, besok kau harus membelanya." Ucap Inazuma lalu menggerakkan tangan kirinya membenarkan posisi rambut yang selalu menutupi mata kanannya itu, dan terlihat lah kedua mata Jade wanita itu.
Dengan mata yang melebar ia menggigit bibirnya, ia mendengar sebuah permintaan dari orang yang kini mulai ia sayangi. Mungkin ia bisa saja mengatakan sesuatu hal untuk membela Naruto nantinya. Namun apakan keempat Kage lainnya akan menerima nya, karena ulah yang dilakukan oleh Naruto sangat lah parah.
Apalagi mereka semua sudah pasti memiliki sifat keras kepala yang luar biasa, sulit pasti untuk menerima apa nanti yang akan ia katakan untuk membela Naruto nantinya. Tapi ia akan berusaha yang terbaik nantinya apapun hasilnya, tapi ia berharap agar Naruto bisa berhenti melakukan hal-hal melanggar hukum.
"Akan aku usahakan Inazuma." Ucapannya dengan senyuman di bibir ungunya. "Dan sepertinya kau sangat sayang ya dengan keponakan mu itu." Kali ini Mei bertanya kepada Inazuma.
"..." Inazuma hanya diam, memikirkan apa yang tadi dikatakan oleh Mei.
Ia sudah bersama dengan Naruto sejak Yagura masih menjabat menjadi seorang Mizukage sebelum di gulingkan oleh pasukan Rebbelion milik Mei, dirinya dan juga Naruto sendiri. Ia sudah tahu apa yang anak itu suka dan apa yang tidak disukai oleh anak itu. Banyak hal sudah dilakukan oleh mereka, tentu ia memiliki perasaan istimewa dengan Naruto.
Sifatnya yang sok cool, melakukan sesuatu dengan sembarang, sangat cerdas, mudah kelaparan meski sudah memakan banyak porsi makanan dan tidak mudah berbicara dengan orang asing siapapun itu kecuali wanita yang menarik bagi dirinya. Dan tentu itulah yang ia sukai dari anak itu, dan sudah banyak sekali wanita yang Naruto kenal, mulai dari wanita penghibur, Kunoichi, anak dari saudagar kaya raya, wanita yatim maupun piatu, wanita karir yang lumayan sukses dalam karirnya, gadis-gadis luar biasa cantik, bahkan seorang Kage seperti Mei Terumi, dan tentu masih banyak lagi wanita yang tidak ia ketahui latar belakangnya. Namun semua wanita yang kencan dengan Naruto adalah wanita yang cantik
luar biasa dan dengan mudah takluk dengan Naruto. Seperti di Genjutsu, namun tidak ada Genjutsu yang dilakukan oleh Naruto, semua karena Kharisma yang begitu terasa dari Naruto.
Ia sudah sangat dekat dengan anak itu, seseorang yang menjadi keponakannya itu. Tentu ia berusaha untuk menyayangi dan akan berusaha untuk melindungi anak itu, dan kalau bisa ia akan menjadi seorang guru bagi anak itu untuk bisa lebih baik lagi dalam menguasai teknik untuk bisa membalaskan dendam kepada ayah dan juga Ibunya yang menjadi adik dari Inazuma.
Mata itu beberapa kali berkedip menatap pria yang diam saja sepertinya memikirkan sesuatu. "Kenapa diam?"
Ucapan Mei membuat dirinya sendiri tersadar dari lamunannya mengenai perasaannya pada Naruto. "Ya aku sayang padanya." Jawabnya dengan senyuman yang terlihat seperti hanya menarik ujung bibirnya saja. "Aku akan selalu bersama dengan Naruto, berusaha memberikan apa yang tidak dirasakan oleh dirinya di masa lalu."
Ada rasa hangat terasa di hati Mei mendengar kata-katanya, ia sudah sangat senang dengan adanya orang yang bisa mengasuh dan merawat Naruto. Dulu dirinya juga mencoba melakukan hal itu, namun tidak berhasil karena pria itu hanya memanfaatkan dirinya.. ah tidak… hanya tubuhnya, Naruto hanya memanfaatkan tubuhnya saja. Tapi apapun itu, ia sudah berjanji tidak akan mengingat dan mempermasalahkan hal itu lagi. Karena ia sudah memiliki seseorang yang menempati posisi itu sekaligus orang yang akan merawat Naruto.
Dan senyuman dibibir Mei semakin mengembang, dirinya sendiri sangat bahagia dengan apa yang ia alami hari ini. Semoga hal ini selamanya akan terus berjalan dengan baik. Dan Mei mendekatkan wajahnya ke arah Inazuma, mengecup bibir itu sekilas, dan dibalas dengan kecupan ringan oleh pria itu.
Hingga ia lupa sesuatu hal kalau orang yang kini ia cium adalah Anggota Akatsuki yang berarti ancaman bagi dunia.
~XxX~
~xXx~
Wanita itu terlihat memukau, didepan cermin ia sudah sangat bersemangat untuk mengawali hari yang sudah masuk pukul 9 pagi ini. Dengan sebuah rompi anti peluru khas Konoha yang membalut badannya, memakai celana hitam panjang hingga betisnya, rambut merah panjang ia kuncir kuda tinggi dan memakai ikat kepala Konoha di dahinya dengan bangganya.
Ia akan melakukan hal yang sudah sangat lama ia ingin lakukan, ia akan bergerak secara serius bersama dengan suaminya dan seseorang yang menjadi kekasih dari anaknya.
Dirinya sudah menunggu sangat lama untuk bisa bertemu kembali dengan anaknya, dan kini kesempatan itu sudah ada didepan mata. Ia akan memaksimalkan kesempatan ini agar anaknya mau kembali ke pelukan mereka.
Mendengar ada suara decitan pintu ia menoleh menatap suaminya yang kini memakai hal yang hampir setiap hari digunakan oleh suaminya itu. Memakai rompi anti peluru yang kini berwarna hitam dengan model yang sama dengan yang dipakai Shinobi Konoha pada umumnya yang menutupi bagian badannya yang di tutupi oleh baju yang juga dengan warna hitam pula dan memakai celana cargo hitam pendek selutut nya, dan kedua kakinya dibalut dengan perban dari lutut keatas hingga tumit kakinya, dan memakai sepasang sandal ninja hitam.
Pria itu tersenyum padanya. "Sudah siap Tsuma?" Dengan cengiran khasnya suaminya berdiri didepan pintu kamarnya.
Pipi Kushina memerah mendengar panggilan yang sudah jarang di ucapkan oleh Suaminya itu, dan dirinya berjalan menuju arah suaminya yang bersandar pada dinding pintu. "Tentu Anata." Meraih leher pria yang ia cintai itu lalu mengecup bibir pria pirang yang menjadisuaminya itu.
Minato membalas ciuman istrinya sekilas dan mengeratkan pelukannya pada Kushina.
Hingga keduanya mendengar suara ketukan pintu, siapa yang datang pagi-pagi begini.
"Ssshh dasar, mengganggu saja." Kushina bergumam kesal sepertinya karena ada yang menyela hal kesukaannya.
Minato tersenyum lalu berbalik menuju arah datangnya suara yaitu pintu masuk rumahnya. Berjalan menuju pintu rumah itu diikuti Kushina dibelakangnya, dan ia melihat di ruang utama ada seorang gadis pirang yang sepertinya sudah selesai mempersiapkan hal keperluan dirinya.
Gadis itu berdiri dan dengan ramah tersenyum menatap keduanya. "Maaf aku tidak membuka pintu, ak—"
"Ah tidak apa, Lucy-chan." Namun seketika dalam sekejap mata wanita yang sekarang terlihat sangat cantik itu tiba-tiba berada didepannya berdiri di antara sofa yang memisahkan mereka.
Minato memegang kenop pintu itu dan membuka pintu itu. Melihat ada seorang ANBU yang berlutut didepan pintu rumahnya. "Ada apa?" Kali ini suara Minato terdengar serius dan dingin.
"Maaf mengganggu Minato-sama, anda telah ditunggu oleh Hokage-sama diruangannya." Ucap ANBU itu mengingatkan Minato kalau dirinya sudah ditugaskan akan menemani Hokage menuju pertemuan lima Kage di Iwagakure.
Namun karena sangking antusiasnya dirinya mengetahui sudah ada cara untuk bisa bertemu dengan anak Laki-lakinya dirinya melupakan hal ini. "Baik aku akan segera kesana, terima kasih." Ucap Minato lalu ANBU itu mengangguk dan menghilang dari hadapan Minato dengan Sunshin miliknya.
Menutup pintu lalu menoleh kearah dua wanita yang kini berada dibelakangnya yaitu istrinya dan Lucy Heartfilia.
"Renaca berubah." Ucap Minato.
"Apa!" Kali ini Kushina mengeluarkan suara keras mendengar ucapan Minato. "Berubah? Apa-apaan maksudmu Minato?" Lagi kali ini nada bicaranya lebih rendah.
Lucy yang melihat sepasang suami istri berargumen dihadapannya ini hanya diam, berusaha menutupi kekecewaan yang ia alami mendengar kalau rencana berubah. Itu pasti dirinya tidak akan bertemu dengan Naruto sekarang ini. Karena tadi ia mendengar suara dibalik pintu itu bahwa Minato dipanggil oleh Hokage. Pasti itu adalah sebuah misi yang akan dilaksanakan oleh Minato.
"Ya berubah." Ucap Minato dengan pandang serius menatap istrinya. "Aku ada misi, tapi tetap pada tujuannya, hanya aku yang tidak ikut bersama kalian berdua." Jelas Minato dengan menatap Lucy.
"Ada misi?" Kushina tetap dengan nada tingginya. "Misi apa yang harus kau lakukan sampai-sampai kau tidak ikut untuk mencari anakmu hah!" Kali ini Kushira sepertinya sudah sangat emosi.
Minato dengan tenang meletakan kedua tangannya di bahu istri nya. "Ada sebuah insiden." Ucap Minato dengan menutup kedua matanya.
Menaikan sebelah alis merahnya Kushina tidak mengerti. "Lalu insiden itulah yang membuatmu tidak ikut seperti rencana awal?"
Minato mengangguk.
"Memangnya apa yang terjadi?" Kali ini Kushina bicara dengan Normal.
Kushina melihat kalau mata biru suaminya bergerak kearah Lucy yang berdiri disampingnya, lalu mata biru itu kembali menatapnya. "Pertemuan Lima Kage." Ucap Minato dalam sekali nafas.
Mata violet itu melebar, tidak percaya apa yang ia dengar barusan dari suaminya. "Apa?!"
Lucy yang mendengar itu juga terkejut, ia tentu tahu apa itu Kage. Dan kali ini mereka ingin bertemu satu sama lain. Sudah pasti kalau mereka bertemu pasti akan ada hal yang serius dibicarakan di pertemuan itu. Tidak mungkin jika hal-hal seperti perdagangan atau masalah
sosial dibahas dalam pertemuan yang dalam sejarah baru satu kali terjadi di masa Shodaime Hokage, Senju Hashirama itu. Pasti ini masalah yang dihadapi dengan serius nantinya.
"Ya." Dengan tenang Minato mengucapkan itu. "Dan sepertinya Naruto lah yang menjadi sebab pertemuan ini terjadi, Kushina." Dan dimata biru itu terlihat kesedihan yang sangat mendalam.
Dan begitu juga dengan Kushina, mata violet itu seketika basah dan mulai meneteskan air mata. "Tidak!" Dengan cepat Minato memeluk istrinya yang badannya bergetar. "NARUTOO!" Kushina berteriak di dada Minato, membiarkan seragam yang ia kenakan basah akibat cairan yang menetes dari mata dan sepertinya hidungnya juga.
Lucy mendengar dan melihat hal ini tidak percaya. Tubuhnya seketika lemas, kedua mata besar itu juga meneteskan air mata. Tidak itu kesalahan, mana mungkin Naruto yang menyebabkan terjadinya pertemuan itu terjadi. Dirinya kemarin seharian dari sore hingga pagi bersama Naruto, tidak ada hal berbahaya yang dilakukan oleh Naruto.
Mereka hanya berduaan, tenggelam dalam kasih sayang yang mereka ciptakan. Lalu paginya mereka berpisah karena teman-temannya datang dan mengetahui kebenaran kalau pria pirang itu adalah buruan mereka. Ya memang teman-temannya dibuat tak berdaya oleh Naruto, tapi sangat tidak mungkin hal itu lah yang mengakibatkan hal yang sangat serius ini terjadi. Pasti ada penyebab lain.
Mata coklat yang sembab itu melihat kedua pasangan itu berpelukan. Sang suami berusaha menenangkan Istrinya yang terisak sangat keras mengucapkan kata "Tidak mungkin." Dan nama anaknya. "Naruto!" Begitu terasa kesedihan yang sangat-sangat terasa di depan pintu masuk rumah ini.
Dan ia menyadari kalau mata biru yang berkaca-kaca itu menatap dirinya. Kepala pirang itu terangkat dari bahu istrinya dan tersenyum pada dirinya. "Kau tak apa Lucy?" Dan begitu ucapan itu terdengar Kushina menoleh dan segera memeluk dirinya, sekeita dirinya langsung hanyut dalam perasaan ibu dari Naruto ini.
Mata coklat itu meneteskan air mata semakin deras. Isakan tangis semakin terdengar.
Dirinya mengeluarkan semua kesedihan yang ia rasakan saat pelukan ibu Naruto ini terjadi.
Menangisi pria yang ia cintai.
Dan merasakan kalau kepala bagian belakangnya di pegang dan di usap dengan lembut. Dan ia membuka matanya dan melihat itu adalah Minato yang melakukan itu padanya, membuat dirinya tenang, pria itu tersenyum kepadanya.
"Tenanglah Lucy." Ucapnya. "Semua baik-baik saja." Lanjut Minato membuat Lucy Heartfilia berusaha mengikuti ucapan Minato.
Kushina juga ia berusaha mengikuti ucapan suaminya. Ia harus tenang, yang terjadi sekarang ini karena perbuatannya di masa lalu. Dan, sekarang ini ia dan suaminya akan menebus semua itu. Dirinya akan mengembalikan Naruto kepada pelukan mereka.
"Jadi kau pergi ke pertemuan itu Minato?" Suara Kushina dengan suara yang terisak-isak.
"Ya. Aku akan membuat mereka mengampuni kesalahan Naruto!" Dengan kata-kata yang begitu percaya dirinya Minato mengucapkan itu. "Aku akan pergi ke Iwagakure, tempat pertemuan itu menemani Hokage." Lanjutnya.
Kushina mendengar itu semakin tinggi tingkat kepercayaan dirinya kepada akan berhasilnya rencana mereka untuk bertemu dengan Naruto. "Terima kasih Minato." Ucap Kushina sambil menyeka air matanya. "Jadi hanya aku dan Lucy-chan yang bertemu Naruto."
"Ya." Balasnya singkat.
Lucy apapun situasi nya akan membatu Kushina memulangkan Naruto. Karena itu sudah menjadi keinginan dirinya, ia ingin sekali mempunyai keluarga. Setelah di dimensinya keluarga yang ia miliki sudah tinggal kenangan. Dan kali ini ia memiliki kesempatan untuk mendapatkan kesempatan kedua untuk mempunyai keluarga. Yang membuat dirinya merasa hangat kasih sayang seorang ibu dan ayah. Ia bisa merasakan itu dari kedua orang ini, ditambah dengan Naruto yang ia cintai. Itu bisa menjadi hal yang sangat sempurna untuk dirinya.
~XxX~
~xXx~
Tubuh dengan keadaan tanpa baju itu terlihat terlentang di atas kasur super nyaman ini. Menikmati tubuhnya yang berada di atas kasur ini. Hingga mata biru itu terbuka secara perlahan menatap langit-langit kamar ini. Pria itu tersenyum mengingat kalau kasur beserta kamar dan isinya ini bukanlah miliknya, kamar ini milik gadisnya, Lucy Hearfilia. Dengan senyuman itu ia mengingat apa yang sudah dilakukan bersama dengan gadis itu di ranjang ini, saling berbagi kehangatan dan cumbuan. Ya sekarang ini sepertinya dirinya merindukan gadis pirang itu, gadis yang sangat cantik dengan mata coklat besar nya itu, badan yang sangat-sangat proposional sebagai seorang wanita. Dan yang paling ia suka dari gadis itu adalah senyumannya. Jika gadis itu tersenyum, ada perasaan istimewa dalam dirinya yang muncul, gadis itu mempunyai senyuman yang sangat indah, dengan lesung pipinya yang begitu terlihat jika wanita itu tersenyum.
Ia merindukan gadis itu, Lucy Hearfilia. Gadis yang begitu berbeda sang kebanyakan gadis dan wanita yang sudah bersamanya, gadis itu sangat baik padanya, dengan sikap yang sangat-sangat hangat kepadanya. Gadis itu tentu sangat menggoda dan sangat sempurna, sangat penting untuk menutupi rasa sakit yang sudah berusaha ia lupakan ini.
Rasa sakit yang seharusnya tidak terjadi dalam hidupnya. Rasa sakit yang memunculkan rasa benci muncul dari dalam dirinya, rasa benci terhadap orang yang seharusnya ia sayangi. Mereka sudah membuat dirinya seperti sekarang, mereka juga akan menerima apa yang dirinya alami, bahkan lebih buruk dari yang dirasakan oleh dirinya. Dirinya sangat menunggu saat itu, saat dirinya akan membalas perbuatan kedua orang tuanya. Mereka berdua bukan lah orang tua baginya, mereka hanyalah kedua orang brengsek yang sangat ia benci. Keduanya tidak pernah ada untuk dirinya, selalu untuk adiknya. Ya memang kalau adiknya itu Jinchuricki, lalu jika adiknya itu Jinchuricki apakah dirinya tidak berhak dapat kasih sayang dari mereka? Tentu tidak, seharusnya mereka bisa membagi waktu untuk adiknya dan dirinya. Dirinya juga butuh kasih sayang dari keduanya, butuh rasa hangat dan nyaman dari mereka. Ingin sekali dirinya bersama dengan ibunya yang sangat cantik itu, dirinya juga ingin bersama dengan ayahnya yang pada saat itu menjabat sebagai Yondaime Hokage. Tapi tidak ada balasan, keduanya selalu berpura-pura sibuk, tapi jika adiknya yang bernama Kushira itu datang, pasti keduanya melupakan apapun yang mereka kerjakan, dan langsung menuruti keinginan adiknya itu.
Kenapa harus dirinya yang dikorbankan dari mereka, kenapa dirinya lah yang tidak mendapatkan kasih sayang yang seharusnya ia terima dari mereka. Dirinya sudah mencari berbagai macam cara untuk mendapatkan perhatian keduanya, dirinya bahkan menjadi genin terbaik yang pernah Konoha hasilkan, tapi tidak ada sambutan atau perhatian dari keduanya. Mereka bersikap biasa saja, seperti tidak terjadi apa-apa, membuat dirinya menatap aneh keduanya yang terus menyayangi Kushira dan menenggelamkan dirinya di lubang dalam bernama kesepian, membuat kebencian didalam dirinya terus tumbuh, membuat dirinya semakin memendam rasa dendam itu untuk keduanya dan Konoha.
Dirinya sudah jauh berkembang dibandingkan dengan adiknya, jauh lebih kuat dari semua Shinobi yang ada di Konoha. Tapi tetap, tidak ada yang memperhatikan dirinya, Kushira-Kushira dan Kushira, memang kenapa kalau adiknya itu Jinchuricki, apakah karena Jinchuricki itu adalah anak dari Yondaime Hokage dan Istrinya itu. Dirinya tertawa menyadari kenyataan itu, dan ayolah, dirinya juga anak dari kedua orang hebat itu, bahkan akan jauh lebih hebat dari keduanya suatu saat nanti, dan selama ia hidup, dan dari pengalaman dirinya hidup di dunia ini, semua Jinchuricki tidak ada yang mendapatkan kasih sayang pada umumnya, selalu merasa tertekan karena kekuatan besar yang ada di dalam tubuh mereka. Didalam tubuh Jinchuricki itu sudah di segel makhluk yang sudah pasti membuat kekacauan di negara yang menjadi tempat Jinchuricki itu tinggal. Dan imbasnya, Jinchuricki itu mendapat cacian dan rasa tidak menyenangkan lainnya yang di hasilkan dari setiap warga negara dan desa itu. Selalu seperti itu di setiap negara. Tapi kali ini kebalikannya, kebanyakan orang di Konoha bersikap hangat kepada Jinchuricki Kyuubi itu, dan menjadi kan dirinya seolah-olah yang menjadi Jinchuricki itu.
Tersenyum mengingat semua hal itu, hal yang sangat menggelikan tersebut akan menjadi api yang akan membakar semua orang yang sudah melakukan hal-hal yang tidak bisa ia lupakan itu, ia sudah sangat berusaha untuk melupakan itu semua, tapi tetap tidak berhasil, karena kebencian itu sudah terlalu dalam. Hingga tidak ada siapapun dan apapun yang bisa menggali keluar kebencian itu dari dalam dirinya, tidak ada yang bisa. Hanya waktu saja yang bisa menghilangkan rasa kebencian itu dengan cara membumi hanguskan Kohona
beserta isinya. Ia sudah mempunyai semua itu, tapi sepertinya waktu belum memberikan jawaban itu dalam waktu dekat ini. Tapi tak apa, dirinya pasti akan melakukan itu, dengan membakar habis kebencian yang ada didalam dirinya beserta Konoha.
Dan sepertinya untuk kedepannya dirinya akan menikmati waktunya bersama Lucy, ia dalam dua hari ini saja begitu menikmati kehadiran gadis itu didalam hidupnya. Ya dirinya mengakui bahwa ia sudah menyayangi gadis itu, dan juga sudah pasti, Lucy menyayangi dirinya. Sepertinya yang Lucy katakan di depan teman-temannya. Di pagi yang sangat tenang, ternyata teman-teman Lucy datang, dan seketika Lucy menyambut mereka dengan baik dan memperkenalkan dirinya sebagai kekasih dari Lucy.
Ketiga temannya yang memiliki penampilan biasa saja itu nampak terkejut dengan apa yang gadis itu katakan, seorang pria yang mempunya rambut pink yang ia ketahui bernama Natsu Dragnell sepertinya yang paling terkejut, seperti ada sesuatu yang tidak ia duga sebelumnya. Nampaknya Natsu memiliki perasaan terhadap Lucy tapi siapa pria pink itu sekarang, dirinya mungkin teman Lucy tapi dirinya adalah pasangan gadis itu. Dan juga wanita berambut merah itu menanyakan sesuatu yang sangat ia tidak sukai, wanita bernama Erza Scratlet itu menanyakan identitas aslinya. Dengan menggunakan cara yang sangat tidak ia duga sebelumnya, wanita itu mengancam dirinya. Erza dengan tampan sangar nya itu sepertinya sangat penasaran dengan siapa dirinya sebenarnya. Dan ternyata hal itu karena dirinya telah menjadi buruan mereka semua yang menamai diri mereka Fairy Tail. Tapi dari mereka semua tidak ada yang mempunya chakra, baik itu Natsu, Erza, priaberambut hitam yang bernama Gray dan tentunya Lucy sendiri tidak ada yang mempunyai aliran chakra yang mengalir di badan mereka. Tapi dengan rasa terkejut muncul dengan melihat Erza memunculkan sebuah pedang di tangan kanannya mengancamnya bila tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh wanita berambut merah itu.
Itu diluar nalar, bagaimana bisa seseorang yang tidak memiliki chakra bisa memunculkan sebuah pedang, itu seperti wanita itu mempunyai fuin penyimpanan dan bisa kapanpun ia munculkan kembali. Itu sangat menarik, wanita itu sangat menarik, ia yakin dalam Fairy Tail wanita bernama Erza itu adalah salah satu orang yang kuat, tapi sungguh gadis ini tidak tau siapa yang dia ancam dengan pedangnya itu. Dengan sekali mengalirkan chakra ke kedua matanya dan merubah mata itu dengan Sharingan, dia menyerang Erza dengan genjutsu yang cukup membuat Erza tak sadarkan diri.
Dan berlanjut dengan kedua temannya yang menyerangnya, tapi tidak seberapa dengan kekuatan nya, ia dengan mudah melumpuhkan mereka. Tapi Lucy menahan dirinya, ya tentu dirinya akan mengikuti hak yang Lucy inginkan. Dan Lucy ingin dirinya menggunakan Hiraishin untuk mengembalikan teman-temannya kembali ke tempat mereka yang sangat ia tidak duga yang ternyata berada di Konoha. Ya Naruto menyetujui permintaan Lucy dan meminta gadis itu untuk menyentuh ke tiga temannya secara bersamaan dan mengembalikan ketiga orang itu bersama dengan Lucy kembali ko Konoha. Dan disini lah dia terbaring menikmati kasur queen size milik gadis sempurna Lucy Hearfilia.
Namun semua pemikiran itu terinterupsi begitu merasakan chakra yang ia kenal mulai berada di kamar ini. Mata biru Naruto melihat ada kilatan hitam muncul di ruang tengah, dan
muncul seorang pria yang memakai jubah Akatsuki. Naruto menutup matanya begitu tau siapa orang yang sudah datang ke kamar ini.
"Ada apa paman?" Ucap Naruto yang masih berbaring di kasur Lucy.
Sementara pria yang di panggil paman itu tersenyum mengingat kalau Naruto masih memanggilnya dengan sebutan itu, ia tidak keberatan dengan panggilan itu. Malah sebaliknya, ia mulai terbiasa dengan panggilan itu.
Pria berambut hitam itu diam, dia menatap ruangan yang tidak terlalu besar. Menatap setiap sudut ruangan yang sangat rapih itu dan melihat Naruto yang berbaring di kasur yang ia yakini milik seorang wanita. Menatap pria itu yang kini tanpa menggunakan baju atasan hanya menggunakan celana hitam panjang miliknya. "Ternyata kau tetap memanggilku dengan sebutan itu ya, Naruto?" Pria itu membuka suara.
Naruto menegakkan badannya, masih dengan posisi bokongnya mendudukkan dirinya di kasur itu, tangan kanannya bergerak mengambil sebuah baju polos berwarna hitam yang berada di samping nya. Bergerak memakai baju hitamnya, dan menyisir rambut nya yang memanjang kebelakang dengan sela-sela jari nya, dan menggerakkan lehernya ke kiri dan kanan membuat suara dari leher itu terdengar.
Mata biru Naruto bergerak menatap pria itu. "Tidak masalah bukan?" Lalu Naruto berdiri dari duduknya.
Wajah pria itu menoleh menatap daerah dapur yang langsung bersamaan dengan ruang makan. Mata hitamnya menatap sekilas dapur itu dan menoleh kembali menatap Naruto. "Tentu tidak." Balasnya singkat.
Naruto diam, tidak mempedulikan jawaban pria itu, lalu matanya memicing menatap pria itu.
"Ada apa?" Tanya Naruto.
Pria itu melipat kedua tangannya di depan dadanya, dan sedikit menaikan posisi dagu nya.
"Ada masalah." Pria itu lagi-lagi menoleh, menatap kembali dapur itu.
Jawaban dari pria itu menarik minat Naruto. "Oh, biar ku tebak…" Mata biru Naruto menatap kasur milik Lucy. "Kau tidak bisa membunuh adikmu?" Tanya Naruto tentang masalah itu, dan menebak kalau pria itu tidak bisa membunuh pria yang masih menjadi seorang yang sangat ia ketahui yaitu ayahnya.
Dan tentu, itu masih sangat mungkin. Ia masih tidak tahu seperti apa kekuatan orang yang menjadi pamannya itu. Waktu merekrut paksa pria yang bernama asli Inazuma itu, dirinya dan Hidan berhadapan dengan pamannya. Pria itu sama sekali tidak mengeluarkan jutsu dan serangan yang mematikan, tidak ada gerakan berbahaya yang di tunjukan oleh orang itu. Tidak ada serangan juga yang mengenai dirinya, hanya beberapa serangan yang mengenai Hidan. Dan akhirnya pria itu dengan mudahnya mengakui bahwa dirinya akan bergabung dengan Akatsuki. Dan selang beberapa tahun ia jalani dengan berpasangan
dengan pria itu, dan mengetahui bahwa pria itu adalah pamannya, kakak dari ayahnya yang bernama Namikaze Inazuma.
Dirinya meski sangat tidak suka dengan ayahnya tapi dirinya mengetahui silsilah ayahnya, tapi ia sama sekali tidak mengetahui bahwa ayahnya mempunyai seorang saudara kandung. Itu kejutan bukan hanya untuk dirinya, ia juga yakin Konoha akan terkejut dengan hal itu. Dan akan menganggap serius keberadaan orang itu.
Dan Naruto mendengar tawa dari pria itu. "Ada yang lucu?" Tanya Naruto heran kenapa pamannya itu tertawa.
Inazuma memang tidak menyangka Naruto akan berpikiran bahwa dirinya tidak bisa mengalahkan adiknya, yaitu Minato. Menurutnya, Minato adalah biang keladi dari munculnya Naruto yang sekarang ini. Karena di masa kecilnya, Naruto tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah dan ibu. Dan hasil nya adalah sekarang ini, Naruto sudah sangat terkenal dan di cari banyak Shinobi dari seluruh negara.
Hanya karena anak perempuannya yang menjadi Jinchuricki apakah harus Naruto di acuhkan. Tentu tidak, bagaimana juga Naruto adalah anaknya. Harus mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari mereka, dan kenyataannya semua itu adalah hal yang sama sekali tidak terjadi. Semua itu hanya menjadi angan-angan kosong. Sekarang ini, Naruto sudah sangat kuat, tinggal berlatih dan memfokuskan keinginan nya, Naruto bisa melampaui siapapun. Ya dirinya akan membantu anak itu. Dengan skill yang ia miliki, dengan pengetahuan tentang Sharingan yang ia ketahui, ia akan membantu pemuda pirang itu, membantu memperkuat sistem penggunaan Sharingan agar lebih mematikan dari yang pernah ada.
Dan jika ia sudah menularkan semua pengetahuan yang ia ketahui kepada Naruto, ia yakin akan sangat mudah bagi Naruto untuk membalaskan semua dendam yang ada pada dirinya. Dan dirinya tidak perlu bersusah payah untuk berada dalam situasi pertarungan apapun.
Meski memikirkan hal itu, kedua Kekei Genkai yang sangat terkenal itu tetap meneliti setiap jengkal kamar hotel ini. Semua perabotan yang ada disini sepertinya sudah menjadi bawaan dari kamar ini, dan sepertinya ia yakin bahwa kamar ini bukan milik Naruto. Bisa dilihat dari apron yang menggantung di dapur, terlihat berwarna merah muda dengan gambar Neko di sana. Tidak mungkin orang seperti Naruto memasak menggunakan apron atau celemek seperti itu. Dan lagi, ada sepasang sandal berwarna biru dengan model serupa yaitu Neko tapi kali ini berwarna biru, Neko itu terlihat tersenyum meski ia terlihat berada di depan pintu kamar mandi, sepertinya itu menjadi sandal untuk di kamar mandi.
Ia yakin bahwa kamar ini bukan milik Naruto. "Kamar siapa ini?" Tanya Inazuma penasaran.
Senyum diwajah Naruto terlihat. "Kamar ini.." Naruto lalu berdiri dari duduknya. ".. milik seseorang yang kuharap bisa menempati lubang di hati ku." Ucap Naruto dengan pelan.
Sekilas setelah mengatakan itu, Inazuma melihat kesedihan terlihat sangat kental di wajah pemuda itu, ia tahu betul bagaimana rasanya diabaikan seperti itu. Tapi begitu melihat Naruto kembali seperti biasa, ia langsung menyadari perkataan Naruto tadi. "Seorang gadis?" Tanya Inazuma.
"Kau pikir aku Gay?" Dengan cepat Naruto membalas ucapan Inazuma.
Inazuma tertawa mendengar ucapan Naruto. Ya tentu ia tahu kalau Naruto adalah orang yang normal, bukan lah seorang pria yang menyukai pasangan sesama jenis. Karena dirinya sudah tahu kalau Naruto sudah banyak mengencani wanita. Mulai wanita karir, Kunoichi, missing-nin, seorang putri, bahkan beberapa perempuan yang menjadi aktris dan model, dan tentu masih banyak lagi. Oh Inazuma baru menyadari kalau Mei adalah salah satu dari wanita-wanita yang pernah berkencandengan keponakannya.
Ia mengakui kalau keponakannya itu sangat tampan, dan memiliki kharisma yang sangat besar. Wajah Naruto sangat mirip dengan ibunya dibandingkan dengan ayahnya. Dengan pipi bulatnya, dagu yang menirus, mata yang bulat besar dan senyumnya mirip dengan Kushina. Mungkin yang menjadi kemiripan dengan ayahnya hanya warna rambut dan warna matanya saja yang menyerupai Minato. Dan secara keseluruhan Naruto adalah versi pria dari Kushina Uzumaki.
Itu sangat menarik bagi wanita manapun, melihat seorang laki-laki seperti Naruto, bagi para wanita adalah bagai sumber air di tengah panasnya gurun pasir. Semua wanita yang di beri senyuman oleh Naruto langsung meleleh mendapatkan kebahagiaan yang sangat hakiki, apalagi jika wanita itu bisa dikencani oleh Naruto, sudah pasti wanita itu akan melakukan apapununtuk Naruto.
Naruto sudah menjadi seperti playboy saja, entah itu sifat dari siapa. Setahu dirinya, Minato dulu adalah seorang yang tidak terlalu akrab dengan siapapun. Mungkin hanya Kushina saja lah satu-satunya teman wanitanya, dan kini menjadi istri nya.
Sementara Naruto hanya diam menatap pamannya yang terus saja melihat ke arah dapur, apa tujuannya di datang ke sini? "Sebenarnya ada apa paman?" Tanya Naruto.
Inazuma kali ini menoleh menatap wajah Naruto dengan pandangan serius. "Hari ini.." Inazuma menutup kelopak matanya. ".. akan ada pertemuan kelima Kage." Ucapnya.
Mata biru Naruto melebar begitu mendengar suara Inazuma, dirinya tidak percaya dengan sekian lamanya waktu pertemuan Kage akhirnya terjadi lagi. Hal ini bukanlah masalah sepele, ini adalah hal yang sangat serius. Tapi kali ini penyebab dari pertemuan ini apa? Tidak mungkin hanya sebagai dari pertemuan biasa. Pasti ada hal yang mereka anggap ancaman bagi mereka, maka di adakan pertemuan itu.
"Begitu" Ucap Naruto lalu mendesah sangat pelan. "Apa yang membuat pertemuan ini terjadi?" Tanya Naruto.
Inazuma tersenyum, kedua mata yang sangat menonjol itu menatap Naruto. "Tentu kau sendiri tahu jawaban itu, Naruto." Dengan seringai yang sangat khas Inazuma menatap Naruto, karena penyebab utama pertemuan itu terjadi karena ulahnya membuat pemimpin Iwagakure dan Kumogakure turun langsung untuk melindungi sesuatu yang menjadi benda peninggalan dari para pendahulunya. Benda-benda yang sangat penting bagi para ninja negara tersebut sudah di ambil oleh keponakannya.
Naruto tersenyum dan membuka mulutnya, ia mengingat kembali kejadian itu, dirinya memerintahkan ke sebelas tubuh yang ia kendalikan, dan di beri nama Hate. Sesuai namanya, mereka diciptakan oleh Naruto karena kebencian Naruto terhadap kedua orang tuanya. Ia memerintahkan mereka untuk mencari sebuah pedang yang sangat kuat dan sebuah tombak yang tidak terlalu panjang dan juga sangat kuat. Itu adalah ulahnya, seharusnya rencana itu berjalan lancar, tanpa di ketahui oleh pemimpin mereka, namun Raikage dan Tsuchikage datang berusaha untuk merebut kembali apa yang menjadi milik mereka. Dan mereka semua berhasil mendapatkan apa yang ia perintahkan. Dirinya tidak mengira bahwa Raikage dan Tsuchikage adalah orang yang pengecut seperti ini, kenapa mereka berdua harus memanggil para Kage lainnya. Sepertinya mereka sadar akan siapa yang mereka hadapi, tapi Naruto tidak terlalu tertarik untuk melawan salah satu Kage, sudah cukup baginya hanya berhadapan dengan salah satu Kage yaitu Mei Terumi sang Mizukage.
Hanya karena Mei itu yang Naruto tahu mempunyai rasa cinta yang sangat besar kepadanya atau karena Mei itu adalah Kage yang lemah, ia tidak tahu, tapi jika Mei tetap saja mengeluarkan kekuatan seperti saat itu, dirinya bisa menyimpulkan bahwa Mei adalah Kage terlemah diantara Kage lainnya, mungkin jika Kazekage Gaara masih hidup mungkin Mei berada di atas Kazekage. Tapi sepertinya Mei menjadi Kage terlemah diantara yang lain. Dan ditambah lagi dia adalah wanita, sudah pasti fisiknya sangat jauh dengan seorang laki-laki.
Tapi dengan segala kekuatan yang dimiliki oleh Naruto, dirinya tetap tidak akan melawan seorang wanita, karena baginya seorang wanita makhluk yang sangat besar dalam hidup seorang laki-laki, karena tanpa adanya seorang wanita tidak akan pernah ada seorang laki-laki di dunia ini. Hal ini selalu ia ingat, dirinya selalu berusaha mengingat kata-kata Naomi, seorang wanita yang sampai sekarang ini masih sayangi, selalu ada ruang untuk Naomi di hati yang sangat keras bagi Naruto.
Namun beberapa saat, Naruto merasakan sesuatu yang ia rasakan seperti suatu jutsu yang ia ketahui yaitu, Hiraishin. Ia melihat adanya kilatan di tengah ruang tengah itu, dan ia sudah tahu siapa yang datang, itu pasti ayahnya. Tapi, Naruto sama sekali tidak menyangka kalau yang muncul ternyata bukan ayahnya, melainkan seseorang yang memiliki kamar ini dan orang yang sangat bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada hidupnya yaitu, Ibunya.
Naruto menatap gadis pirang bernama Lucy Hearfilia. Gadis itu kini menatapnya dengan senyuman, gadis itu tersenyum padanya. Seperti biasa, Lucy terlihat sangat cantik dan mempesona nya. Gadis pirang itu memakai sebuah rompi anti peluru yang ia tahu milik desa Konoha, mungkin rompi yang Lucy pakai sekarang ini milik ayahnya. Rompi itu di biarkan
terbuka bagian dada dan perutnya, dibiarkan terbuka, menampilkan tank-top hitam yang di pakai oleh Lucy. Memakai rok hitam di atas lutut, di tambah dengan sepasang stocking hitam panjang menutupi sepasang kaki jenjang miliknya. Gadis itu terlihat sangat seksi dengan pakaian itu.
Namun semua pemikiran tentang Lucy hilang pada saat Naruto melihat wanita yang mempunyai rambut merah yang tak lain dan tak bukan adalah Ibunya berlari menuju ke arah nya. "Naruto!" Suara itu terdengar seperti teriakan di telinga Naruto.
Kushina bergerak dengan berlari menuju anaknya yang berada di samping kasur itu, bergerak semakin dekat menuju anak laki-laki nya. Dan tangannya melebar begitu Naruto sudah berada di depannya, tangannya bergerak dan memeluk anak laki-lakinya dengan erat. Menumpahkan seluruh kerinduan yang sangat besar untuk Naruto anaknya. Dirinya sangat merindukan anaknya, sudah bertahun-tahun lamanya anaknya pergi meninggalkan rumah dan desa, dan kini anaknya sudah berada di pelukannya. Menumpahkan kesedihan melalui tangisan yang sangat ia hindari awalnya, namun ia tak bisa, ia sangat mencintai anaknya. Anak laki-lakinya, seorang yang sudah ia abaikan, seorang yang seharusnya ia sayangi dan cintai ini. Rasa bersalah itu terus tumbuh dan menjadi beban pikiran bagi Kushina, meskipun ia sangat senang sekali bisa bertemu dengan anaknya kali ini.
Pelukan di tubuhnya makin terasa, dan pundak kanannya mulai terasa basah, membasahi baju hitam yang Naruto kenakan. Pipi dan lehernya menjadi senderan kepala merah ibunya, dan juga aroma dari rambut ibunya tercium oleh Naruto. Rasa ini bukanlah sesuatu yang baru, ia ingat dengan rasa pelukan ini, sangat erat, dan bergetar, ibunya menangis dengan isakan yang menggema di ruangan ini. Memejamkan matanya, berusaha membuang jauh-jauh perasaan yang sangat ia hindari, ia tidak ingin larut dalam kesedihan yang tercipta ini. Ia sangat membenci orang yang memeluk nya ini, seharusnya ia tidak datang ke sini, dan bagaimana ia bisa datang ke sini. Setahu nya, Ibunya tidak bisa menggunakan Hiraishin, dan Lucy tidak memiliki chakra, bagaimana bisa mereka datang kesini. Tapi ia menyadari sesuatu, pasti ayahnya, Minato ya, pasti pria sialan itu yang mengirim mereka berdua kesini. Bagaimana Minato menemukan dirinya.
"Naruto!" Suara yang jelas terdengar itu membuat Naruto mengeraskan giginya, makin bergetar badannya mendengar tangisan ibunya, seharusnya ia tidak mengalami ini, bagaimana bisa Naruto larut dalam kesedihan ibunya. Ditambah melihat Lucy yang tersenyum seperti itu membuat dirinya makin larut dalam situasi ini.
Lucy dengan rasa senang yang ia rasakan begitu melihat Naruto di peluk oleh Ibunya merasakan hatinya begitu tenang. Melihat seorang ibu yang memeluk anaknya, namun rasa senang itu bercampur dengan rasa penasaran, kenapa Kushina menangis dengan sangat keras? Ada apa sebenarnya? Dan lagi, kemarin dari tengah malam, Kushina terus mengucapkan kalau dirinya menyesal. Apa yang wanita itu sesali? Apa karena Naruto menjadi buronan dan Kushina menyesal mempunyai anak seperti Naruto atau sebaliknya? Itu masih menjadi tanda tanya besar bagi dirinya.
Bagaimana pun, ia melihat Naruto berusaha menyembunyikan sesuatu, terlihat dari Naruto yang tidak membalas pelukan ibunya, dirinya justru mengepalkan kedua tangannya. Sepertinya ada sesuatu diantara mereka, pasti ada suatu masalah yang sangat besar hingga mereka bertemu dengan emosional yang sangat besar itu. Kushina yang menangis seperti itu, pasti ada rasa bersalah yang sangat besar bagi seorang ibu kepada anaknya. Tapi apa itu?
Sementara itu Kushina sama sekali tidak mengendurkan pelukan yang sangat erat untuk anaknya. "Maafkan aku Naruto!" Dengan lantang Kushina meminta maaf kepada anaknya.
Dan Inazuma yang sedari tadi hanya diam tidak bergerak, mendengar sebuah kata maaf dari Kushina. Itu bagai lawakan yang tidak lucu sama sekali di telinganya, semua orang pasti akan melakukan hal ini jika mengetahui bahwa orang yang dahulu kau abaikan dan sekarang ini sudah jauh lebih kuat dari yang kau bayangkan dulu, dan hasilnya seperti sekarang ini. Itu sudah jelas adalah salah mereka, mereka yang tidak pernah ada untuk Naruto, dan mereka hanya memberikan waktu dan cinta mereka untuk Kushira, adik kembarnya Naruto. Sementara Naruto hanya di abaikan oleh mereka, menikmati rasa sakit yang pasti sangat membekas di hati anak itu, dan rasa sakit itu menyebabkan terjadinya perubahan yang terjadi pada diri Naruto. Anak itu tidak lagi menggunakan hatinya, ia sudah menyaksikan kejadian di mana tanpa ragu, Naruto menebas dada ayahnya sendiri di depan mata nya.
Sekarang ini lah yang terjadi, orang tua yang memohon kepada anaknya agar memaafkan kesalahannya dahulu.
"Maaf?" Ucap Naruto dingin.
Satu kata itu sangat tersa di hati Kushina. Ia merasakan satu kata yang Naruto ucapkan begitu dingin dan sangat tajam meski hanya seucap kata.
"Maaf katamu?" Nada bicara Naruto meninggi.
Kushina menggigit bibirnya, berusaha mendengarkan apapun kata yang akan di ucapkan anaknya.
Naruto menggerakkan mata birunya menatap rambut merah ibunya. "Lalu bagaimana jika…" Mata biru Naruto bergerak ke arah depan dan fokus pada wajah Lucy. ".. aku sudah tidak bisa memaafkan mu, Kaa-chan?" Ucapan Naruto sangat pelan, kata-kata yang diucapkan oleh Naruto hanya terdengar oleh Kushina.
Dada Kushina makin bergetar hebat, tidak mungkin, pasti dirinya salah mendengar. "Tentu bisa Naruto, kau bisa memaafkan ku." Kushina berusaha tersenyum begitu menyelesaikan ucapannya, dan berharap kalau Naruto mau memaafkan diri nya.
"Setelah semuanya, kau berharap agar aku memaafkan kesalahanmu?" Ujar Naruto singkat membuat Kushina memejamkan matanya berusaha menyembunyikan rasa sakit yang kini ia rasakan.
Sementara Lucy makin tidak mengerti apa dari ucapan Naruto tadi. Setelah semuanya apa maksudnya itu? Apakah Kushina dan Minato membuat kesalahan di masa lalu sehingga Naruto tidak ingin memaafkan mereka. Sebesar itukah rasa benci Naruto terhadap masa lalu nya sehingga ia tidak bisa memaafkan kedua orang tuanya sendiri. Apa yang menyebabkan rasa benci itu tumbuh di perasaannya? Ada rasa bersalah yang sangat terlihat di tubuh Kushina yang bergetar itu, nampaknya memang, Kushina memiliki kesalahan di masa lalu. Dan sekarang ini, Kushina berusaha untuk meminta maaf kepada anaknya itu.
Tapi terlihat juga dari raut wajahnya, Naruto berusaha menyembunyikan perasaan sedihnya. Terlihat dari mata birunya yang sedikit berkaca-kaca. Sepertinya Naruto tidak bisa membohongi dirinya sendiri, pria itu ingin sekali menyambut baik permintaan maaf dari Kushina. Tapi disisi lain, Naruto memiliki sesuatu yang sangat keras, seperti emosi yang terlihat seperti mengepalkan kedua tangannya. Pria itu seperti terjepit oleh dua pilihan.
Tentu tidak akan mudah bagi Naruto, memilih memaafkan kesalahan di masa lalu kedua orang tuanya, atau sebaliknya. Sepertinya ada sebuah kesalahan yang sangat fatal di lakukan oleh Kushina dan Minato sehingga sebesar itukah rasa benci Naruto terhadap kedua orang tuanya. Apa yang membuat rasa benci Naruto muncul? Bukan hanya kedua orang tuanya, adik kembarnya, Namikaze Kushira juga turut mengalami hal yang sama seperti kedua orang tuanya. Namun terlihat oleh dirinya, Kushira mempunyai semangat yang lebih tinggi untuk bertemu dengan kakaknya. Namun Kushira tidak bisa ikut bersama dirinya karena ada suatu urusan dengan Hokage.
Apakah Kushira penyebab kebencian Naruto muncul? Apa rasa cemburu? Mungkin saja karena setahu Lucy Kecemburuan Naruto terhadap Kushira terjadi karena setahu dirinya dari berbagai sumber, Naruto kuran—
"Lucy!"
Lucy terkejut bukan main melupakan semua yang ia pikirkan begitu mendengar suara panggilan dari suara Naruto yang sekarang ini sudah tidak berada di pelukan ibunya. Lucy melebarkan kedua matanya, dalam hitungan satu detik dirinya menyadari suara Naruto tadi berasal dari belakang nya.
Begitu juga Kushina, dalam isakan yang masih terjadi, dirinya memutarkan kepalanya menoleh menatap Lucy, yang di belakang nya ada tubuh tegap anaknya. Anaknya sangat-sangat cepat. Jauh lebih cepat dari Minato. Bahkan jutsu yang sangat cepat itu tidak membawa dirinya ikut bersama Naruto, seharusnya jika itu Hiraishin, dirinya akan ikut pindah ke mana Naruto pindah, karena memang tadi Kushina memeluk Naruto sangat erat. Namun kenyataannya, Naruto bisa menggunakan Hiraishin dengan kilatan yang berbeda warna dengan milik suami nya, yaitu warna merah.
Menyadari hal itu makin membuat Kushina menyesali masa lalunya. Anaknya sudah sangat hebat, jauh meninggalkan anak perempuannya yang menjadi kembaran Naruto. Naruto sudah sangat hebat, dan juga dari kehebatan anaknya dia sudah menjadi buronan. Sekarang di dunia ini, seluruh Shinobi mencari keberadaan anaknya. Bahkan sekarang ini akan di adakan pertemuan lima Kage. Ini sudah terlalu kacau, perbuatan nya di masa lalu sudah membuat kekacauan di dunia ini. Karena begitu lemahnya dalam membagi cintanya kepada kedua anaknya berdampak, menciptakan Naruto yang sangat berbahaya seperti ini. Ini kesalahannya. Meski begitu, dirinya menatap Lucy dan di belakang nya ada anaknya, Naruto melalui mata violet miliknya.
"Naru . ." Lucy bersuara begitu merasakan tubuh Naruto makin maju mendekati bagian punggungnya. Bahkan saat ini sudah terasa di bagian rambutnya yang terkena deruan nafas Naruto.
Naruto mendengar suara Lucy merasa senang, lalu sekilas bayangan malam itu, malam dimana dirinya dan Lucy saling menjerit kan nama masing-masing, mendesakkan nama masing-masing. Ingatan itu membuat sebuah senyuman di wajah Naruto. Malam itu, sudah hampir sebulan dirinya tidak bermain dengan wanita, dan Lucy sepertinya menikmati permainan yang ia lakukan. Tapi itu menjadi sebuah awal yang sangat baik bagi Naruto,Lucy adalah gadis yang sangat berbeda dari wanita manapun yang ia kencani, Lucy mempunyai sesuatu hal yang sangat di sukai oleh Naruto, yaitu aroma tubuhnya yang sangat berbeda dan khas. Itu membuat Naruto merasakan sesuatu yang bernama ketenangan.
Naruto sangat menyukai aroma tubuh Lucy, dan ditambah dengan merasakan kulit tubuh Lucy menggunakan lidah panasnya, membuat dirinya menyadari, Naruto mempunyai rasa cinta kepada Lucy. Naruto merasakan ada yang aneh dengan perasaannya, ia tidak yakin, namun ia yakin kalau dirinya merindukan gadis pirang itu.
Menatap kepala pirang itu, menelusuri lekuk tubuh Lucy yang begitu proposional alias seksi sekali gadis ini. Dimulai dari bawah yaitu sepatu boots tinggi hingga betisnya, lalu naik hingga stocking hitam yang Lucy pakai, terus ke rok hitam itu. Dan dipercepat terus naik hingga bagian punggungnya, menatap setiap helai rambut pirang pucat itu. Rambut itu berbeda dari biasanya, kali ini Lucy tidak mengikat rambutnya, biasanya gadis itu mengikat rambutnya menjadi dua, namun kali ini Lucy membiarkan rambutnya tergerai bebas membuat Lucy makin menarik bagi Naruto.
Dan seketika, Naruto menatap sosok ibunya. Dan ibunya mengeluarkan rantai chakra berwarna hijau miliknya. Rantai itu di arahkan oleh ibunya ke arah Inazuma, dan rantai berjumlah tiga itu melilit tubuh Inazuma. Inazuma merasakan sakit begitu rantai itu dengan sangat cepat melesat menuju ke arah nya, dan melilit tubuhnya. Dan ibunya juga mengeluarkan lagi rantai chakra nya menuju ke arahnya, menancapkan ke empat rantai chakra itu ke lantai marmer kamar Lucy ini.
Lucy diam tidak bergerak, dia kira awalnya rantai chakra itu mengarah ke arah nya untuk melilit tubuh pria di belakangnya yang tak lain dan tak bukan adalah Naruto. Ternyata ke empat rantai chakra itu seperti melindungi tubuhnya dan Naruto. Menggerakkan sedikit kepalanya menoleh dan menatap Naruto menggunakan ujung matanya, ternyata Naruto terlihat tenang dengan melipat kedua tangannya di depan dadanya, pria itu sangat santai.
"Siapa kau?!" Tanya Kushina mengeraskan jeritan rantai chakra miliknya ke pria berjubah Akatsuki itu.
Kushina awalnya tak melihat pria itu, namun begitu ada gorden dari arah dapur yang tertiup angin, Kushina akhirnya melihat seorang pria yang mempunyai kedua mata yang berbeda. Pria itu mempunyai Sharingan dan Byakugan di kedua matanya. Siapa pria ini? Kushina tidak mengenalinya, apakah dia adalah orang yang selamat dari pembantaian klan Uchiha yang dilakukan oleh Itachi? Atau pria ini adalah seorang Hyuuga? Dan bagaimana cara nya pria itu memiliki kedua Kekei Genkai milik Konoha itu.
Dengan tatapan serius Kushina terus menggali ingatannya, berusaha mengingat siapa pria ini sebenarnya. Wajah itu, wajah yang awalnya seperti kesakitan karena jeritan rantai chakra miliknya namun semakin lama semakin santai dengan tenang di belit oleh ke tiga rantai chakra miliknya. Siapa pria ini sebenarnya, Kushina tidak punya ingatan apapun tentang pria itu, Kushina tidak mengenali pria itu.
Namun sekilas kenapa wajah pria yang sepertinya lebih tua dari nya itu memiliki kemiripan dengan suaminya. Wajah pria itu mirip dengan Minato. Apa mungkin pria ini adalah kakak dari suaminya seperti yang dikatakan oleh suaminya soal pertarungan di Ryumiyaku. Ya suaminya bicara kalau ia bertarung dengan pria dengan. Byakugan dan Sharingan dikedua matanya, dan memperkenalkan diri sebagai kakak dari Minato. Inazuma Namikaze sudah dinyatakan tewas dalam beberapa tahun yang lalu. Namun sekarang ini ia tidak terlalu peduli dengan siapa pria ini, sekarang ini fokus nya ada pada Naruto. Dirinya harus bisa membujuk anaknya agar kembali ke desa.
Kepala merahnya bergerak menuju tempat Naruto yang seharusnya tadi berada, tapi disana sudah tidak ada lagi Naruto, hanya ada Lucy yang tatapannya mengarah ke arah pintu. Dan mata violet Kushina menatap Naruto yang sekarang sudah berada di depan pintu masuk kamar ini. Anak itu sungguh luar biasa cepat. Lalu Kushina menarik kembali rantai chakra yang tadi ia keluarkan ke arah Lucy berada dan menghilangkan rantai itu ke dalam tubuh nya kembali.
Inazuma yang merasa sudah terlalu lama membuang waktu miliknya di kamar ini lalu menggerakkan jarinya membuat sebuah segel jurus. Membuat segel dengan mengangkat jari telunjuk dan jari tengah nya bersamaan. Dan menghasilkan sebuah bayangan hitam yang samar-samar menyelubungi tangan kanannya. Menggerakkan pergelangan tangannya, dan menebas rantai chakra itu dengan tangan kanan nya yang sudah di aliri chakra hitam miliknya.
Jrassshh!
Rantai chakra itu di tebas oleh Inazuma dengan sekali gerakan, membuat ke tiga rantai yang membelit tubuhnya terlepas dan menghilang.
Kushina melihat itu bersiap untuk kembali menyerang pria itu dengan rantai yang masih berada di dekat pria itu, namun dengan cepat pria itu kembali berdiri dan menatap dirinya dengan Sharingan yang berbeda dari biasanya. Sharingan itu mempunyai pola khusus, seperti sebuah shuriken yang sangat khusus dengan mata tiga yang berjumlah dua digabung menjadi satu.
Tangan kanan Inazuma bergerak, menggenggam salah satu rantai chakra itu dan menarik keras rantai chakra itu ke arahnya. Kushina seketika tertarik ke arah pria itu, mengikuti tarikan rantai chakra yang di tarik oleh pria itu, dirinya tidak akan diam. Mengambil sebilah Kunai dari kantung ninjanya yang berada di belakangnya dan bersiap menebas leher pria itu.
Dan jarak itu sudah sangat dekat, Kushina menggerakkan tangannya, berusaha menebas pria itu. Namun Inazuma yang sudah melihat Kushina memegang sebuah Kunai menjadi tahu apa yang akan di lakukan Kushina. Dan begitu rantai chakra Kushina sudah sangat dengan tubuh pemiliknya tangan Inazuma dengan sangat cepat bergerak.
Mencekik leher jenjang Kushina membuat kepala merah Kushina mendongak ke atas. Dan meremas dengan sangat keras, bergerak berusaha mematahkan tangan kiri wanita itu.
Sementara Lucy tidak percaya pria itu menyerang Kushina dengan sangat cepat, dan sekarang ini tubuh Kushina sudah melayang berkat cekikan yang pria itu lakukan pada tubuh Kushina. Dirinya harus melakukan sesuatu, dan secara spontan menatap Naruto, anak dari Kushina itu hanya diam dengan ekspresi seperti menahan sebuah senyuman. Tidak percaya dengan apa yang ia lihat, anak macam apa Naruto, yang menatap langsung dengan kepala nya sendiri ibunya yang di serang dan di cekik dan anaknya hanya diam saja. Naruto benar-benar tidak tahu apa yang dinamakan anak Durhaka!
Namun dirinya sendiri yang akan membantu Kushina, mengingat kembali dimana ia menaruh kunci Celestial Spirit nya. Ya Lucy ingat, gadis pirang itu meletakan kunci Celestial Spirit miliknya di atas meja itu. Bergerak dan menggenggam sebuah kotak kecil yang berisi kunci-kunci milik Lucy.
Cengkraman Inazuma pada leher Kushina makin keras. Membuat Kushina nafasnya tercekat seketika, dan menjatuhkan Kunai yang tadi ia genggam itu. Menatap dari kedua Kekei Genkai itu wajah Kushina yang memerah kehabisan nafas. Wajah Kushina benar-benar cantik ia tak bisa menampik bahwa adiknya beruntung mendapatkan seorang wanita seperti Kushina.
"Hirake! Makatsukyuu no tobira: Capricorn!"
~xXx~
~XxX~
"Selamat datang di Iwagakure, Hokage-sama!" Ucap seorang ninja Iwagakure yang dengan sopan menyambut baik kedatangan pemimpin desa Konoha dan dua orang yang mengawal Hokage. Namun pria itu menatap dengan tatap yang berbeda salah satu pengawal hokage itu, dia adalah mantan Hokage, Namikaze Minato. Orang yang mempunyai reputasi sebagai orang yang di benci di negara ini. Orang yang sudah membunuh lebih dari 1000 Shinobi Iwagakure di perang dunia Shinobi yang lalu. Meski perang itu sudah berakhir, Minato tetap di anggap sebagai orang yang dibenci oleh Iwa.
Ditambah rumor yang beredar, pertemuan ini terjadi karena Naruto yang membuat kekacauan dan juga membuat Tsuchikage dan Raikage turun tangan langsung menangani pria itu, namun pria itu keburu kabur meninggalkan diri.
Sementara itu Tsunade mengangguk dan tersenyum menatap pria yang menyambutnya dengan baik ini. "Siapa saja yang sudah datang?" Tanya Tsunade kepada pria itu.
"Semua sudah datang, Hokage-sama." Jawab pria itu. "Tapi sepertinya, Kazekage tidak dapat hadir dalam pertemuan ini, Hokage-sama." Lanjutnya memberi tahu kalau Kazekage tidak dapat hadir di acara ini.
Tsunade mengangguk mengerti akan apa yang baru terjadi pada Gaara. Sepertinya Kazekage muda itu harus menjalani perawatan lebih lanjut, mengingat Gaara sudah bukan lagi menjadi Jinchuricki.
"Baik, silahkan masuk Hokage-sama." Ucap salah satu Shinobi yang berbadan besar itu. "Di dalam lebih suhu lebih dingin dibanding di luar, Hokage-sama!"
~XxX~
~xXx~
Inazuma menaikan sebelah alisnya, apa yang gadis pirang berdada besar itu lakukan. Mengarahkan sebuah kunci emas ke arahnya dan tidak terjadi apapun. Apakah jurus yang dia teriakan tadi gagal karena gadis itu baru menyadari kalau dirinya tidak mempunyai chakra di tubuhnya?
Dan Lucy sendiri lagi-lagi gagal memanggil roh Celestial Spirit miliknya. Ada apa sebenarnya dengan dimensi ini? Lucy tidak pernah bisa memanggil roh Celestial Spirit nya. Ia merasa bahwa dirinya benar-benar lemah, tidak berguna. Ia ingin membantu Kushina, namun dirinya sendiri terlalu takut untuk berhadapan dengan pria itu, dirinya tidak berani
berhadapan satu lawan satu. Ditambah lagi dia tidak bisa menggunakan kunci-kunci miliknya.
Dirinya benar-benar tidak berguna, selalu menjadi beban tersendiri dalam hal-hal tertentu. Dan sepertinya dalam hal ini, dirinya juga menjadi beban, karena dirinya tidak bisa menyelamatkan Kushina yang masih menggantung di cekikan tangan pria itu. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Dirinya ingin menangis namun inner nya dengan keras meneriakinya bahwa dirinya tidak boleh menangis kembali. Bahkan sekarang ini Lucy tidak berani membuka kelopak matanya, tetap menutup mata coklatnya.
Indra pendengaran Lucy secara langsung mendengar suara langkah kaki yang sekarang arah suaranya menuju ke arahnya. Langkah kaki itu terdengar pelan, Lucy bisa simpulkan bahwa orang yang berjalan sekarang ini tak memakai alas kaki. Orang yang berjalan itu adalah Naruto. Membuka perlahan kelopak matanya, menampilkan mata coklat miliknya secara perlahan dan sekarang di depan mata nya ada Naruto yang tersenyum padanya dengan posisi kepala yang sedikit miring seperti itu.
Begitu melihat Naruto perasaan Lucy yang merasa dirinya tidak berguna seketika hilang diganti dengan rasa hangat di hatinya. Melihat Naruto dengan pelan menggerakkan tangannya memegang pipi kirinya dan mengelus pipinya dengan gerakan jempolnya membuat pipi itu merona dibuatnya.
"Lucy. ." Ucap Naruto menikmati pergerakan jari dan tangannya di pipi bulat Lucy Hearfilia.
Lucy menggerakan tangan kiri nya, dan menggenggam tangan kanan Naruto dan mencium tangan itu dengan sangat lembut. Menggenggam tangan Naruto erat seakan tak membiarkan Naruto menjauh dari dirinya. Dan menggerakkan kepalanya makin mendekati wajah Naruto, Lucy ingin sekali lagi mencium bibir seorang Naruto.
Naruto yang melihat Lucy memajukan kepalanya mengerti apa yang harus dilakukan olehnya. Naruto juga mendekatkan wajahnya pada wajah Lucy.
Dan bibir keduanya sama-sama bertemu, membuat Lucy dan Naruto sama-sama memiringkan kepalanya secara berlawanan. Mulai mulut Lucy yang bergerak meraub bibir Naruto, lidah Lucy secara perlahan mulai bergerak menjilati bagian depan bibir Naruto. Naruto juga membiarkan Lucy menjilati bibirnya, dirinya hanya melumat bibir Lucy. Dan seakan menikmati itu Naruto sudah mulai menggerakkan mulutnya membiarkan lidahnya berkerja bergerak melawan lidah Lucy yang mulai buas.
Sementara Inazuma dengan pandangan bosan menatap Naruto yang asik berciuman dengan wanita itu. Melihat Kushina dan melepas cekikan nya begitu saja membuat Kushina terjatuh dan terbatuk sambil memegangi lehernya. Menatap pria yang kini berdiri dengan melipat dadanya itu dengan tatapan benci yang sangat besar. Lalu sambil terus memegangi lehernya Kushina membelalakkan matanya tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang ini.
Dengan suara yang sangat aneh didengar oleh Kushina tetap menatap anaknya yang kini masih berciuman dengan Lucy! Anaknya sudah sangat besar sekarang ini, anak yang ia lupakan dan tak mendapatkan apa yang seharusnya di berikan oleh dirinya kini sudah menciumi bibir seorang wanita.
Ia bisa melihat dengan jelas dari wajah Lucy yang sangat merah itu, tak ada paksaan, Lucy menikmati ciumannya dengan anaknya. Bisa dilihat juga dari pelukan Lucy di leher Naruto yang terlihat sangat erat itu, dan juga Naruto, harus terus bergerak memutarkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, terus mendominasi ciuman panas itu. Tanpa sadar wajah Kushina memerah, seharusnya tadi ia ingin menyerang balik pria Akatsuki itu, namun hilang sudah pikiran itu berkat melihat Naruto dan Lucy berciuman panas didepan mata nya.
Inazuma kali ini menoleh menatap Kushina yang kini juga menatap Naruto yang berciuman itu, dan menatap sebuah jam yang mempunyai bentuk seekor Neko yang menunjukkan pukul setengah dua siang. Dirinya sudah terlalu lama disini, mungkin pertemuan itu sekarang sudah dimulai.
Mengalirkan sebuah chakra hitam yang mengaliri tubuhnya. "Cepat Naruto! Aku akan pergi ke Iwa!" Dengan diselubungi chakra hitam Inazuma menghilang meninggalkan percikan kilat aneh yang berwarna hitam.
Kushina mendengar itu dengan cepat bergerak berdiri dan berusaha dengan cepat menghampiri Naruto yang masih berciuman. Kushina berdiri dengan kepala yang masih sedikit pusing dan berusaha berlari. Dan Kushina dengan sangat cepat memeluk tubuh kekar Naruto dari belakang, membuat kepala pirang anaknya menegak, Kushina mendengar suara ciuman yang terlepas.
"Jangan pergi Naruto!" Kushina berusaha sekeras-kerasnya agar tidak menumpahkan lagi air mata nya.
Naruto yang sekarang ini tengah di peluk oleh dua wanita, didepannya Lucy yang memeluknya dengan erat, dan di belakangnya Ibunya juga memeluknya namun sepertinya ibunya memeluk dirinya dan Lucy secara bersamaan.
Menatap Lucy yang menggigit bibir bawahnya, gadis itu wajahnya sangat memerah, dan dengan mata yang berkaca-kaca. "Aku merindukanmu, Lucy!" Dan tidak sampai satu detik, Naruto sudah hilang di tengah-tengah dua wanita yang memeluknya itu.
Kushina dengan mata violet miliknya hanya diam menatap sisa percikan kilatan merah milik anaknya. Dan menatap Lucy yang sedikit membuka mulutnya, seperti nya gadis itu sangat sakit begitu Naruto mengatakan bahwa Naruto merindukannya. Dan tangan Kushina makin mendekatkan dirinya mengisi sela antara dirinya memeluk tubuh yang harus ia akui bahwa Lucy adalah gadis yang sangat sexy. Membiarkan kepala Lucy bertumpu pada bahunya, lalu mengelus rambut pirang pucat Lucy secara halus.
"Jangan menangis!" Dengan nada bicara yang pelan namun penuh dengan ketegasan, Kushina memperingati Lucy agar tidak boleh menangis.
Lucy yang sudah berusaha keras untuk tidak menangis akhirnya mendapatkan bantuan dari Kushina, Kushina menyemangati diri nya agar tidak menangis. Dirinya benar-benar tidak berguna. Lucy juga menegakan kepalanya bergerak berusaha melepaskan pelukan yang ia akui menghangatkan itu. Jika lama-lama dalam pelukan itu, Lucy percaya dirinya malah akan membuat basah pundak wanita tiga anak itu.
Kushina mengikuti keinginan Lucy, dirinya juga melepas pelukan hangat itu, dan menatap wajah Lucy. "Kau mencintai Naruto?" Tanya Kushina soal perasaan Lucy terhadap anaknya.
Lucy memejamkan matanya lagi-lagi dirinya sendiri ingin menangis hanya karena mendengar kata yang diucapkan oleh Kushina.
Kushina menyadari itu, lalu tangan Kushina a dengan lembut memberi tepukan pada pundak gadis itu. "Seberapa besar kau mencintai anakku, Lucy-chan?" Lagi Kushina bertanya kepada Lucy soal perasaan terhadap anaknya.
Menggigit bibirnya sendiri dan membuka matanya, menampilkan mata coklat yang berkaca-kaca itu. "Aku sangat mencintainya, Kushina-san!" Suara Lucy dengan nada sendu yang begitu besar terdengar di indra Kushina.
Kushina tersenyum mendengarnya, namun lagi-lagi Lucy tidak mengikuti panggilan yang seharusnya Lucy berikan kepada dirinya. "Kau lupa ya harus memanggilku dengan sebutan apa? Lucy-chan?"
Lucy kali ini berdebar mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Kushina. Ayolah masa Lucy harus memanggilnya dengan sebutan itu, padahal dirinya dan Naruto kan belum menikah, tapi tidak apa Lucy rasa. "Ma-maaf, Kaa-chan-_-" Dengan salah satu rasa teraneh yang pernah dialami Lucy, dia mengucapkan kata Kaa-chan dengan baik, membuat Kushina mengukir sebuah senyuman manis di wajahnya.
Namun Kushina juga punya pemikiran yang awalnya menjadi perkiraan nya saja. Namun begitu melihat Naruto dengan suara yang sangat lihat menciumi Lucy seperti itu. Ia harus bertanya hal ini! "Lucy-chan?" Kushina bersuara.
Lucy menatap Kushina. "Y-ya Kaa-chan?" Lucy membalas menatap wajah Kushina yang sedikit memerah itu, kenapa Kushina wajahnya memerah?
Sebelum mempertanhakan hal itu, Kushina mengulas sebuah senyuman yang aneh. "A-apa kau dan Naruto pe-pernah Ngent—….""
"YAAAAA!" Dengan sangat cepat Lucy memotong pertanyaan yang diajukan oleh Kushina.
Tidak itu bukan pertanyaan, itu adalah kata yang tidak ingin sekali Lucy dengar.
Sementara Kushina melebarkan matanya mendengar jawaban yang menjadi teriakan itu. Anaknya benar-benar sudah jauh dari segala arah, bahkan anaknya sudah mengalami hal yang seharusnya dilakukan oleh pasangan suami istri. Namun demikian, dirinya harus dengan cepat bergerak, dirinya harus pergi ke Iwa untuk menghalangi hal yang tidak diinginkan nantinya.
~xXx~
~XxX~
Ruangan itu sangat remang, hanya dua buah lilin yang menyala yang menjadi penerang di sebuah tempat gelap ini. Dan di tempat ini terlihat sebuah makhluk aneh yang menundukkan kepalanya tidak berani menatap lawan bicara nya.
"Jawab pertanyaan ku!" Dan ternyata lawan bicara makhluk itu adalah Naruto. "Kenapa kalian tidak memberi tahu soal pertemuan Kelima Kage, Zetsu?" Naruto bertanya dengan nada keras.
Akhirnya salah satu makhluk yang menjadi satu itu menatap Naruto. "Maafkan kami Naruto." Ujar seorang makhluk berwarna putih yang di sebelah nya ada lagi makhluk yang sama namun berwana hitam. "Bu-bukan kami tidak ingin memberi tahu andana-namun—…"
" Kami tidak bisa menemukan keberadaan mu, Naruto" Makhluk yang berwana hitam itu menyela ucapan mahluk disebelahnya itu.
Naruto menatap tajam ke arah makhluk aneh itu. Dengan alasan yang masih wajar menurut Naruto kali ini, ya karena tidak ada yang bisa menemukan dirinya dengan mode ******,
siapapun tidak akan bisa mencari keberadaan dirinya jika tidak mempunyai segel yang di tanam oleh Naruto atau orang itu yang menanamkan sebuah segel pada Naruto. Kali ini Naruto bisa mewajarkan kesalahan kedua Zetsu itu.
Namun sebuah pemikiran yang sangat cocok bagi dirinya kali ini muncul di pikirannya. Dirinya mungkin akan sedikit bersenang-senang kali ini, ya sudah lama dirinya tidak bersenang-senang. Dirinya akan melakukan uji coba yang benar-benar serius kali ini.
"Zetsu!" Ujar Naruto.
"Ya Naruto-sama/ Ya" Balas Zetsu kedua Zetsu itu menatap Naruto yang menyeringai ke arah keduanya.
~XxX~
~xXx~
Hai? Haha akhirnya saya bisa update juga ya. Oke kali ini saya mau bilang sejujur-jujurnya, sebenarnya saya pengen berhenti dari dunia FFN hehe. Mungkin banyak yang pengen nih cerita lanjut atau mungkin juga meminati fic ini saya sangat mengapresiasi kalian soo much! Tapi saya KAYAKNYAga bisa lagi buat nerusin nih cerita. ya saya tau saya udah punya janji sama kalian. Ya tapi mau gimana ya? Saya juga bingung mau gimana wkwk. Pengen nerusin tapi kayak ada pikiran "udah dhal gausah ngetik NNN dikit yang baca, dikit yang rivew apalagi ditambah saya makin rajin main DOTA2 Huft-_- Jadi ya gimana ya, mohon maaf aja ya kalo tiba-tibaakun ini udah saya hapus beserta cerita ini didalamnya, mohon maaf sebesar-besarnya ya! Tapi kalo kalian berharap agar fic ini lanjut ya gapapa sih, asal nanti jangan baper aja ya?
Oke sekian dari saya, yang begitu banyak salah dalam pengetikan 35 chapter NEO NAMIKAZE NARUTO ini . Saya berterima kasih kepada kalian semuanya yang udah pernah baca dan riview cerita gaje saya ini.
Sekali mohon maaf bila saya menghapus akun beserta cerita ini.
Oke, Bye?