Puppy Pet: Blackie

.

Story belong to DeathSugar

.

.

Chapter 6. Jealous

.

.

.

Happy reading and review, ne?

.

.

.


Baekhyun baru saja masuk kedalam kelas musik dan ia menemukan Park Chanyeol dengan Taeyeon sedang duduk di salah kursi kelas dengan Chanyeol yang memainkan sebuah gitar dan Taeyeon-sunbae yang sedang bernyanyi sebuah lagu dari Taylor Swift – Blank Space.

Mereka terlihat begitu menikmati dengan Chanyeol yang fokus pada kunci-kunci di senar gitarnya dan Taeyeon-sunbae yang bernyanyi dengan wajah yang terlihat begitu merona cerah.

Apa-apaan itu si Chanyeol itu. Sok-sokan mencari perhatian pada salah satu sunbae disini dan juga beberapa perhatian anak perempuan lainnya. Dasar playboy cap yoda tidak tahu diri. Dikiranya dia tampan begitu? Tidak. Chanyeol itu tidak tampan dia itu hanya kaya. Dia itu idiot, menyebalkan, diktator, intinya apa yang mereka lihat dari Park Chanyeol itu tidak seindah itu. Itu hanya topeng yang ia gunakan untuk menutupi iblis didalamnya, dan Baekhyun adalah korbannya. Batin Baekhyun menggebu-gebu.

Mereka tidak tahu saja jika pangeran Park yang mereka puja itu selalu menyuruhnya ini dan itu. Pemaksa dan tentu saja MESUM! Mereka belum pernah merasakan apa yang pernah Baekhyun rasakan dua bulan yang lalu. Diperlakukan seperti pembantu, mengganti bajunya, menyiapkan air untuk Chanyeol mandi, menyiapkan sarapannya, membatunya memakai sepatu, atau terkadang yang paling menyebalkan harus menyuapinya dan menemaninya tidur! Mereka juga tidak pernah dilecehkan oleh Chanyeol ketika Chanyeol tiba-tiba mencium bibirnya tanpa izin darinya. (Baekhyun terdengar lebih tepat dengan sebutan istri daripada pembantu sebenarnya)

Chanyeol tidak sebaik yang mereka kira. Semua hal yang mereka lihat seperti: Tampan, Baik Hati, Ramah dan juga Kaya adalah topeng! Dia itu iblis yang bersembunyi dibalik pesona pemuda tampan bernama Park Chanyeol.

Tunggu.. Tampan?

Baekhyun melengos dengan langkah kakinya dan menyusul Kyungsoo yang sedang sibuk dengan lirik-lirik lagunya. Ini sudah bulan November dan sebentar lagi Desember akan tiba. Itu artinya Natal akan tiba! Natal—Christmas dan itu artinya adalah persembahan Berkah Natal yang biasa sekolahnya lakukan. Acara tahunan yang biasa dinantikan oleh anak klub musik.

"Darimana saja?" Tanya Kyungsoo sambil menyerahkan lembaran keras berisi tulisan berupa lirik untuk lagu natal nanti dan juga not-not baloknya.

"Sibuk!" jawabnya ketus dengan mengambil kertas-kertas yang disodorkan Kyungsoo tadi, "Kyungsoo ini sudah mau musim dingin, kenapa rasanya panas sekali?!"

Kyungsoo mengernyit, menatap Baekhyun dengan tatapan 'Kau baik-baik saja?' sebelum akhirnya mengabaikan pertanyaan Baekhyun tadi—yang terdengar seperti pertanyaan orang mabuk—dan kembali fokus pada lirik lagunya.

"Duh.. kenapa siswa yang bukan anggota kelas musik ada disini?" ucap Baekhyun lagi. kali ini terdengar lebih keras dan semua anggota klub musik mengarahkan perhatiannya pada si mungil Byun itu. "Aku hanya bertanya, jangan menatapku seperti itu." Sambungnya. Risih juga ditatap dengan tatapan seperti itu oleh teman satu klubnya.

"Kau kenapa sih?" Kyungsoo akhirnya menyerah karena Baekhyun benar-benar membuat konsentrasinya terganggu. "Kau salah makan apa?"

Baekhyun melotot dan dibalas Kyungsoo dengan melotot juga, "Aku tidak bicara denganmu."

"Tapi kau mengganggu konsentrasiku Tuan Muda Byun Baekhyun!" kesal Kyungsoo.

Sejujurnya itu adalah ungkapan dari hati Kyungsoo yang paling dalam. Baekhyun terlihat seolah mencari perhatian. Banyak sekali bicara—walau sebenarnya Baekhyun memang sudah cerewet, sih—dan itu untuk alasan yang tidak jelas seperti: 'Rambut Taeyeon-sunbae terlihat kusut sekali hari ini, apa dia sudah keramas?' atau 'Suara gitar Park Chanyeol jelek sekali dan kenapa sunbae bisa bersamanya?' atau hal yang paling parah ialah; 'Suaraku jauh lebih baik dari Taeyeon-sunbae! Kenapa tidak bermain gitar saja untukku' dengan gerakan-gerakan aneh dan cibiran-cibiran yang menurut Kyungso sangat berisik. Belum lagi Baekhyun yang sesekali memukul meja dan kemudian menyembunyikan wajahnya ditekukan tangannya yang berada diatas meja. Kyungsoo jadi semakin yakin kalau Byun Baekhyun sedang dalam mode anehnya. Mungkin tadi pagi dia salah makan—mungkin mentimun yang seumur hidupnya selalu Baekhyun hidari layaknya mentimun adalah makanan yang bisa membuat susuknya luntur.

Kyungsoo akhirnya menggulung kertas yang berisi lirik musiknya yang kemudian ia gunakan untuk memukul kepala Baekhyun. "Berisik!"

Baekhyun bangun dengan memberengut. Bibir bawahnya dimajukan beberapa centi kedepan—sampai-sampai Kyungsoo yakin bibir itu bisa di kuncir twin pony tail seperti rambut salah satu chara Vocaloid; Miku—dan ekspresi Baekhyun terlihat menjijikan dimatanya. "Berhenti memasang wajah pika-pika seperti itu Byun Baekhyun! itu menjijikan sekali."

"Hei kalian anak kelas satu!" suara interupsi dari salah satu siswa club membuat Baekhyun dan Kyungsoo menoleh kearah sumber suara, "Kalian berisik sekali. Jika kalian tidak berniat untuk latihan persiapan natal silakan keluar."

"Maafkan kami sunbae." Ucap keduanya dengan membungkuk meminta maaf.

"Ini salahmu." Ucap Kyungsoo kemudian.

Baekhyun memberengut, menatap kearah Chanyeol yang kini tertawa dengan Taeyeon. Uh, perasaan apa ini? Kenapa rasanya kesal sekali melihat Park Sialan Chanyeol itu tertawa dengan orang lain? Biasanya kan Chanyeol hanya memasang wajah seperti itu untuknya.

Hu? Apa yang baru saja Baekhyun pikiran tentang Park Chanyeol?


.


"Kau cemburu?"

Baekhyun melotot kearah Luhan dan Kyungsoo yang tersedak Milk Shake miliknya ketika kakak pemilik café—Luhan menanggapi curahan hati Byun Baekhyun tadi tentang kejadian di ruang klub musik.

Baekhyun mendengus, "Hyung.. kenapa aku harus cemburu pada Park Sialan itu?"

Luhan menggendikkan bahunya dan menyesap kopi di cangkir miliknya, "Siapa tahu kau terpesona dengan sepupuku itu? Who knows?"

"Yup, Luhan-hyung benar." Dan Kyungsoo mengamini. "Kau terlihat begitu aneh tadi Baekhyun. Kurasa kau memang cemburu."

Baekhyun memutar bola matanya malas, meminum jus strawberry miliknya yang dicampur dengan buah cherry dan akhirnya tertawa hambar. "Omong Kosong. Mana mungkin aku cemburu? Ha?! Menyukai Park Chanyeol? Hahaha.. Mimpi saja."

"Hati-hati kau bisa kuwalat nanti." Balas Kyungsoo, "Banyak yang begitu sekarang. Bilang tidak ternyata iya."

"Aku tidak menyukainya. Aku kan sudah hampir seminggu ini tidak bertemu dengannya setelah patah tangannya sembuh." Menghembuskan nafasnya lesu, "Dan kenapa aku harus cemburu juga lagian? Aku 'kan bukan gay."

Luhan mengangguk dan menyesap kopi miliknya dengan khitmad, "Baekhyun, Chanyeol datang dengan cewek lain itu. Dia cantik sekali."

Dan Baekhyun mengenggok dengan cepat kearah pintu masuk. Dan hanya menemukan angin lalu. Sial, dia dikerjai lagi.

"Aku tidak cemburu, tapi kenapa aku bisa begitu cepat merespon mendengar nama Park Chanyeol ya, Kyung?" sindir Luhan tidak sungguh-sungguh dan Baekhyun kemudian memberengut. "Aku tidak cemburu.. karena aku tidak menyukai Chanyeol. Aku hanya naksir." Godanya.

"Luhan-hyung~" rengek Baekhyun.

Luhan dan Kyungsoo harus tertawa untuk reaksi Baekhyun kali ini. Lucu sekali.

"Jangan berbohong pada perasaanmu sendiri, Baekhyun." Luhan tersenyum, mengambil tangan Baekhyun dan kemudian mengusapnya, "Perasaan suka kadang memang tidak diakal. Begitupun untuk bisa memilih siapa yang kau sukai. Mengerti?"

Rengekan Baekhyun semakin menjadi.

Dia tidak menyukai Park Chanyeol dan kenapa tidak ada yang percaya padanya, sih?


.


"Morning, Blackie~" suara berat yang dibuat sok imut itu membuat Baekhyun harus memutar bola matanya malas. Ia baru saja masuk kedalam gerbang sekolahnya setelah turun dari mobil miliknya dan menemukan si jangkung-idiot-menyebalkan-dan-mesum-playboy-carper yang kini tersenyum begitu lebar dan menampilkan gigi-gigi rapinya kearahnya setelah menyapanya tadi.

Baekhyun abaikan pemuda jangkung itu dan kembali fokus dengan langkah kakinya menuju ke kelasnya.

"Blackie berhenti! Duduk dan kemudian berputar tiga kali!" ucap si jangkung lantang. Itu adalah Chanyeol ngomong-ngomong dengan suaranya yang cukup untuk membuat beberapa siswa memberikan perhatian mereka kearah Baekhyun dan juga Chanyeol.

Baekhyun meremas tangannya gemas, menghentakkan kakinya ke lantai dan berbalik, "Aku bukan anjing peliharaanmu Park Chanyeol!" ucap Baekhyun kesal. "Dan berhenti memanggilku Blackie. Aku bukan Blackie! Aku Baekhyun!" ucapnya kesal. Sangat kesal sekali bahkan.

Yang lebih tinggi tersenyum begitu lebar, berjalan kearah si mungil Byun itu dan kemudian sedikit menunduk untuk menyamakan tinggi mereka—mengingat Baekhyun yang benar-benar terlihat mini jika bersama dengan Chanyeol—dan mengusap rambut yang terasa begitu lembut di tangan besarnya.

"Jika kau bukan Blackie kau tidak harus berhenti berjalan, Byun Baekhyun." tersenyum begitu menawan, "Kau mengubah warna rambutmu?"

Dengan memberengut, si mungil Byun itu mengangguk. "Apa? Tidak suka?!"

Galak sekali.

Chanyeol menahan tawanya, "Namja tidak akan mengubah warna rambutnya jadi pink, Baekhyun." merangkul pundak Baekhyun, "Ngomong-ngomong kau jadi terlihat manis dengan rambut barumu. Aku suka."

Kenapa Park Chanyeol itu menyebalkan sekali. Kenapa dia selalu bisa membuat hati Baekhyun yang cuma satu-satunya ini harus bekerja begitu keras seperti ini. Menyebalkan sekali. Bahkan pujiannya dengan warna rambutnya membuatnya harus memerah untuk itu.

Sesungguhnya, alasan Baekhyun mengubah warnanya jadi pink peach seperti ini adalah karena ia berpikir Chanyeol menyukai rambut Taeyeon-sunbae yang terlihat seperti permen kapas itu. Dan dengan alasan konyol berlandas 'bukan karena aku cemburu' (yang sebenarnya terdengar tidak masuk akal dan kekanakan) akhirnya ia merubah warna rambutnya menjadi pink peach yang membuat Baekhyun terlihat seperti permen kapas berjalan.

Baekhyun menghirup udara sebanyak-banyak dari hidung mungil miliknya, menahan perasaan kesal yang membuat otaknya mendidih ketika tiba-tiba Chanyeol yang mencuri sebuah ciuman dipipinya. Ciuman dipipinya dihadapan semua siswa sekolahnya. Membuat mereka berbisik-bisik dan menatap mereka dengan tatapan yang berbeda-beda. Dengan Chanyeol yang kemudian berlari begitu saja seakan tidak ada masalah apapun dan tidak terjadi apapun.

"Park Chanyeol! Ku bunuh kau!"

Lagi-lagi Chanyeol mencuri ciumannya. Kenapa bisa semudah itu?


.

TBC

.


Anjay.. lama sekali ya update-nya. /ketawa garing/ masih ada yang nungguin ini buat update? /dibuang ke Beijing/ udah updatenya lama pendek lagi. /boboan sama Yifan/

Jadi alasan sebenarnya adalah.. aku terlalu fokus sama ff HunHan buat Give Away dan anggurin ff lainnya. /dikepret/ maaf ya. Tapi ff ini bakalan tetep di update kok, kan konfliknya disini ringan gitulah. Aku kadang suka why kenapa nulis FF HunHan ga bisa seringan nulis ff ChanBaek disini? X''DD /dibuang HunHan/

Terimakasih untuk yang meluangkan waktunya untuk membaca. Terimakasih banyak. Jangan bosen baca dan nunggu ff ini ya. Aku bakalan usaha kalau mood beneran bagus bakalan nyicil ff ini. Hehehe.. *cium-cium*

Desember udah musim ujian semester~ atulaaaah… TTT /menggelimbung/

Happy reading, ne? Review juseyo~


.

29 November 2015

DeathSugar

.