.

Love in Mixi © Hezlin Cherry

.

Inspired by That Guy was Splendid

(Guiyeoni)

.

RATE : M (For Save)

.

Sasuke Uchiha X Sakura Haruno

.

Romance, Hurt / comfort

.

NARUTO © MASASHI KISHIMOTO

.

.

.

Summary : Karena keisengannya mengomentari status seseorang dari Sekolah lain di sosmed 'Mixi', Haruno Sakura harus berurusan dengan Uchiha Sasuke si ketua Geng Taka. Hingga suatu hari ia juga tak sengaja mencium bibir sang Uchiha, membuatnya semakin jauh terjebak dalam masalah, kala ketua Geng Taka tersebut meminta pertanggung jawaban lebih padanya. Sejak saat itu pula, hidup Sakura menjadi penuh kejutan.

.

.

.

WARNING: Alur muter2 gajeness, AU, OOC, TYPO, gak sesuai EYD!?

.

.

Don't like? Don't read!

.

.

.

(^▽^)↗Happy Reading↖(^▽^)↗

.

.

.

Sore yang cerah di kota Konoha, secerah nuansa Cafe n Resto Akimichi yang berada di perempatan Chidori Street pusat kota. Ya, nuansa Cafe tersebut tampak lebih cerah karena di salah satu mejanya terdapat 3 orang gadis cantik dengan warna rambut berbeda yang sangat mencolok. Merah muda, pirang dan Merah terang.

Sejak memasuki cafe. Ketiganya memang telah menjadi pusat perhatian bagi pengunjung lainnya. Banyak yang menggumamkan kata "cantik" "sexy" "manis" maupun "modus -eh? Modis" untuk ketiganya. Jelas saja hal itu membuat salah satu diantara gadis tersebut menjadi risih.

"Psstt, apa kalian tak merasa kalau sedari tadi banyak mata yang memperhatikan kita?" Bisik seorang gadis berhelai merah muda panjang dengan manik emerald jernih yang menggemaskan pada kedua temannya yang tengah sibuk membolak balik buku menu untuk memasan cemilan sorenya.

"Sudahlah Sakura, anggap saja mereka adalah fans berat kita, key?" Sahut gadis berhelai merah terang panjang dengan manik ruby yang berhiaskan sebuah kacamata itu acuh tak acuh.

"Hum, benar apa yang dikatakan Karin. Kita tak usah pedulikan tatapan memuja mereka dan lebih baik kau segera memesan bagianmu forehead!" Ujar gadis berhelai pirang dengan model ponytail dan manik aquamarine indah itu menimpali perkataan gadis yang dipanggil Karin tersebut sambil memainkan ponsel pintarnya.

Sakura hanya berdecih pelan seraya meraih daftar menu untuk memilih kudapan yang akan ia pesan.

"Ah hei, kalian mau tahu," Tiba-tiba Ino memekik senang setelah melihat sesuatu dilayar ponselnya membuat Sakura maupun Karin segera menatapnya penasaran. "Aku semalam berkenalan dengan seorang pria tampan di Mixi~" Lanjutnya berbinar seraya menunjukkan sebuah photo pria yang dimaksud tersebut dengan mengacung-acungkan ponsel cerdasnya pada kedua sahabat.

Deg!

Sakura berdebar saat mendengar sahabat pirangnya mengucapkan kata 'Mixi', yang merupakan salah satu situs media sosial yang sangat digandrungi para pemuda pemudi di kotanya ini.

"Huh, jangan mudah percaya dengan pria dari dunia maya! Terutama dari Mixi!" Celetuk Karin menanggapi, "jika kau tak ingin berakhir sepertinya..." Lanjutnya lagi seraya melirik kearah Sakura yang sudah melotot menatapnya dengan tatapan 'aku-akan-menelanmu-bulat-bulat!' pada Karin yang terkekeh geli.

Gadis berambut pirang ponytail yang bernama Yamanaka Ino itu terkejut seketika dan langsung menyeringai menatap sahabat pinkynya, "wah~ ternyata kau juga memiliki kenalan dari Mixi eh, forehead?" Celetuk Ino semangat.

"Aku tak berkenalan dengan pria aneh itu!" Elak Sakura, "aku hanya..." Cicitnya semakin melemah dan kata-kata Sakura menggantung di udara sebelum Karin turut melanjutkan perkataannya.

"-hanya mengomentari status pria asing tersebut." Karin melanjutkannya dengan suara datar tanpa ekspresi masih sibuk membolak-balikkan daftar menu dihadapannya sebelum ia memanggil seorang waiters, setidaknya segera memesan minuman untuknya dan sahabat-sahabanya sebelum mereka bertiga di usir dari sini karena duduk terlalu lama tanpa memesan apa-apa.

"Dan... Apa yang terjadi setelah itu?" Tanya Ino penasaran.

"..."

Sakura terdiam, ia mengkeret bingung harus menjawab apa. Karena kejadian Mixi itu hanya Karin yang ia beritahu, sedangkan Ino belum sempat mendengar ceritanya.

"Setelah itu pria asing tersebut selalu meneror Sakura dan mencari tahu di mana ia tinggal." Lagi-lagi Karin lah yang menjelaskannya.

"Ugh~ yah... Seperti itu pig~"

Ino manggut-maggut mengerti, "oh begitu..." sebelum ia memekik tertahan menyalahkan Sakura kenapa tak menceritakan padanya. "Dan Hei! Kenapa hanya aku yang baru mengetahui berita penting ini hah!"

"Saat itu kau sedang berlibur bersama keluargamu dan aku hanya bisa berbagi pada Karin yang saat itu telah selesai dengan liburannya..."

"Kau harus menceritakan padaku secara detail masalah itu forehead!" Desis Ino penuh penekanan karena ia juga merupakan sahabat dari makhluk pink dihadapannya, maka ia juga ingin tahu pokok permasalahannya dari dasar.

Karin melirik kedua sahabatnya sepintas. Sedangkan Sakura tampak menarik napas panjang hendak menceritakan segalanya. Ia menerawang arak-arakan awan putih cerah yang mengitari Konoha saat ini sambil kembali mengingat kejadian seminggu lalu yang selalu membayang-bayanginya hingga sekarang.

Flashback

Liburan semester tiba. Liburan yang menandakan berakhirnya masa-masaku di kelas 2 SMA, karena aku akan segera menginjak kelas 3 dan menjadi senior di sekolahku -Sekolah Putri Konoha Gakuen- setelah ini.

Libur selama tiga minggu itu menurutku sangatlah panjang, karena aku hanya menghabiskan masa-masa liburan tersebut dengan mendekam di rumah tanpa bisa berjalan-jalan seperti teman maupun sahabat-sahabatku yang telah memiliki agenda tersendiri bersama keluarga maupun kekasih mereka saat liburan. Tentu saja karena aku masih single alias jomblo yang tak memiliki kekasih, jadi tak ada yang mengajakku berlibur. Aku menolak tawaran Ino yang akan berlibur dengan keluarganya, tentu saja aku tak ingin mengganggu momen miliknya dan keluarganya. Aku juga menolak tawaran Karin yang berlibur dengan kekasihnya, karena aku cukup tahu diri untuk tidak menjadi obat nyamuk dalam liburannya.

Ayahku -Haruno Jiraiya- sibuk bekerja disebuah perusahaan penerbitan, ia juga seorang novelis, walau sepertinya seorang novelis dewasa atau mesum, tapi aku tak peduli hal itu! Yang penting dia merupakan ayah terhebat yang kumiliki dan aku sangat menyayanginya.

Lalu ibuku -Haruno Tsunade- sibuk dengan Bar kecil kami yang tak jauh dari rumah, tak jarang aku yang disuruh menjaga rumah saat ia sibuk mengawasi tempatnya mengais rejeki itu.

Sedangkan kakakku -Haruno Sasori- adalah seorang gamers. Ia maniak game dan akan betah berjam-jam di depan computernya hanya untuk memainkan game-game sialannya itu, membuatku ingin menendang bokongnya saat ia hanya bisa memerintahku layaknya seorang bos untuk dibuatkan sepiring nasi goreng kesukaannya. Che! Begitulah keluargaku yang memiliki kesibukan masing-masing hingga tak berminat jika hanya untuk sekedar melakukan piknik keluarga.

Dan aku? Tentu saja aku hanya menghabiskan waktu di dalam kamarku sambil menguap kebosanan. Tak jarang aku juga terkadang lebih memilih tenggelam ke dalam lautan maya. Browsing tentang info-info fashion terbaru maupun info tentang dunia medis -karena aku tertarik untuk menjadi seorang dokter suatu saat nanti- pikirku.

"Hooaaammm~"

Aku menguap panjang dan merenggangkan tubuhku saat tak lagi menemukan info menarik. Karena saat ini aku sedang berselancar di internat dan...

"Aah! Mixi!" Pekikku tiba-tiba mengingat sebuah situs jejaring sosial yang paling populer saat ini. Tentu saja, di Mixi aku akan menemukan banyak hal menarik.

Hal pertama yang kulihat saat baru saja login adalah sebuah foto keluarga yang baru saja di unggah oleh Ino dengan nickname 'The Queen of Flowers' Che! Nama yang berlebihan. Yah~ hampir mayoritas penghuni Mixi selalu menyamarkan namanya. Tapi tidak denganku yang terang-terangan menggunakan nama asliku -Haruno Sakura- toh tak akan ada yang tahu, pikirku.

Menggeser halaman semakin kebawah, aku banyak melihat postingan dari teman-teman sekolah maupun orang-orang yang tak kukenal semuanya membuat status seputar liburan.

"Haaahhh, ternyata tak ada yang menarik..." Gumamku bosan sebelum melihat sebuah status dari orang yang tak kukenal dengan nickname -Uchiha Sasuke- sepertinya aku pernah dengar nama itu, tapi di mana ya...? Ah apa peduliku! Yang terpenting sekarang adalah statusnya. Statusnya itu membuat emeraldku melotot dan napasku memburu menahan amarah. Sebuah status yang seolah memprovokasi juga menyindir sekolahku malam-malam begini membuatku geram!

Uchiha Sasuke ; 10.12 PM

"Hah, SMA Putri Konoha Gakuen? Haha~ Aku rasa tak ada yang menarik di sana! Seluruh muridnya berwajah bagaikan kutu buku! Jadi segera enyah! Dan jangan pernah mengejarku lagi!"

Itulah isi status pria asing yang terang-terangan menyulut war tersebut. Sialan! Tak semua murid sekolahku itu kutu buku dan berpenampilan tak menarik, tau! Uh, orang ini benar-benar merendahkan sekolahku! Tak akan kubiarkan dia berkeliaran dengan status seperti itu lagi! Dengan cepat aku mengomentari status sialan itu, entah apa yang akan kutulis! Yang pasti kata-kata makian yang bisa membalas perkataan rendahannya dan membuat hatiku lega. Jari-jari lentikku segera mengetik sesuai apa yang ada dalam pikiranku dan aku mengirim komentar itu.

"Huh! Mati kau Uchiha Sasuke! Mulutmu Harimaumu! Hahaha~"

Dengan lega aku tertawa setelah membalasnya, tapi kenapa tak ada satupun komentar dari orang lain yang satu sekolah denganku ya? Apakah mereka tak tersulut amarah oleh status orang itu?

"Ah! Apa peduliku, memakinya membuatku lapar." Aku beranjak dari kursi nyamanku untuk mengambil minum dan memasak sesuatu karena malam-malam begini stok makanan di rumahku tentu saja sudah habis.

Tapi, baru saja aku hendak melangkah keluar kamar -ponselku berbunyi- membuatku kembali berbalik dan mengangkat benda tipis persegi panjang itu sambil melihat caller ID yang hanya menampilkan sebuah nomor tak dikenal. Mengerutkan kening bingung, aku langsung saja mengangkatnya untuk mengetahui siapa yang menelponku diatas pukul 10 malam ini. Karena ada aturan tak tertulis di rumahku untuk tidak menerima telepon diatas jam 10 malam terkecuali itu telepon penting -emergency.

"Ya, hallo..." Aku mengangkat telepon dengan suara super lembut yang kumiliki, namun-

"Apa-apaan kau!?"

-justru bentakan suara baritone dari seberang sana yang kudapat. Hell nooo!

Sabar Sakura... Sabar...

Perhatikan, diseberang sana adalah suara pria! Kira-kira siapa pria yang menelponku malam-malam begini? Oh, mungkin saja Sai -sahabatku dari kecil yang pindah ke luar negeri- dia mengerjaiku. Yah~ mungkin saja...

"Ehm," aku berdehem sejenak, "siapa ini?"

"Ck, tak usah berpura-pura bodoh!" Decak seseorang di sana kesal, atau lebih tepatnya marah? Dan yang pasti ini bukan Sai.

"I-ini ... siapa ya?"

"Aku? Huh, aku Uchiha Sasuke dari KHS!"

Glek!

U-Uchiha Sasuke? Uchiha Sasuke dari Mixi yang tadi itu? Batinku kalut. Sepertinya dia sangat marah, apa gara-gara komentar balasanku?

"Hei!?"

Dia kembali bersuara, tapi aku masih terdiam bergelut dengan ketakutanku... Aku sudah membalas komentarnya dengan balasan yang sangat... Pedas.

Jangan seenaknya yah kau mengatai penampilan murid sekolahku seperti itu! Bahkan penampilanmu mungkin saja tak lebih baik dari bokong sapi! Week~

-Haruno Sakura-

Glek!

Sial! Seingatku begitulah isi balasan dariku. Apa jangan-jangan dia sangat marah dengan sebutan bokong sapi dariku? Aaarrghhhh! Tenang Sakura... baiklah... Aku harus tetap tenang menghadapinya.

"Oh ya ... ada apa ya?" Tanyaku innocent.

"Huh, kau murid Konoha Gakuen?"

"Ya, tentu saja~" Sepertinya ia tak lagi marah, terdengar dari nada suaranya yang datar tanpa emosi. Diam-diam hal itu membuatku bernapas lega... Fiuhhh syukurlah.

"Apa? Sialan kau! Membuatku semakin muak pada murid Konoha Gakuen!"

Apa katanya tadi? Sialan?

"Kenapa kau memakiku! Dan dapat nomorku dari mana? Dasar stalker!" Aku benar-benar geram akibat pria asing ini. Sial! Dia membuat perutku yang tadi lapar, seketika kembali terisi penuh karena makiannya.

"Kau memajang nomor ponselmu di profil akun Mixi milikmu bodoh! Dan aku hanya ingin tahu gadis mana yang berani menghinaku! Apakah wajahmu lebih baik dariku huh?"

Dia mengataiku bodoh berkali-kali. Sialan!

"Je-jelas saja aku lebih baik darimu!" Balasku percaya diri. Dan aku langsung mendengar suara tawa yang sangat ramai membahana dari arahnya. Sial! Dia tidak sendiri rupanya. Apakah ia hendak mengeroyokku, eh!

"Haha~ Kalau begitu aku akan mencarimu dan memastikan sendiri bagaimana wajahmu! Aku yakin kau tak lebih dari sebuah kutu yang bersarang di buku!"

Siaallll! "Hei, sudah 'kan! Sudah malam! Aku harus tidur! Klik."

Dengan kasar aku memutuskan sambungan teleponku. Huh, Aku tak ingin membangunkan seluruh penghuni rumah yang telah terlelap karena itu sama saja dengan membangunkan beruang tidur. Yah walaupun di rumah ini hanya ada aku dan kakakku karena ibuku sepertinya masih sibuk di Bar hingga larut malam dan ayahku jika selesai bekerja pun langsung menemani ibuku di sana agar ia bisa menyingkirkan para lelaki hidung belang yang suka menggoda ibuku.

Dan sedetik kemudian teleponku kembali berdering, dengan cepat segera kubuka penutup belakang ponselku lalu mengangkat baterainya agar benda sialan itu berhenti berdering sehingga aku bisa tidur tanpa diganggu oleh orang aneh sepertinya.

Flashback off

"Begitulah ceritanya..." Jelas Sakura panjang lebar seraya menghela napas panjang dan meraih jus strawberry pesanannya yang sudah datang sedari itu cepat untuk membasahi tenggorokannya yang kering.

Karin terdiam, walau sesekali ia tampak menaikkan kacamatanya yang sedikit merosot tapi ia cukup memperhatikan cerita sahabatnya untuk yang kedua kalinya.

Sedangkan Ino menggigit kentang goreng krispinya kuat hingga menimbulkan suara patahan yang renyah.

"Ba-Bakaaa! Kenapa kau membalasnya HAH! Dia hanya memprovokasi kita!" Sentak Ino tiba-tiba dengan suara yang cukup nyaring dan itu sukses membuat mereka bertiga semakin menjadi pusat perhatian.

"Sssttt! Pelankan suaramu pig! Semua orang memperhatikan kita!" Desis Sakura pelan.

Karin menggeleng lelah. Ia memutuskan pergi ke belakang sebentar dan membiarkan kedua sahabatnya beradu argumen.

"Huh, tapi kau itu terlalu polos hingga gampang tersulut emosi! Seharusnya kau abaikan saja orang aneh bernama Uchiha Sasuke itu! Cerocos Ino panjang lebar, "tunggu dulu! Uchiha Sasuke? Sepertinya nama itu tak asing?" Lanjut Ino dan mengundang anggukan kepala pink Sakura.

"Ah! Tapi itu tak penting!" Tegasnya lagi dan membuat Sakura sweatdrop seketika, "yang terpenting sekarang forehead ... Kau harus berhati-hati karena dia akan mencarimu!" Tukas Ino lagi dengan mimik serius.

Sakura pun ikut serius menanggapinya. "I-iya pig~ aku juga tak ingin bertemu pria asing itu!"

"Eh, mana Karin?" Ino celingukan mencari sahabatnya yang identik dengan warna merah dan kacamata itu, Sakura pun turut mencari Karin di seluruh tempat ini dengan pandangannya.

Dan seketika mereka berdua sweatdrop saat melihat sahabat merah mereka sedang duduk berduaan dengan lelaki tak dikenal di ujung meja seberang.

"Haaahhh~" Keduanya menghela napas bersamaan. Mereka memang tahu kebiasaan Karin yang walaupun telah memiliki kekasih tapi masih suka menerima ajakan pria lain yg menurutnya menarik perhatiannya.

"Lupakan saja dia~" Desis Ino, "lalu, apa yang akan kau lakukan dengan sisa liburan kita empat hari ke depan forehead?"

Sakura mencomot kentang goreng milik Ino sebelum menjawab, "umm... Mungkin aku hanya akan berbaring di rumah dan ... online..." Sahutnya mengendikkan bahu pasrah akan kehidupannya yang monoton ini.

"Asal kau tak mencoba mengomentari status orang asing lagi~" Celetuk Ino dan membuat tawa keduanya pecah tanpa memikirkan sahabat merahnya yang sedang asik di pojokan.

.

.

.

.

"Haahhh~"

Helaan napas panjang kembali terdengar dari seorang gadis cantik berhelai sewarna dan selembut permen kapas pemilik kamar mungil ini. Emerald indahnya berkedip-kedip gelisah di dalam kamar yang penerangannya telah di matikan itu.

Ya, dia sedang mencoba untuk tidur karena sekarang sudah pukul setengah sebelas malam. Tapi apa daya, berapa kalipun mencoba tetap saja matanya enggan untuk terpejam. Berbalik, Sakura hendak meraih ponselnya di meja nakas.

Ponsel sewarna dengan rambut panjangnya itu tempak sepi. Tak ada pesan maupun missed call. Jelas saja, ia sengaja menonaktifkan seluruh panggilan masuk untuk menghindari gangguan nomor tak dikenal yang akhir-akhir ini sering menghubunginya dan itu membuatnya nyaris gila.

Jemari lentiknya menyalakan ponsel dan hendak memainkan game yang terdapat dalam ponselnya sembari menunggu rasa kantuk datang. Tapi tiba-tiba pintu kamarnya terbuka keras menampilkan sosok lelaki tinggi tegap dengan helai merah terang yang acak-acakan itu berdiri dihadapan Sakura yang masih terbaring sambil memutar kedua matanya bosan, 'che, apa lagi sekarang?' batinnya menggerutu sebal.

"Saku, tadi Kaa-san menelpon dan menuyuruhmu mengantarkan ponselnya yang tertinggal ini ke Bar." Ujar Sasori kalem sambil menyodorkan sebuah ponsel berwarna gold milik sang ibu.

"Huh! Kenapa aku? Ini sudah malam, kau saja yang mengantarnya!" Sungut Sakura seraya membalikkan tubuh berlawanan dengan kakaknya.

"Nii-chan tak bisa Saku! Kau tau 'kan jalanan ke Bar kita agak jauh dan ... Gelap! Aku takut gelap!" Sasori mencicit semakin lemah mengutarakan alasannya. Sakura berdecih mendengarnya, "ayolah... Kau yang mengantarkannya ya~"

"Ck, iya-iya! Baiklah, dasar punya kakak penakut!" Gumam Sakura kesal seraya bangkit dari tidurnya dan meraih sebuah cardigan tipis yang tergantung di pintu kamarnya tanpa mengganti pakaian babydollnya lalu menyambar ponsel sang ibu dan segera pergi meninggalkan Sasori yang tersenyum-senyum melihat adik penurutnya.

~oOOOo~

Mini Bar yang memiliki nama 'Tsuji's Bar' singkatan dari Tsunade-Jiraiya itu cukup ramai. Memang Bar keluarga Haruno yang telah lama berdiri bahkan sejak Sakura belum lahir itu tak terlalu besar, tapi cukup banyak muda mudi maupun pria dewasa yang menjadi langganannya dan sekedar menghabiskan waktu setelah sibuk bekerja hanya untuk melepas penat di sana.

Sebenarnya Sakura paling malas kalau disuruh kemari, jelas saja ia akan menjadi pusat perhatian dan tak jarang akan banyak yang menggodanya selagi sang Ibu sedang sibuk di belakang.

Seperti sekarang ini. Bayangkan saja, Sakura telah duduk diantara puluhan singa jantan yang menatapnya lapar. Salahkan ibu cerewetnya yang menyuruhnya menunggu di sini tanpa memperbolehkannya segera pulang. Ah mungkin sang ibu sengaja menahannya lebih lama agar membuat para tamu di sini semakin betah. Entahlah, tak mau ambil pusing. Sakura meraih segelas wine dengan kadar alkohol rendah yang di siapkan sang ibu untukya. Ia langsung menyesapnya pelan sebelum kedua manik emeraldnya berhenti berkedip saat melihat segerombol pria tampan -ah tidak! Hanya 3 orang pria tampan yang baru saja memasuki Bar ini dengan kerennya.

Tiga pria dengan model dan helai rambut yang berbeda. Terutama seorang pria dengan wajah dingin dan tatapan mata onyx setajam elang yang mengenakan polo shirt hitam senada dengan rambutnya yang memiliki bias raven mencuat itulah yang nampak paling menonjol dan paling keren di mata Sakura.

Pria itu nampak melirik Sakura sejenak dan melewati gadis dari anak pemilik Bar ini begitu saja menuju meja bartender untuk memesan minuman -mungkin.

Sakura sempat terlulai lemas dengan wajah merona mendapatkan lirikan dari pria tampan barusan, tapi ia sedikit kecewa karena pria itu hanya melihatnya sepintas. Yah~ paling tidak, pria itu bisa duduk di kursi sebelah Sakura yang sedang kosong ini mungkin. Keingingan batinnya.

Tapi malah salah satu teman pria tersebut yang memiliki rambut pirang dan garis seperti kumis kucing di kedua wajahnya itulah yang menduduki kursi kosong sebelah Sakura. Pria kuning itu tersenyum ramah pada Sakura setelah mendudukkan diri.

Gadis musim semi itu sempat terpana juga oleh tetapan manik sapphire di hadapannya. Lagi-lagi wajahnya sedikit merona dan membalas senyuman pria kuning berambut jabrik itu canggung.

"Hai... Aku Naruto, salam kenal~" Sapa pria tersebut masih dengan senyuman lima jarinya.

"Ah, emm... Aku... Sakura." Jawab Sakura sekenanya sambil menjabat tangan besar pria bernama Naruto di hadapannya, yah walaupun bukan pria tampan incarannya yang mengajak kenalan. Tapi tak apalah~ paling tidak, sedikit demi sedikit ia akan dekat juga dengan pria itu melalui pria ini. Pikirnya.

"Nama yang cocok untukmu, apa kau masih sekolah?"

Sakura mengangguk, "ya, aku sekolah di SMA putri Konoha Gakuen." Jawabnya bangga bisa bersekolah di SMA putri yang terkenal dengan murid pintarnya atau... Kutu bukunya.

Sepintas Naruto menegang, ia tersenyum semakin lebar sebelum berteriak nyaring dan membuat Sakura kaget karena pekikan cemperengnya itu.

"TEMEEEE! INI ORANGNYA!"

Deg!

'Apa-apaan orang ini!?' Inner Sakura gelisah merasakan sesuatu yang tidak enak.

"Apa?" Pria yang di panggil 'teme' itu menanggapi pekikan temannya bingung sambil berjalan mendekat.

"Murid Konoha Gakuen dari 'Mixi' yang kau telepon waktu itu!" Lanjut pria Kuning itu menjelaskan.

GLEK!

'Ap-apa? Mixi? Ke-Kenapa pria ini tahu tentang itu?' Sakura menjerit dalam hati saat merasakan dirinya sebentar lagi akan berada dalam keadaan bahaya. Ia hendak berdiri dan segera pergi dari Bar ini, tak peduli dengan perintah sang ibu. Yang penting ia harus kabur dulu sekarang, urusan itu bisa ia urus nanti. Pikirnya kalut.

Tapi terlambat, sebelum bangkit dari duduknya. Ada sebuah tangan seseorang yang tepat berdiri di belakangnya telah menahan kepalanya. Mengakibatkan Sakura tak bisa berdiri.

Tangan besar yang sedang menahannya itu dengan paksa sedikit menjambak rambut Sakura agar ia mendongak ke atas dan...

Deg! Deg!

Sakura benar-benar lupa bagaimana caranya berkedip dan bernapas saat melihat wajah tampan pria yang menahan kepalanya. Jantungnya berdebar semakin kencang seperti mau keluar dari tempatnya. Manik onyx sehitam arang itu benar-benar mempesona. Menatapnya saja membuat Sakura merona, tatapan pria itu benar-benar tajam seolah menelanjanginya saat itu juga.

"Hn, Haruno Sakura dari Konoha Gakuen..." Desisan tajam dari bibir tipis pria raven itu menyadarkan Sakura akan posisinya yang benar-benar terancam ini.

'Glek! Oh, astaga! Aku melupakan hal ini!' Pekik innernya frustasi.

Pria itu menatap Sakura intens, onyx dan emerald saling bertubrukan. Wajah tampannya tampak angkuh dan dingin di saat bersamaan.

"Masih ingat aku?" Pria tampan itu kembali bertanya, "Uchiha Sasuke."

'Oh Tuhaaannn! Di-dia Uchiha Sasuke! Mati aku! Ba-bagaimana iniiii...?'

.

.

~to be continued~

.

.

Holaaaa minaaaa,,,

Hezlin hadir lagi nih dengan FF yang sialnya baru ini! Khukhukhu~ Oh ya ini FF utk papi Sasuke birthday nih. Walaupun FF MC hoho.

.

Hem... mungkin sebagian dari kalian tau inspirasi Hezlin dari mana. Hehe yups. FF ini terinspirasi dari komik Korea berjudul That Guy was Splendid. Yah Hezlin bener-bener suka banget ma tu komik. Jadi berpikir bakalan keren banget kalo pairingx itu pair kesayangan kita SasuSaku. Dan jadilah FF Love in Mixi ini hehe...

Bagi kalian yang pernah membaca komik TGWS, hemm yah~ anggap aja baca ulang versi fanficnya hihi~

Itu juga kalo kalian mau baca sih, kalo gak mau baca jg gak papa kok 'kan gak ada paksaan ╮(╯3╰)╭ dan tentunya jalan cerita akan sedikit berubah juga Hezlin tambah-tambah sama sedikit unsur dewasa di dalamnya nanti hehe.

Apakah kalian menyukainya? Kira-kira dilanjut gk nih FF? Ditunggu respon kalian melalui kotak review yaa~ (^^)

.

Sekali lagi makasih untuk kalian yang bersedia RnR...

(′▽‵)╭(′▽‵)╭(′▽‵)╯

.