dan karena dari hari itu, Lu Han turut menjadi sasaran para pembully dan sejak dari hari itu juga, ia sadar bahwa para pembully itu sangat ditakuti di sekolahnya dan pengikut mereka begitu banyak. kadang-kadang mereka akan meletakkan permen karet di kursinya dan kadang-kadang mereka akan sengaja melemparkan banyak sampah di lokernya membuatkan lokernya penuh dengan sampah seperti pagi ini.

dan dari hari itu juga, Lu Han kehilangan teman-temannya satu per satu, termasuk Baekhyun dan Kyungsoo. mereka mulai menghindari dia karena mereka mengatakan mereka takut jika mendapatkan nasib yang sama sepertinya. hanya Baekhyun, kadang-kadang si diva itu akan diam-diam menyapa dan berbicara dengannya Ya hanya Baekhyun dan yang lainnya tidak akan berani untuk berbicara lagi dengannya.

apa yang tersisa, hanyalah Hun Hun.

.

.

.

Chapter 2:

.

.

"Luhen, maaf yah jika Hun udah membuang-buang waktu Luhen. seharusnya Hun tidak meminta Luhen untuk pergi bersama Hun. Luhen seprtinya bosan yah? Apa Hun hanya mengganggu Luhen?" Hun bertanya, takut jika ia hanya mengganggu Luhan

."Ani." Lu Han menggeleng dan mendesah setelah Hun tetap menundukkan wajahnya seperti dia benar-benar di pihak yang bersalah atau mungkin saja ia berpikir bahwa ia adalah alasan utama mengapa Luhan turut dibully dan kehilangan teman-temannya.

meskipun hal ini benar, sepenuhnya tapi Luhan tetap tidak akan menyalahkannya. sudah cukup, ia berpikir mengapa mereka selalu repot-repot untuk menindas orang lemah seperti mereka? menyebalkan!

"Hun, gwenchana?" Luhan bertanya dengan penuh perhatian. dia tidak ingin Hun terus menyalahkan dirinya sendiri. dia baik-baik saja, ya walau teman-temannya sudah tidak di sisinya lagi.

Hun menggelengkan kepalanya. wajahnya tampak sedih. "Luhen baik-baik saja tapi Hun tidak. Hun anak nakal karena Hun sudah membuat Lu Hen dalam kesulitan. Yang lain tidak akan menjadi teman Lu Hen lagi dan si eyeliner dan si kepala besar itu tidak akan pergi bersama dengan Lu Hen lagi. seharusnya Luhen tidak usah report menyelamatkan Hun dan meninggalkan Hun sendirian ketika itu. iya, Hunkan sudah terbiasa ditindas. Hun- sedih. " ujarnya lirih.

"Serius Hun? Kamu terus berbicara tentang hal ini lagi. Seperti apa yang udah aku katakan sebelumnya, aku tidak peduli dan aku tidak akan menyalahkan kamu, oke? Jadi please yah, jangan sedih. aku ga suka lihat kamu yang cemberut kaya gini." Lu Han berusaha berulang-ulang kali meyakinkan Hun bahwa ia baik-baik saja walaupun teman-temannya telah menjauhinya. serius dia baik-baik saja!

"Ben-ar?"

Hun Hun mengerutkan keningnya. sepertinya dia curiga dengan jawaban yang diberikan oleh Lu Han tapi bibirnya terukir dengan cengiran khasnya setelah Lu Han menggeleng, mengatakan kepadanya bahwa dia baik-baik saja. Luhan menutup mulutnya dan meneruskan kalimatnya lagi setelah beberapa saat "-dan jika Kyungsoo dan Baekhyun jujur untuk menjadi teman-temanku, mereka tidak akan meninggalkanku bahkan jika mereka mengancam untuk membunuhku Seperti yang aku telah lakukan ketika menyelamatkanmu dari pembully itu"

Hun Hun menggangguk dengan canggung sebagai tanda bahwa ia mengerti tapi ia mengerutkan kening setelah menyadari dia tidak tahu siapa yang bernama Kyungsoo dan Baekhyun. "Tapi, Kunsoom sama Bekon itu siapa?" tanyanya membuat Luhan terkekeh.

Bekon? Kunsoom?

Ah, Hun Hun lucu!

"aku pikir mereka cukup populer tetapi tampaknya aku salah. Huh! By the way, mereka adalah teman baik ku. Koreksi, mantan teman baik ku." wajah Luhan berubah cemberut. oh dia sangat kesal membahas hal itu.

"Oh, begitu yah." Hun mengangguk dan bergumam 'maaf' sekali lagi pada Luhan karena dia tahu dia adalah alasan hal itu terjadi. tiba-tiba ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya. "demi menghiburkan Luhen dan supaya Luhen tidak cemberut lagi, ini adalah roti yang paling enak Hun pernah rasa jadi Lu Hen harus mencobanya karena Hun yakin bahwa Lu Hen pasti akan menyukInya. dijamin loh" katanya sambil mempamerkan jempolnya.

Luhan mendesah pelan dan mengincar Hun, bingung "gomawo Hun-ah, ah! Begitu sulit untuk menemukan roti yang lezat seperti ini saat ini. Itu hanya, ergh- aku mati-matian untuk mendapatkan roti ini. Roti super lezat yummy yummy!"

Luhan terkekeh imut membuat Hun bisa menyimpulkan bahwa Luhen menyukai roti pemberiannya. "Tidak, tidak sama sekali. Hun turut senang melihat Luhen senang." Hun Hun menjawab dengan gugup

Luhan membalas senyumannya dan tiba-tiba ia tersedak setelah gigitan yang ketiga. Hun Hun yang panik, terus mengambil botol dari tasnya sambil berkata. "Silakan diminum. Eh, usah khwatir. Hun tidak memiliki virus apapun." Lu Han hanya menggangguk kepalanya dan mengambil botol dari genggaman Hun Hun. setelah itu.

"Gomawo Hun-ah, kau begitu baik. Ergh, terima kasih Tuhan karena telah menemukan teman yang baik sepertimu. yah, aku jadi tidak mengerti mengapa anak-anak menjaga jarak denganmu." ujarnya membuat Hun Hun tersipu dan pipinya berblushing ria setelah mendengar pujian dari Luhan.

"Lu Hen juga begitu baik karena Lu Hen rela untuk menjadi temannya Hun. "

"Apa itu benar? aku jadi penasaran nih, jadi teman kamu itu hanya aku kan?" Luhan menunggu jawaban dari Hun tetapi yang ditunggu tampak tidak yakin jadi dengan seenak jidatnya dia mengganggap Hun Hun itu cuma adanya. "jadi aku saja teman yang kamu ada?" Wajah Lu Han berubah cerah mungkin karena dia begitu menghargai Hun Hun disisinya.

Hun Hun kelihatan ragu-ragu pada awalnya, tetapi ia mengangguk kepalanya setelah beberapa detik. "i- ya, Lu Hen hanya teman yang Hun punya. Mungkin?"

Ah Hun Hun itu begitu mengemaskan dimata Luhan.

apa kalian berasa aneh ya?

tudak ada yang aneh sih sebenarnya jika kalian melihat wajah Hun dengan lebih dekat, mungkin kalian akan menyadari betapa imutnya ia. mungkin dia memiliki sedikit kekurangan karena image culunnya. tapi Lu Han tidak akan peduli hal itu. Namja Pabbo itu sangat mengemaskan dimatanya.

"Kan lagi bagus jika Hun bisa bertemu Luhen lebih awal. iya, Luhen begitu baik sama Hun dan Luhen itu manis sekaliiii. Huh! Bahkan Hun sempat berpikir jika Lu Hen adalah seorang cewek sebelumnya." kata-kata yang keluar dari mulut innocent Hun Hun membuat pipi Lu han memanas.

Luhan mencoba menutupi pipinya yang sudah berblushing ria karena ia tidak mahu jika Hun menganggapnya seperti orang tolol hanya karena sebuah pujian.

"Apa Lu Hen baik-baik saja? Apakah Luhen sakit? Aduh, kenapa wajah Luhen warnanya merah yah?" Hun Hun kelihatan khawatir dan ia mencoba untuk menyentuh dahi Lu Han namun namja manis itu lebih cepat menepis tangannya dari dahinya yang membuat Hun kaget

"Hun minta maaf yah. Hun tidak bermaksud menyentuh Luhen., eh salah. iya Hun udah sentuh Luhen sebelumnya dan Hun mengakui itu tapi Hun hanya khawatir.. Hun ga ada niat sama sekali untuk membuat Luhen merasa tidak enak. Omona, apa yang Hun bicarakan? Er maksud Hun adalah itu itu- "Hun menutup mulutnya dan menelan ludah. ia menundukkan wajahnya untuk menghindari tatapan Lu Han.

"Tidak apa-apa Hun-ah ~ aku baik-baik saja." Luhan mencoba menghiburnya.

"Eh, jadi Luhen tidak marah pada Hun Hun?" Hun terlihat sangat khawatir dan dia tidak bisa menutupi kegugupannya lagi. ia mencoba untuk memastikan Luhan tidak marah padanya atau dia bisa kehilangan teman barunya yang hanya satu-satunya dia punya, meskipun ia sangat yakin Lu Hen akan memberikan jawaban yang sama.

"Hei, percayalah bahwa aku tidak pernah bisa untuk marah pada innocent brat sepertimu." Lu Han terkekeh, menunjukkan giginya yang sempurna.

Hun mengerutkan kening. "innocent brat? Ah anak-anak lainnya tidak pernah menggelar Hun seperti itu sebelumnya dan Luhen adalah yang pertama. Mereka sering memanggil Hun dengan panggilan Pabbo, jadi Lu Hen seharusnya memanggil Hun dengan julukan itu juga sih."

Lu Han menggeleng, mereka tidak seharusnya menggelar Hun seperti itu. Hun mungkin sedikit konyol tapi dia masih punya nama.

innocent brat tidak buruk kan?

"Ani, kau tidak pabbo tapi kau hanya sedikit canggung tapi lucu loh." tanpa Hun sadari, air mata mulai turun di wajahnya. setelah dia menjadi seorang siswa disekolah ini, dia tidak pernah mendapat pujian sebelumnya.

Biasanya, siswa dan siswi lain selalu memerintahkan dia ini dan itu, tetapi ia tidak keberatan juga. Lu Hen memiliki hati yang tulus seperti malaikat, itulah mengapa Tuhan tidak repot-repot untuk menciptakannya dengan wajah manis nan sempurna. ia harus bersyukur untuk itu.

Lu Han mulai panik setelah ia melihat Hun menangis. dia berpikir mungkin ada sesuatu yang salah dengan kata-kata sebelumnya tapi setelah ia melihat Hun tidak hanya menangis tapi dia tersenyum membuat Lu Han turut ikut tersenyum senyum. "Hun-ah ~ bisakah kita menjadi teman? Maksudku kita, eh- bisa menjadi teman yang baik?"

Hun tersentak.

"Aku tidak menerima penolakan karena kamu telah membuatku kehilangan semua teman-temanku dan karena kamu juga, Kyungsoo dan Baekhyun meninggalkan aku. jadi kamu harus mengganti mereka, arrasso?" Lu Han cemberut.

Hun Hun menyegir layaknya seperti para idiot. dia menggangguk kepalanya setelah itu. "Tentu saja Hun akan senang jika Lu Hen dapat menjadi teman Hun. Daebakkk!" karena terlalu bersemangat,

Hun terus melompat-lompat dan jatuh karena kecerobohannya. "Auch!" ia meringis kesakitan tapi Lu Han tidak berhenti tertawa. Hun hanya tersenyum dan menunjukkan giginya yang sempurna. sejujurnya dia senang membuat teman barunya senyum-atau apa yang kita sebut itu...

tertawa besar?

dia berguna juga, nae?

tapi setelah beberapa menit, Lu Han menutupi mulutnya dan berhenti tertawa. ia berdehem "Maaf Hun, aku tidak seharusnya tertawa padamu. tapiiii kamu tampak begitu lucu dan aku tidak bisa berhenti dari tertawa. kau... pftttt! Haha!"

meskipun Lu Han telah meminta maaf sebelumnya tapi ia tidak bisa menahan tawanya lagi. reaksi ditunjukkan oleh Hun saat ia jatuh sebelumnya, sangat lucu dan daebakkk! tiba-tiba Lu Han teringat sesuatu. "Hun-ah ~ dengan rupamu yang seperti ini, kamu bisa menjadi seorang comedian loh. dijamin nih." demi apapun, ia akan menjadi penggemar setia Hun Hun jika mungkin Hun akan muncul di 'gag concert' suatu hari nanti.

Hun mengerutkan kening. "Bagaimana jika Hun mahu menjadi penyanyi?"

dan tawa Lu Han menjadi lebih memburuk ...

"Apa yang begitu lucu atau adakah Luhen berpikir bahwa Hun tidak layak untuk menjadi seorang penyanyi?" wajahnya tampak sangat frustrasi meskipun sebelumnya ia tidak begitu peduli jika orang lain yang meremehkannya, tapi kali ini dia sedikit sedih karena ia menganggap Lu Hen tidak seperti orang lain, yang seperti meremehkannya.

"Omo kau salah Hun-ah. Aku tidak bermaksud begitu. Tidak apa-apa jika kamu ingin menjadi seorang penyanyi tapi-hanya ..."

"Hanya apa?" Wajah Hun tampak lebih cerah, menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut Luhan"

"...Hanya jika kamu dapat menyanyikan lagu anak-anak. seru nih!"

.

.

.

.

.

Oke Lu Hen, kau benar-benar kejam!

.

.

.

author's note: terima kasih banyak pada yang udah review sebelumnya yah? tidak boleh balas satu persatu tapi ya jika ada yang nanya apa author org malaysia? jawapannya separuh iya;) dan suruh lanjut, ini udah dilanjut. aduh jadi terharu nih walaupun banyak kesalahan.

ouh dan ada satu review yg nanya author, kenapa post ulang apa mahu review lebih? ini ya jawapan author, sebelumnya author udah post tapi ada reader yg sudah baik hati tegur kesalahan2 author jadi terpaksa dihapus dan dibetulkan lagi (phm deh sama orang kaya kamu, kenapa tidak pakai acc kamu sekaligus? haha lagipun author tidak pernah pikir sejauh itu. mungkin qm juga adalah seorang author yang biasa melakukan itu. ayo jujur? hehe:)

mind to review?

muahhhh ╰( ̄▽ ̄)╭