Siapa yang tidak mau menjadi adik perempuan satu-satunya dari tiga namja tampan yang terkenal sebagai Wu Bersaudara? Semua gadis di Cheonsa High School pasti akan mempertaruhkan apapun untuk berada di posisi itu! Tapi... Apa jadinya, ya, kalau ternyata gadis polos yang lugu, manis dan sederhana seperti seorang Suho adalah gadis beruntung yang mendapatkan posisi itu? / EXO. KrisHo ChanHo HunHo. Happy reading ^^

.

peblish

presents

an exo fanfict

.

The Gorgeous Wu Brothers!

.

cast :

- suho!girl

- kris

- chanyeol

- sehun

- other cast

.

plot of this story belongs to Shiraishi Yuki with his/her (sorry, ane gatau gendernya apa T^T hiks hiks) awesome manga, 'My Handsome Brothers' ^^

.

happy reading, and dont forget to leave review! ^^

.

.

.

.

.

.

.

"KYAAAA! Ya ampuuuuuun!"

Jeritan heboh dua gadis mungil di tengah-tengah tribun gedung basket mendominasi sorakan para supporter saat seorang MVP dari tim basket unggulan Cheonsa High Schoolㅡsekolah merekaㅡberhasil memasukkan bola ke ring lawan di detik-detik terakhir, merubah kedudukan menjadi cukup tipisㅡ21-22!

PRIIIIITTT! Peluit tanda berakhirnya pertandingan dibunyikan dengan nyaring, dan serentak seisi gedung basket bersorak-sorai akan kemenangan tim basket Cheonsa High School.

"KRIIIIIIS! KRIIIIS SUNBAENIIIMMM... AAAAAAAHHHHH!" Salah satu dari dua gadis mungil itu kembali menjerit-jerit heboh seraya mengangkat banner-nya tinggi-tinggi sekaligus meneriakkan nama MVP yang telah membuat tim basket Cheonsa mencetak poin di detik-detik terakhir yang begitu menegangkan itu.

"Baekhyun-a! Turunkan banner-mu, jangan membuatku malu." Gadis di sebelah Baekhyun itu melotot sebal, tapi sedetik kemudian ia tersenyum-senyum genit memandangi Kris yang tengah ber-high-five-ria dengan anggota tim-nya. "Astagaaa... Oh, Tuhan... Dia seksi sekali!"

Baekhyun berdecih. "Oh, Luhannie sayang... Tutup mulutmu, jangan membuatku malu." Balasnya meledek.

"Percayakah kau cowok setampan itu masih belum punya pacar..?" Gumam Luhan dengan nada suara se-dramatis mungkin. Mereka berdua masih terduduk lemas di tribun memandangi Kris yang sedang bercengkrama dengan teman-temannya di bangku pemain. Ya, terduduk lemas. Ter-du-duk-le-mas. Sengaja diulang supaya lebih dramatis.

"No..." Gumam Baekhyun lirih seraya menggeleng pelan. Tatapannya masih terpaku pada setiap gerak-gerik yang dilakukan oleh Kris. "Cewek mana yang tidak menelan ludah kalau melihat ketampanannya, Lu..?"

"Bahkan seorang lesbian sekalipun bisa menjadi normal kembali kalau sudah melihat Si Sulung Wu Bersaudara..."

"Yeah... Kau tahu, Lu, ibuku saja sampaiㅡASTAGA, JAM BERAPA INI, LU?!" Tiba-tiba Baekhyun berteriak saat menatap layar ponselnya yang berkedip-kedip, menandakan sebuah alarm menyala.

"Hah? Kenapa?! Ada apa?!" Tanggap Luhan tak kalah heboh.

"HARI INI SI TENGAH WU BERSAUDARA AKAN PERFORM DI AULA SEKOLAH DI JAM MAKAN SIANG!"

.

.

.

"Permisiiii... Permisiiii... AW! Ih... Permisi, dooong..." Dengan sangat bersusah-payah Baekhyun mencoba menerobos kerumunan penonton di depan panggung aula sementara Luhan mengekor di belakangnya. Tidak sulit bagi kedua gadis mungil itu untuk menyelip-nyelip seperti ninja di kerumunan yang cukup padat itu demi mendapat tempat terdepan untuk menonton idola mereka yang lain, selain Kris Wu.

"Iiiihhh! Jangan dorong, dong!" Sewot seorang gadis yang baru saja tergeser beberapa senti dari tempatnya karena terdorong oleh Baekhyun.

Baekhyun menatap sinis ke arah gadis itu tanpa bicara. Sejenak ia melirik ke tangan gadis itu yang sedang memegang sebuah smartphone berlayar lebar bertuliskan "CHANYEOL WU, I ADMIRE YOU!".

Membuat Baekhyun menyeringai sinis meremehkan.

"Lu, tablet." Bisik Baekhyun sambil menyodorkan tangannya pada Luhan di sebelahnya.

Luhan mengaduk tas jinjing yang dibawanya, kemudian memberikan tablet PC yang diminta Baekhyun. Dengan dagu sedikit diangkat Baekhyun mengusap layar tablet-nya kemudian memunculkan sebuah tulisan bertuliskan "CHANYEOL WU, I LOVE YOU TO THE MOON AND NEVER BACK!" yang sangat besar di layar tablet yang juga cukup besar itu.

"Kyaaaa!" Jeritan sejumlah gadis di dekat pintu masuk membuat semua penonton menoleh ke arah pintu masukㅡtak terkecuali Baekhyun dan Luhan. Seorang cowok tinggi berambut hitam berponi dengan senyum lebar dan kedua mata besarnya yang berbinar cerah masuk ke dalam aula seraya menenteng gitarnya. Ia sedikit kewalahan saat gadis-gadis yang dilaluinya menjerit-jerit heboh kesenangan, tetapi senyum lebarnya tidak pernah menghilang dari bibirnya.

Ya, Chanyeol Wu. 'Si Tengah Wu Bersaudara' yang dimaksud Baekhyun tadi, sekaligus idola mereka berdua selain Kris Wu.

Berhasil melewati gadis-gadis yang menggilainya, Chanyeol pun naik ke atas panggung, duduk di kursi, meletakkan gitar di pangkuannya kemudian menyiapkan mic-nya.

"Oppaaaaaa! Chanyeol Oppaaaaa!" Jeritan heboh Baekhyun tenggelam di antara jeritan-jeritan gadis lainnya, padahal ia sudah bersusah-payah mendapatkan tempat terdepan.

"Terimakasih untuk kalian yang sudah datang siang ini." Chanyeol baru berkata sepatah kalimat dan disambut oleh sorakan heboh dari gadis-gadis penonton itu. "Aku akan menyanyikan sebuah lagu berjudul... More Than Words."

"AAAAAAAAH!" Baekhyun menjerit heboh lagi. Tak kalah heboh dari jeritan gadis-gadis lain yang mengerumuni panggung itu.

Luhan menyikut Baekhyun. "Jangan membuatku malu lagi."

.

.

.

"Kamu ingat waktu dia nyanyiin bait 'hold me close don't ever let me go', Lu?! Waktu nyanyiin part itu, Chanyeol sempet ngelirik mesra ke arahku, masa... Oh my Godness... He is so damn f*cking hot!" Baekhyun menggila. Kalau remaja-remaja jaman sekarang menggila karena kecanduan narkoba dan minuman keras, Baekhyun hanya perlu seorang Chanyeol Wu untuk menggila. Setidaknya itulah yang bisa disimpulkan oleh Luhan tentang sahabatnya sesama fangirl Wu Bersaudara itu. Baiklah, Luhan juga sangat mengidolakan Wu Bersaudara, tapi kalau ketiga Wu Bersaudara itu diurutkan berdasarkan seberapa besar rasa suka Luhan pada mereka, Luhan akan menempatkan Chanyeol di posisi terakhir, Kris di urutan kedua, sementara yang ada di tempat pertama sudah pastiㅡ

BRUK! "Aduduh!" Pekik Luhan saat tiba-tiba saja ia jatuh setelah menabrak seorang cowok yang berjalan berlainan arah dengannya dan Baekhyun.

"Lho? Lu, Lu? LUHAN?!" Baekhyun mendadak ngerepet panik sekaligus khawatir saat temannya itu tiba-tiba nyosor begitu saja. Diam-diam Luhan bete juga. Yang nyerocos gak karuan sampai nggak liat jalan kan Baekhyun, kenapa malah Luhan yang diam saja dari tadi ini yang malah jatuh nyosor gitu aja? "Jangan ngelamun, dong, kalau jalaaannn... Nyosor, kan?"

.

"Nggak papa?"

.

Luhan dan Baekhyun sama-sama melongo sejenak menatap sebuah tangan putih pucat yang kurus tersodorkan di hadapan mereka. Perlahan mereka menoleh satu sama lain, kemudian dengan dramatis mereka mendongakㅡmencoba melihat siapa pemilik tangan putih pucat itu danㅡOH.

"Sehun Wu..." Gumam Baekhyun dramatis, menyebut nama pemilik tangan itu.

Sementara Luhan masih menatap Sehun yang (masih) menyodorkan tangannya itu.

Ya, Sehun Wu. Si bungsu dari Wu Bersaudara ini yang akan ia tempatkan di urutan pertama berdasarkan rasa suka Luhan pada mereka bertiga.

.

"Woi."

.

"Ha... Hah?" Ucap Luhan, refleks. Kemudian ia langsung membekap mulutnya yang laknat itu karena bisa-bisanya mengucap 'hah' dengan sangat tidak elit. "Ng-nggak papa, kok!" SET! Kesempatan tidak datang dua kali, kan? Luhan langsung menangkap tangan Sehun (yang untungnya masih tersodorkan itu) dan mencoba berdiri. "He... Hehehe, makasih, ya..." Kemudian ia mengucap terimakasih dengan sok manis.

"Oke." Sehun sedikit menatap cewek itu dengan aneh, kemudian melenggang pergi dengan cueknya.

"Baek... Baekkie..." Luhan menoleh ke arah Baekhyun, masih dengan tangan tersodorkan dan gemetar. "Ya ampun... Lututku lemes banget ini... Itu... Itu tadi beneran Sehun... Huwwaaa..."

Baekhyun cekikikan, kemudian meninju bahu Luhan dengan ringan. "Sialan. Tadi aja ngatain aku lebay gara-gara neriakin Chanyeol, sendirinya lemes kayak abis disuntik rabies gara-gara dibantuin Sehun berdiri. Huahahaha!"

Yesh, kebalikannya, Baekhyun tidak seberapa mengidolakan Sehun si bungsu Wu Bersaudara itu. Ia menempatkan Sehun di urutan ketiga, Kris di urutan kedua, dan tentunya Chanyeol di urutan pertama. Baekhyun, sih, cuma berpikir rasional saja. Di antara tiga bersaudara itu, Sehun lah yang menurut Baekhyun tidak seberapa menonjol. Kalau Kris terkenal akan kemahirannya di bidang bola basket dan Chanyeol terkenal dengan kemampuannya bernyanyi plus bermain gitar, Sehun hanya perlu menampakkan wajah cueknya yang dingin untuk menarik perhatian gadis-gadis penggemar Wu Bersaudara! Ia hanya terkenal pemalas, masa bodoh, jutek, tapi herannya nilai-nilainya selalu sempurna dan jadi murid kesayangan guru Matematika. Heran? Ya, sama.

.

.

.

Beberapa hari setelahnya...

.

"Baekhyun! Baek! BAEKHYUUUUUNNN!"

Baekhyun menghentikan langkahnya, kemudian menoleh dengan dramatis seraya tak lupa mengibaskan rambut cokelat panjangnya yang selalu wangi setiap saat itu. "Ya?" Gumamnya sok manis seraya menunggu Luhan yang berlari-larian menyusulnya dari jauh itu.

"Hhh... Hhh... Hhhh..." Luhan berhasil meraih bahu Baekhyun, kemudian gadis itu sibuk terengah-engah sambil memegangi lututnya.

"Nih, nih. Minum dulu, gih." Walaupun sadis dan centil setengah mati, Baekhyun itu setia kawan. Buktinya ia segera menyodorkan botol minum pink bling-blingnya kepada Luhan. Kemudian mengeluarkan sisir pink dengan hiasan manik-manik berlian lalu menyisiri rambut cokelat Luhan yang kusut karena berlari-lari itu. "Kenapa, kenapaaa? Cerita pelan-pelan, kenapa..."

"Hhh... Hhhh... Jadi gini..." Luhan menutup kembali botol minum milik Baekhyun, kemudian menarik nafas panjang-panjang dan bersiap untuk berdesis pelan... Tapi nyatanya ia malah menjerit kencang. "You know what, adik perempuan Wu Bersaudara akan bersekolah di sini!"

"APAAAAAA?!"

.

.

.

"Ini seragammu... Yang dipakai sehari-hari di sekolah. Yang ini, seragam olahraga."

Gadis itu tersenyum menerima bungkusan seragam yang disodorkan oleh seorang guru yang duduk di hadapan meja ketua tata usaha. Kemeja putih lengan pendek untuk musim panas, kemeja putih lengan panjang untuk musim dingin, jas ringan berwarna biru dongker dengan strip emas di bagian lengannya, juga rok hitam selutut dengan strip emas di bagian bawahnya. "Terimakasih, Bu."

"Oh iya, ini name tag-mu. Aku hampir lupa. Sematkan di jas bagian dada sebelah kiri." Guru perempuan itu menyodorkan sebuah name-tag emas dengan logo Cheonsa High School di sebelah kiri. Sebuah nama terukir sempurna di name-tag itu. Suho Wu.

"Baik. Terimakasih banyak, Bu." Sekali lagi Suho tersenyum senang seraya menerima name-tag yang terlihat mewah itu.

"Aku dengar kau adik perempuan dari Wu Bersaudara?" Tiba-tiba guru perempuan itu bertanya dengan nada berbisik.

Suho diam sejenak, kemudian ia tertawa kecil. "Em... Yah, begitulah."

"Benarkah?" Guru perempuan itu terlihat tidak yakin. "Aku dengar anak terakhir dari Keluarga Wu adalah Sehun dari kelas 1-2 yang terkenal pemalas tapi sangat cerdas itu. Lalu bagaimana kau bisaㅡ"

.

"Sudah selesai mengambil seragamnya, Suho?"

.

Sebuah suara berat yang... Uhm, seksi, menyela interogasi guru perempuan itu terhadap Suho.

"Kak Kris..." Ucap Suho menyebut nama pemilik suara itu.

"Oh, Nak Kris?!" Guru perempuan itu langsung bangkit dari duduknya, kemudian tersenyum lebar sekali menyambut kedatangan Kris. For your information, guru ketua tata usaha satu ini juga ngefans berat sama Kris. Setiap kali ada pertandingan basket, diam-diam ia akan selalu menyelinap di balik lapangan dengan kamera digitalnya untuk memotret Kris yang sedang bertanding. "Sudah, kok, Nak! Sudah! Ini saya sudah berikan seragam sekaligus name-tag-nya pada adikmu."

Kris masih menatap Suho tanpa menggubris ucapan guru perempuan itu. "Sudah belum?"

"Ah... Su-sudah, kok, Kak." Jawab Suho sedikit terbata. Sejenak ia melirik tidak enak ke arah guru tata usaha yang diabaikan oleh Kris itu.

"Oke. Kalau begitu, biar Kakak ajak kau keliling sekolah. Bagaimana?" Tawar Kris seraya menarik tangan Suho untuk berdiri. Sejenak Kris berpaling kepada guru tata usaha yang masih berdiri memandang Kris tak berkedip dengan mata berbinar-binar itu. "Permisi, Bu."

"Oh, iya, Nak Kris! Nak Suho! Hati-hati di jalan, ya." Wejangnya (terlalu) riang.

.

.

.

"Nah, yang terakhir ini... Ruang penyimpanan alat-alat olahraga." Kris menunjuk sebuah ruangan berpintu putih dengan grafiti berbagai jenis olahraga di bagian jendela kacanya. "Biasanya, kalau kau piket di hari olahraga, kau akan disuruh mengambil alat-alat olahraga di sini."

"Oke." Suho mengangguk-angguk mengerti. "Em, Kak Kris..."

"Kenapa?" Sret... Kris sedikit merunduk kemudian mendekatkan wajahnya pada wajah Suho. Membuat wajah Suho memerah. Juga membuat murid-murid perempuanㅡyang sejak tadi menatap iri ke arah Suho yang berjalan berdampingan dengan Kris sepanjang koridor sekolah!ㅡdi sekitar mereka menjerit tertahan saat Kris mendekatkan wajahnya kepada Suho seperti itu. "Eng... Perpustakaannya... Di mana, ya..?"

"Oh, iya. Aku lupa kalau adik kesayanganku ini sukaaa sekali baca buku." Kris tertawa geli seraya mengusak puncak kepala Suho dengan gemas. Astaga, astaga! Momen langka ini harus segera diabadikan! Kapan lagi bisa melihat Kris Wu yang bergaris wajah dingin itu tertawa gemas seperti ituuuu?! Sekali lagi, perlakuan Kris terhadap Suho membuat murid-murid perempuan di sekitar mereka menggilaㅡada yang menjerit tertahan, ada yang meleleh, ada yang nyaris pingsan...

"Ini perpustakaannya." Kris menunjuk sebuah ruangan dengan dua pintu yang dicat gradiasi warna-warni. "Kau masuk kelas 1-4? Kebetulan sekali, kelasmu berseberangan dengan perpustakaan. Asik, kan?"

"Hehe..." Suho tertawa. "Iya juga, ya."

Kris tersenyum, kemudian kembali mengusak puncak kepala Suho dengan gemas.

.

.

.

WELCOME HOME, SUHO WU!

Sebuah banner berukuran raksasa yang digantung di depan koridor pintu masuk, Sehun yang tersenyum tipis seraya membawa seloyang kue tar besar dengan belasan lilin di atasnya, dan Chanyeol yang tersenyum lebar memeluk sebuah boneka teddy-bear besar yang dibungkus plastik berpita adalah tiga hal yang menyambut Suho (dan Kris) di apartemen kakak-kakaknya itu.

"Welcome home, Suho Wu!" Seru Tiga Bersaudara Wu itu serempak. Tanpa dikomando pun ketiganya menghambur memeluk Suho erat-erat.

"Aaahhh... Adikku! Kamu makin imuuuuuuutttt saja!" Chanyeol mencuri kesempatan untuk mencubit pipi gembil Suho. "Huwwaaa... Aku rindu padamuuu... Sudah cukup, lah, hidup dengan dua saudara laki-laki yang gila ini." Cara Chanyeol mengungkapkan rindunya pada Suho membuat Kris dan Sehun melirik malas kepada Si Tengah itu dengan lirikan memangnya-aku-sendiri-tidak-jenuh-tinggal-dengan-saudara-berisik-sepertimu.

"Kak Chanyeol..." Suho tertawa geli saat Chanyeol mencubiti pipinya seperti itu. "Aku juga rindu dengan Kakak!"

"Kalau denganku?" Weits, weits... Ada apa, nih? Oh, rupanya si jutek Sehun Wu yang masa bodoh itu sedikit merajuk manja pada adik perempuannya! Uuhhh... Betapa manisnya!

Suho tertawa geli lagi. Kemudian beralih memeluk Sehun erat. "Aku juga rindu dengan Sehunnie!" Seru Suho riang. Oh iya, tahu kenapa Suho tidak memanggil Sehun dengan sebutan 'Kak'? Tentu saja, karena mereka berdua lahir pada tahun yang sama, hanya saja Sehun lebih tua sebulan daripada Suho. Saat mereka masih kecil, Suho sering memanggil Sehun dengan sebutan 'Kak', tetapi Sehun tidak seberapa menyukainya dan ia menyuruh Suho memanggilnya 'Sehunnie' karena panggilan itu terdengar lebih lucu dan (menurut Sehun, sih...) mesra.

"Aku rinduuu kalian semua!" Seru Suho sambil memeluk ketiga kakaknya sekaligus. "Sudah lama sekali kita tidak bertemu."

Kris tersenyum menatap adik-adiknya itu. Mulai hari ini, apartemen ini pasti akan lebih ramai daripada biasanya semenjak kehadiran Suho.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita makan-makan di luar merayakan kedatangan Suho?" Tawar Kris sambil merangkul pundak Suho. "Biar aku yang traktir. Aku baru dapat jatah royalti dari pertandingan basket kemarin."

"Wuah... Sungguh, hyung?" Tanya Chanyeol dengan mata berbinar. "Ayo, ayo! Aku setuju!"

"Kalau saja kau tidak datang hari ini, mustahil sekali Kris hyung mengajak kita makan di luar. Biasanya dia menelantarkan aku dan Chanyeol hyung makan ramen instan setiap hari." Bisik Sehun kepada Suho yang sebenarnya terlalu keras untuk disebut bisikan.

Suho dan Chanyeol tertawa lepas sementara Kris merengut gondok.

.

.

.

to be continued...

.

Huehehehe... Gimanaa ada yang mikir adegan fangirling Baekhyun sama Luhannya rada lebay? Lol, I just try to explain how my best friend and I look like when we were fangirling, and that's what we look like '-' kkkk~

Ada yang ngerasa gak sreg kah aku nulisin Suho manggil Kris dan Chanyeol pakai 'kak' bukan 'oppa' sementara Chanyeol dan Sehun manggil Kris pakai 'hyung'? Nggak tau kenapa, aku sendiri nggak sreg kalau Suho manggil 'oppa'... Efek keseringan baca ff yaoi kali ya XDDD oh iya, di sini Suho nya aku jadiin girl sesuai dgn manga aslinya ^^ jadiii maaf yaa buat para fujoshi XD

Oke, see you in da next chapter! ^^ kalau responnya bagus, aku lanjutin cepet deh :3

Mind to review, please? ^^