Hay minna… akhirnya author bisa update lagi. Hufftt…

Thanks buat semua yang mendukung ya.. Himawarii-nara, Rhein98, butiran debu you rock guys…


Warning:

Bacalah sesuka anda tapi dilarang ngeflame! :p


This is our mission, Dad

.

"Aku pulang", teriak Inojin ketika kakinya melangkah masuk rumah.

"Selamat datang, Sayang", jawab Ino dari arah toko. "Wah sepertinya kau sedang senang ya?".

Mata Ino menatap putra kesayangnya yang sedang terlihat bersemangat. Pipi putranya nampak cerah dengan pandangan berbinar.

"Tentu saja, Kaachan", jawab Inojin masih dengan mimik cerah. "Hari ini Tim 10 mendapatkan misi pertama. Dan kami menyelesaikannya dengan cepat. Aku sangat senang. Rasanya aku baru saja berhasil melakukan hal yang besar walaupun sebenarnya yang kami lakukan adalah hal yang biasa".

"Oh, ya?", tanya Ino sambil membungkukkan diri menyejajarkan tubuhnya dengan tubuh anak lelakinya. "Benarkah seperti itu? Katakan pada Kaachan, apa misi pertamamu hari ini?".

"Ahh, bukan misi besar, Kaachan", jawab Inojin dengan pipi merona. "Hanya membantu putri Hokage menemukan anjing kesayangannya, Shiroichan. Dan kami menemukannya tersesat dihutan. Aku yang menemukannya, Kaachan. Aku menyebrangi sungai dan menemukan Shiroichan tersangkut dibatang pohon. Sepertinya anjing itu baru saja tercebur. Himawari-chan sangat senang meskipun sedikit bersedih karena melihat Shiroichan dalam kondisi lemas. Kami berlima, bersama Moegi-sensei membawa Shiroichan ke bibi Sakura. Bibi Sakura menyembuhkannya dengan cepat Kaachan. Himawari-chan sangat senang dan dia kemudian… eh.. kemudian…".

Ino mengernyit melihat putranya menggantung kata-kata disertai semburat merah yang kini memenuhi wajah putra manisnya itu. Perasaan jahilnya muncul untuk menggoda Yamanaka muda dihadapannya.

"Kemudian apa, Sayang? Kenapa kau tidak melanjutkan ceritamu?", goda Ino sambil menatap Inojin penuh selidik.

"Uhm, tidak, Kaachan", elak Inojin sambil memalingkan mukanya yang terasa panas. "Ceritanya ya Cuma segitu saja".

"Oh, benarkah?", cecar Ino. "Sepertinya ada yang kau sembunyikan. Apa kau meragukan Kaachan? Kau tau kan Kaachan akan mengetahuinya? Dengan ataupun tanpa pengakuanmu. Bagaimana? Tetap tidak mau menceritakannya pada Kaachan".

Ekspresi Ino yang sedang menekan anaknya cukup membuat Inojin merinding. Ancaman Ino tidak bisa diabaikan begitu saja. Apalagi bibi Sakura juga mengetahuinya, bisa jadi jika kedua temannya tutup mulut, Bibi Sakura tetap akan menceritakannya pada Kaachannya. Dan apa yang membuat bibi Sakura tutup mulut? Tidak ada! Bibi Sakura sebelas duabelas dengan Kaachannya yang pada dasarnya Sami Mawon. Mereka adalah mak-mak cerewet yang suka kepo dengan urusan anak-anaknya. Mereka itu Ratu Gosipnya Konoha, batin Inojin sweatdrop.

"Kaachan berhentilah menggodaku", rajuk Inojin. "Tidak ada apapun yang terjadi antara aku dan Himawari-chan".

Ups…

"Jadi ada apa antara kau dan Hima-chan yang manis?", goda Ino tersadar akan kata-kata anaknya yang keceplosan. Muka Inojin semakin memerah.

"Ah, Kaachan", erang Inojin sambil berlari meninggalkan Ino yang terkikik geli.


~Ein-Mikara~


Inojin melangkah keluar kamar sambil mengucek matanya yang masih mengantuk. Dilihatnya sanga ayah tengah bergeming menatap lembaran perkamen diruang tengah. Setelah menatap sejenak inojin segera bergegas ke kamar mandi. Guyuran air membuat otaknya fresh. Ia segera mengingat betapa memalukan kejadian ketika kaachannya memaksanya bercerita tentang Himawari. Ah, kaachannya itu kadang-kadang keterlaluan. Sesekali mestinya harus dibalas dong. Kehkehkeh..

"Apa Touchan sedang sibuk?', tanya inojin sambil mendekatkan diri ke arah Sai yang masih asyik memperhatikan perkamen dihadapannya.

"Tidak juga", jawab Sai sambil memalingkan muka dan menghadap kearah putranya.

"Apa yang sedang Touchan kerjakan? Apa itu penting?", tanya Inojin lagi.

"Ehm, tidak", jawab Sai sambil menggulung perkamennya. "Hanya membaca catatan lamaku tentang misi-misi yang sudah Touchan selesaikan. Tidak ada yang penting. Hanya sedang bosan".

"Apa belum ada misi lagi?", tanya Inojin masih menatap Tousannya.

"Begitulah", jawab Sai sambil mengedikkan bahu. "Tumben kau banyak tanya hari ini".

"Er… sebenarnya…aku ingin minta tolong", sahun Inojin ragu-ragu.

"Ada apa? Kau terlihat aneh hari ini. Apa ada yang mengganggumu, Sayang?",


~Ein-Mikara~


Our Mission


"Jadi begitu, Touchan. Bagaimana menurut, Touchan?", tanya Inojin menanti pendapat Touchannya. "Bukankah ini juga sebuah missi?".

Sai terdiam sejenak kemudian mulai tersenyum. "Baiklah. Touchan akan membantumu. Lagipula Touchan juga menyukai idemu ini. Tidak buruk. Saatnya mengguncang Kaachanmu".

Sai dan Inojin mengembangkan senyum licik mereka. Rencana sudah dibuat, well, kita lihat bagaimana reaksi Ino menghadapi kedua lelakinya.


~Ein-Mikara~


Inojin sedang berjalan menuju rumah sahabatnya, Boruto. Tapi yang ingin ia temui bukan si Kuning yang mirip Nanadaime itu. Tapi adik perempuannya yang berusia 4 tahun. Himawari-chan yang imut.

"Ah, kau datang lagi Inojin", sambut Hinata sambil mempersilahkan Inojin masuk. "Boruto sedang keluar bersama Shikadai dan Mitsuki. Kau mencarinya bukan?".

"Tidak, Baachan", sahut Inojin. "Aku tau mereka sedang bersama-sama hendak membantu Sarada chan. Aku kemari ingin menemuimu dan Himawari-chan. Boleh kan?".

"Menemuiku?", tanya Hinata takjub. "Tentu saja. Apa ada yang bisa kulakukan untukmu?".

Inojin mengangguk. "Iya Baachan. Kau harus membantuku".

"Baiklah, kita temui Himawari dulu. Dia sedang berada di belakang menyirami bunga kesayangannya. Kita bicara disana ya?", bujuk Hinata sambil membimbing Inojin menuju halaman belakang.

"Baik, Baachan", Jawab Inojin sambil mengangguk dan berjalan mendahului Hinata.

"Hime, ada Inojin", panggilan Hinata membuat gadis bersurai indigo itu menoleh kearah mereka. Ia segera terlonjak kecil dan meninggalkan peralatan berkebunnya dan berlari menuju kearah Inojin dan Kaasannya.

"Inojin-nii", teriaknya sambil menghambur kearah inojin. Inojin yang belum sempat bereaksi tersentak kaget. Pasalnya gadis kecil itu kini mendekapnya membuat sekujur tubuh Inojin ikut memerah mengikuti perubahan warna wajah pucatnya yang merona.

"Eh, eh", Inojin sedikit tergugup. Well, ini lebih dari yang ia harapkan sih. Kehkehkeh.

"Hime, bersikaplah yang baik", tegur Hinata takjub melihat gadis kecilnya begitu bersemangat. Well, meskipun Himawari sangat mirip dengannya tapi sifat gadis itu teramat mirip dengan sifat suaminya. Benar-benar seorang Uzumaki sejati yang bersemangat dan menggebu-gebu.

"Hima senang Inojin-nii mau datang berkunjung. Apa inojin-nii mau menjenguk Shiroichan lagi? Lihat-lihat kemarilah, Shiroichan sudah sembuh. Dia sudah bisa menjilati kakiku", cerocos Himawari sambil menarik lengan Inojin menuju berandanya tempat dimana anjing kecilnya sedang terlelap.

Inojin hanya menatap pasrah. Langkah kakinya mengikuti gerakan langkah kaki Himawari yang bersemangat.

"Lihat", Tunjuk Himawari sambil mengelus kepala anjing kecilnya. Shiroichan hanya mengedip sekilas, kemudian menguap dan melanjutkan tidurnya.

"Anjingmu aneh, Himawari", ujar Inojin. Himawar mendongak sambil tersenyum.

"Aku menyukainya karena ia memang suka sekali tertidur", jawab Himawari sambil merona.

"Aku juga suka tidur kalau malam", sahut Inojin tanpa sadar. Reflek ia membekap mulutnya. "Maksudku…"

"Ehem..", suara deheman Hinata membuat Inojin dan Himawari mendongak.

"Apa kau masih perlu bantuanku, Inojin? Apa kalian lebih suka aku tinggal memasak dan bermain bersama?", tanya Hinata sambil tersenyum melihat anak dan putra sahabatnya tersenyum senang.

"Ah iya", seru inojin. "Begini Baachan, aku dan Touchan ingin seorang adik. Tetapi kaachan selalu menolaknya. Menurutnya hamil akan membuat tubuhnya gemuk dan tidak seksi lagi".

"Wah,, Kau dan Touchanmu ingin adik lagi? Dan Kaachanmu menolak? Lalu apa yang bisa aku bantu?", tanya Hinata.

"Sebenarnya ada beberapa hal. Tapi saat ini yang kuperlukan adalah ijin membawa Himawari kerumah. Aku butuh sebuah provokasi. Agar Kaachan menurutiku", jelas Inojin.

"Apa kau berencana menjadikan Himawari teman mainmu dirumah agar Kaachanmu setuju memberimu adik untuk kau ajak main?" tanya Hinata mulai paham.

"Ya, tadinya aku berencana lebih dari ini. Aku membawa Himawari tanpa pamit agar Nanadaime tau dan ia menjemput Himawari kerumahku sambil marah-marah. Jika itu terjadi aku akan berkata bahwa aku menginginkan adik untuk kuajak main dirumah. Begitulah", tutur inojin dengan pandangan serius.

"Dan itu akan membuat Kaachanmu malu dan menurutimu?", tebak Hinata.

"Ya, setidaknya itu yang kuharapkan. Touchan juga sudah mendukungku. Tapi…", kata Inojin ragu.

"Tapi kenapa?", tanya Hinata sambil memiringkan wajahnya.

"Rencanaku bisa saja meleset jika tanpa bantuan Baachan", lanjut Inojin. "Baachan juga harus membantuku untuk membujuk Nanadaime. Beliau kan orang yang mempunyai rasa kemunasiaan yang tinggi. Dia pasti mau membantuku dan Touchan. Hal ini belum kudiskusikan dengan Touchan sih tapi sebaiknya Nanadaime bisa berakting dan memprovokasi Kaachanku".

"Wah, kau terlalu serius memikirkan hal ini, Inojin", timpal Hinata. "Touchanmu bisa saja mengatasi hal ini sendiri. Tak perlu bersusah payah melakukan banyak hal yang ribet seperti ini. Yang perlu kau pikirkan hanyalah pelajaranmu di akademi".

Hinata mengambil napas sejenak. Setelah beberapa saat terdiam dan merenung kemudian istri Hokage ketujuh itu melanjutkan.

"Baiklah, Baachan akan membantumu. Sekarang pergilah main dengan Himawari. Tapi sebelum jam 4 kau harus membawanya kembali. Baachan akan membicarakan hal ini dengan Nanadaime dan beberapa sahabat Baachan. Kami akan membantu membujuk Kaachanmu", Ujar Hinata sambil mengawasi kedua bocah dihadapannya yang sedang menyengir senang.

"Terimakasih Baachan", jawab Inojin sambil memeluk Hinata. "Ayo Hima-chan. Kita pergi main", ajak Inojin sambil menggandeng tangan Himawari.

"Yeey… Ayoo", jawab Himawari bersemangat. "Kaasan, aku pergi dulu".

"Baiklah, hati-hati", ujar Hinata menimpali kedua sosok bocah yang menghilang dibaling pintu.


.tbc

.


Balasan Review n Curhat Author :

Guest n Genie Lusiana : Hihi terimakasih reviewnya… Ini segera dilanjut kok =)

Rhein98 : Wahh,, kayaknya… author gag tau.. heheh bisa jadi sih :p

Himawarii-nara : Hihi segitu aja Sai Ino momentnya… belum dapet ide lihat mereka mesra"an sih =)

Butiran debu : Masih kurang panjang? Heheh emang sih… :p

Black Rave Strife Namikaze : Terimakasih sudah mampir dan review ya


Wah gak nyangka udah memasuki Chapter keenam. Author seneng deh masih ada beberapa pembaca setia dan grafik view yang terus naik. Terimakasih telah mengikuti cerita ini dari awal. Dukungan kalian sangat berarti. For Ita : Kangen reviewan kamu Guys =)