Matching

Author : Izumi Akiko

Genre : Romance, Friendship, School Life bit Humor

Leght : Threeshot

Rate : T – T+

Cast : Kim Namjoon & Kim Seokjin (NamJin) and BTS's member

Disclaimer

Cerita ini murni ide saya, jika ada kesamaan ide itu hanya KEBETULAN BELAKA. Pemain hanya nama yang saya pinjam untuk ff saya ini.

"Bagaimana reaksimu saat mengetahui secara langsung bahwa sahabatmu menjodohkanmu dengan seseorang yang aslinya belum kau kenal? Hanya karena alasan bodoh mereka melakukan ini. Dan hal ini terjadi pada Seokjin tapi masalahnya seseorang yang dipasangkan dengannya sungguh mesum."

WARNING : YAOI, BXB, OOC, TYPO.

Don't Like Don't Read

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

"Jadi gimana Jin hyung?"

"Maksudmu?"

Seokjin nama lengkap namja yang barusan dipanggil 'Jin' tersebut, kedua alisnya pun mengernyit bingung saat sahabat putihnya ini menanyakan hal aneh kepadanya. Beberapa detik kemudian eskpresi Seokjin berubah menjadi sebal dan gusar. Sekarang dia mengerti kemana arah pembicaraanya dengan Yoongi.

"Aku bilang tidak usah Yoon! Kenapa kau senang sekali menjodohkanku dengan orang lain?" Tanya Seokjin kesal sambil membanting buku paket miliknya dan itu membuat Yoongi hanya tertawa pelan kemudian tersenyum yang bermakna sungguh aneh pikir Seokjin.

"Dan jangan berikan aku senyuman seperti itu Yoon! Apa perlu aku panggilkan Jimin sekarang?!" Lanjutnya semakin kesal dibuat oleh sahabatnya itu.

"Hahaha hyung aku kan hanya kali ini menjodohkanmu dengan orang lain. Ga orang lain juga sih toh dia cukup dekat denganku dan Hoseok jadi apa salahnya kan? Dia tampan kok hyung ~ tenang saja ~" Tawar Yoongi dengan menggoda Seokjin agar sahabatnya ini bisa luluh dengan tawarannya.

Sementara Seokjin hanya menatap Yoongi semakin sebal, sungguh ada apa dengan sahabatnya ini? Sejak kemarin Yoongi selalu saja menanyakan dirinya apa mau dengan temannya yang katanya pintar itu. Seokjin sempat bingung sebenarnya apa niatan Yoongi padanya. Dan akhirnya Seokjin pun tau karena alasan bodoh Yoongi ingin menjodohkannya dengan orang lain.

'Kupikir kalian cocok! Dan aku kasian melihatmu sendiri mulu hyung ~'

Begitu, sungguh konyol bukan? Memangnya Seokjin begitu terlihat miriskah sendirian begini? Memang kenyataanya sempat dalam hatinya Seokjin berharap ada yang menyatakan perasaan padanya tapi tidak dengan cara ini juga.

"Terserah kau sajalah. Tapi kalau sampe terjadi sesuatu padaku kau tanggung jawab ya!" Ucap Seokjin sambil menatap Yoongi tajam yang sama sekali tidak membuat namja putih itu takut malahan tertawa gemas.

"Iya tenang saja hyung ~" Balas Yoongi santai

"Ya sudah aku ke toilet dulu."

"Oke ~"

Memang kenyataanya Seokjin dan Yoongi itu satu kelas tapi perbedaan umur mereka hampir 1 tahun dan itulah mengapa Yoongi memanggil Seokjin dengan sebutan 'hyung' dan juga karena memang mereka sudah lama dekat satu sama lain.

Seokjin pun berjalan di koridor yang sepi karena memang sekarang jam pelajaran sedang berlangsung. Namun kelasnya tidak ada guru yang masuk ataupun memberi tugas sehingga hanya kelasnya saja yang cukup berisik. Kedua kakinya pun berjalan menuju toilet pria yang kebetulan memang sedang sepi.

Begitu Seokjin memasuki salah satu bilik toilet tersebut tiba – tiba terdengar suara gaduh langkah kaki seseorang memasuki toilet pria. Dan ajaibnya orang tersebut langsung menarik Seokjin kedalam bilik toilet yang akan dimasuki Seokjin hingga akhirnya mereka berdua ada dalam bilik.

"APA YANG KAU LA-MMpphhhhh.."

Baru saja Seokjin ingin melayangkan protesnya karena dengan seenak maunya orang yang tentu namja juga itu menariknya kedalam bilik yang sama. Dan parahnya sekarang namja itu merangkulnya dari belakang dengan membekap mulutnya menggunakan sebelah tangan namja itu. Pukulan bahkan cubitan pun Seokjin layangkan langsung pada tangan namja itu hingga membuatnya meringis.

"Sssst kumohon diamlaah sebentar." Pinta namja itu dengan nada berbisik

"Mpphhh lleepasssshhh hhh..hhhh.." Protes Seokjin saat merasakan mulai sesak karena mulutnya ditbekap cukup kencang

Merasa tidak nyaman dengan brontakan Seokjin yang semakin brutal dan berisik. Namja itu pun segara menutup bibir Seokjin dengan bibirnya dengan keadaan tubuh Seokjin yang didekap erat oleh namja itu.

"Aku mohon tenanglah sebentar." Bisik namja itu tepatnya dalam ciuman mereka.

Kedua mata Seokjin pun membulat penuh melihatnya, karena sekarang kedua bibirnya sudah tidak virgin lagi pikirnya. Ingin brontak pun percuma karena namja itu sungguh erat mendekap tubuhnya. Dan baru Seokjin sadari bahwa namja yang sekarang menciumnya mulai melumat bibirnya pelan.

"Haissh kemana anak itu?"

"Mungkin dia sudah kabur hyung.."

"Mungkin saja, aish lihat saja nanti kalau dia sudah kekelas. Ya sudah ayo kita balik kekelas."

Terdengar dua namja yang sempat bercakap sebentar didepan toilet tersebut yang masih bisa didengar Seokjin dan juga namja yang sekarang malah mulai memegang bagian tubuhnya yang lain.

"Engggghhh...mphhh...eeunggghh." Lenguh Seokjin saat namja itu mulai mengelus – ngelus bagian perutnya itu dari luarnya

Yang sialnya sekarang sedang musim panas sehingga seragam sekolahnya hanya menggunakan kemeja. Seokjin pun melayangkan protesnya kembali, dengan menahan tangan namja itu namun tetap perlawanannya sungguh tidak mempan untuk saat ini karena tenaga namja didepannya ini jauh lebih kuat darinya.

Sekarang sebelah tangan namja itu pun tidak mendekap tubuh Seokjin lagi melainkan menahan dan menarik tengkuk Seokjin untuk semakin memperdalam ciumannya. Tidak mempedulikan sama sekali sikap dan protes dari Seokjin yang sudah memukul hingga menggerakkan kepalanya agar ciuman mereka lepas.

"Awwww...mphhh..."

Ringis Seokjin saat namja itu mulai menggigit bibir bawahnya refleks mulutnya pun terbuka dan langsung diisi penuh oleh lidah lain. Mulai mengabsen semua giginya itu bahkan mulai menggoda lidah Seokjin dengan jahil, sebelah tangannya lagi pun menahan kedua tangan Seokjin agar tidak berontak lagi. Lama kelamaan pun Seokjin mulai terlena dengan perlakuan namja ini yang kenyataanya sama sekali tidak dikenalnya melihat rupanya dengan jelas pun belum. Hingga saat merasakan pasukan oksigen dari keduanya mulai habis barulah namja itu melepaskan ciuman mereka yang meninggalkan jejak saliva disekitar bibir Seokjin yang entah punya siapa. Keduanya pun mengambil nafas masing – masing dan memburu namun bedanya namja itu setia menatap Seokjin yang wajahnya sudah memerah padam.

"Bibirmu manis juga sama seperti wajahmu cantik ~" Puji namja itu yang ditelinga Seokjin malah terdengar seperti sebuah godaan

"A-apa maksudmu? Aku ini namja!" Protes Seokjin meski dengan kenyataan pahit karena kedua pipinya harus memerah setelah mendengar pujian namja didepannya.

'Sial kenapa pipiku harus merona?! Cih apa aku malu begitu?' Batin Seokjin tidak terima

Namja itu pun mengangkat dagu Seokjin karena sedari tadi Seokjin menundukan kepalanya karena malu beneran sungguh, meski dia melayangkan protes pada namja itu tapi tetap saja dirinya malu saat mendengar kalimat barusan. Mau tak mau Seokjin pun harus melihat wajah namja tersebut dari jarak yang cukup dekat ini yang dia akui namja didepannya ini –tampan- juga meski kenyataanya sudah berbuat mesum padanya.

Sebelah tangan namja itu pun merangkul pinggang ramping Seokjin erat sehingga sekarang tubuh mereka bisa dikatakan menempel mungkin karena hanya pakaian mereka saja yang menghalanginya. Dan tidak bisa dipungkiri lagi kedua mata Seokjin harus terkunci pada tatapan tajam namja itu, apalagi sekarang jantungnya menjadi berdetak tidak karuan denga wajah namja itu yang semakin mendekat kewajahnya.

'Dia mau apa?!' Jerit Seokjin dalam hati saat merasakan jarak antara mereka sungguh dekat.

CHUP ~

Bibir namja itu pun hanya mengecup bibir Seokjin singkat lalu menghapus sisa saliva disekitar bibir Seokjin pelan dengan jarinya. Kemudian tersenyum yang lagi – lagi Seokjin akui senyuman itu –tampan- juga.

"Kau sungguh manis kkk~ aku pergi dulu...see you princess ~" Ujar namja itu dengan suara bassnya lalu meninggalkan Seokjin yang masih terpaku dalam posisinya.

Setelah kepergian namja itu beberapa menit tangan Seokjin pun perlahan menyentuh bibirnya yang masih sedikit terasa basah. Lagi – lagi kedua pipinya pun merona saat membayangkan lagi suara namja barusan yang cukup membuat jantungnya berdebar tidak karuan. Tanpa sadar seulas senyuman pun terukir di bibirnya.

"Sial! Apa aku baru jatuh hati pada namja barusan?" Gumam Seokjin masih tidak percaya dengan kejadian barusan

"Tapi dia sudah melakukan hal mesum padaku? Dan lagi kenapa aku tidak melihat name tagnya! Setidaknya aku tau namanyaaaa." Lanjutnya lagi

Hingga beberapa saat Seokjin pun tersadar kembali tujuan sebelumnya menuju toilet. Beruntung sekali toilet sedang sepi sedari tadi pikirnya, dan tidak ada saksi mata sama sekali atas kejadian tersebut.

.

.

.

.

.

Setelah selesai dengan urusan alamnya Seokjin pun kembali menuju kelasnya setelah sebelumnya mencuci terlebih dulu wajahnya yang sedari tadi masih saja memerah padam. Salahkan saja pikirannya yang terus memikirkan kejadian barusan yang entahlah Seokjin pun bingung harus bagaimana menggambarkannya.

Begitu dirinya sampai didepan kelas bel istirahat berbunyi dan itu cukup membuatnya sedikit kaget. Yoongi pun menghampiri Seokjin yang masih berdiri didepan pintu kelas.

"Hyung kenapa lama sekali dari toilet?" Tanya Yoongi yang sedari tadi cukup khawatir karena Seokjin belum kembali

"Hehehe mian Yoon. Tadi ada sedikit hmmm apa ya.." Jawab Seokjin bingung ingin menjelaskan pada Yoongi seperti apa

"Ada apa?" Ujar Yoongi penasaran

Sementara Seokjin berfikir keras mencari alasan yang tepat untuk sahabatnya ini. karena Seokjin tidak sebodoh itu memberitahukan kejadian barusan yang terjadi ditoilet. Well itu bisa dikatan sebuah pelecehan tapi apa daya Seokjin akhirnya juga menikmatinya.

"Aissh hyung ya sudah ayo kekantin. Akan aku kenalkan dengan temanku hyung! Jangan membuat mereka menunggu oke!" Ajak Yoongi tidak sabar dan langsung menarik sebelah tangan Seokjin dan berjalan cepat menuju kantin

"Apa? Sekarang? Heey kau belum meminta persetujuan dariku apa aku setuju atau tidak. Yoongi!" Ujar Seokjin tidak terima karena dirinya merasa seperti dipermainkan.

"Paling juga hyung setuju ya kan?" Balas Yoongi cepat yang awalnya hendak Seokjin layangkan protes namun tidak jadi.

"Huh iyadeh."

"Gitu dong hyung ~"

.

.

Akhirnya mereka pun sampai dikantin yang sekarang cukup ramai dengan murid – murid yang berlalu lalang, Yoongi pun sempat melihat kesegala arah hendak mencari temannya yang bernama Hoseok itu hingga pandangannya bertemu pada orang dicarinya sedang melambaikan tangan padanya.

"Yoongi hyung disini!" Ucap Hoseok teman Yoongi yang terlihat sedang duduk bersama seseorang yang sayangnya sedang membelakangi Seokjin dan Yoongi.

Sementara Seokjin yang mendengar suara Hoseok sempat berfikir heran.

'Sepertinya aku pernah mendengar suara namja itu. Eh tapi dimana?' Pikir Seokjin penasaran

Tapi lagi – lagi tangannya harus ditarik paksa oleh Yoongi yang dengan semangat menghampiri Hoseok yang tersenyum ramah kepada mereka berdua.

"Hi Yoongi hyung dan Seokjin hyung!" Sapa Hoseok namja itu ramah yang Seokjin pikir sepertinya namja ini baik dan hyperaktif.

"Oh ne kenalkan temanmu pada Jin hyung Hosiki ~" Pinta Yoongi sambil memberi wink andalannya pada Hoseok yang langsung dimengerti apa maksudnya

"Oke, hey kenalkan dirimu bung!" Titah Hoseok pada teman didepannya ini yang sedari tadi begitu terlihat cuek

Dan begitu teman Hoseok membalikkan badannya hendak berkenalan raut wajah Seokjin pun berubah kaget saat melihat teman Hoseok.

"K-au?!" Ujar Seokjin kaget sambil menatap namja didepannya ini tidak percaya

Dan hal itu membuat Yoongi begitu pula Hoseok menatap keduanya bingung, sementara teman Hoseok justru menampilkan smirknya yang malah membuat Seokjin menundukkan kepalanya karena smirk tersebut membuatnya kembali teringat kejadian barusan ditoilet.

"Aku Kim Namjoon, kau bisa memanggilku Namjoon. Salam kenal hyung.." Ujar Namjoon namja itu dengan senyuman aneh yang masih terpantri diwajahnya

Sementara Seokjin yang mendengarnya pun dengan ragu membalas jabatan tangan Namjoon yang mengajaknya berkenalan.

"Kim Seokjin panggil aku Jin hyung saja.." Balas Seokjin yang terdengar gugup

Entah kenapa sekarang suaranya jadi aneh pikirnya, lidahnya pun terasa kaku saat ini. dan lagi – lagi kejadian ditoilet itu selalu teringat dipirannya.

"Nah kalian sudah saling kenal kan, jadi kapan mau pendekatannya?" Tanya Yoongi yang merasa suasana hening mulai terjadi diantara mereka

Seokjin yang mendengarnya pun langsung saja membulatkan kedua matanya dan menatap Yoongi tidak percaya. Apa katanya tadi? Pendekatan?

"Apa maksudmu Yoon?" Tanya Seokjin bingung

Sementara Hoseok yang melihatnya hanya tertawa pelan berbeda dengan Namjoon yang sekarang menatap Seokjin begitu intens.

"Loh gimana sih hyung, Namjoon ini kan yang mau aku jodohkan denganmu. Kalian memang serasi sungguh! Nah gimana Namjoon – ah? Aku rasa Jin hyung sih terserah padamu saja." Jelas Yoongi santai seperti tidak ada beban sama sekali

"Apa maksudmu Yoon-"

"Hyung nanti mau pulang bareng?"

"E-eh.. iya mau deh.." Jawab Seokjin refleks lalu kemudian disusul dengan rutukannya dalam hati

Karena faktanya Seokjin itu terlalu baik mungkin menjadi orang. Buktinya setiap orang siapa saja meminta tolong padanya atau meminta batuan padanya pasti selalu saja mulutnya mengucapkan kata 'iya'.

Dan setelah itu terdengar tawa kecil dari Yoongi dan Hoseok yang memandang Seokjin gemas.

"Ya sudah sini hyung duduk, jangan malu – malu." Ujar Hoseok sambil menggeser duduknya

Mau tak mau Seokjin pun harus berakhir dengan duduk disamping Namjoon yang sebenarnya sedari tadi terus memperhatikannya, jantungnya saja sudah berdetak tidak karuan sedari tadi.

Apa ini yang dinamakan takdir? Kenapa dirinya harus bertemu kembali dengan namja mesum ini pikir Seokjin dan parahnya hatinya mulai jatuh pada Namjoon. Tapi apa pantas? Saat ini saja Namjoon sudah melecehkannya bagaimana jika mereka sudah berpacaran? Dan pemikiran itu pun terus berputar dikepalanya.

.

.

.

SKIP

.

.

.

Sekarang keduanya Seokjin dan Namjoon sedang berjalan beriringa dikoridor sekolah. Karena sesuai ajakkan Namjoon yaitu pulang bersama, suasana canggung pun mulai terasa diantara mereka. Hingga saat mereka sampai ditempat parkir dimana Namjoon menyimpan motornya.

"Hyung ini motorku.." Ujar Namjoon sambil melambaikan pelan tangannya didepan wajah Seokjin yang sebenarnya sedari tadi sedang melamun

"O-oh iya, jadi ini motormu. Bagus juga ternyata." Balas Seokjin dengan gugup karena baru tersadar dari lamunannya

Sementara Namjoon yang melihat sikap sunbaenya ini hanya tersenyum kecil yang entah apa maknanya.

"Kau melamun hyung?" Tanya Namjoon penasaran

"Ah tidak ko hanya sedikit hehe maafkan aku." Balas Seokjin sambil memberikan cengirannya

"Huh ya sudah ayo naik." Ajak Namjoon yang sudah menaiki motornya diikut dengan Seokjin.

Sungguh suasana diantara keduanya benar – benar canggung.

.

.

.

Selama diperjalanan pun mereka berdua hanya diam dengan pikirang masing – masing. Apalagi dengan pikiran Seokjin yang sudah kemana – mana memikirkan kejadian seharian ini disekolah. Bahkan sampai motor yang dinaiki mereka berdua pun berhenti.

"Eh kenapa berhenti...Namjoon?" Tanya Seokjin bingung

To Be Continued

Hallo semuanya ^^

Gimana pendapat kalian mengenai ff NamJin ini? Mau dilanjut apa end .-. ngomong - ngomong ini cuman 3-shot kok ga banyak - banyak '-'

Dan ini juga ff perdana Izumi yang bercast NamJin masa xD /gananya hehe jadi minta reviewnya ya buat ngasih saran, pendapat atau semacamnya ^^)/

Ngomong - ngomong selamat hari raya Idul Fitri mohon maaf lahir dan bathin ya bagi yang menjalankan ^^)/

Review please,