Lavender

Mata bulan itu meredup, senyum tipis tapi kosong telah terukir dengan indah diwajahnya. Dia kini menerima kenyataan.
Tentang perjodohannya dengan putera dari seorang kaisar Uchiha.

Disclaimer © Masashi Kishimoto

Rate: T

Genre: Romance

Pairing: NaruHina

Warning: mungkin Typo, no EYD. Kurang memahami ide dll

Distrik Kyoto, 794-1185 M (Zaman Heian)

Gadis bermata levender itu terdiam, wajahnya menyiratkan sebuah kelembutan dengan wajah tenang yang tampak kontras sekali seperti pembawaannya.
Kimono 7 lapis bercorak bunga lavender telah melekat pada tubuh indahnya, juga rambut indigo panjang yang telah tersanggul rapih dengan sebuah Hanakanzahi berbentuk bunga lavender bermata perak menghias rambutnya.

Tak ada yang tidak mengenalnya, puteri seorang bangsawan terkemuka di Distrik Kyoto. Hyuuga Hinata.

Namun pembawaanya sangat berbeda dengan kebanyakan puteri bangsawan lainnya. Dia tidak memfoyakan waktu dan uangnya. Sejak kecil dia mulai belajar tentang tata krama menjadi seorang bangsawan, dia juga mempelajari Ikebana, sebuah seni merangkai bunga. Hinata mulai tertarik mempelajarinya saat mendapat hadiah dari seorang rakyat bermarga Yamanaka saat dia mencoba melarikan diri dulu.

Manik lavendernya kini beralih pada sosok yang sangat berwibawa didepannya.

Seolah semua ucapannya adalah mutlak ''Kau akan menikahi putera kaisar.''

Hinata melepas obinya dengan gerakan lambat sampai beberapa bulir yang menetes di pipi porselinnya, biasanya banyak maid yang membantunya namun kali ini Hinata sangat ingin melakukannya sendiri. Dengan kata lain tak ingin diganggu.

Gadis itu menanggalkan kimononya dan menyisakan kain putih tipis terakhir yang membalut tubuhnya. Surai indigonya bergerak turun saat Hinata menjatuhkan tubuhnya di futon. Dia mengerang hingga terlelap.

''Dia cocok dilemparkan ke rumah Okiya.'' ujar Sasuke datar namun sebuah seringaian muncul diwajahnya.

''Kau gila Otoutou, kau ingin menjadikannya Geisha? Astaga! Dia yang akan kau nikahi!'' teriak Itachi frustasi. Memang seorang Geisha tidaklah buruk namun tetap saja ini menjadi hal yang keterlaluan. Apa kata rakyat jika sang kaisar nanti membuang istrinya di rumah-rumah Okiya?

''Kalau gitu kau saja yang nikahi dia Aniki!'' teriak Sasuke dan menatap tajam Itachi. Sedang Itachi hanya diam dan menggelengkan kepalanya.

Die mendesah ''Aku sudah mempunyai Konan. Kuharap kau ingat itu.''

''Huh! Politik atau persahabatan? Keluarga atau teman?'' cecar Sasuke sedang Itachi hanya memijat pelipisnya. ''Aku tahu, kau menikahinya karena permintaan Yahiko kan? Kau menjijikan!''

Itachi hanya menghela nafas melihat sikap adiknya itu, Sasuke melenggang pergi dan menyisakan Itachi yang harus memikirkannya dengan kepala dingin

''Apa yang harus kukatakan pada Otou-sama?''

"Kenapa kami berbeda?" tanya lelaki bermata safir menatap ibunya, wajahnya merunduk menyembunyikan isarat kesedihan sedang wanita dihadapannya hanya memeluk dan mengelus rambutnya lembut.

Dia berusaha tersenyum untuk anak semata wayangnya itu "Kau mengerti takdir sayang?" tanya Kushina.

Dan Naruto kembali mengangguk lalu menatap wajah ibunya yang berubah sedih "Seperti takdir yang merebut ayah bukan?"

Kushina mendecih dan menjitak kepala kuning itu.

"Tidak bodoh! Ayahmu sudah kembali ketempat dimana mestinya dia berada."

Iris safir Naruto bergerak gelisah dan tangannya kembali memeluk erat sang ibu "Dulu kami sangat dekat Ibu, tapi kenapa sejak dia dewasa semua berubah?" tanya Naruto frustasi "Karena dia bangsawan Naruto."

"Dan kita hanya rakyat biasa? Ya Tuhan Ibu… hinata bukan gadis yang akan membedakan derajat untuk pertemanan." Tanya Naruto lalu melepas pelukan ibunya dan beranjak dari situ.

"Hinata memang tidak seperti itu, tapi keluarga yang lain?" tanya Kushina dan Naruto kembali mendudukan dirinya diatas tatami usang.

TBC

Oke, anggap ini prolog oke? Jika ada yang minta dilanjutkan akan saya lanjutkan… gomenne…

Sign,

Watanabe Niko