Alunan musik itu kembali terdengar dan mereka kembali menari, menari tanpa terkendali seolah-olah tubuh mereka takut kehilangan kesenangannya. Menghancurkan segala penghalang demi mendapatkan kepuasan hasrat yang tak tertahan.

Naruto " Masashi Kishimoto

Genre: Drama/ Western

Rated: T+

Pair: Sasuke. U/ Hinata.H

Slight NaruHina dan SasuKarin

Typo(s), OOC, OC.

I Hope You Like

Let It Go" Presented by Yumeartha


"Hi-Hinata?" Kelereng biru itu membola tatkala netra nya menangkap siluet yang familier baginya. Segera saja kaki jenjangnya melangkah lebar kearah sosok yang nampak sibuk dengan piringan hitam di tangannya.

Puk! Tangan besarnya mendarat tepat di bahu kanan Hinata. Hinata sendiri terlonjak kaget ketika ada sebuah tepukan di bahunya.

"Het spijt me*, apa aku mengagetkanmu?" Tubuh sintal itu berbalik cepat dan memandang wajahnya tegang.

Saat mengetahui siapa gerangan yang menepuk bahunya, raut wajah itu mulai melunak.

"Naruto!" Serunya sembari memukul bahu lebar itu dengan lumayan keras.

Sedangkan yang di pukul hanya bisa tersenyum lebar, "Apa yang sedang kau lakukan di sini, Mevrouw?" Dari nada bicaranya kentara sekali Naruto sedang mencoba menggodanya.

"Jangan panggil aku seperti itu." Tiba-tiba awan gelap mampir ke wajah ayu itu, "Dan apa yang sedang kulakukan di sini? Entahlah, setelah menghadapi banyak masalah hanya tempat ini menjadi tujuanku." Bibirnya tersenyum kecut dan Naruto menyadari kegundahan di dalam wanita muda itu.

"Apa ada masalah?" Naruto menuntun Hinata untuk duduk di bangku yang tersedia, "Kau bisa cerita padaku."

Hinata menggeleng pelan sambil mengibaskan tangannya berulang kali.

"Tidak apa-apa. Aku tidak ingin merepotkanmu."

"Oh ayolah, kita sudah berteman cukup lama, Hinata." Hinata tetap keukuh untuk menyimpan masalahnya sendiri. Melihat itu, Naruto hanya menghela nafas kecewa.

"Baiklah, kalau kau butuh teman bicara datanglah kepadaku. Untuk sekarang mari kita usir dulu awan mendung di wajahmu itu." Pemuda tan itu kembali memamerkan senyum cerahnya. Hinata hanya tersenyum kecil, setidaknya di sini bisa mengurangi penat yang ia rasakan akhir-akhir ini.


.

.


Alunan musik menggema di toko musik klasik itu Hinata yang mendengarnya langsung menegap sambil memejamkan mata –menikmati lantunan merdu itu.

Pihak toko memang selalu memutar beberapa lagu klasik secara acak. Dan entah kesialan atau memang suratan, lagu yang sedang di putar sekarang adalah lagu kesukaannya –dan juga Sasuke.

"Beethoven?" Hinata bergumam tidak jelas sebagai tanggapan dari pertanyaan Naruto.

Hinata memang menyukai lagu-lagu yang di komposeri oleh Beethoven, sangat malah. Namun, jika mengingat itu, Sasuke-lah yang selalu memutar lagu ini di kamarnya.

"Judul?" Naruto kembali bertanya, "Fur Elise." Hinata membuka matanya dan menatap Naruto aneh.

"Bukannya kau sering ke sini dulu?" Naruto menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak gatal, "Aku hanya mendengarkan lagu yang di komposeri oleh Mozart , dan mengabaikan lagu-lagu yang tidak kuketahui."

Hinata mencibir Naruto yang langsung membuat pemuda itu tertawa lepas.

"Hinata.." Tiba-tiba sebuah suara berat nan dingin menginterupsi pembicaraannya.

Hinata terpaku dengan mata yang terbelalak saat menangkap suara yang sangat-diketahuinya-itu.

Hinata menoleh dengan gerakan lamban, "S-Sasuke…?"


.

.


Sasuke turun dari keretanya dan menatap toko yang lumayan besar di hadapannya dengan angkuh. Sasuke membawa tubuhnya untuk memasuki toko tersebut.

Suara dentingan bel pintu ketika ia masuk tidak terlalu terdengar akibat suara musik yang saat itu sedang di putar di dalam toko sehingga meredamnya. Termenung. Sasuke tahu betul lagu apa yang sedang di putar sekarang.

Sadar bahwa tujuannya ke sini bukan untuk hal tersebut segera onyx nya berkeliling mencari objek yang menjadi tujuannya datang kemari.

Di salah satu bangku dekat dengan jendela, seorang perempuan menggunakan gaun navy blue semata kaki duduk membelakanginya. Namun, rambut indigo yang tersanggul rendah itu menjadi ciri khas dari orang yang di carinya.

Tanpa ragu Sasuke berjalan mendekati. Nampak perempuan itu tidak sendirian melainkan ada lawan bicara yang sedang asyik terbahak.

"Hinata…" Setelah sampai bibir tipisnya segera melantunkan nama orang tersebut. Dapat di lihatnya Hinata yang menegang dan menoleh kearahnya dengan gerakan patah-patah.

"S-Sasuke…?" Suara itu bergetar dan Sasuke di buat menyeringai karena hal itu.

"Siapa dia?" Naruto berdiri dan menunjuk Sasuke dengan tatapan heran. Sasuke menunggu jawaban Hinata dengan alis terangkat.

Hinata menunduk, lagu Beethoven yang sebelumnya sangat di nikmatinya menjadi begitu berisik untuk telinganya.

Terdengar helaan nafas dari Sasuke, "Aku tunangannya. Sasuke Uchiha." Ujar Sasuke memperkenalkan diri sambil meletakan telapak tangan kanannya di dada sebelah kiri dengan sedikit membungkuk.

Naruto tercengang lalu menatap Hinata dengan tatapan memastikan. Hinata sendiri hanya diam tak merespon yang membuat hati Naruto mencelos.

Segera senyum getir tersungging di bibir tipisnya, begitu banyak perasaan yang sedang ia rasakan saat ini. Maka undur diri adalah pilihan terbaik.

Naruto melangkah mundur dengan pelan, di tatapnya Sasuke dengan dalam yang dibalas dingin oleh pemuda itu.

"Sebaiknya aku pergi," Ucapnya yang mampu membuat Hinata mendongak menatapnya, "Hinata ingat ucapanku tadi. Jangan sungkan untuk datang kepadaku." Oke, setidaknya otak encer Sasuke telah salah menangkap maksud ucapan laki-laki blonde barusan.

"Na-Naruto!" Hampir tangan mungil itu menarik baju Naruto kalau saja tidak ada tangan besar yang menahannya. Hinata menoleh dan menatap Sasuke tajam.

Apa yang diinginkan oleh laki-laki ini, setelah mencampakannya, menghindarinya dan kini kembali seperti ini pada dirinya?! Ini benar-benar tidak adil! Pikir Hinata menjerit frustasi.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini?" Hinata menyentak tangan Sasuke kasar.

"Apa maksud ucapannya barusan?" Bukannya menjawab Sasuke malah balik bertanya dengan intonasi yang paling di benci oleh wanita indigo itu –dingin.

Mendengar Sasuke yang mengabaikan pertanyaannya membuat Hinata segera berdiri dan akan beranjak pergi kalau Sasuke tidak menarik lengannya.

"Demi Tuhan! Berhenti seperti ini!" Sasuke terbelalak, untuk pertama kalinya seorang Hinata Hyuuga membentaknya. Mengerjap sebentar dan mulai menatap Hinata yang mulai menangis.

"Apa maumu?" Tukasnya di sela-sela isakannya.

Melihat Hinata yang menangis adalah senjata yang paling kuat untuk membuat Sasuke luluh. Maka dengan itu, lengan kekar itu menarik tubuh berisi Hinata ke dalam dekapannya.

"Aku.." Sasuke merasa tenggorokannya tercekat, setelah apa yang di lakukannya pada Hinata akhir-akhir ini apa ia bisa di maafkan begitu saja oleh wanita ini?

Tapi ia merasa ini tidak sepenuhnya kesalahannya, jika seandainya Hinata tidak selalu menolaknya maka Sasuke tidak akan sepesimis waktu itu dan nekad untuk melakukan penolakan terlebih dahulu sebelum Hinata kembali menolaknya.

"Maaf." Singkat. Pelan. Namun, masih bisa di dengar oleh Hinata.

Mendengar itu Hinata mulai memukul-mukul dada bidangnya masih dengan terisak.

"Aku benci… aku benci Sasuke!" Sasuke semakin mengeratkan pelukannya.

"Maaf," Mencium puncak kepala itu dengan pelan, "Maaf 'kan aku." Gumamnya. Untuk semuanya, tambah Sasuke dalam hati.

Hinata berhenti bergerak liar dan segera mencengkram baju bagian belakang Sasuke dengan kuat sambil menyandarkan kepalanya di dada lebar itu. Air matanya masih senantiasa mengalir dengan bibirnya bergetar menahan suara tangisnya.

Ini terlalu mudah. Sangat.

Hatinya terlalu mudah menerima Sasuke kembali tanpa tahu apakah laki-laki ini benar-benar serius.

Hinata benci. Benci dengan dirinya yang plin plan dan juga –lemah. Bahkan saat ini ia tidak tahu ekspresi apa yang sedang di pasang oleh Sasuke dan bagaimana perasaan pria itu.

Dekapan erat itu perlahan melonggar dan mulai memberi ruang di antara keduanya. Tangan besar Sasuke menarik lembut dagu Hinata untuk menatap wajahnya.

Hati Sasuke meringis melihat air mata yang masih setia mengalir di pipi chubby Hinata. Di usapnya perlahan air mata itu menggunakan ibu jarinya.

Di kecupnya mata kanan Hinata yang mau tak mau membuat keduanya kembali berdebar. Sasuke tahu, ia sudah benar-benar jatuh dan tak dapat berpaling lagi dari Hinata. Hatinya hanya menginginkan wanita ini. Tak ada yang lain.

Bibir tipis itu mulai beranjak dari kelopak mata menuju hidung, pipi kanan dan berhenti di sudut bibir Hinata.

Perlahan namun pasti dapat Hinata rasakan sapuan lembut di permukaan bibirnya. Dengan pelan Sasuke membawa tubuh Hinata untuk kembali jatuh dalam dekapannya.

Tak elak, Hinata memejamkan matanya dan ikut terbawa suasana yang di buat oleh Sasuke.

Jantungnya berdebar keras seolah melupakan masalah yang sedang membelit keduanya.

Ini memabukan. Dan Hinata benar-benar tergoda.

Sasuke sendiri nampak sekali sibuk dengan memperdalam kegiatannya. Hatinya terus berteriak menyuruh untuk berhenti namun insting lelakinya yang sedang berkuasa atas kendali tubuhnya.

Bagaimana ini? Apa yang harus ia lakukan?

Sebuah pukulan pelan di dada bidangnya kembali membawa kesadarannya dengan telak.

Secepat mungkin Sasuke melepaskan tautan bibirnya dan menatap Hinata dengan perasaan bersalah.

Hinata sendiri terlihat memerah hebat.

"Maaf." Sasuke kembali memeluk Hinata dengan erat. Telapak tangannya mengelus kepala indigo itu dengan lembut, "Maaf 'kan aku." Entah kenapa hari ini benar-benar penuh keajaiban.

Beethoven, Sasuke, dan permintaan maafnya.

Perlahan tangan mungil itu ikut melingkar di pinggang milik Sasuke. Apa ini berakhir? Hinata tidak tahu tapi yang jelas, tak ada lagi alasan Sasuke untuk menghindarinya.

Baik Sasuke maupun Hinata tidak ada yang menyadari di balik salah satu rak yang menyimpan puluhan piringan hitam ada sepasang mata menatap keduanya dengan perasaan campur aduk.

"Mereka..."

TBC


Het spijt me : Maaf


Akhirnya ch 4 up jugaa haha… Gimana nih? Bosenkan? Pendek kah? Setelah saya pikir-pikir jangan mengharapkan ff ini untuk panjang tiap chapternya. Soalnya saya suka kehilangan feel kalo buat panjang-panjang tapi beda lagi kalau cerita ini berbentuk OS.

Romansa sasuhinanya banyakin. Ini udah :) Jangan biarkan Sasu sama Karin, ending harus SH. Kita liat aja nanti yaaa~ *smirk Flashbacknya kurang nih. Bagi saya cukup kok *dihajar Naru itu siapa sih? Hinata suka sama dia gitu? Padahal Hinata udah sama Sasuke duluan kan? Apa chapter ini sudah menjawab semuanya? Kemaren katanya ini mau di buat panjang. 2k+ itu sdh cukup panjang say~ untuk ukuran multichap buatan saya :)) Next up kilat. Gak bisa janji hiks… :'( Sasu jahat. Labil. Emang iyaaa *dihajar SasuFC

Thanks for reviewer or silent reader.

Saya sayang kalian semuaaaa *kecup satu-satu

Well, saya harap ini tidak mengecewakan yaa?

Thank You!