Chapter I

Make You Miss Me.

Hurt/Comfort

R-16

For Hunkai in Luv Challenge event

Enjoy the story!

NOTE: I dont own anything from EXO or Another Cast.. Dont Like Dont Read.


PROLOG


"Sehun, apa kau ada waktu?"

Seorang namja berkemeja putih dengan semangat bertanya pada pemuda yang tiga tahun dibawahnya.

"Kenapa memang?"

"Ayo kutraktir mak—"

"Tidak."

Jongin mendesah kesal, bocah didepannya terlalu sering menolak ajakan darinya. Sehun merapikan buku-buku nya lalu memasukkannya kedalam tas. Dia melirik Jongin yang tiba-tiba terdiam. Akhirnya ada beberapa detik di hidupnya bisa tenang seperti ini.

Jongin menarik paksa tangan Sehun memasuki sebuah kedai mi tradisional terdekat. Yang ditarik, mendelik tidak suka pada tangan yang menggenggamnya.

"Sudahlah hyung, aku tidak mau."

"Tapi kau lapar, kau belum makan dari tadi siang."

Jongin berucap dengan perhatian, Sehun mendengus melepaskan tangannya. Pemuda pale itu berbalik berniat meninggalkan Jongin tapi baju bagian belakangnya ditarik dengan kencang hingga membuatnya terduduk tepat di bangku.

"Hyung!"

"Makanlah, aku sudah pesan. Jangan menyiakan uang yang ku keluarkan."

Sehun mengalah, dia mengambil sumpit dan mulai memakannya. Tapi perasaan jengkel menghinggapinya, merasa terganggu dengan senyum dan tatapan Jongin padanya.

Jongin menatap Sehun memakan mi yang dipesannya, dia merasa senang karena Sehun tidak menolak seperti beberapa waktu lalu. Dia terus tersenyum menyadari perasaannya yang semakin membesar setiap waktu. Dia menyukai adik kelasnya, yang tinggal di sebelah kamar apartemennya.

"Kau tampan sekali, ah aku sangat menyukaimu."

Perkataan itu terucap begitu lancar tanpa kesulitan, ini sudah kesekian kali banyaknya Jongin menyatakan perasaannya secara gamblang. Tapi setiap mendengar itu tidak membuat Sehun senang, dia malah jengah dengan Jongin.

"Fuck, just shut up."

"Ah, okay. I love you too."

"Kau Menjijikkan."

Jongin hanya tertawa idiot mendengar makian Sehun. Dia sudah terbiasa dengan kata-kata kotor yang diucap Sehun padanya. Jongin menganggapnya sebagai balasan cinta dari Sehun padanya. Jongin adalah lelaki, dan dengan itu dia cukup sadar bahwa dirinya gay. Sepanjang hidupnya, tak ada kaum hawa yang menyeretnya bebas dari penyimpangan konyol ini.

Menyukai Sehun yang seorang straight tidak membuatnya patah harapan. Penolakan terasa sudah menjadi kebiasaan, rasa sakit hati setiap kali menyukai seseorang sedikit membuatnya kian masokis. Jongin kembali memperhatikan Sehun, dan terdiam menerawang beberapa waktu belakang.

Lima tahun yang lalu, dengan jujur Jongin mengatakan pada kedua orangtuanya tanpa sedikit rasa ragu. Ucapan 'aku gay' terucap bersamaan dengan tamparan panas di pipi kirinya. Jongin melihat sendiri kehancuran wibawa ayahnya, hingga runtuhnya air mata ibu dan adiknya. Tapi itu tidak membuatnya rapuh sampai sedemikian rupa, dengan patuh dia menuruti sang kepala keluarga untuk pergi sejauh mungkin.

Dia bekerja di malam hari, kehidupan malam pernah sekali membuatnya mabuk hingga masalah datang menghantam. tapi tidak untuk selanjutnya. Jongin menjalani pekerjaannya dengan baik tidak ingin masalah itu datang dua kali. Sebuah Club malam pinggir kota, melayani dengan full service mahal dan se-isinya yang disebut 'kantung berharga' oleh boss nya.

Dia bekerja sebagai Bartender, bukan 'sex player'. Jongin membanggakan puluhan won di dompetnya tiap bulan, belum dihitung beberapa tip 'kecil' dari beberapa pengunjung. Itu semua untuk biaya sekolah dam kebutuhannya yang lain.

Jongin bersyukur hidupnya masih terasa sempurna tanpa 'kotor' di tubuhnya.

Ada beberapa pria di luar sana yang pernah memasuki hidupnya, dan sial, hampir semuanya sama brengsek. Datang dengan janji, berucap kata manis, berakhir dengan nafsu dan Tring! hilang tanpa jejak. Setiap itu terjadi, Jongin akan meringkuk di samping sofa dan meraung frustasi.

Dan satu tahun yang lalu, Tuhan mempertemukannya dengan Sehun. Adik kelasnya di masa Sma ini, jumpa pertama mereka tidak seperti di film atau drama murahan di tv orang. Disaat pertama itu, Jongin dengan lantangnya menyatakan perasaannya secara langsung pada Sehun Lupakan berpikir ulang, karena saat itu dia terlalu terpesona pada wajah itu.

"Hyung, kita pulang. Sudah malam, kau harus tidur."

"Pulanglah, kau tau? Aku sibuk. Haha.."

Jongin berdiri menggaruk rambutnya hingga berantakan, dia tersenyum lebar memakai kembali rompi hitam-nya. Sehun tertawa mengejek, tatapan merendahkan itu terlewatkan oleh Jongin yang sibuk mengancingkan rompi.

"Maksudmu, sibuk melacur. Hah, menjijikkan."

"Tidak, i'm virgin as always. Haha..

"Virgin? Ah, menggelikan."

Jongin menyeringai membalas kalimat candaan Sehun, tanpa menyadari Sehun tidak berniat bergurau. Sehun tertawa pelan, berjalan meninggalkan Jongin di kedai itu.

Setelah Sehun pergi, Jongin masih berdiri menarik seringai. Tak lama dia tertawa, hanya tertawa tanpa makna berharga. Dia menertawai dirinya yang memalukan, dirinya yang mungkin terlalu kotor. Jongin takkan berpikir dua kali untuk ini, menertawai dirinya sendiri adalah ejekkan pada takdir. Dia berkali lipat membenci takdirnya.

Dia benci mengakui orientasinya yang belok, benci menyadari dirinya sangat tertarik pada tubuh sesama dibanding lawan jenis. Tuhan mengatur semua takdir ini, mencetuskan banyak kitab berisi larangan mencintai sesama jenis. Tapi kenapa.. Hah?

Kenapa dia justru melenceng jauh dari kata normal. Tuhan memberinya perasaan bodoh mengatas namakan 'suka'. Dari awal dia tak pernah menyukai masa depannya, dan dari awal juga.. Jongin tak pernah berharap untuk merasakan ini. Tak ada satupun lelaki di bumi ini menginginkan ini.

Perasaan menyukai sesama jenis.


TBC..


Yoo minnaaaa.. _^ ff baru. Ide mengalir, setelah lagu mirror keputer di kamar. Dan tiap lagu ini diputer, aku punya mood buat ff hurt comfort buat nyiksa/? Jongin. Chap dua akan meluncur dan lebih panjang dari ini. Krn chap satu cuma prolog tentang emosionalnya jongin. ^^ fast update..besok. I care for you.

Aaaa thanks for reading^^