Naruto belongs Masashi Kishimoto

Terinsipirasi dari sebuah manga dengan judul yang sama ^^

Rate T

.

.

.

.

.

Set.

Tiba-tiba sasuke mengurung sakura diantara kedua lengannya. Mendekatkan wajahnya kewajah sakura.

"pe-pelatih!"

ke-ke-kenapa pelatih bersikap seperti ini. Wajahnya terlalu dekat. Batin sakura

"hmm.." sambil memegang dagunya, sasuke berkata "ternyata aku memang berkompeten ya menjadi seorang pelatih".

Doeng.

Sakura hanya sweetdrop mendengar apa yang dikatakan oleh sasuke.

"setelah ku perhatikan, ternyata kau kurang berpengalaman untuk dekat dengan seorang pria. Dan apa-apaan ekspresimu tadi itu, sangat kaku!" kemudian sasuke mendekatkan lagi wajahnya kearah sakura "pfftt. Lihat wajahmu itu, masak kau hanya ku di dekati seperti ini saja mukamu langsung memerah"

"i-itukan karena wajah pelatih terlalu dekat" jawab sakura.

"baiklah, mulai sekarang kau harus membiasakan diri untuk dekat dengan pria. Dan kau harus membiasakannya denganku terlebih dahulu!" ucap sasuke memberi perintah.

"e-eehh ? membiasakan diri ?" sakura mulai membayangkan imajinasi terlarang antara dirinya dengan sasuke.

.

.

Sakura keluar dari kamar mandi, dengan masih menggunakan jubah mandinya sakura berdiri didepan cerminnya. Sakura memperhatikan wajahnya yang terpantul dicermin.

"ada apa denganku?" katanya tiba-tiba. "aku sangat tidak mengerti dengan ini. Pokoknya aku tidak boleh berdebar lagi jika berhadapan dengan pelatih!" kemudian sakura menepuk kedua pipinya. "Yosshh ! Ganbatte Sakura!" ucap sakura menyemangati dirinya.

Kemudian sakura melihat jam di dinding dan bergegas mengganti pakaianya dengan seragam sekolah.

.

.

Sakura sedang menunggu bus di halte, tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat didepannya.

"ayo masuk!" perintah sasuke dari balik kemudi.

"e-eh?".

"ck. Bukankah sudah kubilang kalau kau harus membiasakan diri denganku"

Sakura akhirnya menuruti perkataan sasuke dan duduk disamping sasuke.

.

.

Setelah sampai disekolah, sasuke membukakan pintu mobil untuk sakura dan mengulurkan tangannya untuk di pegang oleh sakura. Semua orang menatap mereka, ada yang iri, ada yang kagum, ada yang berteriak tidak terima, dan ada yang pingsan karena pangeran mereka si sasuke bergandengan tangan dengan gadis lain.

Sasuke berjalan dengan tenang, begitu pula sakura (mencoba bersikap tenang dengan menahan semburat merah yang menjalar di pipinya).

"Pagi yang cerah ya honey.." sasuke membuka suara agar sakura tidak terlalu canggung.

"i-i-iya darling" jawab sakura dengan gugup.

Ino hanya cengo melihat pemandangan yang tersaji di depannya, bagaimana mungkin sahabat pink nya itu bisa bermesraan dengan sasuke.

Sasuke sedikit berbisik kearah sakura "hoi, alismu berkerut tuh, cobalah jangan terlihat canggung".

"go-gomen" ucah sakura memerah karena muka sasuke yang terlalu dekat.

Bukan hanya soal bergandengan tangan yang dilakukan oleh sasuke dan sakura tetapi mereka juga makan siang bersama, sasuke memaksa sakura untuk menyuapinya agar mereka kelihatan mesra secara alami dan supaya sakura bisa membiasakan diri dengan lelaki.

"apa-apaan gadis itu? Kenapa dia bersama sasuke-sama?" tanya seorang gadis berbisik ketemannya.

Kalian pikir aku suka melakukan ini ? seharusnya aku melakukan ini bersama naruto-senpai. Batin sakura berteriak.

"Lho? Sakura !" panggil naruto sambil melambai-lambaikan tangannya kearah sakura.

"ha-halo.. naruto-senpai" ucap sakura memerah.

Gyuut.

Sasuke yang melihat itu langsung menarik dan melebarkan mulut sakura untuk membuatnya seolah tersenyum.

"hyaa! Apa-apaan sih" teriak sakura sambil memukul-mukul sasuke.

"itu karena kau nggak tersenyum dengan benar" kata sasuke membela diri.

"tapi kau tidak harus melakukan itu" sakura kembali protes.

Naruto hanya terdiam melihat kejadian yang berada didepannya.

"wah wah, belakangan ini sasuke berubah ya" ucap teman naruto.

"aku tidak tau" kata naruto yang masih memandangi mereka berdua.

.

.

Sakura berada dikediaman sasuke untuk berlatih seperti biasa. Saat ini dia berada di toilet untuk mencuci tangannya.

"hah.. hari ini adalah latihan yang sangat berat" keluh sakura. "aku udah gak tahan lagi! Aku mau langsung mempraktekannya ke naruto-senpai bukan dengan pelatih" ucap sakura kesal.

Klek.

Sakura membuka pintu kamar sasuke.

"Aku kembali.. ayo kita lanjutkan yang tadi". Ucap sakura lesu.

Merasa tidak ada jawaban, akhirnya sakura masuk kedalam kamar sasuke.

"dia tidur?" ucap sakura mengernyitkan alis sambil mendekati sasuke yang tertidur di meja belajarnya.

"Dasar. Dia terlalu serius sih. Padahal sebelumnya dia terlihat ogah-ogahan meladeniku. Fufufu… tapi berkat dia aku jadi mempunyai banyak pengalaman".

Sakura berjongkok di dekat sasuke, memperhatikan wajah sasuke yang sedang tertidur.

"tuh kan, kalau seperti ini aku juga bisa tenang berhadapan dengan dia tanpa merasa gugup." Sakura sedikit menghembuskan napasnya "andaikan yang aku sukai itu pelatih, mungkin impianku akan lebih mudah untuk terwujud".

Sasuke membuka matanya.

Muka sakura langsung memerah ketika sasuke membuka matanya karena dia ketauan telah menatap pelatihnya dan dia juga melonjak kaget sehingga badannya terjatuh kebelakang.

"hei.. kau baik-baik saja?" kata sasuke sambil mengulurkan tangannya untuk membantu sakura berdiri.

"i-iya" jawab sakura sambil menerima uluran tangan sasuke dengan tangan kananya dan menutup wajahnya dengan tangan kirinya.

"Maaf, aku tadi ketiduran" kata sasuke.

Sakura hanya diam tidak menjawab.

Aduuuhh aku mikirin apaan sih. Kenapa aku berdebar seperti ini? Padahal dia bukan naruto-senpai.

.

.

Sasuke sedang duduk di bangku taman belakang sekolah sambil membaca buku.

"lho teme, tumben kau disini?" Ucap naruto berjalan mendekat kearah sasuke.

"hn. belakangan ini aku sibuk melatih"

"eh?"

"maksudku banyak yang harus aku kerjakan" ucap sasuke cepat mengoreksi ucapannya.

"hei teme.."

"hn?"

"kau tau? Akhir-akhir ini kau menjadi bahan perbincangan anak-anak lho"

"ha?"

"kau yang biasanya tidak dekat dengan siapa-siapa, tiba-tiba jadi selalu dekat dengan seseorang" kata naruto menjelaskan.

"haa?" sasuke masih tidak mengerti arah perkataan naruto.

"sama sakura maksudku".

"oh itu, mereka hanya salah paham."

"ooh.. begitu ya. Kalau begitu boleh dong aku mengincarnya?" tanya naruto dengan cengiran khasnya.

Sasuke hanya diam, menunggu apa yang akan dikatakan naruto selanjutnya.

"gadis itu, yang pernah memberikanku bekal kan? Aku tertarik padanya. Dia lumayan manis. Dia tipeku. Dan aku ingin mengajaknya jadian. Menurutmu bagaimana teme?"

Sasuke tidak lagi memandang naruto, dia berjalan pergi sambil berkata "aku tidak peduli kalau kau ingin mengencaninya".

.

.

"huh.. pelatih lama sekali" keluh sakura yang sedang duduk dibangku sasuke.

"e-eh.. tapi ini bukan berarti aku sedang menantikannya. Tapi ini kan pelajaran terakhir tentang"cara menembak yang baik dan benar" sakura berdebat dengan pikirannya sendiri.

"haahhhh.. sebenarnya apasih yang aku pikirkan. Tapi kalau aku menembak naruto-senpai dan hal itu berjalan lancar itu artinya hubunganku dengan pelatih akan berakhir. Aku sangat tidak menyukai hal ini" sakura mulai mengacak-acak rambutnya dengan frustasi.

Set.

Pintu kelas terbuka.

"sakura"

Sakura sangat senang ketika suara ini memanggil namanya, sakura langsung menolehkan kepalanya sambil tersenyum.

"Naruto memanggilmu".

"Eeehhh? Bohong !? apakah itu beneran?" tanya sakura tidak percaya.

"hn. dia memintamu ke taman belakang"

Ini kesempatanku untuk menembaknya.

"a-aku akan pergi sekarang.." sakura bergegas keluar dari pintu, tapi kemudian berhenti.

"oh iya! Kan aku belum diajari cara me-"

"pelatihan sudah berakhir" ucap sasuke memotong ucapan sakura.

"eh?"

Sasuke berjalan sedikit menjauh dan membelakangi sakura.

"kau itu selalu berisik. Bikin malu. Aku sampai heran dimana sisi feminimmu. Tapi kau punya sisi ceria dan blak-blakkan." Kemudian sasuke berbalik menghadap kearah sakura dan tersenyum seraya melanjtkan kata-katanya "makanya lakukan apa adanya dirimu, tak masalah kalau kau menembaknya dengan kata-katamu sendiri"

"Nah. Selamat berjuang" ucap sasuke lagi.

"eh.. ta-tapi".

"oh iya malam ini sepertinya salju akan turun. Baguskan ? berarti mimpimu akan terwujud" ucap sasuke berlalu pergi.

.

.

Mimpiku akan terwujud?

Sakura berjalan kearah taman belakang sekolah.

"hei sakura.." sapa naruto riang.

"naruto-senpai" jawab sakura dengan sedikit tersenyum.

"haha.. dingin ya? Tapi aku senang kau datang"

Naruto berjalan mendekat kearah sakura. Dan berhenti didepannya.

"sakura.. apakah kau menyukaiku?"

Deg.

"hehe.. aku ingat bekal yang kau berikan waktu itu. Itu sangat enak"

"Aku ingin berpacaran denganmu" lanjut naruto.

Sakura hanya memandangi naruto. Kemudian dia menuduk dan berdebat dengan pikirannya sendiri.

Ini seperti bohongan. Seperti yang dikatakan pelatih. Mimpiku akan terwujud. Apa aku menyatakan perasaanku? Dengan bahasaku sendiri? Seperti yang dikatakan pelatih. Perasaanku sendiri..

".. apa perasaan sakura masih tetap sama seperti waktu itu ?" tanya naruto lagi sambil memegang pundak sakura.

"bo-bohong. Ini salah. Maaf. Aku salah!" ucap sakura sambil sedikit terisak.

Kenapa aku? Sial. Aku sangat cengeng.

"sakura.. pergilah ketempat sasuke"

"Go..Gomen!" ucap sakura sambil berojigi dan kemudian berlari mengejar sasuke.

"haaahhh…." Naruto menghela napas.

"loh? Naruto-kun? Sendirian?" tanya beberapa gadis sambil berjalan mendekat kearah naruto.

"iya.. gadis tadi sudah diambil sasuke." Ucap naruto sambil tersenyum.

.

Sakura masih berlari mencari keberadaan sasuke.

Aku nggak ngerti, aku nggak ngerti perasaanku sendiri. Arrgggh dimana pelatih.

Akhirnya sakura berlari kearah parkiran mobil dan melihat sasuke yang lagi berjalan kearah mobilnya.

"Tunggu!" teriak sakura.

Sasuke hanya sedikit menyeringai ketika tau siapa yang memanggilnya. Kemudian dia berbalik.

"ada apa?" tanyanya.

"To-tolong ajari aku bagaimana caranya menyatakan perasaan!. Aku ngerasa aneh dengan diriku, a-aku selalu dan terus menginginkan pelatih"

"dasar bodoh! Aku sudah bilangkan kalau ini sudah berakhir?" ucap sasuke dingin.

Deg.

Sasuke berjalan mendekat kearah sakura kemudian menarik lengannya dan dia menempatkan bibirnya ke bibir sakura. Sasuke melumat bibir sakura dengan lembut kemudian menjauhkan bibirnya.

"ungkapan perasaan ini. Kau paham kan?" tanya sasuke.

ci-ciuman pertamakuuu..

sakura merosot duduk ditanah sambil menutup mulutnya, mukanya saat ini sangat memerah.

"aku sudah tau kau bakal mengejarku seperti ini. Dan aku sangat yakin." Kemudian sasuke mengulurkan tangannya membantu sakura berdiri.

"Dasar menyebalkan." Dengus sakura sambil memukul kecil sasuke.

Salju mulai turun..

"tapi aku berhasil membantumu mewujudkan impianmu itu." Ucap sasuke sambil tersenyum dan melihat kesekeliling karena salju mulai turun.

"iya.. kau berhasil mewujudkan impianku 'ciuman pertama dengan orang yang sangat kusuka, saat salju pertama turun' ". Ucap sakura sambil tersenyum.

Sasuke menempatkan tangannya di pipi sakura sambil mengusapnya. Dan kemudian mereka berciuman sekali lagi.

.

.

.

.

.

- END-

Maaf.. karena update yang terlalu lama (bungku-bungkuk)

Terimakasih banyak buat yang sudah ngereview fanfic ini, dan maaf jika aku tidak membalas review kalian karena sejujurnya aku masih agak bingung hehe.. (bungkuk-bungkuk)