Suara bising terdengar dimana-mana, beberapa wanita terlihat sedang berdansa di lantai dansa, dan beberapa lelaki paruh baya menggoda pelayan atau penjaja cinta yang ada.

Meneguk winenya, onyxnya menatap seorang gadis berambut merah muda yang terlihat malu-malu dengan pakaian minim yang dikenakannya. Dari cara berperilakunya, gadis itu terlihat tidak biasa masuk ke klub malam seperti ini. Malam ini klub malam ini membuka pelelangan gadis-gadis penjaja cinta.

Meletakan gelasnya, pemuda itu tersenyum tipis. Dia telah menemukan sasarannya.

oOo

My Slave My Love

.

.

Uchiha Sasuke, Haruno Sakura

.

.

Masashi Kishimoto

.

.

©Aomine Sakura

.

.

Dilarang COPAS dan PLAGIAT dalam bentuk APAPUN!

Don't Like Don't Read

Selamat Membaca!

oOo

"Pelelangan hari ini dibuka! Bagi siapapun yang ingin melelang bisa langsung mengangkat tangannya. Malam hari ini, ada hidangan yang istimewa. Seorang perawan yang bahkan belum tersentuh oleh siapapun."

Beberapa pria hidung belang bersiul ketika seorang gadis berambut pink muncul. Kulit putih susu, wajah yang ketakutan dan menggemaskan, benar-benar gadis yang sempurna.

"Baiklah! Siapa yang ingin melelang gadis ini silahkan angkat tangan dengan tinggi!"

Beberapa pria paruh baya mengangkat tangannya dan berebut untuk bisa membeli gadis berambut pink itu. Seorang pemuda bermata onyx berjalan mendekati wanita berambut pirang yang menjadi mucikari di klub malam itu.

"Apakah anda ingin membelinya juga, tuan?" tanyanya.

"Tuliskan nominal angka yang kamu inginkan, aku akan membelinya."

Tsunade membelalakan matanya dan dengan semangat menuliskan nominal angka yang dia inginkan. Dia tersenyum dan mengambil microfonnya.

"Siapa namamu, tuan?" tanya Tsunade.

"Hn. Sasuke."

"Baiklah! Gadis berambut merah muda itu telah menjadi milik tuan Sasuke! Kita akan menuju ke gadis berikutnya."

Sasuke tersenyum tipis ketika gadis berambut merah muda itu menghampirinya dengan wajah ketakutan. Dia begitu suka wajah ketakutan dan memohon seperti itu, apalagi jika gadis itu berada diatas ranjangnya. Membayangkannya saja membuatnya menjadi terbakar gairah.

"Hn. Ikut aku."

Sakura menarik nafas panjang dan mengikuti langkah pemuda itu hingga memasuki mobil milik pemuda itu. Biar bagaimanapun, pemuda berwajah datar dan tampan itu adalah majikannya sekarang.

Mobil pemuda itu berhenti di sebuah rumah megah, dia menundukan kepalanya sebelum mengikuti pemuda itu masuk ke dalam rumah megah itu.

"Masuklah."

Sakura memandang sebuah kamar yang begitu mewah, berbeda dengan kamarnya yang jelek.

"Mulai hari ini kamu adalah budakku, ini bukanlah one night stand karena aku telah membelimu. Mulai malam hari ini, peraturanku yang berlaku."

Sakura menganggukan kepalanya dan menatap mata hitam pemuda itu.

"Kamu tidak boleh mengatakan tentang pekerjaanmu yang melayaniku kecuali aku yang menyuruhmu."

Sakura kembali menganggukan kepalanya.

"Kamu tidak boleh kabur atau menemui sembarangan orang tanpa izin dariku."

Sakura menganggukan kepalanya sembari menatap onyx Sasuke. Ada sesuatu dalam dirinya yang mengatakan bahwa pemuda itu berbahaya.

"Semua kebutuhanmu akan kutanggung. Termasuk biaya sekolah, makan dan pakaian. Yang harus kamu lakukan hanyalah melayaniku diatas ranjang tanpa penolakan."

"Ba-baik, tuan."

Sasuke mengelus rambut Sakura dengan lembut.

"Bolehkah.. bolehkah aku tahu namamu?" tanya Sakura dengan pelan.

"Hn. Uchiha Sasuke."

Mata Sakura membulat kaget.

"Uchiha? Pemilik Uchiha corp itu?"

"Hn." Sasuke memandang Sakura, "Sekarang, katakan siapa namamu."

Sakura menjadi gugup, dia meneguk ludahnya sebelum menjawab.

"Haruno Sakura."

Sakura menarik nafas panjang, jadi tuannya adalah seorang pengusaha yang kaya. Sekarang dia harus melayani apapun yang tuannya minta.

"Aku bukanlah orang yang halus jika berada diatas ranjang." Sasuke membuka kemejanya dan membuangnya sembarangan.

Sakura meneguk ludahnya ketika Sasuke membuka sebuah lemari besar yang ada di kamarnya. Di tangan pemuda itu sudah ada sebuah cambuk sekarang.

"Sa-Sasuke-sama?" Sakura beringsut mundur.

"Jangan coba-coba untuk kabur, Sakura. Aku lebih suka memimpin saat diranjang, dan jangan berharap aku akan berlaku halus." Sasuke tersenyum tipis, "Malam ini dan seterusnya, peraturanku yang berlaku."

oOo

"Ahhh.. uhhh.."

Sakura tidak bisa menahan desahannya ketika Sasuke berhasil meremas kedua payudaranya dengan kencang. Sasuke tersenyum ketika Sakura memejamkan matanya dan membiarkan dia memainkan kedua payudara milik gadis itu. Pakaian atas gadis itu sudah terbuang entah kemana, menyisakan rok mini yang bahkan sudah tersingkap.

"Sasukehhh... samaaaaahhhh!" Sakura melengkungkan punggungnya ketika Sasuke melumat puting payudaranya yang sudah mengeras.

Sasuke tidak hanya menghisap, melainkan menggigit dan juga menarik puting itu hingga Sakura menggelinjang keenakan. Tadinya dia merasakan sakit saat puting payudaranya digigit, namun ekstasi langsung menyerangnya.

Satu tangan Sasuke menaikan rok milik Sakura keatas dan menurunkan celana dalam gadis itu dengan tidak sabar. Jari tengahnya mulai menjelajahi lorong sempit yang menjepit dan menghisap jarinya. Dengan nafas memburu, Sasuke menambah jarinya hingga tiga dan menggerakannya maju mundur.

"Ahhh.. uuhhh.. Sasukehhh... huaaaahhh!" Sakura menaikan pinggulnya ketika jari Sasuke digantikan dengan lidah ganas pemuda itu.

Lidah Sasuke mengobrak-abrik liang surgawi yang akan memberikannya kenikmatan. Lidahnya semakin gencar tatkala dinding vagina Sakura meremas lidahnya.

"Sasukeehhh Samaaahhh.. a-ada.. yang mauhhh.. ugghhh!"

Sakura bisa merasakan sesuatu mengalir keluar dari vaginanya dan Sasuke masih belum berhenti mengobrak-abrik liang surgawi itu. Sakura merasakan tubuhnya menjadi lemas.

Selesai dengan liang surgawi itu, Sasuke melepaskan pakaiannya dengan tidak sabaran dan membebaskan penisnya yang sudah tegak mengacung.

Sakura tidak bisa menahan rona merah diwajahnya ketika melihat benda kebanggaan milik lelaki itu. Sasuke tersenyum bangga ketika melihat ekspresi di wajah Sakura, benda kebanggaannya itu memang selalu bisa memuaskan wanita manapun yang ada di ranjangnya. Selain wajah yang tampan dan harta yang melimpah, benda kebanggaannya itu mampu membuat wanita manapun menjerit-jerit.

"Apakah ini yang pertama bagimu?" bisik Sasuke menggesekan penisnya ke lubang vagina Sakura.

"Ummhhh.." Sakura menganggukan kepalanya sembari menggeliat ketika kepala penis itu sedikit memasuki liang vaginanya.

"Ini akan terasa sakit diawal, kamu akan menikmatinya setelah itu." Sasuke melesakan penisnya dengan sekali hentakan.

"Arrgggghhh!" Sakura meremas sprei disampingnya ketika benda tak bertulang itu menembus selaput daranya. Darah suci mengalir keluar dan membasahi sprei putih milik Sasuke.

Sasuke tidak tanggung-tanggung, dia langsung menggerakan penisnya dengan cepat. Menyodok-nyodok Sakura hingga mentok, menikmati remasan dinding vagina seorang perawan.

"Ssshh.." Sasuke memejamkan matanya ketika vagina Sakura menghisap penisnya. Perawan memang sangat nikmat, tidak sia-sia dia membeli perawan seperti Sakura.

"Ahhh.. Sasukehhhh.. samaaaahhhh! Aaaaahhhh! Aaahh!" rasa sakit yang Sakura rasakan berubah menjadi rasa nikmat yang tiada terkira. Ini sangat nikmat dan membuatnya tidak mau berhenti.

"Lebbiihh cepaatthh!" Sakura menggerakan pinggulnya memohon.

Sasuke tersenyum tipis dan menambah kecepatan gerakan penisnya untuk memompa Sakura. Tangannya meremas payudara Sakura seperti meremas balon, tak jarang dia memelintir puting payudara Sakura. Wajah Sasuke menggantikan tangannya untuk menyusu, menghisap puting kecoklatan itu kuat-kuat seolah ada susu yang akan keluar.

"Sasuukkkeeehh.. aaahhhh.." Sakura melingkarkan kakinya di pinggul Sasuke tatkala gerakan pemuda itu bertambah cepat.

"Aku maauuhhh.. keluaarrhhh! Aaahhh!" Sakura kembali mengeluarkan cairan orgasmenya.

.

.

.

"Ugghh.. aaahhh.."

Jam sudah menunjukan pukul empat pagi dan Sasuke masih belum berhenti memompa vagina nikmat milik Sakura. Suara ranjang bahkan terdengar di dalam kamar kedap suara itu, menandakan betapa liarnya percintaan itu.

Sakura sudah tidak kuat menerima kenikmatan yang menyerang tubuhnya. Sasuke memang perkasa, entah sudah berapa kali pemuda itu keluar tetapi tidak mau berhenti.

"Ssshhh.." Sasuke akhirnya ambruk diatas tubuh Sakura ketika berhasil mengeluarkan spermanya ke dalam rahim Sakura. Sasuke akui, percintaan kali ini adalah yang paling nikmat. Dia seperti tidak pernah puas dengan tubuh milik Sakura.

Sakura sedikit kehilangan kesadarannya, tetapi dia masih bisa merasakan sebuah selimut yang menutupi tubuh polosnya, sebelum akhirnya kesadarannya benar-benar hilang.

oOo

Sakura membuka matanya ketika matahari sudah meninggi dan cahaya matahari masuk kedalam celah jendela kamarnya. Menarik nafas panjang, dia telah menyerahkan seluruh keperawanannya demi sebuah uang. Dia merasa kotor, tetapi inilah yang hanya bisa dia lakukan.

Matanya menangkap sebuah memo yang ada diatas meja nakas. Satu tangannya mengambil memo itu dan membacanya dengan seksama. Membuat senyuman terukir di bibirnya.

Hn. Kamu tidur terlalu lelap karena kelelahan, aku tahu tubuhmu belum terbiasa dengan permainan ranjangku, tetapi biasakanlah mulai hari ini. Aku sudah memerintahkan Hatake Rin untuk menyiapkan beberapa pakaian untukmu, dan asistenku yang merupakan suaminya akan mengantarkanmu ke mall untuk berbelanja. Pakailah kartu kreditku sesukamu dan beli apa saja yang kamu inginkan.

Aku tahu kamu masih tujuh belas tahun, besok aku akan menyuruh sahabatku untuk menjadi guru untukmu. Aku ingin kamu homeschooling.

Hn, aku akan pulang larut malam. –Uchiha Sasuke

Sakura mengambil kartu kredit atas nama Uchiha Sasuke dan menimang-nimangnya. Mungkin dia bisa membeli sesuatu hari ini.

"Selamat pagi!" seorang wanita muda dengan rambut coklat memasuki kamarnya. Wanita itu tersenyum menatap Sakura.

"Ehh.. anoo.." Sakura tidak tahu harus bersikap bagaimana, karena tubunya yang polos hanya ditutupi oleh selimut tebal.

"Jangan gugup begitu, Sakura-chan! Perkenalkan, namaku Hatake Rin."

Sakura mengangguk paham, ternyata wanita muda di hadapannya itu adalah Hatake Rin.

"Aku sudah memilihkan beberapa pakaianku untukmu, pakai saja untuk sementara." Rin menyerahkan sebuah gaun berwarna emerald.

Te-terimakasih." Sakura menganggukan kepalanya.

"Bersihkan dulu saja dirimu, nanti aku akan menyisir rambutmu."

Sakura menganggukan kepalanya dan dengan selimut tebal yang menutupi tubuhnya, dia berjalan masuk ke kamar mandi. Emeraldnya memandang beberapa luka gigitan di seluruh tubuhnya. Meringis, Sakura mulai membersihkan dirinya secara perlahan.

Sakura muncul dengan gaun yang diberikan Rin. Wanita berambut coklat itu tersenyum dan bangkit dari duduknya.

"Ayo duduklah."

Sakura duduk di hadapan Rin dan dengan telaten wanita itu menyisiri rambut merah muda milik Sakura. Senyum tak henti-hentinya terpancar di wajah Rin.

"Kenapa anda tersenyum, Rin-san?" tanya Sakura dengan sopan.

"Jangan panggil aku seformal itu, cukup Rin saja," ucap Rin, "Baru kali ini, ada seorang gadis yang diperlakukan seperti ini oleh Sasuke."

"M-maksud anda?" Sakura memandang Rin.

"Yah, Sasuke memang suka sekali main wanita. Tetapi baru kali ini ada gadis yang dibawa kerumahnya, bahkan sampai menyuruhku seperti ini. Aku mengenalnya sedari dia muda, aku dan suamiku adalah orang kepercayaan keluarga Uchiha. Tentu saja aku mengenalnya."

Sakura tidak tahu harus berkomentar apa. Dia juga tidak mengerti mengapa Sasuke melakukan hal ini.

"Nah, sudah selesai. Setelah sarapan, suamiku akan mengantarkanmu ke mall untuk bersenang-senang." Rin tersenyum, "Selamat bersenang-senang, Sakura-chan!"

Ternyata suami Rin adalah orang yang misterius, memakai masker dan terkadang suka membaca novel yang bahkan tidak Sakura mengerti apa itu. Mobil yang dikemudikan Kakashi berhenti di sebuah mall ternama di pusat kota Tokyo.

"Mari, saya antarkan untuk membeli keperluan anda."

Sakura berjalan memasuki mall dan tidak tahu harus membeli apa. Dia bisa saja membeli berbagai macam barang yang dia inginkan, tetapi dia bingung ingin membeli apa.

"Kakashi-san, berapa banyak uang di kartu kredit milik Sasuke-sama?" tanya Sakura.

Kakashi memandang Sakura sebelum menjawab.

"Cukup banyak untuk membeli mall ini dan isinya."

Wow. Uchiha memang mengagumkan.

"Jadi, anda ingin membeli apa?" tanya Kakashi.

Sakura memandang sebuah butik di yang ada di hadapannya. Dia mungkin bisa membeli beberapa baju.

"Temani saya ke butik ini, Kakashi-san."

.

.

.

Baru kali ini Sasuke kehilangan fokusnya ketika rapat dengan koleganya berlangsung. Dia selalu fokus dan serius, tetapi tidak untuk hari ini. Sekarang, yang ada di pikirannya hanyalah gadis berambut merah muda yang semalam menghangatkan dirinya diatas ranjang. Dia ingin segera pulang dan bertemu dengan gadisnya.

Gadisnya? Bahkan dia baru mengenal gadis itu semalam.

"Baiklah, terimakasih atas rapat hari ini Uchiha-san."

Sasuke bangkit dari duduknya dan menyalami koleganya. Rapat hari ini sungguh membosankan. Tak berapa lama, Kakashi muncul dan menyerahkan kartu kredit miliknya.

"Apa ini?" tanya Sasuke.

"Nona Sakura yang menyuruhku untuk menitipkan ini kepadamu."

Sasuke menghela nafas panjang dan menyandarkan punggungnya disandaran kursinya.

"Dia membeli apa saja?"

"Hanya sebuah piyama dan novel suspense karya Karen Rose."

Sasuke menaikan satu alisnya.

"Hanya itu?"

"Ah- dia juga mentransfer uang entah ke rekening siapa."

Sasuke menghela nafas panjang.

"Selidiki kepada siapa dia mentransfer uang itu" ucap Sasuke.

Kakashi menganggukan kepalanya.

"Baiklah, aku permisi."

Sasuke menarik nafas panjang setelah Kakashi keluar dari ruangannya. Dia tidak habis pikir dengan gadis berambut merah muda itu. Biasanya, gadis yang tidur dengannya pasti akan menerima uangnya dengan sukarela. Gadis manapun yang tidur dengannya, jika diberi kartu kreditnya pasti akan membeli seluruh isi mall. Tetapi, kenapa gadis berambut merah muda itu hanya membeli piyama dan novel?

Memejamkan matanya, dia membukanya kembali dan menarik nafas panjang. Tidak ada waktu untuk memikirkan gadis itu ketika pekerjaannya sedang menumpuk.

oOo

Sasuke menghentikan mobilnya ketika jam menunjukan pukul sebelas malam. Membuka jasnya, dia melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Betapa terkejutnya dia ketika melihat Sakura masih terjaga sembari membaca novelnya.

"Sakura? Kenapa belum tidur?" tanya Sasuke.

"Aku ingin menunggumu, Sasuke-sama. Rasanya tidak enak ketika pelayannya belum tidur ketika tuannya belum pulang," ucap Sakura menutup novelnya.

Sasuke menarik nafas panjang dan memandang piyama yang dikenakan gadis itu. Sebuah piyama biasa yang berwarna pink dengan gambar teddy bear di tengahnya. Dia pikir Sakura akan membeli sebuah piyama yang sangat mahal.

"Ikut aku."

Sakura terkejut ketika Sasuke menarik tangannya keluar kamar. Dia semakin terkejut ketika Sasuke membawanya masuk ke dalam mobil.

"S-Sasuke-sama, kita mau kemana?" tanya Sakura takut-takut.

Sasuke tidak menjawab, melainkan tangannya mengambil ponselnya. Dia segera menghubungi seseorang.

"Sasuke-kun?"

"Hinata, apakah butikmu masih buka?" tanya Sasuke.

"Masih, Sasuke-kun. Ada apa?"

"Aku akan kesana, tunggu saja."

Meletakan ponselnya, Sasuke segera melajukan mobilnya menuju sebuah butik di tengah kota Tokyo. Sakura tidak berani buka suara dan hanya bisa melirik Sasuke dengan takut-takut.

Mobil Sasuke berhenti di sebuah butik dan mereka disambut dengan seorang gadis berambut indigo.

"S-siapa dia, Sasuke-kun?" tanya Hinata.

"Hn. Carikan baju untuknya, mulai dari yang paling bagus hingga piyama untuk tidur."

Hinata mengangkat satu alisnya, sebenarnya dia tidak mengerti dengan sikap Sasuke. Tetapi dia menurutinya dan membawa apa yang diminta bungsu Uchiha itu.

"B-berapa banyak yang k-kamu butuhkan?" Hinata memandang Sasuke.

"Sebanyak mungkin."

"Ah- S-souka." Hinata tersenyum lalu memandang Sakura, "Siapa n-namamu?"

Sakura tersenyum sopan.

"Haruno Sakura, Salam kenal."

"S-salam kenal, Sa-Sakura-chan. N-namaku, Namikaze Hi-Hinata."

Sakura tersenyum dan memandang Sasuke.

"Kenapa anda membawaku kemari, Sasuke-sama?"

Sasuke melirik Sakura.

"Hn. Membelikanmu baju."

"Ta-tapi-"

"Apakah kamu lebih suka telanjang dirumahku, hn?"

Wajah Sakura sontak memerah mendengar ucapan Sasuke yang sembarangan itu.

.

.

.

Sakura kewalahan membawa berbagai tas belanjaannya masuk ke dalam rumah. Sasuke memandang malas Sakura yang terlihat kesusahan.

"Letakan saja disana, nanti pembantuku yang akan membawanya masuk," ucap Sasuke.

"Tapi, aku kan juga pembantumu."

"Kamu memang pembantuku, tapi hanya diatas ranjang." Sasuke membalikan badannya, "Ayo masuk."

Sakura benar-benar tidak bisa menahan rona merahnya dan mengikuti langkah Sasuke. Tuannya itu segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Berinisiatif, dia membuka lemari milik Sasuke dan mengambil beberapa potong baju untuk tuannya itu.

Tak berapa lama, Sasuke keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di pinggangnya. Dia melihat Sakura duduk diatas ranjang sembari membaca novelnya.

"Kenapa belum tidur?" Sasuke memandang gadis itu.

"Belum mengantuk, aku juga sudah menyiapkan pakaian untukmu." Sakura memandang Sasuke dan segera mengalihkan pandangannya ketika melihat tubuh sexy milik Sasuke.

Sasuke memandang pakaian yang disiapkan Sakura sebelum tersenyum sangat tipis.

"Tidurlah."

Sakura terlihat kaget.

"Apakah anda tidak ingin menyetubuhiku malam ini? bu-bukankah tugasku adalah melayani anda?" tanya Sakura dengan nada pelan.

"Aku sedang tidak mood untuk melakukannya. Lagipula ini sudah larut malam, Sakura." Sasuke mendesah lelah.

"Tapi-"

"Tidurlah dan ini perintah!"

Sakura tidak membantah dan meletakan novelnya di meja nakas. Dirinya segera merebahkan dirinya dan menatap Sasuke.

"Oyasumi, Sasuke-sama."

Sasuke tidak bisa menahan senyumnya ketika Sakura memejamkan matanya. Dia melepas handuknya dan memakai pakaian yang disiapkan oleh Sakura. Merebahkan dirinya diatas ranjang,onyxnya menatap wajah damai Sakura yang sedang tertidur.

Dia tidak mengerti, kenapa dia tidak bisa mengalihkan pandangan dari Sakura. Padahal dia baru saja mengenal gadis itu, entah mengapa dia tidak bisa berhenti memikirkan gadis itu, mengalihkan pandangannya dan peduli kepada gadis itu. Dia belum pernah seperti ini sebelumnya dan itu mengganggunya.

Gadis itu cukup cantik, tetapi tidak sebanding dengan pelacurnya yang pernah dia tiduri. Sebenarnya, dia tidak suka memandangi wajah seorang wanita ketika tertidur. Untuk Sakura adalah pengecualian.

Mematikan lampunya, Sasuke segera menggeser tubuhnya untuk mendekati Sakura dan memeluk pinggang itu dengan erat.

Sepertinya dia mempunyai kebiasaan baru untuk tidur dengan memeluk gadisnya itu.

.

.

.

.

-To be continued-

.

.

.

Catatan kecil Author :

Taadaaaaa! Kembali lagi bersama Sakura disini! ini cerita pertama SasuSaku yang ada lemonnya, setelah memantapkan hati untuk membuatnya :D

Typo masih dimana-mana dan cerita masih berantakan. Harap dibaca setelah buka puasa, dosa ditanggung sendiri.

Semoga reader bisa suka! :D

Sampai ketemu di chap selanjutnya!

-Aomine Sakura -