Love, Songs and Friendship
[REMAKE]
Naruto © Masashi Kishimoto
Girls Dead Monster Albums © Jun Maeda
WARNING : Alternative Universe. Typo(s), OOC (sangat), Genderbend (Fem!Naruto)
Chapter 1 : Our First Live Concert.
Seorang gadis pirang berumur 16 tahun melangkahkan kaki jenjangnya menyusuri koridor sekolah. Dengan gaya ponytail dan lengan blazernya yang ia gulung sebatas siku, ia berjalan dengan penuh percaya diri dengan menebarkan pesona cantik dan jelita yang merupakan cirikhasnya sebagai gadis tomboy.
"selamat pagi!" seru pemuda berambut coklat dengan tato segitiga di pipinya sambil menepuk pundak gadis pirang itu. "kamu siap untuk hari ini nanti Naruto?"
"oh, selamat pagi Kiba ... Tentu saja, kita kan sudah berlatih untuk hari ini." sahut gadis bernama Naruto itu dengan senyum tipis menghias wajahnya.
"bukan itu maksudku." Kiba menyeringai. "hari ini kan kamu akan mengenakan kostum Maid untuk Maid Cafe dikelas kita." sambungnya sambil memegang sebuah kamera pocket miliknya.
Wajah Naruto memucat seketika setelah mendengar ucapan Kiba. "sepertinya perutku mendadak sakit~" ucapnya lemas sambil menyandarkan tangan kanannya pada dinding.
"hey, kamu sendiri yang mengajukan untuk memilih ide terbaik 'kan?"
"..." Naruto hanya terdiam. Ya ini memang salahnya telah menyetujui permintaan teman sekelasnya untuk mengenakan kostum maid saat festival budaya. Namun itu semua ia lakukan agar ia bisa tampil diatas panggung bersama band-nya, meski ia tahu para sahabatnya tengah menjahili dirinya.
.
.
.
[FLASHBACK]
Seminggu sebelumnya ...
Ruang kelas 1-C kian ricuh karena mereka sedang mendiskusikan apa yang akan mereka lakukan untuk Festival Budaya. Tiap murid saling mengajukan ide mereka satu sama lain hingga sang ketua kelas merasa cukup jengah karena situasi tersebut.
"Cukup! Mari kita diskusikan dengan tenang!" seru pemuda berambut coklat panjang dengan mata lavender. Seketika ruang kelas menjadi sunyi karena sang ketua kelas telah angkat bicara. "baiklah, sekarang ..."
Naruto dengan malas mengangkat tangan kanannya dan menyita perhatian para siswa. "begini saja Neji, kita ajukan beberapa ide terbaik saja, lalu lakukan pengambilan suara." gumam Naruto.
"ide yang bagus, kalau begitu apa ide mu Naruto?"
"apa saja setuju sih, asal band-ku bisa tampil." ketus Naruto singkat dan disambut sweatdrop dari semua teman sekelasnya "dia yang mengusulkan tapi dia tidak peduli ..." batin teman-temannya kompak.
"Maid Cafe saja!" seru Kiba menginterupsi.
"kenapa maid cafe Kiba?" tanya pemuda berbadan besar.
"ah kau tahu Chouji ... Ini kesempatan bagus untuk melihat Naruto mengenakan kostum Maid!"
"wait .. What!?" Naruto tersentak dan menggebrak mejanya. "tidak, jawabannya TIDAK! Aku takkan mengenakan kostum aneh seperti itu!"
"SIAPA YANG SETUJU ANGKAT TANGAAAAAN !" seru Kiba mengacuhkan penolakan dari gadis tomboy berambut pirang itu.
"SETUJU !" sahut semua siswa dengan kompaknya menyisakan Naruto yang diselubungi aura kelam sambil menatap horor kearah sahabatnya. "ku bunuh kau nanti inuzuka!" gumam Naruto pelan.
"baiklah kalau begitu. Maid Cafe, dan untukmu Naruto, aku akan mengajukan permohonan pada ketua osis agar band mu bisa tampil ... Setuju?" gumam Neji.
"iya iya baiklah, terserah." Naruto kembali duduk kemudian menyandarkan kepala diatas kedua lengannya yang bersimpu diatas meja,
[FLASHBACK END]
"Naruto !" teriakan seorang gadis menyadarkan gadis pirang itu dari lamunannya. "sampai kapan kamu akan melamun? Cepat ganti pakaianmu, semua sudah bersiap!"
"ba-baik Ino, aku akan segera ganti baju." Naruto berjalan malas mendekati Ino dan kemudian ia menerima tas yang berisikan kostum Maid dari sahabatnya itu.
"sebaiknya cepat, kamu bertugas sebagai penerima tamu."
"oh God ..." wajah Naruto kian memucat.
Dan disinilah Naruto, berdiri didepan ruangan kelas menggunakan kostum maid berwarna hitam dengan renda putih yang menghiasinya. Berulang kali ia menghela nafas setelah mempersilahkan tamu untuk masuk kedalam kelasnya yang saat ini bernuansa se-Cafe mungkin.
Dia benci situasi seperti ini, situasi dimana ia harus mengenakan pakaian yang sangat Girlie, ditambah lagi ia harus dilihat oleh banyak orang. Namun ia menepikan pikiran itu demi Band-nya agar bisa tampil saat penutupan festival budaya sore nanti.
"Haaaaa~" entah sudah berapa kali gadis pirang bermata saphire itu menghela nafas.
"kebahagiaanmu pergi saat kamu menghela nafasmu kau tahu?" alis Naruto berkedut saat mendengar suara yang tak pernah ia harapkan untuk terdengar saat ini.
"Kyuu !" mata biru langit itu terbelalak saat melihat gadis berambut merah sedang berdiri tak jauh darinya sambil memegang sebuah kamera. "apa yang kau lakukan disini?!"
Click. "kamu pikir apa? Jelas aku ingin melihat Imouto-ku yang imut menggunakan kostum maid." gumam Kyuubi disertai seringai setelah mengambil gambar Naruto menggunakan kameranya.
"rubah gila! Berikan kamera itu padaku sekarang!" Naruto kesal dan berusaha merebut kamera Kyuu, namun kyu mengangkat tinggi lengannya hingga Naruto tak bisa mencapai kamera itu.
"hey hey, apa begitu sikap seorang Maid?" gumam Kyuu sambil mendorong dahi Naruto dengan telunjuk kirinya. "setidaknya persilahkan aku masuk, dan kamu akan dapatkan yang kamu inginkan."
"ya sudah, masuk sana! Dan berikan kamera itu padaku!" ketus Naruto sambil menyilangkan tangannya didepan dada.
"ahem, maid-chan?"
Dahi Naruto berkedut menahan amarah, namun ia memaksakan bibirnya untuk mengulas senyuman. "si-silahkan masuk nona ..."
Kyuu tersenyum puas karena telah berhasil menjahili adik kecil yang sangat ia sayangi. Ia berjalan masuk sambil memberikan kameranya pada Naruto.
"fuh ... kurasa ini takkan bertambah buruk." gumam Naruto sambil melihat-lihat gambar yang telah diambil oleh sang kakak. "hey, yang ini boleh juga untuk disimpan ..." ucapnya pelan saat ia melihat salah satu fotonya yang terlihat bagus.
"Naruto ... Kamu bisa istirahat dulu, nanti biar Tenten yang menggantikan kamu." ucap Ino yang baru keluar dari dalam.
"oh baguslah, boleh aku melepas kostum ini? Aku ingin berjalan-jalan dulu sebentar."
"oke, waktumu 30 menit, setelah itu kamu kembali kesini." sahut Ino seraya kembali kedalam kelas.
. . .
"huah~ akhirnyaa ..." Naruto merentangkan kedua lengannya setelah mengganti kostum maid-nya dengan kaos favoritnya, raglan berwarna kuning-hitam dan celana jeans 3/4. Tak lupa rambut yang sejak tadi digerai, kini ia ikat ponytail seperti biasanya.
"sedikit jalan-jalan mungkin akan memperbaiki Mood-ku yang sedang buruk." ucapnya seraya berjalan menyusuri koridor kelas yang penuh sesak oleh para siswa, baik dari sekolah Konohagakuen maupun dari sekolah lain, bahkan warga sekitarpun turut berdatangan.
Festival Budaya di Konoha Gakuen memang rutin diadakan setiap tahun, tepatnya sebelum musim panas dimulai. Festival ini dibuka untuk umum dengan maksud memperkenalkan segala macam ekstra kurikuler yang terdapat disekolah ini.
Langkah Naruto terhenti dibangku taman belakang sekolahnya. Ia pun dengan malas duduk dan bersandar disana. Pohon besar yang tumbuh dibelakang bangku itu membuat dirinya terhalang dari sinar matahari yang cukup menyengat.
"aku tahu kau mengikutiku daritadi." gumam gadis itu pelan saat ia merasa ada orang yang mengawasinya dari belakang. "apa maumu?"
"..." hening, tak ada sahutan dari sosok yang perlahan berjalan mendekati Naruto.
"haa ... Moodku sedang buruk saat ini kuharap kau ..."
Grep! Naruto sedikit tersentak saat sosok itu merangkul dan memeluk lehernya dari belakang.
"aku merindukanmu ..." bisik orang itu pelan ditelinga Naruto.
Tak ada respon penolakan dari gadis pirang itu saat pemuda itu mengeratkan pelukan pada lehernya. "hubungan kita sudah lama berakhir ... Sasori." ucap Naruto dengan jeda sesaat sebelum menyebutkan nama pemuda berambut merah itu.
"hm ..." Sasori menghela nafasnya pelan, membuat Naruto memejamkan matanya.
"hentikan Sasori," ucap Naruto saat Sasori menyandarkan kepalanya dileher jenjangnya. "aku harus segera kembali, teman-temanku pasti sudah mencariku." gadis itu beranjak dari duduknya dan membuat rangkulan Sasori terlepas. "Jaa-ne."
"..." pemuda berambut merah itu masih terdiam menatap Naruto yang perlahan menjauh.
Naruto berjalan sedikit tergesa menyusuri koridor sekolahnya yang masih penuh sesak dengan kerumunan orang. Moodnya makin buruk setelah tahu mantan kekasihnya datang menemuinya.
"Makin buruk saja hari ini." Gumam Naruto pelan.
"Naruto?"
"APA LAGI?!" Bentak Naruto kesal. Namun seketika wajah Naruto berubah datar setelah menoleh dan melihat dua orang yang menyapanya. "Oh, ternyata kalian."
"kejam sekali kamu membentak ibumu sendiri." Sahut wanita berambut merah panjang dengan mata violetnya yang terlihat sedih.
"Haa~" Naruto memutar matanya malas. "Mau apa kesini?" Ketus Naruto sambil mengalihkan pandangannya.
"Kami bertiga ingin bertemu denganmu tentu saja." Ucap pria yang mewariskan warna rambut dan mata yang sama pada Naruto.
"Bertiga?" gadis itu mengulang perkataan pria yang notabene-nya adalah sang ayah untuk memastikan.
Kedua orang itu mengangguk seraya bergeser untuk memberikan celah diantara mereka, kini diantara mereka berdua berdirilah sesosok gadis yang mirip, sama persis dengan Naruto. Yang membedakan mereka berdua hanya warna mata dan garis pipi, hanya Naruto yang memiliki tiga garis dikedua pipinya.
"Long time no see Naruto, nee-san." gumam gadis itu lembut, gaun onepiece dengan pita biru yang dikenakannya begitu memancarkan pesona feminim, berbeda dengan Naruto yang sedikit urakan.
"oh great!" Seru Naruto dengan raut wajah menahan emosi. "Apa hari ini ulang tahunku? Banyak sekali kejutan hari ini!"
"Bisakah kau antar adikmu ini berkeliling naru-chan?" Ucap sang ibu.
"Jangan panggil aku seolah kalian akrab denganku!" Gumam Naruto kesal membuat ketiga orang itu terdiam.
"Apa yang harus kami lakukan untuk menebus kesalahan kami?" Tanya pria berambut pirang itu sendu.
"Jangan lakukan apapun, itu lebih baik." ucap Naruto seraya membalikkan badannya. "Disana ada brosur, terdapat peta dibrosur itu." Gumam Naruto sambil menunjuk kearah mading disebelah kanannya. Kemudian ia melangkah menjauhi 'keluarga'-nya itu.
Gadis pirang itu berjalan tertunduk, hatinya terasa perih mengingat masa lalunya. Kenangan disaat keluarganya sendiri menelantarkannya dan sama sekali tak menganggapnya ada, namun kini mereka datang dan bersikap seolah tak terjadi apapun.
Naruto hidup dengan keluarganya hanya sampai ia kelas 6 SD, saat lulus ia memutuskan untuk kabur dari rumah dan lari ke sunagakure, disana ia tinggal bersama Kyuubi dan Karin sebagai keluarga barunya.
Langkahnya kini terhenti didepan ruang klub musik, tempat ia bisa menyendiri untuk sementara ini. Ia melangkah masuk dan duduk diatas sofa kecil.
Jarinya yang lentik beradu dengan layar smartphone miliknya, dimana ada banyak pesan masuk dan panggilan tak terjawab. Semuanya dari Ino dan Kiba yang menanyakan keberadaannya sekarang, namun tak satupun dari pesan itu yang dibalas oleh Naruto, moodnya sudah sangat buruk hari ini.
"Sudah kuduga kamu ada disini." Naruto sedikit terkejut dan mendongakkan kepalanya menatap orang yang perlahan mendekati dirinya.
"Itachi-san." Sahut Naruto yang kembali tertunduk.
"Semuanya sedang mencarimu kau tahu?" Ucap Itachi seraya duduk disebelah Naruto dan mengelus kepalanya pelan.
"..." gadis itu hanya terdiam.
"Ada masalah?"
"banyak." Gumam Naruto sambil menopang dagu dengan tangan kanannya.
"Semangatlah, nanti bandmu akan tampil 'kan?"
"Iya sih tapi ..."
"Naruto! KAU DISINI?!" seru Kyuu yang mendobrak pintu sambil terengah-engah.
Naruto hanya sweatdrop melihat kelakuan kakaknya yang overprotective pada dirinya itu. "Kyuu-nee, tak perlu berteriak begitu."
"hey keriput! Apa yang kau lakukan disini?! Kau... jangan-jangan?! Cari mati ya?!" Ucap Kyuu sambil menarik kerah Itachi.
"Tenang Kyuu-chan, Naruto juga adikku nantinya jadi aku takkan melakukan hal yang aneh." Sahut Itachi sambil mengedipkan sebelah matanya pada Kyuubi.
Seketika wajah gadis itu memerah senada dengan rambut panjangnya. "Keriput brengsek apa yang kau katakan barusan?!"
"ahahaha!" Naruto tertawa pelan melihat perkelahian kecil dari pasangan tersebut. "Kalian sangat serasi, kalian tahu itu?"
"naru!"
. . .
Waktu terus berlalu, sementara Naruto masih didalam ruang klub musik sendirian. Kyuubi dan Itachi sudah pergi sejak tadi. Mata shappire cerah itu menatap langit senja yang berwarna jingga kemerahan.
Terlihat para murid masih sibuk berlalu-lalang dilapangan dan menyiapkan api unggun untuk akhir acara festival budaya. Pandangan gadis itu beralih kearah sudut lapangan dimana terdapat sebuah panggung besar.
Gadis itu tersenyum seolah semua permasalahannya telah hilang saat melihat panggung yang memang sudah ramai sejak tadi, memang ia sendiri yang meminta pada ketua OSIS yang tidak lain adalah Itachi untuk menempatkan Band-nya pada urutan tampil paling terakhir.
"Naruto.." suara Ino mengejutkan gadis pirang itu.
"Eh Ino, maaf aku melamun ... maaf juga aku tak kembali tadi." Ucap Naruto dengan tawa yang dipaksakan.
"Yah, tak apa meski tadi kami sedikit kerepotan, tapi Itachi-senpai datang dan menjelaskan situasinya." Gumam Ino. "Apa perasaanmu sudah lebih baik sekarang?"
"begitulah, terima kasih."
"Ayo bersiap, kita akan tampil setelah klub drama."
"Dimana Kiba?" Naruto beranjak dari duduknya dan menghampiri Ino.
"Hinata." Jawab Ino singkat.
"oh iya iya, sebaiknya kita cepat bersiap." sahut Naruto, dan mereka berdua pergi menuju lapangan utama.
. . .
"Dan ... ini yang terakhir, penampilan dari klub musik Konoha Gakuen!" Seru pembawa acara dan disambut teriakan semangat dari para penonton. "Apa kalian siap?! Mari kita sambut ... Konohana!"
suara tepuk tangan dan sorakan mengiringi langkah Naruto, Ino dan Kiba saat menaiki panggung.
"Selamat sore," gumam Naruto melalui mikrofon. "kami dari klub musik ingin menyumbangkan sebuah lagu untuk menutup festival budaya tahun ini." jari lentiknya dengan lihai menyetel nada yang sesuai pada gitarnya.
Naruto mengedarkan pandangannya kearah tiap penjuru lapangan yang penuh sesak. Meski hari sudah mulai gelap, tak menyurutkan minat para penonton untuk melihat pertunjukkan festival budaya Konoha Gakuen sampai akhir.
"Ini adalah lagu pertama dari kami," ucap Naruto dengan senyum menghiasi wajahnya. "Crow Song!"
haigo ni wa shatta ano kabe
yubisaki wa tetsu no nioi
susume hajike dono michi komu desho
find a way koko kara~
found out mitsukeru~
rock o kanadero~
tooku o misuero~
ikitsugi sae dekinai machi no naka
Itachi tersenyum melihat penampilan perdana band Naruto diatas panggung, para penonton dibuat bersorak gembira mengiringi lagu yang dibawakan oleh mereka. "Seperti konser besar saja," Gumam Itachi pelan. "Bagaimana? Apa kamu berminat bergabung dengan mereka?"
"..." tak ada sahutan dari pemuda yang bersandar pada tembok dibelakang Itachi, ia hanya menatap serius kearah panggung tepatnya kearah gadis pirang yang bernyanyi sambil memainkan gitarnya.
itsumade konna tokoro ni iru?
sou iu yatsu mo ita ki ga suru
urusai koto dake iu no nara
shikkoku no ha ni sarawarete kiete kure
. . .
. . .
[To Be Continued]
A.N : Fic ini adalah perombakan total dari fic LSF sebelumnya karena saya ... umm mengalami WB #digampar. Maaf mungkin saya update tidak seperti dulu (setiap hari) karena saya sibuk bekerja & kuliah, namun akan saya usahakan untuk update secepatnya.
Sampai jumpa di chapter selanjutnya.
salam, Annisa Shikinami.
Next chapter : My Sorrow Past