SAYA PERINGATKAN CERITA INI MENGANDUNG UNSUR BOYSLOVE,MxM,YAOI, JAdi jika anda tidak suka silahkan klik back di browser anda, jika anda masih tetapi membacanya berarti anda memiliki kesalahan pada pengelihatan anda juga proses kinerja otak anda

Gelap, pemuda itu terus berlari dalam hutan yang penuh dengan pohon yang menjulang tinggi disekitarnya, meski matahari sudah terbenam di ufuk barat dan digantikan oleh rembulan yang cahayanya sama sekali tak membantu pemuda itu menemukan jalan keluar dari hutan tempat dimana monster – monster pemakan manusia itu hampir merenggut nyawanya.

Pemuda itu terus memaksakan kaki – kaki berbalut kulit tannya untuk tetap berlari meski tak tentu arah, di lehernya terdapat dua lubang seperti bekas gigitan ular yang terus mengalirkan darah dan menyebabkan nyeri sehingga membuat pemuda itu menghentikan langkahnya sesekali sambil mengernyit menahan rasa sakit yang hampir membuatnya mati rasa. Peluh yang mengalir dipelipisnya, juga bajunya yang basah oleh kringat dapat menjadi bukti seberapa jauh ia sudah berlari di hutan itu. Matanya yang sebiru langit dimusim semi tak henti – hentinya mengalirkan air mata yang akan membuat siapapun miris, sapphire yang bisanya cerah itu kini menyiratkan betapa ia sangat ketakutan dan putus asa.

'kami – sama apakah aku akan mati disini?' batin pemuda berambut blondie itu putus asa.

Pemuda blondie itu terus berlari tanpa menghiraukan bagaimana tubuhnya yang sudah dipenuhi luka akibat bergoresan dengan ranting – ranting, dan telapak kakinya yang sudah mati rasa karna berlari telanjang kaki.

'kami – sama, kumohon tolong aku..'

Pemuda itu terus berdo'a dalam hati meminta agar ia bisa selamat, tanpa mengetahui do'anya yang sia – sia karna sang pemangsa yang terus mengikutinya dengan dua bola amethystnya terus memandang ia dengan tatapan lapar dan seringai mengerikan yang tak lepas dari bibirnya "hmm.. bau yang sangat menyenangkan, kau membuat ku semakin lapar sayang…" desis sosok tersebut ketika mengendus udara yang dipenuhi aroma tubuh sipirang yang tertinggal. Sosok itu menjilat bibir bawahnya sambil mendengus ketika melihat sang mangsa yang

Sraak…. Sraak…. Sraak

- BRUGH- terjatuh.

"ughh.. sial" ringis si blonde sambil menyentuh kakinya yang tadi tersandung akar pohon besar, ia dapat merasakan jarinya basah oleh sesuatu – darah mungkin? Seketika tubuhnya merosot dan ia menyandarkan tubuhya pada batang pohon kayu besar dibelakangnya, ia sudah tidak bisa apa – apa lagi sekarang, mau berlari pun tidak bisa karna kedua kakinya sudah tidak dapat menopang tubuhnya lagi.

"haa.. haahaha….haha… hiks … hiks.. aku - aku sudah berulang kali.. hiks berdo'a padamu kami – sama.. tapi kenapa?.. hiks… hiks kenapa kau tak mau menolongku? Ka – kau lebih suka melihat ku di jadikan hiks.. mangsa oleh mereka..- " pemuda blondie tertawa ditengah tangisnya meratapi betapa miris nasibnya ketika dirinya hanya seorang yatim piatu yang berusaha menghidupi dirinya dari kecil malah menjadi santapan makhluk immortal.

"my.. my.. my… lebih baik kau pasrah saja dan jadi makanan yang baik.." kata sosok tersebut didalam kegelapan hanya rambut panjangnya saja yang telihat berkibar diterpa angin malam. membuat sosok itu terlihat seperti shinigami – atau memang akan menjadi shinigaminya pemuda blonde itu dalam waktu singkat ini. "aah.. karna malam ini aku sedang senang maka akan kubuat kematian mu lebih cepat.. dan kau hanya akan merasakan sakitnya sebentar bagaimana?" ujar sosok itu senang seakan mengatakan aku – akan – membelikanmu – coklat – kau – mau? Saraya mengangkat tangan kanannya yang kuku – kuku jarinya memanjang dengan sendirinya.

Pemuda blonde itu menatap sosok tersebut dengan tatapan kosong, wajahnya terlihat datar dan tak sedikitpun terlihat gentar – atau ia memang sudah tidak peduli lagi akan hidupnya.

Tak mendapat respon apapun membuat sosok itu kesal. Ia ingin mendengar jeritan, air mata dan ketakun pemuda blondie yang akan disantapnya, ia berjalan dengan angkuhnya mendekati pemuda pirang manis yang meringkuk di bawah pohon dan terus melihatnya dengan tatapan datar. Sosok itu semakin menggeram ketika mangsanya tak memberikan reaksi apa pun ketika kuku – kukunya yang panjang menggores pipi pemuda berkulit tan itu saat ia mencengkramnya. Kenapa tidak berteriak? Kenapa tidak menangis? Kenapa tidak bergetar? Batin sosok itu kesal.

Ketika sosok tersebut menggeram dan mngangkat tangannya untuk ditusukkan keperut si pemuda blonde, tiba – tiba….

JLEB..

CRASH…

BRUGH…

Ada sosok tegap lain beriris semerah darah dengan pupil berbentuk shuriken berdiri di belakang sosok yang membelalak ketika sebuah katana menusuk kerongkongannya dan menariknya kesamping meninggalkan bunyi tulang yang di potong paksa, dan seketika sosok itu ambruk, meninggalkan seorang pemuda blonde manis yang juga terbelalak lebar ketika melihat sang pemangsa yang terjatuh dengan kepala yang nyaris putus.

"huh.. uchiha ternyata?" dengus seseorang yang kepalanya nyaris putus ketika melihat siapa yang berdiri dibelakangnya.

"ini wilayahku" desis sosok beriris merah itu menatap angkuh mahluk yang sekarat di kakinya. Lalu mengangkat katananya tinggi – tinggi dan diarahkannya ke bagian jantung. "apa kata terakhirmu?" tanyanya lagi ketika menatap tubuh berlumuran darah dibawahnya.

"nii – san akan membalasmu"

"Hn" dan JLEB katana dengan ujug runcing itu mendarat dengan indahnya tepat dijantung membuat sosok dibawah kakinya tak lagi bernyawa. Cairan kental berwarna merah – darah itu berceceran kemana – mana bahkan mengenai jubah sosok dengan iris merah, juga pemuda blonde yang masih meringkuk ketakutan melihat pembunuhan sadis secara live.

Sosok tegap nan angkuh tersebut mendekati sang pemuda blonde yang tubuhnya masih bergetar ketakutan, walaupun ancaman sebelumnya sudah tiada ia dapat merasakan ancaman lain dari sosok yang kini berjongkok dihadapannya menatapnya dengan mata merah yang akan membuat 'manusia' manapun gentar. Mulutnya membuka tutup ketika dilihatnya taring memanjang disetiap sudut bibir – yang iya yakini seorang pemuda – dan kini sedang menenggelamkan kepalanya diceruk lehernya, seketika sensasi dingin menyentuh kulit tannya ketika pemuda itu menghembuskan nafasnya. Aroma mint segar menyapa hidung si blonde membuatnya sedikit tenang.

"tu – tuann tolong jangan ma – heggh.." kata – kata si blonde terputus ketika dirasakannya sebuah benda lunak dan basah – yang diyakininya lidah – menyapu bagian lehernya yang terluka, sensasi dingin dari benda tersebut dan perih dari luka yang dirasakannya menghantarkan friksi – friksi lain yang membuat tubuh berblaut kulit tan itu bergetar dan meremang. Benda lunak itu semakin liar menari diatas lukanya yang entah mengapa perlahan seperti menutup dengan senidrinya, namun seiring dengan itu tubuhnya pun semakin terasa lemas membuatnya dengan reflek mencengkram kemeja pemuda dihadapannya, sesekali lenguhan merdu terdengar dari bibirnya yang tipis.

Sosok dengan mata merah itu merengkuh sang blondie kedalam pelukannya dan dengan satu sentakan ia mengkat sang blondie ala bridal style.

Crimson bertemu sapphire.

Saling menyelami merahnya darah yang akan membuatmu gentar, dan birunya samudera yang diam – diam mampu menenggelamkanmu ke palung tak berujung, membutakan mu dengan pesona indahnya seperti langit tak berawan dimusim panas.

Tak ada kata diantara keduanya, hanya terus menatap sampai sang blondie terjatuh dalam ilusi sang sosok pemuda bermata crimson.

PRAAK..

Sayap hitam dengan bulu – bulu halus mengembang dari belakang tubuhnya dan dalam satu hentakan keduanya melayang di udara, membelah dinginnya angin malam yang bahkan mampu membekukan sum – sum tulang. Diantara kerlipan bintang dan cahaya bulan yang mengintip malu – malu dari balik awan kelabu.

DISCLAIMER : NARUTO MILIK MASASHI KISHIMOTO SENSEI

Tapi ITACHI milik aku seorang haha #dirasengan kishimoto sensei

Rate : bingung mau ngasih apa? M aja kali ya biar aman

Pairing : ItaNaru, dan pairing lainnya yg menyusul

Warning : boys love, MxM, yang gak suka jangan baca, OOC, typo bertebaran, alur gak jelas dan teman – temannya.

Saya masih newbie jadi mohon maaf jika, tulisan saya masih amat sangat perlu diperbaiki..!

Sejauh mata memandang hanya ada lorong panjang dengan obor – obor kecil yang tertempel didinding dengan apik sebagai penerangan, cahaya yang remang – remang membuat suasana amat mencekam bagi siapapun manusia yang melintasinya, tapi tidak bagi seorang sosok pemuda dengan rambut melawan gravitasi, yang berjalan dengan santainya, setiap langkah yang ia pijak selalu menibulkan bunyi gema dari gesekan sepatu dengan alas berbahan keramik dibawahnya.

Tubuh tegapnya yang berbalut jubah sepanjang mata kaki, membuatnya tampak elegan dan berwibawa. Ia berjalan melewati remangnya lorong menuju sebuah pintu yang tak jauh dari pandangan matanya.

Ketika pintu dibuka tampaklah ruangan dengan dekorasi elegan berwarna emas dan hitam, dan para maid yang berdiri di sepanjang permadani merah yang panjangnya mencapai tangga, para maid membungkukan tubuhnya memberi hormat pada sosok pemuda tampan dengan rambut melawan gravitasi.

"Okaerinasaimasen sasuke – sama" sambut mereka.

Sang pemuda yang dipanggil dengan sasuke hanya menjawab dengan trademark andalannya sambil terus melangkah menaiki tangga. Pemuda itu memasuki sebuah ruangan luas yang di dominasi warna hitam dan merah.

Melihat orang yang dicarinya tak ada, ia membalikkan badannya dan bertanya pada salah seorang maid yang berada di belakngnya.

"Dimana Aniki?"

"maaf sasuke – sama ,– tachi – sama, sedang keluar, beliau bilang ingin keperbatasan karena ada penyusup" jawab maid tersebut sambil membungkukkan badannya dihadapan sasuke.

Sasuke hanya mendengus pelan, memang sudah kesepakatan antar tetua mahluk immortal pada siapapun yang memasuki wilayah orang harus menerima setiap hukuman yang diberikan, tetapi kenapa juga anikinya itu harus turuntangan sendiri? Bukan kah masih banyak pengawal yang bisa disuruh? Rutuknya sambil memasuki kamar itachi dan merebahkan punggungnya di kasur sang uchiha sulung.

Ia memejamkan matanya dan mengirup wangi khas itachi yang tertinggal di kasurnya, membuat tubuhnya rileks dan nyaman. Tak lama onyx yang di tutupi kelopak putih itu terbuka, ia dapat mencium kedatangan kakaknya juga wangi darah dari mahluk mortal yang disebut manusia, tapi kali ini begitu manis dan sangat menusuk membuat uchiha bungsu menjilat bibirnya lapar.

Jendela terbuka, itachi mendarat dikamarnya dengan seorang pemuda pirang di gendongannya. Lalu memandang sang adik yang sedang duduk manis di sisi tempat tidurnya sambil menyeringai senang.

"Aniki, apa kau akan membaginya dengan ku?" tanya sasuke ambigu dan di mengerti oleh itachi.

"dia bukan makanan sasuke." Jawab itachi datar.

Seringai diwajah sasuke seketika runtuh, matanya onyxnya berubah merah dengan pupil berbentuk bintang dan di setiap sudut bibirnya ada taring yang memanjang. Aura disekelililng sasuke berubah menjadi hitam pekat, mata berpupil bintang itu menatap bocah blonde yang ada di pelukan itachi dengan tajam.

"oh.. ayolah sasuke… kau bisa mencari mangsa lain diluar sana.. biarkan anak ini jadi maid pribadiku! Dia terlalu manis untuk dijadikan makanan.. ya .. yaa.. yaa…" bujuk itachi pada adiknya dengan nada manja, runtuh sudah sikap dinginnya! Ia tidak akan bisa bersikap stoic pada adik satu – satunya. Ia begitu menyayangi sasuke sampai apapun yang dimiliknya akan ia bagi dengan sasuke bila bocah uchiha berusia 17 tahun (selama berabad – abad) itu menginginkan miliknya, tapi tidak dengan yang ini, bocah ini! dia berbeda dan berharga bagi itachi.

Sasuke memutar matanya bosan, lalu berdecih pelan dan bangkit dari duduknya berjalan kearah pintu dan membukanya – pemuda raven itu berkata tanpa menoleh pada lawan bicaranya "Aku tau apa yang Aniki pikirkan, Ku harap Aniki tidak lupa apa kemampuanku." Setelahnya ia pun menutup pintu.

Itachi menyeringai, "kau memang bisa membaca pikiranku otouto, tapi aku bisa memghapus semua ingatanmu dan membuatnya dengan yang baru" ucap itachi pelan sambil membaringkan sosok blonde dalam dekapannya ke kasur berukuran king size miliknya.

Itachi menekan interfon yang tersambung ke ruang istirahat para maid, setelah terjawab, itachi meminta maidnya untuk membawakan sebaskom air hangat, handuk dan pakaian ganti. Itachi menatap sendu pemuda blonde yang terlelap dikasurnya, sebelah tangannya terjulur memindahkan rambut blonde yang menghalangi kelopak tan dan menyembunyikan sepasang sapphire indah yang lama ia rindukan.

"Kau Masih sama seperti dulu Gabriel"

Suara ketukan pintu terdengar, itachi menyuruh maidnya masuk, setelah meletakkan barang, semua maid keluar, meninggalkan itachi yang mulai melap tubuh naruto , setelah selesai itachi memasang pakaian baru untuk naruto dan menyelimutinya. Itachi meletakkan baskom dan handuk di bawah ranjang, esok akan ada maid yang mengambilnya, lalu melihat pakaian lusuh naruto yang tergeletak dilantai, dengan sebelah mata yg berubah merah dengan pupil berbentuk shuriken itachi membakar pakaian lusuh itu dengan api hitam hingga tak menyisakan apapun. Itachi menjatuhkan tubuhnya disamping tubuh lelap naruto sambil sesekali membelai pipi chubbynya yang dihiasi 3 buah garis halus, ia tersenyum lembut.

********************************************************************************************-_-*********(-_-)*************************************************

Sasuke yang sudah jauh dari kamar itachi, melangkahkan kakinya keluar kastil, ia membentangkan sayap hitam yang keluar dari punggungnya dan terbang membelah langit malam yang dipenuhi bintang, menuju arah tenggara.

Setibanya disebuah hutan yang cukup lebat pemuda raven dengan gaya rambut melawan gravitasi itu mendarat dan menghilangkan sayapnya, ia berjalan memasuki hutan lebih dalam dan berhenti di tengah hutan yang begitu lebat, seketika matanya berubah merah dengan pupil berbentuk bintang, sasuke mengangkat tangannya sambil mengucapkan mantra untuk membuka pintu yang sudah dihalangi oleh genjutsu "Aperiesque ostium".

Seketika pemandang hutan dengan pohon pohon yang tinggi berubah menjadi sebuah kastil besar yang sekelilingnya dipenuhi oleh rubah berwarna jingga dan memiliki ekor yang berjumlah dari 1 sampai 8. Sasuke memasuki kastil tersebut seperti rumahnya sendiri, ia mengelilingi kastil hingga berhenti di sebuah lapangan yang cukup besar dan dihuni oleh dua ekor rubah yang satu berekor Sembilan dan yang satunya lagi berekor delapan. Mereka bertarung sengit seperti sedang menunjukkan kekuatan masing – masing. Sasuke menontoon dengan kilatan tertarik, sebelumnya ia tidak pernah melihat rubah berekor Sembilan itu begitu serius menghadapi musuhnya.

Seorang pemuda bersurai jingga kemerahan dengan mata semerah batu ruby, mengayunkan pedangnya kesana kemari, seperti sedang menari. Rambut merahnya yang panjang ia ikat seperti ekor kuda, membuat pemuda jingga itu tampak mempesona dimata para wanita yang melihatnya. Ia terus mengayunkan pedangnya sampai sebuah suara menginterupsi kegiatannya.

"Kuramaa.. nii – san"

Pemuda yang dipanggil kurama itu menghentikan pedangnya lalu menoleh keasal suara. Ia mendengus pelan, satu meter dibelakangnya ia melihat seorang pemuda yang sangat mirip dengannya yang membedakan adalah ekornya hanya delapan (lagi gak disembunyiin ekornya). Kurama kembali mengayunkan pedangnya tak mempedulikan sosok dibelakangnya yang menggeram marah.

Kyuubi nama pemuda yang memanggil kurama tadi berjalan, dan seketika ia berada di hadapan kurama lalu dengan ekornya kyuubi mengambil pedang tersebut dan menghempaskannya ketanah, membuat sang kakak mendelik sinis padanya.

"tak perlu seperti ini untuk menarik perhatianku kyuubi..! kau hanya perlu mengembalikan 'adikku' dan aku akan menjadi kakak yang terbaik bagimu lagi" ucap kurama datar, memandang kyuubi mengintimidasi.

Kyuubi sama sekali tak terpengaruh dengan tatapan kurama, kali ini ia yang mendengus malas. "Ku – nii kenapa kau sangat memperdulikan bocah half immortal itu? Bukankah aku saja sudah cukup menjadi adikmu? Bagaimana mungkin kau lebih menyayangi bocah yang menyandang status adik dari pada adikmu sendiri huh?"

Kurama menyeringai seram mendekati kyuubi, ia merendahkan kepalanya sehingga bibirnya sejajar dengan telinga kyuubi "simple saja kyuu… aku menyayangi bocah itu sebagai pria bukan kakak" bisik kurama lembut namun terkesan sangat dingin dan berbahaya. Kyuubi menggertakkan giginya marah, ia menyerang kurama dengan tinju kanannya namun kurama dapat menangkis dengan tangan kirinya dan menendangg perut kyuubi hingga terpental beberapa meter kebelakang. Kyuubi bangkit lalu merubah dirinya menjadi rubah berekor delapan dan menyerang kurama lagi dengan ekornya ia melingkupi tubuh kurama lalu menghempaskannya ke tanah membuat kurama mengerang sakit dan memuntahkan darah.

Kurama yang tersulut emosi juga mengubah dirinya menjadi rubah berekor Sembilan dan menerjang kyuubi dengan cakarnya, tapi kyuubi tidak tinggal diam ia menangkap tangan kurama dengan ekornya kemudian kurama menggunakan tangan satunya lagi untuk memukul mundur kyuubi tapi meleset kyuubi yang tau gerakan kurama segera menangkis tangannya dan memukul perut kurama dengan sebelah tangannya yang bebas, kurama merasa terancam ia membuka mulutnya lalu munculah bola berwarna kelabu dengan pendar merah dan biru disekelilingnya (biju dama) dan mengarahkannya tepat diwajah sang adik. Kyuubi melepaskan tubuh kurama dan berlari menjauh, ia juga membuat bola kelabu di ujung moncongnya, stelah bolanya membesar keduanya menembakkan bola tersebut secara bersamaan, saat ditengah tengah bola hitam tersebut saling bebenturan lalu

DUAARRRR…

Bom biju itu meledak, membuat gumpalan asap yang membumbung dilangit. Kyuubi dan kurama terlempar beberapa meter dari tempat mereka berdiri akibat ledakan itu, Keduanya bangkit dan kembali saling menyerang Pukul, tending, tangkis, banting begitu seterusnya tanpa menyadari sepasang mata onyx yang berkilat tertarik memandang keduanya.

"heh.. seriuslah ku – nii kalau tidak aku bisa mematahkan lehermu! Kemana perginya kurama yang di elu – elukan sangat hebat itu, masak baru begini saja sudah kelelahan?" ejek kyuubi dengan seringai mencemooh.

"chk.. berisik idiot" ketus kurama, ia bangkit berdiri menerjang kyuubi dengan kesembilan ekornya yang bergerilya kesana kemari.

"hoooo… idiot huh?" kyuubi mendengus, mengamati pergerakan kurama yang berlari kearahnya, ketika Kurama mendekat dan akan menubruknya, ia berkelit kesamping lalu melempar kurama dengan ekornya kearah pemuda raven bermata onyx.

DUAAGH..

BRUGH..

"ukhh.. sial" kurama merasa tubuhnya remuk setelah menabrak kekkai setelahnya ia berubah kembali menjadi pemuda bersurai orange. merasa ada orang diluar kurama menolehkan kepalanya, ia menaikkan sebelah alisnya melihat pemuda raven yang menyeringai meremehkan kearahnya.

"ada apa kau kesini, chicken butt?" ketus kurama sambil mengucpakan kata "kai" agar kekkainya terbuka.

"tak kusangka yang mulia kurama – sama bisa tersudutkan seperti tadi" Kata sasukesok innocent. Membuat kening kurama berkedut kesal.

"Bukan urusanmu unggas!" teriak kurama emosi. "jadi apa yang membawamu kemari?" tanya sekali lagi.

Sasuke menatap kurama datar lalu memandang jauh dibelakang kurama sosok kyuubi yang saat ini juga memandangnya tajam, menyeringai dalam hati begitu membaca pikiran pemuda berambut jingga itu.

"akuu… menginginkanmu sekarang" (sasuke)

"aku sedang tidak mood pergilah" (kurama)

"tidak ada penolakan kurama" (sasuke)

"hooo jadi dia teman tidurmu ya ku – nii ~? Aku penasaran~ kau diatas atau dibawah yaaaa nii – san?"

Kurama menolehkan kepalanya menatap kyuubi dengan tatapan mengancam. Sedang yang ditatap malah sedang menatap sasuke dengan sinis dan sasuke – dia hanya memasang ekspresi polos seolah tak berdosa telah mengatakan sesuatu yang membuat kurama malu – hei kata – kata itu bisa membat siapa saja berpikiran yang tidak – tidak kan? (readers : kyaaa)

"apa maksudmu menanyakan itu kyuu?" tanya kurama dengan emosi tertahan.

Kyuubi memutus kontak mata dengan sasuke lalu mendengus kesal "tidak ada! Aku pergi" setelahnya kyuubi pun meninggalkan kurama dan sasuke dilapangan dengan perasaan yang berkecamuk.

"jadi uchiha – sama, apa anikimu membuatmu patah hati lagi? Sehingga aku harus menemanimu malam ini?" tanya kurama dengan nada sarkatik, namun hanya dijawab dengan "hn" andalannya oleh sasuke. Membuat si orange mendengus

Sasuke pun menggamit tangan kurama dan menariknya kesuatu tempat yang sudah biasa mereka kunjungi untuk menghabiskan malam panjang yang penuh dengan emosional.

"aahhh… ahhh.. eummh.. ahh… ugh… Ne..ji… sama…. Akuh.. akuh.." nseorang wanita dengan rambut pirang pucat terus mendesah dibawah seorang pemuda berambut coklat panjang dengan mata lavender tak berpupil yang terus memajumundurkan pinggulnya, menusuk daerah intim dari wanita yang saat ini terus mendesahkan namanya dengan sangat seksi.

"tahan sebentar sayang.,.. hngg kita bersama oke" jawab sang pemuda yang mengerti kemana arah perkataan si wanita, ia pun mempercepat gerakan pinggulnya hingga tiba – tiba…

-TOk! Tok! Tok!-

-TOk! Tok! Tok!-

Berkali – kali ketukan dari luar membuatnya mendecih kesal karna harus menunda klimaksnya yang hampir sampai, ia pun mengeluarkan kesejatiannya lalu dengan kasar mengambil kimono tidurnya meninggalkan sang wanita yang masih telanjang dengan nafas terengah – engah.

"shit… brengsek siapa yang berani mengganggu acaraku! Akan kupenggal kepala mereka jika membawa kabar yang tidak penting" rutuk pemuda berambut coklat tersebut sambil membuka pintu.

"ada apa?" seru neji kesal pada para pengawal yang membungkuk didepan pintu kamarnya.

"maaf yang mulia.. ada bingkisan dari pengawal uchiha! Mereka mengatakan 'pesan dari uchiha itachi – sama agar membukanya saat pengawal anda sudah pergi' begitu yang mulia hyuuga – sama " jelas seorang pengawal.

"chk.. baiklah cepat kalian pergi" kesal neji ketika mengetahui bahwa surat yang dikirimkan padanya itu telah diberi mantra khusus "kai" ucapnya, lalusurat itupun terbuka dengan sendirinya.

Gelapnya langit, tak mampu menutupi sinar sang penguasa malam

Cahaya sucinya membanguunkan semua jiwa yang terlelap

Memantulkan rupa asli dari sang makhluk penjaga malam

Mereka berjalan ditengah rimbunan pohon untuk menerkam sang mangsa

Akan tetapi sang bulan berubah menjadi merah.. di sebabkan sang gagak hitam penjaga hutan rimba

Meredupkan cahaya sucinya yang diam – diam mampu membunuh…!

Uchiha itachi

BUUUK….!

Tanpa sadar pemuda berambut coklat panjang itu menghunuskan tinjunya pada dinding di sampingnya hingga membuat beberapa retakan dibeberapa bagian."uchiha brengsek, berani – beraninya kau membunuh adikku! Akan ku pastikan kau membayar untuk semua ini". Pemuda tampan bernama neji itu membuka gulungan satu lagi, disana ada sebuah kanji yang tertulis, kemudian ia menggit ibu jarinya dan meneteskam darahnya dikanji tersebut, tiba – tiba …

BUFFF…!

Asap mulai mengelilingi daerah sekitarnya, tak lama setelah asap itu menghilang didepannya terdapat sebuah peti seukuran orang dewasa yang tertutup, dengan sedikit hati – hati ia pun mengangkat penutupnya didalamnya ada seorang wanita berambut coklat sama seperti dirinya, wanita itu terlihat sangat pucat kehabisan darah, didaerah dadanya tepat di bagian jantungnya ada bekas tusukan pedang. Perlahan pemuda itupun bersimpuh dan mengelus puncak kepala sang adik tercinta.. " nii – san pasti akan membuat uchiha itu membayarnya, hanabi" ia pun kembali menutup peti tersebut setelahnya pemuda itu pun kambali memasukkan peti tersebut ke dimensi lain esok pagi ia akan memberitahukan ini pada ayah dan ibunya. Neji baru teringat kalau ia meninggallkan seorang wanita di kasurnya… tapi ia sungguh sudah tidak berminat melanjutkan apa tertunda tersebut, iapun melangkahkan kakinya ke kamar hanabi.

.

.

.

.

.

.

.

R N R

MASIH BUTUH KRITIK DAN SARANNYA