HIS

.

.

Disclaimer : Massashi Kishimotto

Genre : Humor, Romantic, Friendship.
Warning : OOC, Au , typo , alur gak jelas

Pairing : SasuSaku, NaruHina, InoSai

Summary : HIS adalah kepanjangan dari Hinata Ino Sakura. Ketiga gadis polos yang tak tahu soal pria dan cinta. Kegilaan apa yang mereka lakukan ?

.

.

DLDR

.

.


Tiga orang gadis remaja SMU sedang asyik menonton tim sepak bola kesayangan mereka. Tak dipungkiri akan kecantikan mereka, namun sayang kegiatannya tak mencerminkan selayaknya gadis feminim.

"Sialan kenapa malah dioper" teriak Sakura heboh sambil mengacung-ngacungkan tangannya.
"Good job Lampard ini baru main bola". Teriak Ino tak ingin kalah sambil melambai2kan syal Chelsie milik nya.
"Aaaaa wasit curang harusnya itu kartu kuning".
"Apaan kau jidat lebar , terima sajalah kalau chelse pasti menang". Timpal Ino tak ingin kalah.
"Tidak usah bilang jidat lebar, jidat lebar!" Sakura menarik poni Ino kebelakang sehingga jidat Ino terekspose jelas.
"Aaaa dada rata kau rusak rambutku". Ino tak ingin kalah dengan Sakura , ia membalas jambakannya hingga terjadi pertarungan sengit antar SakuIno, jambak menjambak.

.
'Piip' ...

Hinata mematikan televisi(lhaa kirain nonton distadion f-_-")
"Kalau nonton harus tenang. sudahlah terima saja sesama jidat lebar". Ucap Hinata polos.
Ctakkk ..
Perempatan siku-siku muncul didahi mereka berdua. Hinata merasakan punggungnya terasa panas akibat efek kemarahan Sakura Ino.
"Kau bilang apa barusan, pendek". Ino meremas-remas tangannya hingga menimbulkan bunyi 'krek'.
"Aku masih ragu kalau kau seorang jenius , Hinata. Nee Pig kita apakan dia karena menghina kita jidat lebar". Sakura melirik Ino yakin. Tak sadarkah sebelumnya mereka sedang bertengkar ?

'Gawat .. aku salah bicara lagi' Inner Hinata. Keringat dingin bercucuran diwajah chubby nya.
"Kita ? Kau saja yang jidat lebar. Aku ini tidak". Sergah Ino tak terima dikatai jidat lebar sambil membusungkan dadanya kearah Sakura seolah menantang.
"Hey kau seharusnya membelaku Pig. Yasudah kita gelitiki Hinata sampai ... pipis" . Mata Sakura seolah-olah berubah jadi api.

.
Grepp ...
Sakura dan Ino memegang kedua tangan Hinata.
"Rasakan ini "

.
'Fyuuuhhh' sakura mengusap keringatnya oleh lengan baju.
"Apa Hinata akan baik-baik saja, sudah hampir 10 menit dia belum keluar dari kamar mandi".
Saat ini mereka sedang bersantai dikamarnya Sakura. Ino dan Hinata sering bermain dirumah Sakura setelah pulang sekolah.

"Entahlah, aku tak peduli. Aku senang menggodanya .. hahaha". Ucap Ino sembil memegang perutnya sakit karena tertawa.
"Kau ingin dipenggal Neji-nii Pig?".
"Aaaaa aku tak segan dipengganya. Bahkan diculik sekalipun aku mau". Ino teriak histeris tatkala membicarakan pria tampan bernama Neji, kakaknya Hinata.

Sakura terbangun dari acara tidur santainya. "Kau suka pria? Ehh ". Tanya Sakura aneh. Tentu saja mereka bertiga belum pernah membahas soal pria apalagi cinta. Yang mereka tahu hanyalah seputar sepak bola atau membaca manga dan hal-hal absurd lainnya.

"Jangan remehkan kecantikan keturunan Yamanaka. Aku ini terkenal dikalangan pria tau. Bahkan aku ini sangat cantik kata ayahku dan ... eh-" . Ino berhenti mengoceh saat melihat Sakura sedang membaca manga, ia tak memperhatikan Ino.
"Hahaha .. lucu". Kata Sakura sedikit tertawa karena membaca komik.

CTAKK ..
"Awwww Ittaii .. kau ini kenapa sih Pig. Ganggu orang lagi senang saja". Sakura memegang kepalanya sakit akibat jitakan Ino.
"Kau mengabaikan aku dasar dada rata".

.
Brakkkkk...

Pintu kamar Sakura terbuka. Nampaklah seorang gadis cantik berkulit susu hanya berbalut sehelai handuk putih. Rambut yang diikat keatas memberi kesan manis padanya.
"A-no Sakura chan. Bolehkan aku ikut mandi?". Tanya Hinata. Ia berjalan masuk mendekati kedua sahabatnya.
Satu kata diotak mereka berdua adalah...
'Besar'

"Hinata kau nomer satu. Aku nomer dua". Ino berdecak kagum sambil memperhatikan dada Hinata.
"Aahh Ino Chan jangan melihatku seperti itu. Maluu-". Wajah Hinata memerah seketika.
"-kalau yang Ketiga?". Lanjut Hinata.

Dueeengggg ...
Sakura sudah pundung dipojokan.

..
"Aahh hentikan pembicaraan bodoh kalian. Hinata aku tidak mungkin bilang tidak karena kau sudah mandi disini".

"Hehehe ... apa aku b-boleh pinjam bajumu Sakura-chan? Seragamku basah semua.. hehe". Hinata menggaruk pipinya yang tak gatal.

.
.

"Aarrhhhh sudah kubilang kau pakai baju Mebuki-ba san saja Hinata. Dadamu terlalu besar". Ucap Ino yang sedang membantu Hinata menresletingkan bajunya.
'Ngghhh'. Ino menarik paksa resleting baju itu.
"I-ini ke-kecilan". Hinata meringis.
"Aaaa kau merusak bajuku Hinataaa".

(Skip)

"Oke sekarang kita akan membahas pembicaraan soal pria". Sakura mulai serius dan mengakhiri kegilaan mereka.
"Eeehh pria apa? Aku tak mengerti". Ucap Hinata kebingungan.
"Oh iya tadi kau sedang mandi jadi tidak tahu". Ino menopang dagu serius. Menatap kedua sahabatnya satu persatu.
"Kami tak sengaja membicarakan kakakmu. Terus aku dan si dada rata ak-"
"Hey ..". Sakura memberi deathglare pada Ino.
"Maap hehe. Aku dan Sakura akan bicara seputar pria"
"Eehhh" ...

.

.
Ino mengengling pada Sakura, menatapnya dengan seringai khasnya
"Pertama aku akan bertanya pada Sakura. Apa yang kau ketahui soal pria?". Tanya Ino serius.
Mereka bertiga kini duduk melingkar dilantai kamar Sakura.
"Hmmmm ... pria itu suka bicara keras, bau keringat, makan katsudon sampai 3 porsi itu sangat memalukan. Dan satu lagi yang paling mengerikan adalah ...".
Ino dan Hinata menatap Sakura sambil berkedip-kedip.
"Adalah ...". Ucap Ino Hinata secara bersamaan.
"Adalah ... suka tidur sambil mengorok ". Lanjut Sakura dengan wajah polos.
'Gubrakkk'...
Ino Hinata terjatuh kebelakang seketika.
"Kau suka mengintip pria yang sedang tidur , jidat?". Otak Ino kini dipenuhi hal hal yang negative.
"Tidak, ayahku seperti itu".
Ino terjatuh untuk kedua kalinya.
"Cukup cukup ... kau merusak nama baik seorang pria. Ayahku tidurnya tidak mengorok tapi ngiler".

.
Hinata menutup mulutya."boleh aku ke kamar mandimu Sakura chan?"

"Sekarang giliranku". Ino memposisikan duduknya senyaman mungkin.
"Pria itu adalah seorang yang tampan , kyaaaaa. Pria itu kaya dan tampan dan suka mentraktir dan tampan dan menyukai gadis berambut panjang dan .."
Perkataan Ino disela oleh Sakura. Ia yakin jawaban selanjutnya adalah ..
"Tampan... hey Pig aku ingin bertanya. Siapa pria tampan yang kau bicarakan?".
Tanya Sakura sambil membekap mulut Ino.

"Lionel Messi .. dia tampan dan kaya raya. Hartanya melimpah bahkan dia mempunyai mobil sport tak terhingga. Aaaa seandainya aku jadi istrinya".
Sakura menggeleng heran melihat tingkah aneh Ino.

Sahabatnya yang satu ini memang agak kecentilan, cara bicaranya saja heboh.
Berbeda dengan Hinata, dia pendiam dan pemalu. Suka bicara seperlunya saja. Tapi tidak langsung difikir seperti tadi.
Ya bisa dibilang paling polos diantara kedua sahabatnya.
.

"Sekarang kau Hinata. Apa yang kau ketahui soal pria?" Lanjut Ino sambil menatap Hinata.
"Ah .. eto .. eto, pria i-itu baik hati, suka menjagaku, suka membangunkan aku setiap pagi, menyayangiku dan mencintaiku. Dan yang paling aku sukai dari seorang pria adalah selalu ada untukku".

.
Krik ... krik ... krik..

.
Sakura dan Ino menatap Hinata tanpa berkedip. Tanpa ada satu kalimatpun.
semburat merah muncul kepermukaan diwajah bulat Hinata.
Ia merunduk sambil memainkan kedua jarinya.

"Siapa pria itu?". Tanya Ino memecah keheningan.
"Dia Neji-nii san". Jawab Hinata malu malu.
Ino menatap Sakura heran.
"Jidat, aku pulang dulu ya. Besok kita lanjut pembicaraan ini disekolah". Ino menepuk bahu Sakura sehingga siempunya terkaget-kaget.
"Ahh i-iya iya Ino kita lanjutkan besok , ini sudah sore kau harus pulang". Sakura mendadak gagap.
Mereka bertiga pun berdiri dan keluar dari kamar Sakura.
"A-aku juga pulang dulu Sakura Chan. Bajumu aku pinjam ya. Besok aku kembalikan". Hinata tersenyum pada Sakura.
Ia melambaikan tangannya pada Sakura saat diujung pintu.
Ino dan Sakura masih memasang tampang tak mengerti sejak Hinata bicara soal pria.
"Jaa nee Sakura chan"
"Jaa nee dada rata".

.
.

Malam itu sehabis makan malam bersama keluarganya , Sakura memilih masuk kekamarnya. Ia merebahkan tubuh mungilnya dikasur empuk yang tak terlalu besar.
Tubuhnya tak ingin diam, sesekali menghadap ke kanan, ke kiri tengkurap dan duduk.
Malam itu ia gelisah. Otaknya masih terngiang dengan pembicaraan Hinata tadi siang.
"Pasti Hinata sedang bersenang-senang dengan kakakknya. Hmmm aku jadi ingin mempunyai kakak laki-laki".

.
Kriiinggggg ...
Lamunan Sakura buyar saat ponselnya berdering. Ia meraih ponselnya yang berada dimeja belajar dekat kasurnya.
Alisnya terangkat sebelah saat menatap layar ponsel.
"Moshi-moshi Ino chan".
"Apa kau berfikiran kesana jidat. Aku sampai tidak bisa tidur karena ucapan konyol Hinata tadi". Teriak Ino desebrang sana.
Sakura terbangun dari tidurnya. Ia sedikit kaget ternyata Ino mempunyai fikiran serupa dengannya.
"Kau juga Pig? Sudah kuduga. Apa kita akan mencari seorang pria untuk dijadikan kakak?"
Sakura menjauhkan ponsel dari telinganya karena Ino berteriak lantang disana.
Ia mengusap telinganya.
"BUKAAAAAAAAN JIDAAATT ! Kita harus mencari pria untuk dijadikan pacar".

Sakura melotot tak percaya. Jantungnya berdetak seketika. Yang ia tak tahu soal pacaran. Boro boro pacaran , kriteria seorang pria saja Sakura hanya melihat ayahnya saja.
Kecuali ketika ia nonton drama di tv yang ada adegan percintaan, itupun sangat jarang.
"K-kau s-serius pig?". Sakura mendadak gagap. Ia melanjutkan pembicaraannya yang sempat tertunda karena khayalan gila Sakura.
"Tentu saja, umur kita sudah hampir 17 tahun kecuali kau belum melewati masa puber. Dan sekarang saatnya tiba". Jawab Ino sarkartis.
Sakura mengangguk. Tak sadar kah dia bicara dengan Ino lewat ponsel?.

"Hey kau dengar tidak?" Teriak Ino lagi.
"Ya ya ya aku mendengar pig kau tidak perlu berteriak. Telingaku hampir lepas".
"Yosh , aku mau tidur. Oyasumi jidat"
"Oyas-" tuut tuut tuut ...
Ino memutus sambungan.

.
Sakura melempar ponselnya ke ranjangnya. Ia kembali tertidur lalu menutup kedua irish emerlandnya.

.
Kisah mereka akan dimulai ..
.

TBC


A/N

Hai Mei bawa Fic baru, sebenrnya udah lama dibuat sih cuma baru diupdate aja. gimana layak dilanjutkan atau tidak?