Anggara's Present :

Three Idiots

..

Humor. Romance. Friendshipp. Failed Fluffy.

Kim Jongin. Oh Sehun. Park Chanyeol.

..

KaiSoo! HunHan! ChanBaek!
..

Rate : M—for dirty joke. Nothing sex scene! [masih ramadhan soalnya xD]

..

Absurd (seperti biasa, mungkin ini duakalilipat lebih absurd XD) non EYD—banyak bahasa gawl berterbaran. YAOI atau humu atau BoysLove atau BoyxBoy atau—oke kalem. Abaikan genre! OOC! Typo(s)

..

..

Enjoy! ;)

Chapter 1 : ANAK SIAPA?!

..

..

..

"Kamu tahu tidak kenapa kamu tidak punya sayap?"

"M-memangnya kenapa?"

"Karna jika kamu punya sayap, aku tidak bisa membedakan mana kamu mana bidadari."

"B—bisa saja kamu.."

Pemuda berkulit putih tua—dia tidak mau dibilang hitam—itu tersenyum nista melihat si kecengan menunduk dengan pipinya yang memerah. Aih manis sekali! Jongin—nama pemuda itu—jadi ingin segera memasukannya kedalam karung lalu membawanya pulang sebagai oleh-oleh untuk Ibunya yang ngebet ingin segera memiliki menantu.

Jongin mendekatkan tubuhnya ke si kecengan yang memiliki mata tidak santai dan bertubuh macam anak SMP kekurangan gizi kalsium itu. "Dulu aku punya cita-cita menjadi seorang pemain sepak bola terkenal, tetapi sekarang tidak.."

Si pemuda manis yang bernama Kyungsoo itu melirik kearah Jongin malu-malu, masih dengan pipinya yang memerah. "Kenapa?"

"Karna cita-citaku yang sekarang adalah ingin menjadi suami yang baik untukmu.."

ASDFGHJKL INI SIAPA SIH YANG NYIRAM AIR PANAS DIMUKAKU?! –batin Kyungsoo tidak kuat. Kyungsoo tertawa canggung seraya mengipas-ngipasi wajahnya yang bertambah panas membuat Jongin menyanyikan lagu 'We are the Campion' didalam hati, dia berhasil membuat si kecengan tersipu malu lagi.

"Kyungsoo.." panggil Jongin dengan suara yang dibuat seseksi mungkin—tapi malah terdengar seperti pedofil haus belaian.

"E-eum ya?"

"Jangan menunduk gitu dong. Aku 'kan jadi gak bisa lihat masa depanku."

Kyungsoo refleks memukul bahu Jongin dengan pelan. "A-apaan sih kamu.."

Jongin menahan teriakan fanboynya. Anak siapa sih ini didepannya? Jongin nafsu sekali ingin membawanya ke kamar lalu dibaringkan..lalu ditindih.. lalu—oke, tidak baik jika diteruskan. Jongin mendekatkan dirinya lagi kearah Kyungsoo hingga sekali senggol saja tubuh keduanya akan menempel.

"Serius deh, jangan menunduk. Sini liat aku." dengan nistanya, Jongin meraih dagu Kyungsoo dan mengangkatnya agar bisa bertatapan dengannya. Kyungsoo—masih dengan malu-malu—akhirnya mau juga melihat wajah tampan –mesum- Jongin.

Jongin menahan mimisan.

Gak kuat, bro.

Pandangan Jongin langsung terfokus pada bibir kissable merah muda milik Kyungsoo yang seperti meminta untuk segera dilumat dan diajak perang. Jongin memberanikan dirinya untuk mendekati bibir menggoda itu.

Kyungsoo langsung berekspresi 'O_O'

5 cm.

Kyungsoo segera menutup mata bulatnya rapat-rapat saat nafas Jongin menyentuh kulit wajahnya.

Sedikit lagi dan Jongin akan segera merasakan manisnya dan lembutnya bibir itu.

Dan…

"BOCAH HITAM SIALAN! KAU INGIN KUMASUKAN TOKEK KEDALAM BOXERMU?"

"..Menjauh dari adikku. Atau kau akan merasakan pedang ini.."

"Oi hitam! Belum pernah ngerasain hidungmu kemasukan linggis ya?"

Mampus aku.

Jongin meneguk liurnya dan menengok takut-takut ke sumber suara mengerikan itu. bulu kuduknya langsung meremang melihat tiga orang lelaki yang sedang menatapnya dengan pandangan 'KIM-JONGIN-KUSUNATI-KAU-HARI-INI!'

Apalagi melihat senjata mereka yang sepertinya sudah siapa menebas lehernya, Jongin gemetar takut.

Do Kyuhyun. Do Yifan dan Do Yongguk.

Kakak dari sang pujaan hatinya—Do Kyungsoo. yang sialnya berwajah sangar ala security perumahan semuanya.

"A-anu.."

"ANU APA HAH? ANUMU MAU KU SUNAT?!" Kyuhyun mengacungkan pisau dagingnya. Jongin sontak menutup bagian bawahnya. Masa depannya, bro.

"Ayo kita habisi saja anak hitam itu." Kris meregangkan ototnya diikuti oleh Yongguk yang menyeringai kearah Jongin.

"Pedangku sudah siap." Yongguk mengelus-ngelus pedang mengkilatnya yang akan digunakan untuk menebas leher si hitam Jongin.

Jongin keringat dingin. Baiklah kawan, sepertinya ini hari terakhirnya menghembuskan nafas. Maafkan jika Jongin mempunyai masalah dengan kalian—harus kalian ketahui kalau Jongin memang punya banyak dosa dengan semua orang dan masih mempunyai hutang 5000 won dengan Sehun. katakan pada Sehun agar mengikhlaskan saja oke?

Ini hari terakhirku..maafkan aku Kyungsoo.. aku tidak bisa menikahimu—kakak-kakakmu tidak merestui hubungan kita..kenanglah aku dihatimu Kyung, ingatlah jika aku mencintaimu. Hiks aku tidak menyangka jika hidupku akan berakhir tragis seperti ini. dihabisi calon kakak ipar karna ketahuan ingin mencium adik polosnya itu sungguh tidak elite. Maafkan aku semuanya. aku akan pergi…selamat ting—

..

BRUGH!

"ARRGH BOKONGKU!"

Jongin mengelus-ngelus bokong dan punggungnya yang terasa nyeri. Ia membuka matanya dan melihat ke sekelilingnya.

Ruangan berantakan—sangat berantakan, bahkan ada banyak kaleng-kaleng minuman kosong berceceran dilantai dan celana dalam-ewh. Jongin mengangkat kepalanya melihat kearah tempat tidur. Ada dua orang pemuda jangkung yang masih terlelap dengan posisi yang amat menggelikan. Dimana pemuda yang memiliki kulit lebih putih memeluk erat pemuda yang satu, dan tangan si pemuda yang dipeluk berada dibokong si pemuda berkulit lebih putih.

Jongin meringis jijik melihat kedua temannya.

"Haaaah ternyata hanya mimpi. Syukurlah. Kukira aku benar-benar akan mati ditangan calon kakak ipar." Jongin sujud syukur membuat bokongnya terantuk meja nakas dibelakangnya.

"AARGH BOKONGKU! AISH!"

"BERISIK!"

Sebuah boxer bergambar pisang mendarat diwajah Jongin.

Pelakunya adalah Park Chanyeol. Pemuda yang masih terlelap tanpa terganggu sedikitpun dengan pelukan dari temannya yang bernama Oh Sehun.

"Ngh..sempit.."

"Buka saja celanamu."

"Luhan hyung—mmh..sempit.."

Jongin lagi-lagi meringis jijik melihat tangan Sehun menjalar disekitar bokong Chanyeol dan meraba-rabanya. Sepertinya dia sedang memimpikan namja cantik tetapi ekhem agak sinting yang bernama Luhan-Luhan itu. Jongin juga melihat Chanyeol yang terlihat menikmati.

Mereka sama saja.

Jongin menguap lebar. Si eksotis itu melihat kearah jam weker yang menunjukan pukul 10 pagi. sudah sesiang ini dan yang baru bangun tidur adalah Jongin. biasanya Jongin yang bangun paling terakhir.

Namanya saja anak lelaki.

Apalagi semalam mereka habis menyelesaikan 'misi' penting hingga jam dua pagi. jadi wajar saja jika matahari sudah mengacung tegak mereka masih memperkosa selimut dan para bantal. Ehm, kalimatnya agak ambigu ya? biar lah.

"OY IDIOT! BANGUUUN!" Jongin memukul kedua temannya dengan brutal dengan sebuah bantal.

"Jangan mengganggu! Aku dikit lagi klimaks."

"Najis."

Jongin menyeret kaki Sehun hingga pemuda tinggi berkulit seputih porselen itu terjatuh dilantai dengan tidak elit. "AARGH! BOKONGKU!"

Sehun mengelus bokongnya dan menggerutu. "Bedebah sial! kau mengganggu mimpi indahku." Ia menatap geram kearah Jongin yang nyengir tanpa dosa. "Hah padahal sedikit lagi aku bisa melihat Luhan hyung klimaks."

"Dasar otak hentai." cibir Jongin.

"Sadar diri oi! Siapa yang setiap malam memasang wajah mesum didepan laptop dan menyebut-nyebut nama Kyungsoo?!"

"Aku." jawab Jongin dengan polosnya.

Sehun menatapnya datar. Ia berdiri dan beranjak meninggalkan si idiot Jongin. siapa tahu saja di kamar-mandi Ia bisa membayangkan Luhan lagi.

"Jam berapa sekarang?" Chanyeol terbangun seraya menggaruk-garuk rambutnya lalu menguap dengan lebar bak kudanil. Pemandangan yang sangat tidak enak untuk dipandang.

"Jam 10."

"Oh baiklah."

Dan dia tertidur lagi.

Kampret.

"YA!" Jongin kembali melakukan hal yang sama pada Sehun tadi. Menarik kaki panjang Chanyeol hingga pemuda itu terjatuh dilantai. "Buatkan aku sarapan! Aku lapar!"

"Aku bukan Ibumu!"

"Hanya kau yang bisa memasak diantara aku dan Sehun. kau tidak mau 'kan jika aku meledakkan dapur lagi?!"

Chanyeol terdiam mengingat-ngingat kejadian dua bulan lalu—dimana mereka baru menempati rumah ini. Ia baru pulang dari kampus saat itu dan melihat dua mobil pemadam kebakaran terparkir didepan rumah mereka. Banyak orang mengumpul disana. Chanyeol fikir ada pembagian sembako, tetapi dugaannya salah besar.

Rumahnya penuh dengan asap hitam dan api.

Tidak ada pembagian sembako—lagipula pembagian sembako tidak memakai mobil pemadam kebakaran.

Chanyeol melihat saat itu Jongin dan Sehun berdiri mematung dengan baju compang-camping dan wajah penuh noda hitam. Chanyeol ingin terbahak melihat kedua temannya seperti anak hilang yang sudah dua tahun tidak ditemukan. Apalagi Jongin, anak itu hanya kelihatan giginya dan matanya saja. Tetapi selanjutnya Chanyeol langsung pingsan tidak sadarkan diri saat menyadari yang kebakaran adalah rumah mereka.

Chanyeol trauma.

"Baiklah, baiklah!" Chanyeol berdiri dan menuruti kemauan Jongin. daripada harus melihat rumah mereka kebakaran lagi lebih baik Chanyeol yang menyiapkan sarapan.

..

Oke sebaiknya kita berkenalan dulu. Karna ada pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, tak cinta maka tak kenal, tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka—em baiklah cukup.

Yang pertama ada Park Chanyeol. Pemuda yang tertua diantara mereka bertiga. Mahasiswa semester empat di Seoul University. Memiliki tubuh yang sangat tinggi—karna sejak SD ia suka mengonsumi delapan gelas susu sehari—dan bersuara berat khas ahjussi-ahjussi pemabuk, sangat tidak cocok dengan wajahnya yang lucu dan ceria. Chanyeol adalah orang yang ceroboh. Apapun yang ada ditangannya pasti akan rusak—anak gadispun jika sudah ditangannya, bisa rusak.

Chanyeol ini identik dengan senyum terlampau lebarnya. Dimanapun dan kapanpun Ia akan selalu ceria, bahkan saat Jongin dan Sehun tertimpa masalah pun Ia akan tetap ceria, sangat ceria malah. Maka dari itu gelar the King of Jones dipegang oleh Chanyeol. Jomblo full of happiness ya maksudnya, bukan Jomblo ngenes.

Lalu yang kedua ada Kim Jongin. jika Chanyeol memiliki suara ala ahjussi pemabuk maka Jongin yang mempunyai wajah ala ahjussi kekurangan belaian. Karna wajahnya yang terkesan seperti 'Hey-sayang-ayo-satu-ronde-dulu-sama-abang' membuat Jongin sering disimpulkan menjadi anak mesum dikampusnya. Padahal Jongin tidak mesum-mesum amat kok. Dia anak yang baik, alim dan suka menabung serta berbakti pada orangtua.

—dusta.

Jongin juga sering diejek oleh teman-teman kampusnya saat jalan beriringan dengan Sehun dan Chanyeol. Dia bagaikan sebungkus kopi hitam yang terselip diantara bungkus susu putih kental manis. Mirisnya. Tetapi Jongin tidak tersinggung—dia eksotis, seksi, semuanya tahu itu. bahkan jika Jongin memberikan kedipan dan seringaian maut pada gadis-gadis kampus, mereka akan kejang-kejang setelah itu. Jonat—jomblo laknat—adalah julukannya karna mitosnya Jongin ini suka sekali membayangkan yang iya-iya pada Kyungsoo, si kecengan.

Lalu yang terakhir ada Oh Sehun. si tampan dari negri salju—dusta. Jika kalian melihat wajahnya maka kalian akan berfikir betapa pantasnya si Oh Sehun ini menjadi seorang pangeran yang siap menjemput sang Cinderella. Tetapi memang sudah takdirnya jika ada kelebihan pasti ada kekurangan. Sehun adalah anak yang konyol dengan sifat setannya yang membuat orang lain akan naik darah. Sangat disayangkan wajah setampan itu digunakan untuk anak setan seperti Sehun.

Rumornya, Sehun sedang menyukai seseorang yang baru Ia lihat selama 3 detik. Demi tuhan! TIGA DETIK!

..dan Sehun langsung menyatakan dirinya sedang jatuh cinta dan akan memperjuangkan seseorang itu hingga titik darah penghabisan.

Seseorang yang Sehun sukai adalah anak si pemilik kampus yang senantiasa selalu dikawal oleh dua orang bodyguard berbadan besar. Ya, macam tuan puteri. Tetapi dia memang tuan puteri dan Sehun adalah pangerannya. Uhuk.

..

Ya, begitulah ketiganya.

Memiliki fisik yang sempurna tetapi—ah sudahlah, nobody's perfect man!

Ketiga pemuda jangkung itu memang tinggal dalam satu atap yang sama dan dalam satu kamar yang sama dan dalam satu ranjang yang sama—what the hell. Tetapi jangan berfikiran kalau mereka itu terlibat cinta segitiga ya! Astaga, memangnya siapa diantara mereka yang mau menjadi bottom saat melakukan threesome?

Mereka sama-sama perkasa, man.

Pedang mereka pun sama-sama besar dan kokoh—abaikan saja, ini ambigu.

Tidak lucu jika salah satu diantara mereka menjadi bottom. Yang ada malah membuat mual dan mulas berkepanjangan.

Chanyeol, Jongin dan Sehun sudah berteman akrab saat mereka masih memakai popok dan masih mengemut dot. Pertemanan mereka itu bagaikan upil, hidung dan jari kelingking. Tidak bisa dipisahkan, jika tidak ada upil maka hidung tidak akan terlihat indah dan jari kelingkingpun tidak ada gunanya. Well, mereka sama-sama melengkapi.

sampai sejauh ini mereka tidak pernah terlihat tidak bersama. kemanapun dan dimanapun mereka terlihat selalu bertiga, sampai orang-orang mengira kalau mereka memang memiliki hubungan cinta yang sangat rumit. dimana Chanyeol adalah kekasih pertama Jongin dan Sehun adalah selingkuhan Jongin—begitulah pemikiran orang-orang terhadap mereka (tidak tahu kenapa harus si hitam Jongin yang menjadi peran uke=_=)

Bukannya tersinggung, ketiganya malah semakin menempel dan menunjukan kemesraan bohongan didepan publik.

Idiot.

Well, intinya mereka bertiga bersahabatan dan saling melengkapi.

Saling menghina. saling memukul. saling tendang—itu misalnya.

"Masakan apa ini? kau ngebet kawin ya?"

Chanyeol mendelik tajam pada Jongin yang berkomentar pada masakannya. sudah untung dibuatkan sarapan, dasar tidak tahu berterima kasih. "Sudah makan saja. aku hanya menaruh sedikit racun tikus dimasakanku."

Jongin tersedak. "Dafaq! Kamu fikir aku tikus?"

"Memang."

Chanyeol menyuapkan sesendok nasi goreng buatannya kedalam mulutnya. Sedetik kemudian wajahnya mengerut mual.

Ewh. Dia memang tidak berbakat menjadi Chef.

"Aaah andai saja Kyungsoo menjadi kekasihku, aku tidak akan memakan makanan seperti ini setiap pagi." Jongin berguling-guling diatas permadani halus diruang tengah. Meratapi nasibnya kenapa selalu gagal dalam mendekati Kyungsoo—menatapnya untuk semenit saja sangat susah untuk Jongin. iya, dia bagaikan si punguk yang mengharapkan bulan.

"Kasihan sekali.." Sehun datang seraya menggosok-gosokan rambutnya yang basah dengan handuk kecil. Sepertinya dia habis mandi, karna Sehun hanya memakai secarik handuk yang melilit pinggangnya dan tubuh atasnya yang bertelanjang dada. Uh, dia seksi. Tapi sayang disini tidak ada yang bernafsu dengan tubuh krempengnya.

"Hidupku akan bahagia jika Kyungsoo mendampingiku sampai masa tua nanti."

"Stop Dreaming oi!" Sehun terbahak melihat wajah menggelikan Jongin. "ketiga kakak Kyungsoo tidak akan mau memberikan adiknya yang lugu itu padamu bocah nista sepertimu."

"Itulah sebabnya aku ingin sekali mengirim tiga kakak Kyungsoo ke segitiga bermuda."

Jongin sangat bingung kenapa anak semanis dan sepolos Kyungsoo harus memiliki tiga kakak yang memiliki wajah sangar nan menyeramkan. Berbeda sekali dengan Kyungsoo yang memiliki tubuh kecil dan berwajah menggemaskan, ketiga kakaknya adalah kebalikannya (itu menjadi misteri sampai sekarang). Mereka berbadan tinggi dan tipikal seorang bapak-bapak yang tidak mau kehilangan anak gadisnya saat Kyungsoo didekati seseorang—terlebih orang itu adalah Jongin.

Jongin belum pernah berbicara pada Kyungsoo karna Yifan atau yang lebih akrab disapa Kris selalu ada disampingnya. Jongin hanya berani menatapnya dari jauh. FYI aja, Kris pernah mengatakan barang siapa yang berani mendekati adiknya maka 'barang' orang itu akan menjadi sasaran senapannya. Jongin ngeri.

Bahkan didalam mimpi saja dia tidak bisa berdekatan dengan Kyungsoo.

Benar-benar menyedihkan.

"Lalu apa kabar denganmu Sehun? kamu juga ngga bisa ngedeketin Luhan karna si cantik itu selalu dikawal oleh bodyguardnya." sahut Chanyeol. Tangannya sibuk mengganti-ganti channel tv. Tidak ada siaran yang seru, hanya ada sekumpulan drama-drama roman yang membuat Chanyeol mendengus geli.

"aku pasti bisa mendapatkannya, tenang saja." Sehun mengibaskan tangannya enteng. "kau sendiri bagaimana? Belum ada kecengan?"

"Itu tidak penting, nanti aku bisa menjadi seperti kalian. Menjadi jomblo yang ngenes karna setiap saat berusaha mendekati Luhan dan Kyungsoo tetapi tidak pernah ada hasilnya."

"Memangnya hidupmu tidak ngenes? Jangan-jangan kau tidak mau mencari pacar karna kau…" Jongin menatap Chanyeol dengan horror, "memang menyukaiku?"

"What the—HEEH? KAU FIKIR AKU MENYUKAI BOCAH LAKNAT SEPERTIMU?" Chanyeol menunjuk-nunjuk hidung Jongin dengan sengit. Jika sampai tua ia tidak mempunyai kekasih, Chanyeol juga tidak akan mau menjadikan Jongin sebagai kekasihnya. "Kau tidak manis sama sekali! Tidak cocok bersanding dengan lelaki tampan sepertiku."

"Siapa bilang?! Aku manis!" protes Jongin, entah maksudnya apa dia mengatakan itu. mungkin dikasus ini, Jongin yang menyukai Chanyeol. "Bbuing-bbuing~ manis kan?"

"Amit-amit."

"Jongin kau membuatku mual!"

Jongin facepalming melihat reaksi kedua temannya yang berlebihan. "Sehun, aku akan menarik handukmu dan membawamu keliling kompleks jika kau masih memasang wajah seperti itu!"

Sehun malah terbahak, "Oh tidak, tidak. nanti semuanya akan bernafsu jika melihat tubuhku. Aku belum siap diperkosa ramai-ramai Jong."

"Mana ada yang bernafsu dengan tubuh tidak berbentukmu Hun?" kini Chanyeol menyahut.

"Oi! Punyaku bahkan lebih besar daripada punya kalian!" protes Sehun. tubuhnya bahkan lebih seksi dari Lee Min Ho. Sehun yakin itu.

Jongin tertawa, "Apa? kuyakin punyamu hanya segini.." Jongin menunjukan ibu jarinya disela-sela tawanya. Chanyeol ikut tertawa bersama Jongin membuat Sehun mendengus jengkel. Oke, kali ini Ia yang mendapat bully-an.

"Milikku jauh lebih besar darimu Jong. Aku yakin Kyungsoo akan suka dengan milikku."

"Apa maksudmu brengsek? Jangan membawa-bawa Kyungsoo-ku ya! dia tidak akan suka dengan penismu!"

"Hollyshit, Jongin. kau frontal sekali." Chanyeol tambah terbahak, bahkan kali ini Ia sampai jatuh dari sofa dan berguling-guling diatas permadani. Sehun dan Jongin yang saat ini saling menindih seraya jambak-menjambak adalah pemandangan menyegarkan untuk Chanyeol. "kalian benar-benar idiot, berkelahi hanya karna masalah milikku dan milikmu."

"Aku akan memperkosa Luhan dan menjadikannya sebagai pelacurku nanti!"

"Bagus, kau akan berhadapan denganku! Dengan senang hati aku akan mematahkan penismu!"

TING TONG!

"—AKH! Jauhkan tanganmu dari hidungku Sehun!"

"tidak ak—AGHH! Jangan mentang-mentang aku tidak memakai celana dalam, kamu bebas mau memperkosaku ya!"

TING TOONG!

"seperti ada suara bel?" gumam Chanyeol. "Oi oi! Berhenti sebentar!" Ia melerai kedua bocah hitam-putih yang masih bergulat dilantai. "Rumah kita kedatangan tamu!"

"Aku tidak yakin itu tamu." gumam Sehun. "Aku malah ngeri kalau yang datang adalah ahjumma rumah sebelah, soalnya kemarin aku memecahkan jendela rumahnya."

"..dan aku merusak tanaman hiasnya." sahut Jongin pelan.

"KALIAN PUNYA DENDAM APA DENGAN BIBI JANG?!" Chanyeol berteriak histeris seraya menjambak rambutnya sendiri. Tingkahnya sudah seperti Ibu-ibu yang frustasi saat anaknya ternyata menghamili anak orang. "Jika yang datang memang Bibi Jang, aku tidak mau menolong. Kalian tanggung jawab sendiri!"

TING TONG TING TONG!

"AARGH SEBENTAR-SEBENTAR! CEREWET SEKALI SIH!" Chanyeol berdiri dan berjalan menuju pintu utama dengan bersungut-sungut.

"Psst..Chanyeol hyung sepertinya sedang pra menstruasi syndrome." bisik Jongin diangguki cepat oleh Sehun. "Jangan-jangan dia itu..uke?"

"Kalian mau berjongkok disana seraya berbisik-bisik berdua atau kujadikan menu makan malam nanti?"

WUUUSSH!

Sehun dan Jongin sudah berdiri tegak dibelakang Chanyeol dengan senyum lebar mereka berdua.

See..mereka idiot.

"Sepertinya bukan bibi Jang."

Sehun dan Jongin menghela nafas lega bersamaan, nyawa mereka selamat. FYI saja, jika bibi Jang marah maka pohon beringin saja bisa diterbalikan olehnya.

Chanyeol segera memutar handle pintu rumah mereka.

Hening..

Chanyeol mengernyitkan dahinya, "tidak ada siapa-siapa.." Sehun dan Jongin ikut melongokan kepala mereka ke arah luar, dan memang benar tidak ada siapa-siapa—tidak ada tanda-tanda ada orang yang baru saja mengetuk pintu mereka. Kecuali pintu gerbang mereka yang terbuka lebar-lebar.

"hanya orang iseng." bisik Chanyeol. Ia menutup kembali pintu kayu itu dan belum ada lima detik, pintu itu kembali berbunyi. Kali ini bukan suara bel, melainkan ketukan.

"Dafuq."

"Oi jangan iseng!" Chanyeol melirik kesana-kesini yang masih sepi. Tidak ada tanda-tanda makhluk hidup satupun. Jongin mengusap-ngusap kulitnya yang meremang, ini masih siang..tidak mungkin ada hantu 'kan?

"Oi! Aku dicini!"

Seolah memiliki ikatan batin, ketiga pasang mata itu menunduk kearah bawah dimana suara misterius itu berasal. Ada sesosok makhluk kerdil disana yang berdiri seraya melipat kedua tangannya didada. Makhluk itu memasang wajah kesal yang kentara, "Ahjucci!"

Kedip.

Kedip.

Kedip.

Ked—"UWAAAAAA TUYUL!"

BRAKK!

Pintu itu kembali tertutup.

"HUWEEEEE" anak kecil itu menangis kencang karna terkejut mendengar suara debaman pintu yang keras.

"makhluk apa itu tadi?" Sehun mengusap-ngusap dadanya yang berdetak keras. "Hey, dia menangis!" tukas Jongin, "Bagaimana ini hyung?"

"O-oke, kita buka lagi pintunya.."

Chanyeol membuka lagi pintunya perlahan-lahan dan langsung mendapatkan seorang anak kecil yang menangis keras. Chanyeol panik, "Ya! Berhenti menangis!"

Dan anak itu semakin kencang menangis.

"Suaramu membuatnya takut, bodoh!" Jongin berjongkok menyamakan dirinya dengan tinggi anak lelaki yang entah darimana asalnya itu. "Hey makhluk kecil menjijikan! Jangan menangis, kau membuatku pusing."

Sehun memukul kepala Jongin keras-keras, "kata-katamu terlalu kasar idiot!" Ia beralih pada anak kecil itu dan menepuk-nepuk kepalanya pelan, "berhenti menangis oke? Atau aku akan melemparmu kejalan sana.."

Well,

Intinya mereka sama saja.

"Anak siapa sih ini?" gerutu Chanyeol. "Siapa namamu?"

Anak kecil itu mengusap aliran ingus yang hampir meleleh ke bibirnya membuat Sehun meringis jijik. "Yici."

"Ha?"

"Yi-ci."

"namamu Yici?" ulang Chanyeol. Anak itu menggeleng dan menggerakan jarinya didada Chanyeol—membuat gerakan menulis nama-nya sendiri. "Yi-ci.."

"Ah, Yizi maksudmu?" anak itu mengangguk lucu dan menghentikan tangisannya walau masih sesegukan kecil. "Dimana ibumu? Kenapa kau ada disini?"

"Ibumu membuangmu ya?" celetuk Jongin membuat pukulan keras mendarat dikepalanya lagi.

Anak itu mengeluarkan sesuatu dari sakunya—secarik kertas, dan memberikannya pada Chanyeol. Chanyeol menerimanya dan mulai membacanya, diikuti Sehun dan Jongin yang mengerubung.

Annyeong haseyo..

Siapapun yang menerima surat ini dari seorang anak kecil, aku mohon tolong jaga dan rawat anak yang bernama Park Yizi ini nde? Mungkin memang terkesan gila karna aku menitipkan anakku pada orang yang bahkan aku tidak tahu bagaimana rupanya tetapi ini adalah masalah terdesak. Kumohon bantu aku..

Aku akan mengambil anakku kembali saat masalahku benar-benar sudah selesai. Sebelumnya aku sangat berterimakasih jika kalian mau merawat Yizi, dia anak yang baik dan penurut walau agak nakal. Umurnya beranjak tiga tahun, pada bulan Juni nanti.

Aku akan membalas jasa kalian jika kalian bersedia membantuku :) aku sangat menyayangi Yizi, dia anak tunggalku dan bagian hidupku. Maka dari itu aku berharap kalian bisa menjaganya dengan baik. Gamsahamnida.

.

Ketiga pemuda itu menganga tak percaya dan kembali membaca surat itu, lalu menatap anak kecil dihadapan mereka yang kini memandang mereka dengan pandangan polos khas seorang anak kecil.

Menatap surat lagi.

Lalu menatap Yizi.

Lalu..

"...oh." –itu suara Jongin.

"..."

"..."

"APAAAAAAA?!"

...

...

...

"namanya adalah Park Yizi! Dia pasti anakmu hyung. Marga kalian sama."

"Astaga, Chanyeol hyung..ternyata selama ini diam-diam kamu udah ngehamilin anak orang sampai membuahkan manusia baru? Aku tidak menyangka.."

"Dia bukan anakku!" Chanyeol mengerang frustasi dan menjambak rambut hitamnya. Chanyeol memandang anak kecil yang kini sedang tertawa-tawa didepan tv seraya mengulum PSP milik Jongin. Pemuda bertelinga lebar itu mendesah lelah. "Dia mungkin anakmu Jongin! Kau adalah playboy cap teri dikampus, siapa tahu saja kau sudah menghamili anak orang."

"Tak sobek mulutmu tahu rasa! Walau begini-gini aku masih perjaka ting-ting."

"Halah, aku tak percaya. Bukankah keperjakaanmu sudah kau renggut sendiri dengan tanganmu?" dengus Sehun sakartis. Omong-omong dia masih memakai selembar handuk dan belum memakai baju sama sekali daritadi.

"Itu lain lagi Hun. Semua lelaki normal juga sudah tidak perjaka oleh tangannya sendiri." gumam Jongin. "Nah, siapa tahu Yizi adalah anakmu Hun! Wajahnya saja mirip denganmu.."

Sehun memandang Yizi. Memang benar sih, wajah mereka hampir mirip. Dengan dagu runcing dan bibir tipis seperti Sehun membuat orang yang melihat sekilas pasti mengira Yizi adalah anak Sehun. Pemuda berwajah datar itu menggelengkan kepalanya kencang, seingatnya dia belum pernah menusukan pedangnya ke wanita manapun.

Yang Sehun ingin hamili hanya Luhan.

"Yizi, siapa ibumu?" tanya Sehun seraya mengambil PSP yang sedang dikulum Yizi, sepertinya anak itu lapar.

"Palk chin Hye."

Park Shin Hye maksudnya.

"Mwoya?! Kecil-kecil sudah pintar ngetroll." dengus Jongin, "lalu ayahmu Lee Min Ho atau Kim Jong Suk begitu?"

"Dimana ibumu?"

"Molla.."

"Ayahmu?"

Yizi menggeleng pelan, "Appa..pelgi.."

Sehun menggaruk rambutnya kasar. Lalu menarik tangan Chanyeol dan Jongin untuk menjauh—mengadakan rapat dadakan. Mereka bertiga mengerubung seraya berbisik-bisik.

"Bagaimana ini? Kita harus menjaganya begitu?" mulai Sehun.

"Aku menolak. Memangnya kita baby sitter.." gerutu Jongin. Ia memang tidak pernah bersahabat dengan yang namanya anak kecil. Mereka itu rusuh dan menyusahkan, hanya membuat kepala berdenyut-denyut pusing.

"Lalu bagaimana? Tidak mungkin aku membuangnya kejalan, aku tidak sekejam itu." Chanyeol terlihat frustasi sekali. Ditambah penampilannya yang hanya memakai boxer kumal bergambar rilakkuma dan kaus tipis kebesaran. Great, Chanyeol memang frustasi.

"AH!" seru Sehun tiba-tiba, Ia menatap kedua temannya dengan mata berbinar. "Bagaimana kalau kita titip saja anak ini pada seseorang!"

"Siapa?"

"Yura noona?"

Chanyeol memasang ekspresi datarnya, "Yura itu tidak berbakat menjadi Ibu! Bisa-bisa Yizi direbus olehnya. Yura 'kan sinting." Chanyeol berkata seperti itu karna dia tahu bagaimana sifat noona-nya itu, mereka tidak pernah bersahabat. Chanyeol bilang, Yura itu memperlakukannya seperti seorang Cinderella atau kurang lebih seperti bawang putih.

"Suho hyung?"

Kali ini Jongin yang berekspresi datar saat Sehun menyebut nama hyung-nya. "Hei albino, kau fikir si pendek psikopat itu mau mengurus Yizi? Aku saja yang adiknya selalu disiksa. Lagipula Suho hyung kan orang sibuk."

"kan ada Yixing hyung.."

"kau mengandalkan pacar Suho hyung?" Jongin membelalakan matanya tak percaya, "Dia saja sering lupa namanya sendiri! Bagaimana bisa mengurus seorang anak kecil. Bisa-bisa dia meninggalkan Yizi dijalanan karna sifat pelupanya yang kambuh."

Sehun mengusap wajahnya kasar. "Jadi...kita harus mengurus Yizi?"

Mereka bertiga terduduk lemas. Mengurus ya? Diri mereka sendiri saja tidak terurus terbukti dari Sehun yang masih memakai selilit handuk, Jongin yang memakai piyama Krong dan Chanyeol dengan tampilan orang frustasinya. Bagaimana bisa tiga pemuda seperti mereka mengurus seorang anak kecil? Mengurus rumah dan tugas kuliah saja tidak becus.

Benar-benar hari yang buruk.

Ya, doa-kan saja agar Yizi bisa selamat sampai Ibunya menjemput kembali.

...

-oOo-

..

"Ahjucci! Yici lapal.."

"Kamu fikir aku tidak lapar?" Chanyeol melirik anak kecil itu yang memasang wajah memelas seraya mengusap perutnya. Yizi mengabaikan Chanyeol dan terus menarik-narik ujung kaus Chanyeol. "Ahjucci!"

"Jangan panggil aku ahjussi, aku masih muda dan tampan. Lagipula aku belum pernah menikah dengan adik ibumu. Panggil aku hyung saja oke?"

"Ahjucci!"

"terserah." Chanyeol menggendong Yizi dan membawanya kedapur. Menunjukannya pada lemari es yang kosong—tidak ada makanan sama sekali, hanya ada dua botol air mineral. "Lihat, tidak ada makanan."

"Beri saja dia nasi goreng buatanmu." sahut Jongin santai.

"Aku belum mau dipenjara karna sudah membunuh anak kecil, Jong." tukas Chanyeol. Yizi mulai menangis dan mengucapkan kata 'Lapar' membuat Chanyeol dan Jongin menghembuskan nafas panjang. Seharusnya mereka sudah pergi kekampus sejak jam dua siang tadi, tetapi karna Yizi terus saja membuat kekacauan membuat mereka harus membolos hari ini.

Jongin dan Sehun bahkan hampir menangis karna hari ini tidak bisa melihat si pujaan hati mereka.

"kalian punya uang?"

Sehun merogoh sakunya dan mengeluarkan selembar uang yang lecek. "Hanya ada limapuluh ribu." Lagi-lagi Sehun rasanya ingin menangis, "Ini uang terakhirku. Ayahku belum mengirim uang lagi.."

"duapuluh ribu?!" Chanyeol menatap Jongin yang menyodorkan selembar uang padanya. Jongin hanya mengangguk polos, "Suho hyung belum memberikan aku uang."

"Aku hanya punya seratus ribu. Dengan uang segini kita tidak akan cukup untuk membeli makanan dan kebutuhan Yizi."

Nasib pelajar dengan kantong pas-pasan.

Maklumi saja.

"Apa ibumu tidak menitipkan uang padamu?" Jongin memandang Yizi yang masih menangis sesegukan. Mereka tidak bisa mendiamkannya, harus bagaimana? Jika anak kecil lapar maka harus diberi makan, tetapi sekarang tidak ada makanan satu pun—hanya ada nasi goreng beracun buatan Chanyeol—dan mereka tidak punya uang cukup untuk membeli makanan.

Beginilah menyusahkannya saat ada anak kecil.

"Apa kita harus mencuri agar bisa mendapatkan uang?" gerutu Sehun sebal. "atau menipu seseorang agar bisa mendapatkan uang secepatnya.."

WUUSSH~

"Sehun..." mata Chanyeol berbinar-binar dengan senyuman lebarnya seperti biasa—namun kali ini ada makna mencurigakan disana, bahkan ada background bunga sakura berjatuhan mengelilingi Chanyeol. Geli.

Sehun terdiam pucat.

"..J-jangan bilang.."

Jongin ikut tersenyum lebar dan menepuk bahu Sehun keras-keras—itu sangat menyakitkan, kau tahu.

"ALBINO, YOU'RE GENIUS MAN! I LAAAFYU!"

Ah, sial.

Mereka mulai lagi.

...

...

...

...

"Kita akan melakukan hal menyenangkan Yizi, selamat bergabung pada kami ahaha."

Yizi hanya mengerjab-ngerjabkan matanya tidak mengerti dalam gendongan Chanyeol. Anak kecil itu memandang Chanyeol dengan bingung karna penampilannya si 'ahjussi' itu yang sangat berbeda dengan tadi pagi. Chanyeol memakai kemeja putih dilapisi jas formal berwarna hitam dengan celana hitam dan juga kacamata hitam pekat menutupi matanya—dia terlihat seperti seorang bodyguard, ditambah sepatu pantofel hitam dan rambutnya yang ditata seklimis mungkin.

Mencurigakan.

"Ugh.."

Chanyeol memandangi seorang pemuda kecil yang lewat dihadapannya dengan dua tumpuk kardus berada ditangannya dan menutupi wajahnya. Kakinya tampak bergetar dan jalannya yang terkesan sangat pelan. Dia kesulitan membawa kardus-kardus itu.

Chanyeol beralih ke sekitarnya—dia sedang berada didepan rumahnya—ada beberapa orang yang sedang membawa barang-barang kedalam rumah yang terletak tepat disamping rumahnya. Sepertinya Chanyeol akan mendapatkan tetangga baru.

"Ta-taehyung! Bantu aku!"

"Berusahalah sendiri hyung."

"YAAA! AWAS KAU CACING KECIL SIALAN!"

Chanyeol dan Yizi terlonjak kaget mendengar teriakan si pemuda kecil yang kesulitan itu. Pemuda lainnya yang dimintai bantuan hanya tertawa keras dan berlari masuk kedalam rumahnya. Dan selanjutnya yang Chanyeol lihat adalah si pemuda kecil yang terjatuh dengan kardus-kardus ditangannya yang berceceran disekitarnya.

"Ahahaha" bukannya membantu Chanyeol lebih memilih tertawa, dan kali ini Yizi ikut tertawa. Mereka berdua terlihat kompak sekarang.

Sama-sama senang diatas penderitaan orang lain.

"HEH! Apa tawa-tawa?!" pemuda kecil itu mendengus melihat Chanyeol dan Yizi yang menertawakan penderitaannya.

Chanyeol refleks menghentikan tawanya dan menatap pemuda kecil yang masih memandangnya dengan sebal itu.

'wajahnya—kayak ada manis-manisnya gitu..'

'kok unyu sih?'

'...wah cantik ya diliat dari sedekat ini.'

'HANJIR DIA MENGGEMASKAN SEKALI! AKU JADI P—'

"Ih, kok wajahmu kayak pedofil?"

Chanyeol bisa mendengar backsound 'Jleb' dihatinya.

Chanyeol tidak berkedip dan menutup mulut Yizi yang masih tertawa senang, "diam Yizi, adegan lucunya sudah berakhir." Ucapnya dengan suara mengambang, masih tidak mau berkedip melihat pemuda kecil yang kini berusaha bangun dan mengambil kardus-kardusnya.

"unh?" Yizi memiringkan kepalanya bingung dan memegang tangan Chanyeol yang masih dibibirnya.

"BAEKKIE! CEPATLAH!"

"IYAAA UMMA!"

Pemuda kecil itu berjalan dengan wajah bersungut-sungut, Ia mengacungkan jari tengahnya pada Chanyeol sebagai salam perpisahan. "Fak yu!"

Chanyeol menahan senyumnya, "Ah dia manis sekali.." Chanyeol tidak sadar jika saat ini jari-jarinya sedang digigit kecil oleh Yizi. "Jadi..namanya Baekkie? Kok seperti nama anak anjing begitu ya?"

Krauk!

"AAAAA TANGANKU!" Chanyeol mengibas-ngibaskan tangannya panik. Dia memandang Yizi yang saat ini tersenyum polos sehabis menggigit kencang tangannya. Itu sangat menyakitkan—anak itu memang sangat lapar sepertinya. "kau fikir tanganku makanan ha?" "kanibal!"

"Oi! Ayo masuk!"

Chanyeol menoleh, mendapati Sehun dikursi kemudi mobil sport berwarna hitam. Tampilannya tidak jauh beda dengan Chanyeol, sama-sama memakai pakaian formal dan kacamata hitam. Oh, jika Chanyeol seorang uke atau seorang gadis bisa dipastikan saat ini Ia berteriak dan berjingkrak-jingkrak fangirling melihat tampilan Sehun;

"Kyaaaaa! Sehun oppa tampan sekali *O*"

"Ewh, albino. Berhenti tersenyum seperti itu, kau terlihat seperti paman-paman mesum." –itulah reaksi Chanyeol. Antara kurang ajar dan polos.

Sehun mendengus sebal, dan Jongin disebelahnya terkikik puas.

"Siapa incaran kita?" tanya Chanyeol yang sudah duduk dijok belakang bersama Yizi. Mereka bertiga masih mengabaikan Yizi, belum terlalu akrab—lagipula ketiganya memang tidak menyukai anak kecil.

Jongin tersenyum misterius.

"sepupunya Oh Sehun, Lee Donghae.."

...

-oOo-

...

...

...

Tbc.

a/n :

Hai? ._.

Gue ngebet mau publish ini nih :'D FF yang lain nanti aja abis lebaran wkwk. Soal rated, ini gaada NC kok—MASIH RAMADHAN CUY. Gue milih rated-m karna ini banyak kata-kata dewasa, jadi yagitu.

Tbh, gue lebih free nulis fict yg begini. Ringan dan simple wakaka XD jangan terlalu banyak ngarep humor deh ya. Gue orangnya ga pinter ngelucu—bukan pelawak soalnya. Jadi maap kalo garing, maap banget :''')

Yaudah, mau lanjut? Review aja ya;)

-Anggara