Prince Devil

Inspirasi dari berbagai Komik ( bila ada kesamaan tempat, nama dan sebagainya, memang disengaja )

Author : Naruhina Sri Alwas
Naruto milik Masashi Kishimoto Sensei
Pairing : NaruHina
Ganre : -
Rated : T+ semi M
Warning : Typo(s), EYD, OOC, AU, Dll.

.

.

.

Bagaimana jadinya bila keluargamu bangkrut, dan semua hutang keluargamu harus kau bayar dengan tubuhmu?

.

.

.

Chapter Prolog

Pagi terlihat cerah, burung-burung menyanyi dengan merdunya.

Disebuah rumah...

"A-Apa yang kalian lakukan!" seorang gadis dirumah mewah, melihat banyak orang berjas hitam masuk kedalam kediamannya itu dengan cara paksa.

"Kami yang harusnya bertanya! Bukankah kalian harus keluar dari rumah ini, dan kami akan menyitanya karena pemilik rumah ini tidak mampu membayar hutang-hutangnya!?" ujar salah satu orang yang masuk.

"Bo-bohoong... Ti-tidak mungkinkan?!" ujar seorang gadis tadi berkata kepada orang-orang yang menyerbu rumahnya.

"Dasar!" pria itu langsung mendorong gadis itu.

"Kyaaa..." seorang wanita paruh baya yang melihat putri kedua mereka didorong menjerit histeris.

"Kalian itu sampah!" ujar pria itu menyeret gadis yang didorongnya keluar dari rumah itu.

"APA YANG KAU LAKUKAN PADA PUTRIKU?!" teriak seorang pria saat melihat putrinya diseret.

.

.

3 hari berikutnya.

"Tou-san..." tangis seorang anak usia 12 tahun saat melihat ayahnya dirumah sakit.

"Hi-Hinata..." tangis wanita paruh baya saat melihat putrinya yang ke-2 diam tak bergeming disamping bangsal ayahnya.

"Kaa-chan!" ujar seorang gadis, sambil melihat ayahnya yang sedang berbaring dikasur rumah sakit.

"Nee-chan?" suara serak anak kecil itu.

"Bagaimana ini?!" akhirnya air mata lolos dari kedua matanya.
"Kenapa? Kenapa hal ini terjadi?!" akhirnya suara tangisan gadis yang dipanggil Hinata pun pecah.

"Hi-Hinata... Hiks hiks." tangis seorang ibu yang tidak bisa berbuat apa-apa.

"Nee-chan..." suara adiknya yang serak karena dari tadi dia terus menangis.

Sudah 3 hari keluarga itu keluar dari kediaman Hyuuga yang seorang bangsawan. Dan kehidupan sebagai Hyuugapun berakhir dengan cemoohan dan Hinaan buat Hinata.

"Apa yang kalian lakukan?!" ujar Hinata saat sekelompok orang mendatangi rumah sakit.

"Kami akan membawa putri anda untuk melunasi hutang-hutang anda!" ujar sekelompok itu lagi, dan membawa putri tertua dari keluarga Hyuuga.

"Bukankah kalian sudah mengambil semua harta kami... Kami mohon jangan bawa putriku!" memohon dan menangis didepan orang yang akan membawa putrinya pergi dari dirinya.

"Kalian tidak mungkin bisa melunasi hutang-hutang kalian, biarlah nona ini akan jadi pelunasan, walaupun tidak sebanding dengan uang yang kalian pinjam dari tuan kami!"

"Le-lepaskan..." berontak, Hinata ingin lari, tapi dia tidak mungkin melakukan semua itu, demi keluargannya akhirnya dia ikut tanpa perlawanan.

.

.

.

Dikediaman Namikaze

"Ka-Kau!" tunjuk Hinata kearah seorang pemuda yang duduk dengan nyaman disofa ruang tamu kediaman Namikaze.

"Ada apa?" seringai pemuda itu saat melihat ekspresi Hinata yang terkejut.

"Ternyata kau!" Hinata ingin menyerang pemuda itu, namun kedua tangannya ditahan oleh pengawal pemuda itu.

"Kenapa kalau aku?!" sambil menunjuk dirinya, dan melihat ekspresi Hinata yang sedang marah membuat dia menyeringai senang.

"Dasar kau... Lepaskan aku!" kesal Hinata dan memberontak.
"Kenapa kau lakukan ini pada keluargaku?!" jerit Hinata didepan pemuda yang menyuruh membawa Hinata.

"Lepaskan dia... Dan kalian boleh keluar." suara kalem pemuda itu, membuat bulu kuduk Hinata berdiri.

"Kau se-sedang merencanakan apa?" ujar Hinata mulai merasa takut.

"Merencanakan?" ujar pemuda itu lagi sambil meminum anggur ditangan kanannya.

"Cih, langsung saja, apa yang kau inginkan dari keluargaku? Tak puaskah kau sudah mengambil semua harta kami!" lagi-lagi Hinata berteriak sambil berdiri, membuat kepalan tangan dikanan dan kirinya, menahan agar amarahnya tidak memuncak.

"Kau." suara rendah dan tatapan pemuda itu sambil berdiri, dan berjalan menuju Hinata. Hinata yang melihat pergerakan pemuda didepannya, perlahan-lahan mundur dan berbalik untuk lari dari tatapan pemuda itu.

"Le-lapaskan Naruto!" ujar Hinata sambil berteriak dan memberontak.

"Mana bisa? Huh!" ujar pemuda yang dipanggil Naruto.

"Ka-Kau jangannnn!" jerit Hinata saat Naruto mulai memeluknya dari belakang.

"Salah sendiri, karena kau mau lari." kesal Naruto dan membalikan tubuh Hinata untuk menghadapnya, dan memeluk pinggang Hinata, sambil menatap mata bulan Hinata, Naruto tersenyum lembut.
"Sudah kukatakan bukan? Kau milikku!" ujar Naruto memerintah.

"A-Aku bukan milikmu... Lepaskan!" ujar Hinata sambil mendorong dada bidang Naruto yang terbalut dengan kaos oblong yang dikenakannya.

"Kau tidak bisa menolak!" ujar Naruto berbisik ditelinga Hinata, membuat Hinata tidak bergeming karena Naruto benar, dia tidak memiliki pilihan selain tunduk padanya.

"Ta-Tapi kenapa? Kenapa kau lakukan ini padaku?!" ujar Hinata sambil memukul dada bidang Naruto.

"Karena aku mengingikan dirimu? Jadi kau, dan tubuhmu hanya milik Namikaze Naruto." ujar Naruto sambil mengangkat dagu Hinata, agar mata mereka bertemu.

"Kau... Hiks hiks... Berhentilah berkata seperti itu." ujar Hinata sambil menangis namun tidak memberontak seperti tadi.

.

.

.

Bagaimana seorang prince seperti Namikaze Naruto bisa bertemu seorang Hyuuga Hinata yang bangkrut karena ulah sang Namikaze muda?

Flasback

"A-aku mencintaimu Namikaze-san." ujar gugup Seorang gadis berambut lurus berwarna lavender, tengah menyatakan cinta secara malu-malu.

"Kau sedang bicara denganku?" ujar pria yang tengah ditembak oleh sang gadis.

"A-Aku..." ujar gadis itu tak bisa berkata-kata.

"Siapa namamu?" sang pemuda yang didepannyapun bertanya.

"A-Aku Hyuuga Hinata." ujar Hinata sambil menunduk tak mampu berkata-kata lagi.

"Hyuuga Hinata? Baiklah kau adalah milikku mulai hari ini." ujar pemuda itu membuat gadis yang bernama Hinata itu mengangkat kepalannya, dan membulatkan kedua matanya terkejut.

Hinata p.o.v

Hai... Namaku adalah Hyuuga Hinata, sekarang aku kelas 2 SMA.

Saat aku menyatakan cinta, dan saat itu juga kehidupanku berubah menjadi neraka.

Aku menyukai pangeran sekolah, dan cintaku langsung disambut oleh dirinya. Apa aku mimpi? Aku hanya gadis biasa dengan kekayaan yang tidak seberapa dibanding dengan keluarga Namikaze atau keluarga teman-temanku yang bersekolah disekolah ini, namun aku merasa beruntung. Tapi, ternyata pemikiranku salah besar.

Naruto sudah menjadi milikku, namun dia biasa saja kalau didepan orang-orang, seperti aku bukan siapa-siapanya.

"Na-Namikaze-san." ujarku sambil menatap mata pujaan hatiku.

"Apa?" dia memiringkan kepalannya, membuat aku meleleh dan sepertinya aku harus segera kekelinik sekolah, dan meminta darah cadangan disana.

"A-aku mau tanya... Benarkah Na-Namikaze-san..." ujar Hinata menggantungkan kalimatku, karena aku tidak mampu berkata-kata lagi didepan sang pujaan hatiku.

"Kenapa?" ujarnya, sambil menaikan alis sebelah kanannya.

"Ma-Maaf... Apa benar kita..." ujarku sambil memainkan kedua jari-jariku.

Hinata p.o.v End

"Kita?" herannya, yang mulai penasaran.

"Apa kita ini pasangan Namikaze-san?" ujar Hinata akhirnya berani mengungkapkan isi hatinya dan menunduk dalam saat melihat ekspresi pemuda yang dicintainya kaget.

"Owh... Apa kau ingin aku perhatian padamu?" ujar Naruto menyeringai.
"Kau tahu, aku tak suka dibayar murah." seringai rubah terbentuk diwajah tampannya.

"Di-dibayar?" kaget Hinata saat memandang wajah Naruto.

"Kau tahu, seperti seorang author yang menulis sebuah cerita tanpa mendapatkan material apapun?!" ucap Naruto yang membuat Hinata binggung.
"Aku tak ingin seperti itu!" lanjut Naruto menjelaskan.

"Ma-maksud Namekaze-san?" tanya Hinata sepontan, walau masih ada gugup disela-sela perkataannya.
"Dan perumpamaanmu aneh sekali." lanjut Hinata sambil memainkan jari-jarinya.

"Baik-baiklah, secara singkat aku akan jadi pacarmu, tapi dengan bayaran tubuhmu!" ujar Naruto sambil memasukan kedua tangannya disamping kantong celananya.

"A-apa?" kaget Hinata sambil memeluk tubuhnya, karena ucapan Naruto.

"Kau ini sangat menarik... Yah?!" seringai, lagi-lagi terbentuk diwajah tampannya.

Flasback off

Itulah kejadian setahun yang lalu, namun semakin hari, Naruto benar-benar membuat Hinata kewalahan, bukan hanya sifat mesumnya, namun sifat protectifnya yang membuat Hinata tidak bisa leluasa bermain dengan teman-temannya.

Puncak kemarahan Hinata saat Ulang tahunnya yang ke-17, dia melihat Naruto bersama seorang gadis, dan semenjak itu Hinata tidak mau bertemu Naruto lagi, walaupun Naruto datang kerumahnya, meminta izin pada orang tua Hinata, Hinata tidak pernah ingin menemui Naruto.

Satu bulan Naruto tidak bertemu Hinata, dan sudah selama itupun Naruto dibuat uring-uringan karenanya.

Mohon bimbingannya senpai-senpai... Autour Newbi dengan cerita pasaran...

The End or Lanjut... kalau dapet 33 favorite akan naru lanjut fanficnya... #kayanya gak mungkin deh dapet...

Naruhina Alwas Shipper