"Benarkah apa yang kau cakap tu, Fang?"

Tiba-tiba Boboiboy muncul diantara Ying dan Fang yang sedang berbincang. Fang menatapnya dengan terkejut. Membiarkan lidahnya kelu. Ying menatap mata Boboiboy yang kelihatannya begitu penuh emosi.

"Kaupun, sudah ada Yaya, kan?" Balas Fang membuang mukanya. Ia kelihatan tidak ingin menatap lai-laki topi jingga itu. Ying memilih diam. Ia tidak mau ikut campur masalah mereka berdua. Tapi Ying juga tidak ingin diam saja melihat mereka bertengkar. Tapi Ying benar-benar bingung, akhirnya ia memilih diam.

Boboiboy telah di skak mat oleh pernyataan Fang. Boboiboy kini diam menatap Fang yang kelihatannya sudah malas melihat Boboiboy.

"Pertanyaan macam tu pun kau tak bisa jawab. Sudahlah, aku nak balik. Ying terima kasih." Fang berdiri lalu mengambil tasnya. Ying hanya diam menatapnya sambil sedikit tersenyum membalas terimakasihnya Fang. Setelah itu Fang pergi meninggalkan kedai Tok Aba.

Boboiboy masih diam menatap punggung Fang yang masih menjauh. Dia lelah dengan semua ini. Ia lelah dengan sikap Fang.

"Haiya, kau jangan diam je, ma." Ying membuyarkan lamunan Boboiboy.

"Maksud kau?"

"Tak de apa-apalah antara aku dan Fang. Dia belum bisa jujur,ma. Kerjarlah dia." Ying memerintah Boboiboy yang sepertinya pergerakannya yang semakin melambat karena kejadian tadi. Boboiboy masih menatap Ying ringan, masih tak mengerti harus apa. "Cepatlah, ma."

"Baiklah, Ying tolong beritahu Tok Aba aku tak jadi bantu dia." Boboiboy segera pergi secepat yang ia bisa untuk mengejar Fang yang belum jauh.

"Haiya, Terbaik, ma."

...

Langit yang sedari tadi jingga, mulai berubah agak gelap. Matahari mulai bersembunyi. Sama seperti matahari, Fang mulai bersembunyi dari kenyataan. Fang berjalan terus. Saat ini ia sedang tidak ingin pulang. Jingga belum habis, namun mulai tersamar violet menutupi langit. Fang kini telah sampai di taman. Ia telah duduk di sebuah bangku taman. Menatap langit, dan matahari yang perlahan hilang.

"Masih nak lari juga kau?"

Seorang laki-laki dengan topi yang sama jingganya dengan langit duduk di sebelah Fang sambil tersenyum. Mata hazelnya begitu indah ditimpa sinar matahari. Membuat Fang seketika merasakan panas di dadanya.

"Aku... dan Yaya, tak de apa-apalah." Boboiboy berkata pada Fang tanpa menatap wajahnya. Boboiboy mencoba mengerti Fang perlahan-lahan. Membiarkan perasaan mereka mengalir bersama dengan aliran mentari senja yang semakin menghilang.

"Sudah mulai malam. Kau... Tak de sesuatu yang nak kau bicarakan?" Boboiboy masih mendesak Fang yang sedari tadi diam di bangku taman itu bersamanya.

"Sudahlah, aku lelah Boboiboy. Kau sebenarnya nak apa padaku?" Tanya Fang memecah keheningan yang dibuat mulutnya.

"Tak banyak. Lihat kau senyumpun, aku dah senang." Jawabnya tenang, membuat Fang mulai berdebar mendengarkannya.

"Sudahlah Boboiboy. Kau ni sedang dalam pengaruh Adu Du. Kau kena hipnosis dia lah."

"Tak. Tak sama sekali."

Fang membelalak. Tiba-tiba matanya menatap Boboiboy begitu lekat. Mencoba menyelidiki apa yang sedang terjadi diantara mereka. "Maksud kau?"

"Kau lihat rembulan tu?" Tanya Boboiboy sama sekali tidak menjawab pertanyaan Fang.

Langit sekarang telah gelap warna jingga telah hilang bergantikan dengan violet yang begitu gelap disinari ribuan bintang.

"Apalah kau ni." Respon Fang sebal pertanyaannya malahan dijawab seperti itu.

"Rembulan tu, butuh matahari. Kalau tak de matahari, rembulan tak de lah sinar. Banyak bintang di langit sana. Namun, hanya rembulan yang kelihatan begitu indah dan terang."

"Aish terserah kau lah." Fang masih belum mengerti filosofi dari kalimat-kalimat Boboiboy yang kelihatannya sok puitis.

"Adu Du memang sempat suruh Probe buat hipnosis aku. Tapi aku memang tak sama sekali terhipnosislah. Kau pikir aku bodoh?"

"Lalu? Yang waktu itu?" Fang semakin bingung dengan penjelasan Boboiboy yang membuat otaknya rumit.

"Aku hanya gurau je lah." Jawab Boboiboy dengan santai. "Gurau?! Apalah kau ni?!"

"Iya, saat tu aku cuma gurau je. Aku kesal lah lihat kau."

Fang masih tak percaya ia dipermainkan oleh Boboiboy. Jadi selama ini? Ciuman yang begitu hangat, pelukan yang nyaman, sentuhan yang begitu lembut, semua ini hanya permainannya? Fang masih mencoba mencerna kata-kata Boboiboy. Namun, otaknya segera memerintahkan kakinya untuk bergerak pergi.

"Kau nak kemana? Nak lari lagi?" Tanya Boboiboy dengan santai tanpa menggerakkan sedikitpun anggota badannya kecuali bibir dan lidahnya.

"Kemana kau kata?! BOSAN LAH AKU DENGAR KAU! MAKSUD KAU APA MELAKUKAN SEMUA INI! KAU KIRA AKU APA?!"

"Kau belum mendengarnya sampai selesai." Boboiboy masih tenang menghadapi Fang yang emosional.

"TAK PERLU LAH! AKU NAK BALIK." Fang masih bersikeras meninggalkan Boboiboy. Ia benar-benar merasa dipermainkan dengan semua ini.

"Kau tak pernah tahu juga kan, rasanya aku menyimpan segala kebohongan ini?"

"Siapa suruh kau berbohong?" Fang menghentikan langkahnya, namun ia masih belum mau membalik badannya. "Kau takkan pernah tahu."

"Pertama kali aku memainkan ini semua, aku merasa senang. Namun, kemudian kau tahu rasanya? Aku benar-benar merasa bersalah." Boboiboy menjelaskannya dengan gamblang.

"...Aku benar-benar tak tahu lagi, Fang. Yang kutahu, kaulah matahari dan aku rembulannya. Sejak saat tu, aku bersinar. Mungkin kau tak sadar kau menyinariku, tapi aku sadar betul. Aku tahu tadinya aku mempermainkanmu. Tadinya, aku hanya ingin memberikan pelajaran pada kaulah. Tapi, kau tahu tak?" Boboiboy tiba-tiba hening. Dan Fang mulai menolehkan badannya menatap Boboiboy.

"Tapi apa...?"

"Kau lah yang memberiku pelajaran. Kaulah yang buatku berpikir tidak selalu aku yang benar. Kau tahu, aku tak bisa bermain lagi. Aku memang benar-benar jatuh cinta pada kau." Boboiboy menyelesaikan kalimatnya sambil tersenyum menatap Fang yang kelihatannya terkejut.

Fang hening menatap Boboiboy yang telah menyelesaikan kata-katanya. Hatinya begitu lega mengetahui itu semua.

"Kau... benarkah?" Tanya Fang masih berliput kekalutan dan keraguan. Ia masih tak percaya apa yang dikatakan Boboiboy itu.

"Apakah mataku ni masih berbohong?" jawab Boboiboy dengan pertanyaan yang membuat Fang hanya memiliki satu pilihan. Yaitu, percaya.

Fang masih berdiri dan diam. Boboiboy yang melihat perubahan Fang pun mulai bangkit dari kursinya dan beranjak mendekati Fang.

Saat ini mereka benar-benar berhadapan, diatapi sebuah langit berbintang.

"Matahari, sinarnya tak cukup terang dibandingkan bintang lain. Tapi, kau tahu, hanya mataharilah yang dapat menyinari rembulan. Dan biarpun tak seterang bintang lain, sinarnya selalu cukup untuk sang rembulan."

Fang mulai memahami filosofi matahari dan rembulan itu. Ia menatap Boboiboy lembut. Senyumnya nampak, namun begitu tipis.

"Lalu kau dan Yaya?"

"Kau cemburu? Hahaha." Boboiboy masih begitu bahagia melihat mataharinya kelihatan masih begitu panas melihatnya dengan Yaya. "Terserah kaulah." Fang mencibir.

"Baiklah baiklah."

...

"Jom ikut aku."

Yaya yang ditarik Boboiboy keluar dari kelas mulai mempertanyakan sebenarnya apa yang terjadi.

"Ada apa, Boboiboy?" Tanya Yaya begitu heran dengan sikap Boboiboy.

"Kau nak bantu aku tak?"

"Bantu? Bantu apa?" Boboiboy akhirnya menjelaskan masalahnya dengan Fang. Ia masih benar-benar bingung.

Boboiboy mulai bercerita pada Yaya tentang kejadian di kedai Tok Aba yang melibatkan Adu Du. Tentang dia akhirnya memutuskan mempermainkan Fang, karena sebal dengan tingkahnya, dan sampailah ia di akhir. Tentang perasaan yang tumbuh dan mekar perlahan karena permainannya.

"Kau ni ada-ada je lah. Kau benar-benar suka sama Fang?"

"Entahlah. Aku teduh kalau dekat dia. Tapi, aku takut dia tak suka padaku." Boboiboy mulai mengutarakannya. Ia benar-benar bingung menyampaikan perasaan ini pada Fang.

"hmm, bagaimana kalau kita cuba buat si Fang tu cemburu?" Yaya memutar otaknya dengan sangat cepat.

"Maksud kau?"

"Kita lihat reaksi Fang lah. Kalau dia kelihatannya biasa je, berarti dia sama sekali tak de perasaan sama kau. Tapi, kalau dia mulai kelihatan kesal atau tak suka, berarti kemungkinan besar dia suka pada kau."

"Macamana, kita buat?" Tanya Boboiboy kelihatannya belum seratus persen mengerti rencana Yaya.

"Sudah serahkan je padaku. Kau tinggal ikuti aku je."

...

Saat ini Fang dan Boboiboy saling menatap satu sama lain. Mereka tidak bersentuhan, namun hati mereka telah bertemu. Telah menjadi satu.

"Jadi... kau dan Yaya...?"

Boboiboy tersenyum sambing menggelengkan kepalanya. "Tak, kami tak de apa-apa. Aku hanya untuk kau je."

Fang menundukkan kepalanya. Merasakan hatinya begitu hangat sekarang. Fang merasa ia sudah dapat jujur pada dirinya sendiri tentang perasaan yang membuatnya tidak karuan. Fang tersenyum tipis. Boboiboy perlahan melayangkan tangannya ke arah wajah Fang dan mengangkat wajah Fang untuk menatapnya.

"Kau mau jadi matahariku lagi?"

Fang tidak menjawabnya dengan 'iya' atau 'tidak'. Fang mendekatkan wajahnya ke wajah Boboiboy membiarkan segalanya mengalir bagai udara yang sekarang menghembus diantara wajah mereka. Boboiboy memejamkan matanya, membiarkan sinar Fang saja yang membuatnya begitu indah malam itu. Perlahan Fang menghapuskan jarak antara hati dan bibir mereka.

Boboiboy sudah tahu jawabannya.

-FIN-


SELESAI DENGAN SENTAUSA

YAAMPUNN

Saya mengakhirinya dengan kuots-kuots dan filosofi yang sok puitis XD karena saat membuat Fic ini saya habis menonton Rectoverso #promosi

Di akhir memang sengaja tidak saya berikan adegan 'panas' karena... dalam menyambut momen Lebaran ini marilah kita makan (?) yang manis-manis saja XD

Saya menenggelamkan perasaan saya semua di Fic ini. Ohiya mohon doanya juga saya sedang sibuk mempersiapkan berbagai tes untuk masuk ke perguruan tinggi negeri, jadi mohon maaf kemarin saya lelet update karena habis sedih-sedihan saya belum keterima X"D, setelah keterima, mungkin saya baru akan aktif lagi he he #curhat. Yang kata-kata terakhir, Fang bersinar bukan berarti dia bawa lampu ya #diinjek XD

Banyak yang sempat takut kalau pairnya bakal diganti ;w; saya juga tadinya akan membuat Boboiboy berpacaran dengan Yaya untuk mengecoh Fang. Dan bukan Yaya yang bilang suka tapi Ying yang bilang suka sama Fang XD Entah mengapa saya jadinya membuat seperti ini~ tadinya juga saya benar-benar mau membuat Boboiboy suka dengan Fang hanya murni karena hipnotis dan nanti ada adegan pertarungan dengan Adu Du, tapi akhirnya tangan saja menginginkan hal yang berbeda~ Di akhinyapun saya tidak berpikir konfliknya akan serumit ini XD saya harap final dari ini semua lebih memuaskan (ceritanya ini behind the scene)

Begitu banyak Review, Komentar, dukungan, kritik dan juga saran yang terus membuat saya bersemangat menyelesaikan Fic ini dengan sentausa. Terimakasih banyak sekali lagi. Tidak ada review atau kritik yang negatif menurut saya, karena dibalik pedasnya kritik ada suatu hal yang membuat kita lebih baik X3 terimakasih banyak semuanyaa. terimakasih juga untuk respon positifnya dengan tidak memberikan kacang ke saya XD mungkin reviewnya saya tidak bisa membalasnya semua, maaf ;;

Saya sekali lagi meminta maaf atas OOC, Typo, Deskripsi tempat, waktu, suasana ataupun suatu kegiatan yang kurang jelas dan kurang dimengerti, adegan yang tidak hot :", Bahasa dan diksi yang kurang pas, dan segala kesalahan lainnya

Terimakasih sampai bertemu di Fic saya selanjutnya ^^

Disclaimer: Animonsta Studio