Ansatsu Kyōshitsu — Yūsei Matsui

.

WARNING : HOMO, R-M, GAJE, TYPO, OOC.

.

[All x Karma]

.

.

.

Eroge

"Kalau dipikir Chiba-kun mirip tokoh eroge ya." Karma menghentikan sejenak kegiatannya. Chiba—orang yang dimaksud olehnya terdiam sejenak.

"Benar juga," Mata yang tersembunyi dibalik poninya sedikit memicing sinis. "Seperti saat aku menganumu kan Karma?"

—yang ditanya langsung membuang mukanya kesamping.

.

Uang

Karma jelas ingat kenapa ia terbaring di ranjang milik lelaki bermata violet yang tengah menindihnya—Asano Gakuho—dengan tubuh telanjang.

Dia hanya butuh uang.

"Karma-kun." Bisik lelaki itu seduktif, kedua tangannya membuka kaki Karma hingga mengangkang memperlihatkan sesuatu disana.

"Ahhhnn..." Desahan kenikmatan lolos dari bibirnya yang membuat patnernya menyeringai bak hewan buas.

Karma bergidik ngeri sebelum sesuatu menerobos dirinya. "Aaarrgghhh..."

.

Uks

"Ap-"

"Sssttt... diamlah." Potong suara itu, Karma tidak tahu kenapa dirinya tiba-tiba dibekap oleh seseorang dan berakhir di UKS.

Tak lama ia bisa melihat beberapa siswa dari kaca satu arah melewati dirinya begitu saja. Karma bukanlah orang lemah dan segera menginjak orang yang membekap dirinya.

"Awww... sakit." Karma berbalik dan menemukan Maehara mengaduh kesakitan didepannya.

"Maehara?" Panggilnya, sedang pemuda yang dipanggil merengut kesal.

"Kau harus tanggung jawab karma." Kata Maehara dengan cengiran lebar.

"Siapa peduli denganmu." Balasnya sakartis.

"Kau tidak asyik,"

"—Padahal aku akan memberimu susu strawberry jika kau mau ber-"

"Aku berubah pikiran." Potongnya cepat, membuat cengiran Maehara makin lebar.

.

Borgol

"Detective bisa kau lepaskan borgol ini?" Tanya Karma dengan tangan terangkat di udara, memperlihatkan kedua tangannya yang terborgol.

"Tidak akan sebelum kau membuat pengakuan." Jawab Detective itu—Asano Gakushuu—yang tengah duduk manis ditempatnya.

"Kau benar-benar ingin tahu ya?" Godanya.

"Tentu saja," Tangannya mengelus tangan Karma yang kini berada di atas meja. "Jadi kapan kau mau mengaku?"

"Teganya, setelah aku membuat pengakuan kau akan membuangku kan?" Karma membuat gestur seolah-olah tersakiti.

"Kau tahu aku Karma," Balasnya. "Jelaskan kenapa kau membunuh Ayahku?"

"Ahaha... dia akan membunuhku jika dekat denganmu,"

"Bagaimana perasaanmu? kau lebih memilih ayahmu atau aku?" Tanya Karma, kekehan kecil masih terdengar dari bibirnya. Asano beranjak dari kursinya kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Karma.

"Kau sudah tahu jawabannya." Katanya kemudian bibirnya mengulum bibir pemuda berambut merah.

Clik

Dan borgol yang membelenggu tangannya telah terbuka.

.

Baju

"Karma tidak bisakah kau mengganti bajumu di toilet?" Karma menaikkan sebelah alisnya begitu mendapati Terasaka dengan wajah memerah menyuruhnya pergi ke toilet.

"Suka-suka aku dong." Balasnya cuek bebek.

"Terserahmulah." Kata Terasaka sembari menutup hidungnya yang mendadak mimisan kemudian pergi meninggalkan kelas.

Karma memandang temannya yang lain. "Ada apa dengannya?" Tanyanya.

"Jangan dipikirkan Karma, sebaiknya cepat pakai bajumu." Koro sensei dengan wajah pinknya menimpali.

.

Cermin

"Bloody Mary,"

"Bloody Mary,"

"Bloody Mary."

Mata emasnya memandang tak berkedip ke arah cermin yang memantulkan bayangannya.

satu detik.

dua detik.

tiga detik.

Ia berjengit kebelakang ketika bayangannya itu menyeringai kearahnya dan tangannya yang mulai menjulur keluar dari cermin.

"Aku menginginkanmu diriku." Bayangannya berbicara, mata merahnya yang mengintimidasinya membuat Karma tak bergerak seincipun dari tempatnya.

Dan tangan sedingin es itu kini sudah membelai pipinya.

"Nah, akan kuambil dengan perlahan."

Ia merutuki keisengannya dalam memanggil roh jahat itu.

.

.

.

fin.

.

[Update : 08/07/2015]