DISCLAIMER : Naruto punya Masashi Kishimoto-sama^^

This Story is Mine^^

Rated : T

Genre : Romance

Pair : SasuHina^^

WARNING! : OOC, EYD ANCUR, ANEH, GAJE, DE EL EL

SO, DON'T LIKE DON'T READ!

Enjoy This Story Minna~

Peluh keringat membasahi dahinya, nafas yang terengah-engah, kaki yang mulai gemetar, serta surai indigo yang sedikit berantakan karena ulah angin. Tapi ia tidak bisa menyerah disini, teman-teman se-tim hanya bisa mengharapkannya "Ayo Hinata! Sebentar lagi garis finish!" seru gadis blonde yang dikuncir ponytail. Hinata yang mendengar teriakan penuh semangat dari Ino langsung meningkatkan kecepatan larinya dan—

DEG!

Hinata merasa kedua kakinya sangat sakit jika digerakkan tapi ia abaikan 'Sebentar lagi finish!' pikir Hinata. Ia mencoba untuk memaksakan kakinya lagi namun tidak bisa 'Harus bisaa!' jerit inner Hinata. Alhasil dia berhasil merebut juara 1 dalam lomba lari estafet dan satu keinginan yang sudah lama ia pendam yaitu mengalahkan Uzumaki Karin, sang ratu gosip yang dulu sering mengerjainya!

Plukk

Hinata menoleh ke belakang dan mendapati Ino yang tersenyum cerah bak matahari musim panas "Kyaa! Selamat Hinata-chan~" jeritnya sambil memeluk erat Hinata yang menimbulkan efek sesak nafas da selanjutnya semua menjadi gelap dalam penglihatan Hinata, suara terakhir yang ia dengar adalah suara Ino yang meneriaki namanya.

***IChikaze Kimi***

Perlahan-lahan Hinata mulai membuka kedua matanya lalu memegang kepalanya yang terasa pusing sekali "Aku pingsan ya?" gumamnya. Menengok ke arah lain, Hinata bisa melihat Ino sedang berbicara kepada orang lain di luar sayangnya sosok yang sedang berbicara dengan Ino terhalangi pintu UKS dan Hinata bisa memperkirakan kalau Ino... Marah? Menuntut? Akh, entahlah Hinata masih tidak sanggup untuk memikirkannya. Tak lama, Ino datang ke dalam ruangan UKS dan terlihat terkejut mengetahui Hinata sudah sadar "Hinata-chan?! Kau sudah sadar?!" Yang ditanya hanya mengangguk lemah.

"Hah kau ini! Kakimu terkilir parah tau! Dan ternyata kau tidak kuat berlari terlalu lama?! Kenapa kau tidak memberitahuku?! Kenapa kau memaksakan diri hah?!" Akh, bestie-complex Ino mulai kambuh.

"I-iya, habisan s-sebentar lagi garis finish d-dan aku tak mau mengecewakanmu, seluruh teman-teman tim... Dan juga a-aku merasa puas bisa mengalahkan Karin." Ino mengangguk pasrah, percuma saja ia membalas ucapan Hinata, Dasar gadis keras kepala, pikir Ino.

Hinata merasa banyak yang tidak dapat ia ingat, bahkan sekarang tanggal berapa pun ia lupa "Se-sekarang tanggal berapa Ino-chan?"

Sudut bibir Ino sedikit terangkat, keinginan untuk menjahili Hinata pun timbul. Ino memasang pose berpikir "Hmm, entahlah... Yang aku ingat hanya seminggu setelah kau berjanji pada dirimu sendiri kalau kau akan meminta penjelasan Sasuke-kun~ Seminggu setelah semalaman kau menghabiskan waktu untuk membaca fanfic sad ending, seminggu setelah kau merengek karena Ahiru-sama tidak membalas PM darimu, seminggu setela—"

"Ino-chan!" Hinata menyesal sekali sudah bertanya sahabatnya itu, kembungan pipi darinya malah dibalas gelak tawa Ino membuat Hinata tambah badmood. Teringat dengan Ino yang tadi marah-marah di luar, Hinata jadi penasaran siapa yang berbicara dengan sahabatnya tadi. Apa mungkin Chouji, pemuda dengan bobot tubuh besar yang menyukai Ino? "Euum, tadi kau berbicara dengan siapa Ino-chan? Kau terlihat marah tadi."

Ino langsung salah tingkah dan Hinata makin penasaran "Ta-tadi aku berbicara dengan... dengan...—akh, dengan Karin!"

Gadis berambut indigo sepunggung itu menaikkan sebelah alisnya "Karin?" beo Hinata.

"Ya! Tadi dia meremehkanmu! Makanya aku marah sekali, dasar tidak tahu diri!"

Hinata menghela napas lega "Hah, kukira Chouji... Tapi kau tidak berlebihan memarahi Karin 'kan?" Gadis Yamanaka itu mengangguk kencang, senang kebohongannya tidak ketahuan 'Awas kalau kau ingkar janji, baka!' geram Ino dalam hati.

"Hinata-chan, aku keluar dulu... Ingin beli minuman, jaa!" Hinata mengangguk pelan. Menghela napas pelan, iris lavendernya menerawang menatap langit-langit ruangan UKS. Sudah seminggu Hinata dan Sasuke bertingkah layaknya orang asing, yah memang sih dari dulu mereka jarang berinteraksi karena Hinata yang pemalu dan Sasuke yang sibuk sebagai Ketua OSIS. Tapi, kali ini berbeda. Sasuke tak pernah menyala nya dan hanya berbicara ketika jam sekolah, memanggilnya pun bukan lagi 'Hinata' tapi 'Hyuuga-san'.

Biasanya di saat seperti ini, Hinata akan curhat dengan Ahiru-sama namun sepertinya Ahiru-sama sedang sibuk atau ikut menjauhinya? Ugh, miris sekali nasib percintaannya. Daripada melamun, Hinata mengambil smarphone nya dan mulai mengetik... Sebuah fanfic tentunya! Sebuah ide terlintas di otaknya untuk membuat fanfic berdasarkan kisah percintaannya namun akhirnya... bagaimana? Kalau ia buat sad ending sama saja ia mendoakan hubungannya dan Sasuke juga berakhir tragis namun kalau dibuat happy ending, akankah jadi kenyataan? 'Jika kubuat happy ending akan terkesan terlalu berharap.' pikir Hinata.

Tak lama Ino kembali dan memutar kedua iris aquamarine nya bosan melihat Hinata laha asyik-asyikkan mengetik "Hei Hinata-chan! Kau mengetik apa?" Hinata mengganti posisi tidurnya dari telentang menjadi miring ke samping membelakangi sahabatnya "Fanfic, jangan ganggu aku Ino." Gadis Yamanaka itu menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Hinata. Malas berdebat dengan Hinata, Ino memilih duduk di samping tempat tidur UKS sambil memainkam smarphone nya juga.

"Hinata-chan..."

"Hn?"

"Kau menulis fanfic apa, genre nya?"

"SasuHina. Genre aku tak tahu..."

Ino menghela napas frustasi "Sejak kapan kau mengikuti Sasuke-kun?"

"Hn?"

"Terserah kau Hinata... Aku sudah cukup frustasi."

"Hn."

Ingin rasanya Ino mencekik leher Hinata sekarang juga dan berteriak di telinganya supaya berbicara yang jelas, tidak usah mengikuti bocah Uchiha itu. Sayangnya ia tak bisa melakukan itu karena alasan kemanusian 'Sabar, Ino.' innernya mencoba bersabar karena tingkah menyebalkan makhluk di sampingnya. Bosan hanya bermain smarphone, Ino mencoba memanggil Hinata namun tidak di dengar dan ketika ia mencoba melihat Hinata ternyata dia sudah tidur. Melihat smarphone Hinata yang sudah di tepi tempat tidur, Ino mengambilnya perlahan. Niat awalanya sih supaya tidak rusak akrena kalau smarphone kesayangan Hinata jatuh dan rusak, Ino tidak bisa membayangkan bagaimana Hinata mengamuk dan menangis semalaman.

Tapi karena penasaran dengan yang diketik Hinata akhirnya Ino malah mengutak-atik smarphone Hinata, dan yang terbuka malah PM dengan Ahiru-sama.

Subject : Konichiwa^^

TomatoHime : Konichiwa Ahiru-sama^^ Euum, aku... salah satu penggemarmu! Kau benar-benar pro SasuHina? #peace

Ahiru-sama : Hn, arigatou... Tentu saja (—.—)

Ino sweatdrop membaca balasan dari Ahiru-sama, jawabannya sangatlah singkat sekali 'Itu termasuk pendalaman karaketer atau memang sifat asli ya?' pikir Ino sweatdrop. Ia kembali membaca :

TomatoHime : Jawabanmu singkat sekali(-,-) tapi itu bukan ejekan kok^^ Hmm, Ahiru-sama kau itu perempuan atau lelaki?

Ahiru-sama : Menurutmu?

TomatoHime : Hee?! Menurutku?! Mana ku tahu, tapi firasatku mengatakan kau lelaki -_-"

Ahiru-sama : Terserah... Silahkan berimajinasi Hime~

TomatoHime : Aku berubah pikiran, kau itu memiliki dua jenia kelamin #peace

Ahiru-sama : Hn.

Ino menatap bosan perbincangan basa-basi kedua author itu jadi Ino men-scroll terus ke atas, mencari perkacapan 'spesial' mereka berdua. Dan gotcha! :

TomatoHime : Ahiru~ Aku butuh bantuanmu! Keluarlah dari danau(?)!

Ahiru-sama : Berhenti berteriak tidak jelas -_- Ada apa Hime?

TomatoHime : Tadi komik ku ditemukan Sasuke-kun! Aku takut dia membaca tulisan yang kutulis kecil di gambar 'Sasuke'!

Ahiru-sama : Itu bagus, dia mengetahui perasaanmu... Tamat.

TomatoHime : #sweatdrop Kau belum pernah jatuh cinta yah?! Miris sekali hidupmu~ Ugh! Aku bersumpah akan menjauhi nya kalau ia sampai membaca tulisan itu!

Ahiru-sama : ...

TomatoHime : eeum Ahiru? Kau kenapa?

TomatoHime : Ahiru?!

TomatoHime : Hei balaslah! Aku butuh saranmu!

Ino menghela napas frustasi sambil memijit pangkal hidungnya 'Jadi ini sumber masalahnya.' pikir Ino. Ia langsung memasukkan smartphone Hinata ke dalam tas gadis itu kemudian menggoyangkan tubuh Hinata bermaksud untuk membangunkannya. Tak lama Hinata mulai tersadar dari alam bawah sadarnya "Eeum, ada apa Ino-chan?" Ino menggeleng pelan.

"Tidak, ayo pulang! Kau ingin menginap di UKS? Nanti kalau Neji-senpai dan Hiashi jii-san marah bagaimana?"

Hinata mengangguk kencang dan tersenyum tipis "Hm, ayo pulang!"

Mereka berdua pun berjalan meninggalkan sekolah, Hinata merasa ada yang aneh dari sikap Ino. Tiba-tiba gadis Yamanaka itu menjadi sedikit diam? Apakah Hinata melewatkan kejadian penting saat tidur? "Ino-chan, kau kenapa? Apa ada yang kulewatkan saat tidur tadi?" Lagi-lagi Ino menggeleng malahan tersenyum tipis ke Hinata. Dari tatapan matanya Hinata tahu kalau Ino menatapnya... Iba? "Kenapa kau menatapku seperti itu?" Nada tidak suka menyeruak dalam ucapan Hinata.

Drrttt drrrtt drttt

Bukannya menjawab pertanyaan Hinata, Ino malah mengambil smarphone nya dan mengangkat telpon.

"Moshi-moshi?"

'...'

"Sekarang?!"

'...'

"Tapi dia—" tuut... tuut... Ino menggeram kesal dan hendak membanting smarphone nya jika saja ia tak ingat sudah ke-10 kalo dia membeli smartphone dalam 2 bulan terakhir "Ino-chan? Ada apa?"

"…"

"Ino?"

"Hinata, akuharuspergisekarang. Ada urusanmendadakkautenangsajananti orangsuruhankuakandatangmenjemputmu! JaaneHinata-chan~!" Ino langsung berlari pergi meninggalkan Hinata yang masih melongo, terheran-heran sekaligus bingung tak mengerti bahasa apa yang dipakainya "Ino-chan... Bicaranya cepat sekali, aku tak mengerti yang diucapkannya." gumam Hinata penuh rasa ketidak-percayaan lalu mengangkat kedua bahunya dan melangkah pergi.

##Hinata POV##

Tadi Ino-chan bilang apa ya? Aku tak terlalu mengerti tapi seingatku dia mengucapkan kata 'suruhan'? Maksudnya pekerjaan sampingan Ino menjadi pesuruh? Mandiri sekali Ino-chan! Aku terkagum padamu~ Semoga berhasil Ino-chan!^^ Hah, tapi jadi terasa tidak enak kalau Ino-chan tidak menemaniku pulang ditambah kaki ku baru saja terkilir. Sangat membosankan sekali, kira-kira bagaimana Shika-nii bisa menjalani hidup hanya ditemani tidur yah? Eh? Akh, sudahlah itu urusan Shika-nii, Kami-sama, dan Temari-nee.

Ddrrtt dddrrttt

Eh? Tumben sekali ponsel ku bergetar, dan... EEH?! Ada PM dari Ahiru-sama! Mungkin hari ini adalah hari keberuntunganku bukan? Dengan cepat ku baca PM darinya, ugh! Kami-sama memang sangat menyayangiku~ :

Subject : Cepatlah.

Ahiru-sama : Kau butuh saranku bukan? Maaf karena lama tak menghubungimu tapi aku punya sesuatu yang lebih baik dari sebuah saran. Temui aku di bangku berwarna putih di Konoha High School.

Hee?! di Sekolah? Darimana Ahiru tahu kalau aku bersekolah di Konoha High school? Dan... Apa maksudnya dengan 'sesuatu yang lebih baik'? Hmm, bangku berwarna putih? Seingatku ada di... Akh! Di pinggir lapangan futsal! Lebih baik aku segera ke sana, kira-kira wajah Ahiru seperti apa ya? Apakah mirip sekali dengan bebek? Ugh! Aku sudah tak sabar~

Hah, akhirnya aku sampai juga di pinggir lapangan futsal! Tapi dimana Ahi—"Akhirnya kau datang, Hinata."

GLEK.

I-ini kan su-suara Sa-sasuke-kun?! Dengan kaku, aku menoleh ke sumber suara dan ternyata dugaanku memang benar. Akh, aku tak tahu harus menarik kata-kataku kalau hari ini hari keberuntunganku atau tidak. Jujur saja, aku sangat merindukan Sasuke-kun tapi di satu sisi aku merasa kalau Sasuke-kun membenciku? "H-ha'i Sa-sasuke-kun." aku bingung ingin membalas apa, pikiranku tiba-tiba kosong dan hei" Dimana Ahiru?! Kenapa aku tidak melihatnya dari tadi?! Atau jangan-jangan Ahiru bekerja sama dengan Sasuke-kun?! Atau Ahiru-sama adalah—"Aku... Sudah lama menunggumu Hinata." S-sa-sasuke-kun?! Tidak! I-itu tidak mungkin!

##Normal POV##

"Aku... Sudah lama menunggumu Hinata." Wajah Hinata berubah pucat pasi mendengar kalimat Sasuke yang membuatnya berpikir kalau pemuda dengan rambut mencuat itu adalah... Ahiru-sama? Rasanya tidak mungkin namun apa saja bisa terjadi bukan? "K-kau me-menunggu siapa Sasuke-kun?" Hinata mengecilkan volume suaranya ditambah wajah yang sedikit ia tundukkan bermaksud supaya tidak terhipnotis onyx kelam itu untuk kesekian kalinya.

Sasuke sedikit berseringai kemudian berjalan mendekati Hinata, ia berjalan pelan tapi jantung Hinata terus berdetak berkali-kali lipat lebih cepat dengan rona merah di kedua pipi porselennya "Menunggu seseorang bernama TomatoHime, kau tahu dia~?" DEG. Kedua iris amethyst itu melebar mendengar penuturan Sasuke. Lagi-lagi sebuah harapan yang sama dan tak akan pernah terwujud kembali ia inginkan 'Tanah, telan aku sekarang!' jerit inner Hinata. Reflek Hinata mulai melangkah mundur mengetahui Sasuke semakin dekat hingga—

DUKK

Hinata sedikit meringis ketika punggungnya tidak sengaja menabrak sebuah pohon besar di belakangnya "Ittai..." Dan Hinata benar-benar ingin pingsan saat menyadari Sasuke sudah berada di hadapannya, oh Tuhan bolehkah Hinata berharap kalau ia akan pingsan sekarang? "Kenapa kau mundur?"

"A-ano... A-aku t-tidak m-mundur kok." Gadis cantik itu menelan ludah saat Sasuke mulai berjalan mendekatinya lagi padahal jarak mereka sudah sangat dekat. Oh Kami-sama, kenapa nasibnya harus begini? "Kenapa kau menunduk?" Tentu saja karena kau! pikir Hinata sedikit kesal dengan pertanyaan Sasuke-kun tercinta. Sayangnya Hinata hanya mampu menggelengkan kepalanya dan menunduk takut untuk menatap ukiran wajah sempurna karya Kami-sama dihadapannya. Kedua tangan Sasuke terulur di samping kanan-kiri kepala Hinata, yah posisi mengurung. Sangat berbahaya jika dilihat orang tapi Sasuke tak peduli dan Hinata masih bersikeras ingin pingsan "A-aku... B-bisa sedikit me-menjauh... t-tidak, S-sasuke-kun?" Hinata merutuki dirinya yang malah bertanya kepada Sasuke dengan kalimat lancang seperti itu.

"Tidak. Terakhir aku menjauhimu, aku hampir gila." BLUSHH. Wajah Hinata memerah bak kepiting rebus mendengar perkataan sang Uchiha, ia terus memerintahkan dirinya untuk pingsan tapi tetap saja tidak bisa. Padahal jantung Hinata sudah ingin meloncat tapi kenapa tidak bisa? Sepertinya Kami-sama salah waktu dalam memberinya chakra "Su-sudahlah... A-aku harus p-pulang." Gadis maniak cinnamon rolls itu mencoba mendorong dada bidang Sasuke tapi... Akh, kenapa tidak bisa?

"Aishiteru, Hinata..."

Eeh?! Iris Amethyst Hinata melebar, apa ia tak salah mendengar? Sasuke... Menyatakan perasaanya pada Hinata? Ini mimpi 'kan? Seorang Uchiha Sasuke memiliki perasaan terhadap dirinya? Bukankah ia sudah memiliki kekasih? Kekasih... Ya, mungkin Hinata hanya akan dijadikan selingan saat Sasuke bosan bukan?

Tes...

Tes...

Tes...

"S-sasuke-kun hiks... bohong hiks... K-kau hanya me-menjadikanku hiks... Selingan hiks..." Ucal Hinata terbata-bata. Berbeda dengan Hinata, kini Sasuke dibingungkan dengan perkataan dan reaksi gadis manis dari keluarga Hyuuga ini. Selingan? Bohong? Sejak kapan?! Siapa yang sudah berani mengotori otak Hinata sih?! Jangam bilang si kuda pirang itu! Sialan.

"AKu tak bohong Hinata, dan siapa yang bilang kalau kau hanya selingan?" Sasuke mencoba meredam kekesalan yang hampir diubun-ubun. Ia sudah cukup gila karena menjauhi Hinata seminggu ini dan sudah lama ia merencanakan hari dimana ia menyatakan perasaannya pada Hinata. Sasuke tak ingin membuatnya kacau "A-aku hiks.. mendengarnya d-dari I-ino-chan hiks... D-dan a-aku pernah hiks... me-melihatnya." Tuh 'kan? Pasti kuda pirang itu yang sudah mengotori otak Hinatanya. Tapi Hinata bilang dia pernah melihat Sasuke dengan gadis lain?! Sejak kapan?!

"Siapa gadis yang kau maksud?"

"A-aku tak tahu n-namanya, y-yang aku tahu d-dia hiks... B-berambut biru pendek hiks..." Gadis berambut biru pendek? Sia—akh! Konan! Hah, dasar gadis polos... Sasuke mendengus dan Hinata yang mulai berhenti terisak menatapnya bingung.

"Maksudmu Konan? Dia adalah calon kakak iparku." BLUSHH. Wajah Hinata makin memerah, jadi selama ini dia cemburu pada calon istri dari Uchiha Itachi?! 'Ugh! Dasar Baka!' jerit inner Hinata merutuki kebodohannya yang mudah percaya ucapan Ino. Dan kenapa ia belum pingsan dari tadi? "Go-gomen k-karena me-menuduhmu Sasuke-kun... A-aku—"

"mencintaimu... Sekarang kau hanya perlu menjawab 'ya'." Kalau begitu sih namanya pemaksaan Sasuke-kun, pikir Hinata.

"Y-ya, a-aku juga." balas Hinata malu setengah mati. Ada yang tahu bagaimana merah nya kepiting rebus? Wajah Hinata lebih parah dari kepiting rebus.

Sasuke berseringai menatap wajah malu-malu Hinata, sebuah ide jahil melintas di benaknya. Pemuda raven itu mendekatkan wajahnya dan salah satu tangannya sedikit mengangkat dagu Hinata supaya gadis itu tidak menunduk "S-sasuke-kun, K-kau i-ingin apa?" tanya Hinata terbata-bata. Bukannya menjawab, bungsu Uchiha itu malah makin mendekatkan wajahnya...

Makin dekat...

6 cm...

5 cm...

4—

BRUKK

Hinata pingsan di tempat sedangkan Sasuke memutar kedua onyx kelamnya malas "Hah, dia pingsan." gumamnya. Dengan sigap, Sasuke menggendong Hinata ala bridal style disertai senyuman tipi yang mampu membuat semua gadis yang melihat pasti menjerit. Di dalam hati dia berterima kasih pada Fanfiction, kenapa? Hah, memang jodoh itu di tangan Kami-sama. Tapi bagi Sasuke, Fanfiction adalah perantara yang sangat hebat.

Jika saja Sasuke tidak mengenal fanfiction maka ia tidak akan pernah membuat fanfic...

Jika Sasuke tidak membuat fanfic maka ia tidak akan di kenal.

Jika tidak di kenal? Dia tidak akan pernah bisa akrab dengan TomatoHime

Tidak bisa akrab dengan Hinata...

Tidak mengetahui kalau gadis itu punya perasaan yang sama dengannya..

Intinya, karena Fanfiction!

TAM—Eitss silahkan baca omake minna^^)b


Omake :

Sasuke sangat khawatir ketika mendengar Hinata pingsan, sedikit berlari ia menuju UKS. Pemuda raven itu hendak masuk tapi—"Eitts, kau dilarang masuk!" Ck, lagi-lagi kuda pirang ini menghalanginya. Memutar kedua bola matanya bosan, Sasuke menatap sinis gadis dari klan Yamanaka "Jangan. Halangi. Aku." Ino menggeleng kencang malahan merentangkan kedua tangannya.

"Tidak! Kau sudah membuat Hinata sakit hati! Sekali lagi kau mendekati sahabatku, akan ku bunuh kau!"

"Aku ingin memperbaiki hubunganku dengan Hinata, minggirlah Yamanaka."

Tatapan mengintrogasi dilemparkan pada Sasuke "Oh ya? Berikan alasan logis setelah seminggu ini kau seakan-akan tidak mengenal Hinata!"

"Aku mencintainya. Kalau kau ingin tahu konflik nya, periksa ponselnya dan lihat percakapanku dengan Hinata lewat PM. Ahiru-sama."

Iris aquamarin Ino melebar disertai wajah horror "K-kau Ahiru-sama?!" Sasuke mengangguk santai. Ino menghela napas pasrah sambil memijit pangkal hidungnya "Hinata masih pingsan, sebaiknya nanti saja."

"Jangan menghalangiku."

"Kubilang nanti saja bodoh!"

"Aku pingsan ya?" Sayup-sayup suara Hinata terdengar, masih lemah.

"Baiklah, aku akan menjelaskan semuanya pada Hinata nanti. Aku akan meneleponmu, Yamanaka" Sasuke memutar balik tubuhnya, berjalan menjauhi UKS. Ino langsung memasuki ruang UKS dengan wajah pura-pura terkejut bermaksud supaya Hinata tidak curiga "Hinata-chan! Kau sudah sadar?!"

BENAR-BENAR TAMAT~~


A/N :


Fyuuh akhirnya chapter terakhir publish juga~~~ Oh ya minna makasih banget buat semua review yang kalian berikan, Kimi sangat terharu. Butuh waktu sehari untuk menyelesaikan chapter ini karena Kimi terserang WB makanya gomen kalau kurang memuaskan ya minna~ Dan ini balasan review untuk para viewers~ Sebelumnya terima kasih yang udah setia membaca fict ini[Readers dan silent readers] :') Padahal kan ini fict abal tapi kalian masih mau membacanya :') :

Nurul851 : Ya begitulah~ Alasannya sudah ku jelaskan di PM, arigatou atas dukungannya Nurul-san~

cintya. cleadizzlibratheea : Iya, sebagian pengalaman hidupku HAHAHA #plakplakplak

Linevy Hime-chan : Oh begitu, syukurlah kalau termasuk update kikat XD Emang bener Ahiru-sama itu Sasuke akh, kayaknya aku gak bisa buat Line-chan penasaran... Payahnya diriku X3

mizuki Nanahara : Itu sengaja kubuat biar readers penasaran XD apalah Mizuki-san penasaran? Daijobu, review darimu saja sangat berharga untukku :')

Riyusa : EEH? Benarkah?! Wahh aku sangat tersanjung :3 Arigatou Riyusa-san~

Onyx Dark Blue : Hee? Salah safu fict fav kamu? Wuaa aku sangat senang~ Ya memang pair canon nya SasuSaku tapi bukan berarti SasuHina punah(?) kan? Jadi ayo tetap lestarikan SASUHINA~

Hime-chan : Arigatou atas pujiannya~ Ini udah apdet kok, apakah termasuk apkil? Kalau enggak, gomen ya T.T

Sasa : Bikin Sasa-san penasaran? Wuaa aku sangat tersanjung X3 Iya, ini udah apdet XD

Lluvia Plueviophile : Enggak apa-apa pake bahasa Inggris, udah hebat aku aja gak bisa *ngaku #plakplakplak. Aku salah tulis T.T harusnya Kaichou malah Kouhai, ugh! Aku masih payah dalam bahasa jepang T.F Gomen ya buat Lluvia-san bingung T.T *bungkukbungkuk

Sekali lagi arigatou atas dukungan para readers, senpai, dan silent readers :') Oh ya, Kimi berencana membuat prekuel nya tapi entahlah... Kimi masih bingung dan butuh pendapat readers XD.

Akhir bacot super panjang,

Mind To Review, Minna?^^