Hai hai hai minna~
Gomen~ (perasaan gomen~ mulu dari kemaren) *plaak
Bukan maksud buat lama update, yaah seperti biasalah, urusan DuTa membuat Itsu tak bisa leluasa melanjutkan cerita di tambah lagi Itsu ada tambahan jadwal jadinya otak Itsu terkontrol nyari ide buat jadwal Itsu yang baru ini :')

Entah gara-gara profesi kali ini yak yang bikin Itsu jadi kurang fokus ke sini muehehe

Mangap yak eh maksudnya maaf :v

Apalagi sekarang ini Itsu kalau lagi bikin chapter baru, bisanya Cuma malam (kalau perlu begadang sekalian) soalnya siang atau sore udah gak bisa lagi, selain karena tambahan jadwal di jam segitu, Itsu juga gak bakalan bisa tenang ngetik kalau ada aja yang gangguin (-_-')

Ooh ya di tambah lagi beberapa hari yang lalu Itsu baru pulang dari Medan. Pulang balik Medan selama hampir empat bulan. Hufft capek banget rasanya. Badan pegal linu.

Nah sekian dari curcolan gak jelas Itsu yang pada dasarnya author nya gak jelas juga XD

Mari kita langsung capcuss ke ceritanya

Okeh2 bekicot ! :D


Disclaimer : Punya saya kok, siapa Masashi ? Gak kenal (Di hajar Masashi Kishimoto)
Genre : Romance, Humor (garing)
Rate : M
Pairing : SasuNaru (yg lain nyusul)
Warnings : Yaoi, BL, AU, Mpreg, gaje, abal, Typo(s), OC, OOC, kata-kata yang amburadul de el el :v

Umur pemain Uchiha Sasuke : 25 tahun

Namikaze (Uzumaki) Naruto : 23 tahun

Don't like don't read


.

.

.

Kandungan Naruto sudah memasuki usia tujuh bulan. Perut yang memang sudah terlihat besar itu makin membesar dikarenakan pertumbuhan bayi yang ada di dalam perutnya. Oh ya asal kalian tahu, sebagai bocoran, 'calon mama' itu sebenarnya sedang mengandung bayi kembar. Memang tidak terlalu mengejutkan karena pada dasarnya pun juga banyak yang memiliki anak kembar mau itu identik laki-laki dan laki-laki maupun kembar sepasang. Tapi bagaimana dengan kembar tiga ? Apakah sering di jumpai juga ? Tentu saja namun tidak sebanyak kembar yang hanya dua orang dikarenakan kembar tiga atau lebih masih termasuk langka karena tidak banyak orang yang memiliki anak kembar yang lebih dari dua.

Dan kasus bayi kembar tiga itu tengah di alami Naruto saat ini. Ya, pria berparas manis itu sedang mengandung bayi kembar tiga. Dua laki-laki dan satu perempuan berdasarkan hasil check-up nya dengan Tsunade sebulan yang lalu. Naruto sangat bahagia mendengar berita gembira tersebut dari nenek 'awet muda' nya itu, terutama Sasuke. . Betapa bahagianya Sasuke waktu mendengar kabar itu. Kenapa ? Karena dengan begitu dia tak perlu lagi cemas masalah tambah anak sebab ia telah mempunyai tiga anak sekaligus dan beruntung nya lagi lengkap pula anak yang ia punya, laki-laki dan perempuan. Ia merasa bangga dengan dirinya sendiri karena mampu membuat anak dalam satu 'paket komplit' sehingga ia bisa menyuruh 'istri' cantik manisnya cepat-cepat mengambil program KB agar ia bisa bebas melakukan 'Oh Yes Oh No' dengan uke nya lagi tanpa takut Naruto hamil lagi, mengingat ia sungguh tersiksa lahir bathin ketika masa-masa ngidam Naruto. Ck ck ck Dasar mesum kau, Sasuke. XD

Naruto merasa ia menjadi salah satu orang yang beruntung di dunia ketika mengetahui dirinya mengandung bayi kembar. Ia langsung lepas kontrol mencium Sasuke brutal disana-sini sesaat Tsunade selesai memberitahu hasil check-up nya. Pipi kiri kanan, dagu, hidung, jidat bahkan leher tak luput dari kecupan Naruto karena saking bahagianya. Sasuke nya mah keenakan. Dia senang-senang saja di cium, kapan lagi coba dapat ciuman brutal dari Naruto. Toh, tidak ada ruginya. Awalnya Naruto tak ingin di beritahu jenis kelamin bayinya namun berbeda dengan suami tampannya, Uchiha Sasuke yang ngotot ingin mengetahui jenis kelamin anaknya dikarenakan alasan agar gampang mencari nama.

Usia kandungan Naruto memang tujuh bulan namun perut Naruto terlihat seperti orang yang mengandung sembilan bulan. Tak heran karena bayi yang ada di perutnya itu lebih dari satu. Wajar saja perut itu terlihat lebih besar dari ibu hamil yang mengandung satu buah hati. Maklum, anak kembar.

Seperti ibu-ibu hamil pada umumnya. Dimana seorang ibu hamil itu akan bertambah hormon nya di karenakan tubuhnya harus tetap stabil demi menjaga kesehatannya serta sang jabang bayi. Namun terkadang beda orang beda pula hormon nya meskipun dalam dunia kedokteran yang namanya hormon ibu hamil itu sama. Btw, daritadi yang di omongin hormon apaan sih ? Au ah, terang. Author belum pernah hamil soalnya XD.

Di sini kita menceritakan tentang Sasuke yang menghadapi 'istri' cantik manisnya itu hamil bukannya membahas tentang hormon ibu hamil. Ya kali, kalau di bahas yang ada nih cerita panjangnya bakalan setebal kamus.

Pemuda manis yang sedari tadi di bahas soal hormonnya ini juga tak beda jauh dengan para ibu hamil pada umumnya. Ia juga mengalami yang namanya morning kiss- eh salah- itu mah kerjaannya babang Sasuke- maksudnya morning sex- Astaghfirullah- maksudnya morning sick.

Pemuda bersurai matahari yang bergelar(?) 'istri' dari seorang pengusaha kaya raya, tampan, bijaksana, dermawan, baik hati, tidak sombong, rajin menabung, ramah, penya- tunggu sebentar. Lah kok malah ngomongin suaminya sih ? Seingat author kagak pernah nulis ini nih. Ini siapa yang tulis ?

Saat ini Sasuke si calon ayah sedang menemani si calon ibu alias 'istri' cantik manisnya ini jalan-jalan ke mall. Naruto yang sedang hamil tujuh bulan ini menjadi begitu aktif. Bawaannya mau jalan-jalan melulu dan acara jalan-jalannya itu harus di temani oleh sang suami. Tak peduli meskipun sang suami sedang berada di toilet sekalipun. Tidak mau dengan yang lain. Yang biasanya kebanyakan kalau ibu-ibu hamil itu bawaannya malas dan pengen makan melulu tapi tidak dengan Naruto. Ya seperti yang di bahas ketika pembukaan tadi. Tidak semua sifat ibu hamil itu sama meskipun di dunia kedokteran hormon ibu hamil itu sama. Tak paham ? Ya sudah abaikan saja.

Padahal kan kalau ibu-ibu hamil itu gak boleh jalan-jalan terlalu jauh karena nanti bisa kecapekan dan kalau sudah kecapekan, kan kasihan mama nya, karena nanti bisa drop, nah kalau sudah drop kan bisa gawat, ujung-ujungnya jadi jatuh sakit, trus kalau sudah jatuh sakit kan bisa berpengaruh sama dedek bayinya. Kan kasihan dedek bayinya, ntar kenapa-kenapa lagi. nah kalau sudah kenapa-kenapa- *woi

Ngidam nya saja juga gak semuanya sama. Ada juga yang berbeda. Bahkan ada pula ngidam nya yang tak berupa makanan melainkan keinginan yang di lampiaskan pada seseorang yang kena imbasnya. Contohnya, entah ibu hamil itu menyuruh suaminya makan jeruk asam mungkin. Tunggu dulu, sepertinya kenal sama kasus ini.

Meskipun begitu, sifat ibu hamil pada umumnya juga di miliki oleh Naruto. Seperti keegoisan Naruto yang meningkat, sensitif dan bahkan saking sensitif nya Naruto akan langsung menangis bila sekali bentak ataupun permintaannya tak di turuti. Bahkan sifat manja Naruto juga meningkat dan hobi nya menjadi bertambah yaitu belanja atau bahasa kerennya Shopping -meskipun kata itu hanya di ubah ke bahasa inggris- Yap, Naruto bertranformasi menjadi shopaholic.

"Suke, kalau menurut Suke ini gimana ? Bagus tidak ?" Naruto memperlihatkan sehelai baju hamil berwarna biru muda –yang di tawarkan karyawati toko- ke Sasuke yang sedari tadi hanya diam dan sesekali menyahut jika di tanyai seperti sekarang ini. Intinya, dia Cuma di mintai pendapat.

"Bagus kok." Jawab Sasuke singkat.

Dan jawaban Sasuke sepertinya tak cukup untuk memuaskan Naruto. "Udah gitu aja ?"

"Cocok." Tambah Sasuke dan lagi-lagi dengan singkat.

Naruto langsung merengut. "Sasuke payah ah. Percuma minta pendapat sama kamu, kalau Cuma bagus doang Naru juga tahu. Kan bisa Naru lihat sendiri, gak payah tanya-tanya Suke."

Dahi Sasuke berkedut mendengar komentar 'istri' cantik manisnya. Kalau gitu tadi ngapain nanya. Sasuke menghela nafas. "Jadi kamu mau pendapat yang kayak gimana ?"

"Ya setidaknya beri pendapat tentang warnanya atau modelnya gitu. Bagus gak ini warnanya atau cocok gak ini untuk Naru."

Lah ? Kan tadi Sasuke sudah bilang gitu. 'Bagus kok' dan 'cocok'. Jadi mau yang komentar 'bagus' yang gimana lagi yang di inginkan 'istri' cantik manisnya ini. Aduuh serba salah. Kalau Sasuke belanja mah cukup dengar kata 'bagus' saja, menurut dia itu sudah pas. Karena menurutnya kata 'bagus' itu sudah mewakili semuanya. Sasuke mah orangnya gak rempong kayak 'ibu' hamil yang satu ini. Mbak-mbak pramuniaga sampai terkikik geli melihat Sasuke yang di omeli Naruto

Sasuke tak habis pikir dengan hobi Naruto yang awalnya dari makan ramen menjadi berbelanja. Tsunade bilang ini sebagai pelampiasan dikarenakan Naruto tak diizinkan makan ramen. Dan setidaknya Sasuke masih beruntung dikarenakan selama Naruto hamil ia tak pernah ngidam makan ramen. Ya setidaknya itu cukup meringankan Sasuke. Namun sebagai gantinya jatah jus tomat nya harus di gadaikan demi uke nya yang setidaknya satu hari itu –minimal- ia meminum jus tomat sebanyak satu botol aq*a yang besar itu setiap hari dengan catatan Sasuke tak di izinkan menyentuhnya. Intinya Sasuke di suruh puasa minum jus kesukaannya. Apa tadi author bilang 'meringankan Sasuke' ? Oke, tolong coret kata itu.

"Suke !" Panggil Naruto memecahkan lamunan Sasuke. "Kok malah melamun sih ?"

"Huh ?" Respon Sasuke jadi membuat Naruto jengkel.

"Iih Sasuke nyebelin ah~." Naruto manyun. Hanya sebentar karena dirinya kembali memilih-milih baju. Kemudian ia mengambil satu helai baju hamil berwarna biru tua.

"Kalau menurut Sasuke ini bagaimana ? Bagusan yang kiri atau yang kanan ?" Naruto mengacungkan dua helai baju yang ada di kedua tangannya.

Sasuke yang pada dasarnya paling suka warna biru tua, tentu saja langsung memilih baju yang ada di tangan kanan Naruto. "Biru tua bagus." Tunjuknya.

"Tapi biru muda warnanya cerah. Cerah 'kan lebih bagus." Naruto complain.

"Ya sudah, yang biru muda." Sasuke menunjuk di baju yang ada di tangan kiri Naruto.

"Tapi yang biru tua, coraknya imut."

"Nah berarti biru tua memang lebih bagus."

"Tapi yang biru muda lebih murah."

"Ya sudah ambil yang biru muda saja." Sasuke mulai sewot.

"Tapi tadi kata Suke, yang warna biru tua lebih bagus."

Yak, Sasuke mulai panas. "Ck ! Ya sudah, ambil saja dua-duanya !"

"Yeiiyyy !" Pekik Naruto kegirangan. "Nona, saya pilih yang ini." Naruto menyodorkan baju yang ada di tangannya kepada pramuniaga yang sedari tadi terabaikan karena sepasang suami istri ini sibuk mendebatkan hal konyol.

Pramuniaga itu menerima baju yang di sodorkan Naruto kemudian membawanya ke kasir untuk dihitung lalu kembali lagi ke tempat Naruto dan Sasuke.

"Nah Sasuke, kalau yang ini ?" Naruto kembali mengacungkan dua helai baju. Warna ungu dan merah muda.

Dahi Sasuke langsung berkerut melihat baju yang ada di kedua tangan Naruto. Pilihan warna baju yang norak menurut Sasuke. Ungu dan merah muda adalah warna yang paling tidak Sasuke sukai dan apesnya 'istri' cantik manisnya malah memilih warna yang jijay itu. Njay.

"Apa tidak ada warna lain ?" Usul Sasuke.

"Lho memangnya kenapa dengan warna ini ?" Naruto menatap baju yang ada di kiri dan kanan tangannya kemudian kembali menatap Sasuke heran.

"Warna itu tidak bagus." Akhirnya Sasuke menyuarakan juga isi pikirannya mengenai baju itu.

"Tapi aku suka."

"Norak !" Akhirnya Sasuke menyuarakan juga isi pikirannya mengenai warna baju itu. "Cari warna lain !"

Naruto yang mendengar komentar pedas Sasuke langsung sewot. "Jadi kamu bilang pilihan aku norak gitu ? Jadi apa yang ku suka norak gitu, hah ? Jadi itu sama saja kamu bilangin aku norak. Iya, gitu ?"

Sasuke nya langsung kicep.

"Bukan begitu, sayang-

"Lalu apa ?!"

"Maksud aku, warna itu bagus sih tapi pasti ada yang lebih bagus dari warna itu. Nah seperti ini." Sasuke mengacak-acak baju hamil yang ada di dekatnya kemudian mengambil asal. Bahkan warna apa yang di ambilnya saja dia tidak tahu. Dia hanya berusaha agar Naruto tak membeli baju warna ungu dan merah muda itu, memang sih kalau Naruto pakai akan terlihat imut. Bahkan Sasuke sudah membayangkannya tapi mengingat warnanya itu bisa membuat Sasuke sakit mata.

"Kamu yakin menyuruhku memakai baju warna itu, Sasuke ?" Sasuke mengerutkan dahinya ketika Naruto menatapnya ilfeel.

Sasuke melihat baju yang ada di tangannya. Sedetik kemudian keringat imajiner mampir di kepalanya setelah melihat baju yang di pilihnya. Warna hitam polos. Benar-benar polos tanpa ada corak maupun renda-renda.

"Kamu menyuruhku melayat siapa, Suke ? Memangnya ada keluarga kita yang meninggal ?"

"Ehmm… maksudku… yang ini." Sasuke kembali mencomot asal baju dan kembali menyodorkannya di hadapan Naruto.

"Sasuke, kamu mau aku ngapain pakai baju putih polos gitu ? Kamu mau aku mirip dengan yang sering bergelantungan di pohon beringin tengah kuburan gitu !?" Kali in bukan menatap ilfeel melainkan menatap horror Sasuke.

Sasuke memandang baju yang ada di tangannya. 'Wah iya bener, bajunya panjang, putih polos, mirip banget seperti yang sering di pakai mbak kunti.'

"Ah kamu jangan ngaco deh, Suke. Aku gak mau tau, pokoknya aku tetap pilih yang ini. Terserah kamu mau bilang apa. Lagian bajunya cantik begini kok."

"Itu kamu bilang cantik ?!" Respon Sasuke ketus dengan tampang sengak.

Naruto mendongakkan kepalanya memandang wajah Sasuke yang tampan –menurut orang- tapi seperti ingin di tabok kalau Naruto yang melihatnya. Siapa sih yang suka melihat senyum meremehkan itu ?

"Biasa ! Gak ada bagus-bagusnya. Baju seperti ini tak ada istimewanya…" Sasuke sengaja menggantungkan kalimatnya. "…jika di bandingkan denganmu. Tubuhmu lebih bagus."

Bukan hanya Naruto saja yang harus merona melihat wajah Sasuke yang tersenyum nakal padanya dengan ekspresi yang memang sengaja menggoda dirinya dengan menggigit bibir bawahnya. Pramuniaga yang sedari tadi jadi kambing congek –menemani- mereka juga ikut merona. Pasalnya, ekspresi Sasuke begitu sexy.

"Baju ini tidak ada apa-apanya bila di bandingkan tubuh sexy kamu. Aku serius, gak bohong. Coba deh kamu buka baju kamu dan perlihatkan tubuhmu padaku." Niatnya sih memang menggoda tapi tiba-tiba Sasuke sadar akan sesuatu yang salah dengan kalimatnya, lalu kemudian ia memutuskan melanjutkan perkataannya. "Nanti kalau sudah sampai di rumah ya." Ujarnya sambil berkedip-kedip mesum.

Naruto yang sedari tadi sudah merona bertambah merah wajahnya. Antara malu dan sebal. Kemudian dengan secepat kilat ia melemparkan baju yang ada di tangannya ke arah Sasuke dan tepat mengenai wajah Sasuke.

"Jangan coba-coba mesum di sini !" Jerit Naruto salah tingkah.

.

.

.

.

.

Di rumah

Sasuke merebahkan tubuhnya yang lelah di atas ranjang empuk miliknya, sehabis menemani 'istri' cantik manisnya itu belanja. Sasuke melirik Naruto yang sibuk membongkar-bongkar isi belanjaannya, bahkan sewaktu Sasuke membawa barang-barang belanjaan Naruto, baru ia sadar kalau banyaknya hampir menyaingi jerawatnya kodoknya mbah Jiraiya. Oke, perumpaan yang jelek.

Sasuke menghela nafas lelah. Ia memejamkan matanya. Bukan untuk tidur hanya sekedar memejamkan matanya saja. Kira-kira baru dua menit ia membuka mata ketika tak mendengar suara grasak-grusuk 'istri' cantik manisnya ini.

Ia melirik Naruto yang tiba-tiba terdiam sambil memegangi perutnya. Naruto duduk di pinggiran kasur sambil mengelus perutnya. Melihat Naruto tiba-tiba terdiam seperti membuat Sasuke heran. Ngidam sesuatu lagi ?

"Ada apa, sayang ?" Sasuke mendekati pujaan hatinya kemudian duduk di sebelahnya.

Naruto balas menatapnya kemudian menunduk memandang perutnya.

"Tidak terasa ya Sasuke. Sudah tujuh bulan saja."

Sasuke hanya diam saja menunggu Naruto melanjutkan ucapannya.

"Tinggal dua bulan lagi dan tak lama lagi kita sudah bisa melihat anak kita." Naruto menatap Sasuke.

Sasuke kaget karena tiba-tiba saja Naruto menitikkan air mata. Meskipun Naruto tersenyum namun rasa khawatir tetap mampir di hatinya. Dengan segera Sasuke menghapus air mata Naruto dan mengecup dahi kekasih hatinya dengan lembut.

"Aku tiba-tiba merasa bahagia sekali padahal anak kita belum lahir."

Sasuke hanya mendengus geli. Ia bertanya dengan nada lembut. "Kalau memang iya bahagia, lalu kenapa menangis ?"

"Aku tidak tahu, Sasuke. Aku merasa bahagia sekali sampai-sampai menangis seperti ini. Aku cengeng ya ?"

Sasuke menarik Naruto ke dalam pelukannya. Ia mengelus rambut jabrik yang lembut itu. "Tidak. Menangis itu bukan berarti cengeng. Apalagi menangis karena bahagia. Itu sudah hal yang wajar." Sasuke melepaskan pelukannya sejenak lalu memandang ke dua mata Naruto yang balas menatapnya. "Apalagi seorang ibu yang menangis bahagia karena anaknya itu adalah sesuatu yang begitu indah. Karena air mata ibu itu tak bisa di bandingkan dengan apapun. Bisa jadi kamu merasa bahagia dikarenakan ia juga merasa bahagia ketika mengetahui kamu lah ibunya dan tak lama lagi akan lahir ke dunia. Setelah itu ia bisa melihat wajah cantik ibunya dan menyapa 'Hai, ibu. Terimakasih telah melahirkanku. Aku sayang ibu.' Sambil memegang tanganmu dengan jari-jari mungilnya." Ucapan panjang lebar Sasuke justru membuat tangisan Naruto semakin deras.

Kata-kata Sasuke begitu indah di telinganya dan membuat perasaan bahagia itu semakin membuncah. Ia jadi semakin tak sabar melihat anaknya lahir ke dunia. Ingin menciumnya, membelainya, memeluknya dan memberinya kehangatan.

Sasuke kembali memeluk Naruto. Pria tampan itu tak henti-hentinya memberikan kecupan di dahi, rambut maupun bahu Naruto. Membiarkan Naruto yang menangis di bahunya. Selama itu bukan tangisan sedih maka Sasuke akan membiarkannya.

Keheningan melanda cukup lama dan mereka masih dalam posisi memeluk satu sama lain. Bosan dengan posisi itu, Sasuke pun berinisiatif membaringkan badannya dengan Naruto dalam pelukannya. Ia memberikan jarak di antara mereka agar tak terlalu menekan perut Naruto.

Tak lama suara Naruto memecah keheningan.

"Tapi, Suke. Aku kan laki-laki."

"Trus ?" Respon Sasuke seadanya.

"Masa' di panggil ibu."

"Lalu mau di panggil apa ? Mama ?"

"Itu sama saja."

"Kalau bunda bagaimana ?"

"Itu panggilan buat perempuan semua, teme !"

"Eiit jangan mengumpat."

"Uuhh…"

"Kaa-san saja ya ? Mau kan ?"

"Kok kaa-san ?"

"Iih jadi apa dong ?"

"Hmmm…"

"Mama saja deh."

"Kenapa harus mama ?"

"Biar lebih imut. Coba saja kamu bayangin kalau anak-anak kita memanggil kamu mama dengan suaranya yang imut."

Naruto mencoba membayangkan. "Hmm… Hihihi iya imut ya Suke."

"Nah benar 'kan."

"Berarti kamu di panggil papa dong."

"Ya iya dong, apalagi coba pasangan 'mama' kalau bukan 'papa'."

"Hmm benar juga."

"Naru."

"Ya ?"

"Boleh minta jatah sekarang gak ?"

"MESUM !"

.

.

.

.

.

Keesokan harinya

Sore hari di mansion Uchiha. Terlihat sang nyonya Uchiha sedang menyiram bunga. Tak ingin membiarkan dirinya tak ada kerjaan di waktu kosong di tambah lagi semenjak ia hamil besar, ia sudah tak di bolehi lagi ini itu. Apa yang di pegangnya selalu saja di larang. Pekerjaan ini saja Naruto memaksa. Bahkan ia sampai mengancam akan brojol di tempat bila tak di izinkan. Kontan saja membuat heboh seisi rumah. Sasuke saja juga sempat jumpalitan di kantornya ketika mendengar berita tentang 'istri' cantik manisnya itu dari Iruka. Sasuke mengizinkan asal ada yang mengawasi Naruto kalau-kalau akan terjadi apa-apa. Gak kebayangkan anaknya harus lahir premature hanya gara-gara mamanya tak di izinkan menyiram bunga. Sasuke tak bisa membayangkan kalau nanti anaknya sudah besar trus bertanya kenapa ia lahir premature. Tidak mungkin kan Sasuke akan menjawab dengan gamblangnya Oh itu karena mamamu mengancam papa akan brojol di tempat kalau ia tak di izinkan menyiram bunga. Papa kira itu hanya bercanda eh gak taunya, mamamu beneran brojolin kamu saat itu juga. Hahaha maaf ya nak.

Pliss deh yang ada dia langsung gak di anggap bapak sama anaknya.

Mendengar berita absurd 'istri' nya, Sasuke bergegas pulang. Yang untungnya Naruto berulah di saat ia sudah jam pulang pula. Jadi ia tak perlu panik atau bagaimana ketika mendengar Naruto berkata begitu dari Iruka. Err… sebenarnya ia panik sih. Sedikit.

Sebuah mobil ganteng memasuki perkarangan mansion besar Uchiha. Sang suami tampan sudah pulang. Pria raven itu melangkah memasuki mansionnya dan tak lama kemudian dirinya di sambut makhluk imut berpakaian sekseeh.

"Okaeri, Sasuke !"

"Hn, tadaima !"

Lihat makhluk indah itu. Ia memakai baju hamil. Aduuh sekseeh nya. Hayoo siapa yang tidak sependapat dengan Sasuke bahwa wanita hamil 2 x lipat sekseeh nya ketimbang wanita biasa di tambah lagi memakai baju hamil, Waah berkali-kali lipat sekseeh nya. Cuma bedanya makhluk imut di depannya ini bukan seorang wanita melainkan pria berpredikat uke yang ada nilai plusnya. Kelamin ganda, bisa hamil, cantik, sekseeh. Apalagi yang kurang coba. Hohoho

Padahal sebelum perut Naruto membuncit seperti sekarang, Naruto gak mau memakai baju hamil itu. Mendengarnya saja ogah. Nah, giliran sekarang. Jangankan memakainya, mendengar kata baju hamil saja Naruto sudah bling-bling matanya. Ini di karenakan dua bulan yang lalu mereka kedatangan tamu yang dulunya juga pernah datang atas paksaan Naruto.

Hinata dan Shino. Ingat kan ? Dari sekian banyaknya teman-teman Naruto yang di undang Sasuke, yang hamil selain Naruto Cuma Hinata. Tak ingat ? Kalau begitu author sarankan kalian agar kembali membuka chapter 6.

Ya, saat itu mereka datang di karenakan ngidam Hinata yang katanya ingin bertemu Naruto. Hinata yang ingin mengelus perut besar Naruto saat itu. Hinata yang datang mengenakan baju hamil di tubuhnya padahal kehamilannya yang masih tiga bulan yang artinya masih kecil bila di bandingkan dengan Naruto. Saat itulah Naruto tiba-tiba tersepona –eh terpesona dengan Hinata yang begitu cocok mengenakan baju hamil. Hinata menyarankan Naruto juga ikut memakainya karena Hinata melihat Naruto masih mengenakan kaos meskipun perutnya sudah besar.

Seusai Hinata dan Shino pulang. Saat itu jugalah Naruto langsung minta di belikan baju hamil pada Sasuke dengan kitty eyes no jutsu nya. Kalau di bilang tersinggung, iya sih Sasuke sedikit tersinggung. Masalahnya waktu Sasuke yang menyuruh Naruto pakai baju hamil, Naruto tidak mau dan malah ngambek. Lah, sekarang. Cuma di saranin doang sama Hinata langsung mau. Padahal kan Hinata kan Cuma teman sedangkan Sasuke kan suaminya. Serasa Sasuke di suamitiri kan(?). Sekali lagi maklum sas, pengaruh bumil. XD

Sasuke hanya berpikir mungkin Naruto akan mau di mintai sesuatu bila ada contohnya langsung di depan mata. Kalau Cuma di bilang doang sih, Naruto nya gak bakalan mau. Ya, seperti jatahnya mungkin. ^/^

"Sasuke mau makan atau mandi dulu ?"

"Mandi dulu deh. Gerah."

"Baiklah."

Pasutri ini berjalan beriringan menuju kamar mereka yang terletak di lantai dua yang otomatis mereka harus melewati ruang tamu.

"Yo !"

Dan di situlah Sasuke harus bertemu dengan salah satu makhluk kampret.

"Apa yang kau lakukan di sini, Obito ?"

"Ketus amat."

"Jawab pertanyaanku."

"Hanya mengunjungi adik ipar. Salah emang ?"

Uchiha Obito. Dari marganya saja sudah tahu kalau Obito berasal dari klan yang sama dengan Sasuke. Mau tahu kenapa Sasuke menyebutnya makhluk kampret ? Dikarenakan Obito adalah salah satu saingannya dalam mendapatkan hati Naruto. Dan kampret sekampret-kampretnya lagi Sasuke masih belum bisa menerima takdir bahwa Obito itu adalah sepupunya. Bersaing dengan sepupumu. Kurang kampret apalagi coba.

"Kau kira aku percaya." Sasuke dalam mode sengak dan angkuh.

"Ya sudah kalau kau tak percaya. Lagian kenapa kau yang harus marah, yang ku kunjungi itu Naruto. Kenapa kau yang sewot ?"

Kampret juga pertanyaannya ini. "Excuse me, sir. Dia istriku jika kau lupa." Sasuke menjawab dengan nada sombong. Tak lupa pula dengan tangannya yang merangkul pinggang Naruto.

"Sasuke, jangan sensian begitu." Ah suara malaikat. "Gak boleh kasar begitu." Naruto membujuk berusaha menenangkan Sasuke yang dalam mode semi hulk.

What ? Apa, Naru ? Kamu bilang jangan sensian ? Bagaimana Sasuke tak sensian kalau orang yang sedang bertamu di hadapanmu ini adalah orang yang hampir 'menerkammu' di saat pesta ulang tahunmu beberapa tahun lalu. Gimana gak sewot coba.

"Sudahlah. Kau pulang saja. Hari sudah sore." Usir Sasuke dengan kejamnya.

"Ih jahatnya dikau Sasuke. Mengusirku begitu kejamnya. Apa salahku ?"

"Penjaga !" Teriak Sasuke.

"Fine, fine. Sepertinya kau tak suka bila aku ada di sini. Baiklah, aku akan pergi." Obito beranjak dari duduknya. Ia melangkah mendekati Sasuke, ke Naruto lebih tepatnya karena malaikat manis itu masih setia di rangkul sang semi hulk.

"Aku pulang dulu ya, Naru. Kau jaga kesehatan dan juga bayimu. Lain kali aku akan berkunjung lagi kemari." Obito hendak meraih tangan Naruto hendak mengecupnya namun refleks Sasuke lebih cepat. Ia langsungmenyembunyikan Naruto di belakangnya.

"Gak usah pegang-pegang istri orang. Sudah, sana pulang !" Sasuke semakin sengak ketika mengetahui dirinya lebih tinggi ketimbang Obito. Gak tinggi-tinggi amatlah. Kira-kira beda 10 cm.

"Dasar possesif." Bisik Obito yang hanya di dengar Sasuke.

"Dasar *PK." Balas Sasuke kemudian.

Dengan wajah kesal Obito pergi meninggalkan mansion megah Sasuke.

.

.

.

.

.

.

.

Sasuke hampir saja terlelap bila ia tak merasakan belaian lembut di pipinya. Ia menyingkirkan tangannya lalu membuka mata. Ia melihat Naruto duduk di sisi ranjang tepat di sebelahnya sambil memandangnya lembut.

"Suke capek ya ?" Tersirat nada khawatir di suara Naruto. Selesai mandi dan makan malam Sasuke langsung naik ke kamar dan merebahkan diri ke atas tempat tidur. Dan Naruto yang ingin menjadi seorang 'istri' yang baik dan pengertian pun menanyakan keadaan suami tampannya.

Sasuke hanya balas tersenyum. Ia menggenggam tangan Naruto yang masih setia membelai pipinya lalu mengecupnya. "Setelah melihat senyum Naru, capek Suke langsung hilang." Nah, kalau Naruto menggunakan kata 'Naru' dan 'Suke di kalimatnya tandanya ia tak marah atau moodnya sedang baik tapi kalau Sasuke yang sudah menggunakan kata 'Naru' dan 'Suke' di kalimatnya sudah dapat kalian curigai. Itu beneran Sasuke atau bukan.

"Gombal." Naruto hanya terkikik geli. "Mau Naru bikinkan minum ?"

Pertanyaan Naruto hanya di jawab gelengan pelan oleh Sasuke. Ia mendudukkan tubuhnya. Menggendong Naruto dan merebahkan tubuh gembul itu di sisinya. Waah siapa sangka (lagi) kalau Sasuke begitu kuat bisa menggendong tubuh Naruto dalam keadaan duduk.

Naruto berbaring dengan berbantalkan lengan Sasuke. Mereka saling berhadapan namun tak terlalu rapat karena takut akan menyakit calon anak mereka di perut Naruto. Sasuke membelai rambut Naruto yang terasa begitu halus di tangannya.

"Suke tadi kenapa bersikap begitu ke Obito-san ? Tidak baik lho begitu."

"Apa kamu tidak ingat yang pernah di lakukannya padamu, Naru ?" Nada suara Sasuke terdengar kesal ketika Naruto menyebut nama Obito.

"Tapi itu kan sudah lama sekali, Suke. Dan lagi Naru sekarang kan sudah punya Suke." Naruto memeluk Sasuke mencoba merapatkan diri mereka.

"Ya, aku tahu. Tapi bisa saja suatu hari dia akan merebutmu dariku. Dan aku tak mau itu terjadi. Melihatmu hampir di serangnya saja sudah cukup membuatku naik tensi."

Naruto membelai wajah Sasuke. "Tenang Sasuke. Aku gak akan kemana-mana. Bagaimanapun aku sudah menjadi milikmu , di tambah lagi kita di beri sebuah anugerah." Naruto meraih tangan Sasuke yang ada di kepalanya untuk di letakkan di atas perutnya.

Sasuke balas tersenyum. Matanya sempat melebar ketika merasakan sentuhan di tangannya yang berasal dari dalam perut Naruto.

"Ia senang dengan sentuhanmu." Ujar Naruto.

Sasuke mengecup sejenak perut Naruto dan memandang wajah 'istri' cantik manisnya ini. Tangannya kembali membelai rambut halus itu. Dari rambut turun ke wajah, membelai halus pipi yang semakin hari semakin chubby itu. Puas di wajah, lanjut turun ke leher kemudian pundak lalu bahu dan kemudian nangkring(?) di dada. Sasuke mengerutkan keningnya ketika merasakan sesuatu yang tak biasa dari dada Naruto. Di rundung rasa penasaran, Sasuke menekan-nekan dada Naruto sebelah kanan. Dari wajah yang mengerut Naruto sudah mulai merasa risih dan tak nyaman dikarenakan tangan Sasuke bermain-main di putingnya dari luar baju. Hingga akhirnya Naruto tak tahan dan menggeplak tangan Sasuke karena nakal meremas dadanya.

"Suke mesuum !" Jeritnya.

"Aduuh maaf, sayang. Aku gak bermaksud-

"Bermaksud apa !? Gak bermaksud memilin-milin dan meremasnya gitu ?" Tangan Naruto menutupi dadanya sambil berusaha menjauhkan tangan Sasuke dari dadanya yang masih mencoba menyentuh dadanya.

"Bukan begitu, sayang. Aku hanya penasaran. Perasaanku saja atau dadamu memang agak berbeda dari yang sebelumnya."

Naruto mengerutkan jidatnya. "Berbeda ? Berbeda bagaimana maksud Suke ?"

"Nah kamu juga penasaran kan. Bagaimana kalau kita sama-sama lihat saja ?" Usul Sasuke. Author jadi tidak bisa membedakan antara mana rasa penasaran sama modus.

Naruto yang pada dasarnya polos dan penurut. Hanya menganggukkan kepalanya saja. Mau-maunya menuruti usul Sasuke yang begitu ambigu. Di sisi lain Naruto juga penasaran dengan yang di maksudkan Sasuke. Berbeda seperti apa maksudnya ?

Sedikit susah Sasuke menarik baju Naruto ke atas berusaha membuka baju hamil yang membaluti tubuh Naruto dalam keadaan masih berbaring di atas tempat tidur. Alhasil, kini Naruto berbaring tanpa mengenakan baju. Hanya celana dalam segitiga warna biru muda yang menempel di bagian terintimnya guna menutupinya.

Sasuke sedikit menggeser tubuhnya ke bawah menjadi posisi berhadapan dengan dada Naruto. "Tuh kan bener." Ujarnya yang entah apa maksudnya.

"Apanya yang bener, Suke ?" Wajah Naruto sudah memerah bak kepiting rebus. Siapa yang tak malu, dadamu di pandangi begitu intens oleh suamimu. Meskipun yang memandang itu suami, tapi kan tetap saja malu. /

"Dadamu agak membesar dari yang sebelumnya, Naru." Akhirnya Sasuke menyuarakan isi pikirannya tentang dada Naruto yang katanya berbeda.

"Hounto ?" Naruto melirik dadanya dan terlihat berpikir. "Hmm Suke benar."

"Benar kan ? Lihat, bahkan aku sudah bisa menangkupnya." Sesuai perkataan Sasuke, dirinya memang benar-benar menangkup sebelah dada 'istri' cantik manisnya.

Sebelah di tangkup, lalu sebelahnya lagi di remas lalu putingnya di pilin.

"Hieee ! Suke mesuum !" Naruto menutup kedua dadanya dengan kedua tangannya. Tingkahnya ini persis seperti anak gadis yang hendak di perkosa oleh om-om pedophile mesum.

Sasuke tak menghiraukan jerit 'istri' cantik manisnya. Ia malah lebih turun ke bawah tepat di depan perut uke nya yang besar. Tidak terasa kandungan 'istri' cantik manisnya sudah menginjak tujuh bulan. Tinggal menunggu dua bulan lagi dia sudah bisa melihat anaknya lahir ke dunia. Ha-ah dia tak sabar menantikan hal itu. Ia tak sabar ingin menggendong anaknya. Ia tak sabar dengan dirinya yang akan segera di panggil 'papa'. Dia tak sabar melihat 'istri' cantik manisnya yang bakalan di panggil mama. Ia tak sabar ketika ia pulang dirinya di sambut dengan suara rengekan bayi yang menggemaskan. Ia tak sabar ingin melihat 'istri' cantik manisnya yang sedang menggendong anaknya sambil menyusuinya. Membayangkan itu saja sudah cukup membuat Sasuke tersenyum bahagia.

Ia mengusap-usap perut 'istri' cantik manisnya dengan sayang. Sesekali mengecupnya. Menghantarkan kasih sayangnya pada anak di dalam kandungan Naruto. Ketika Sasuke dan Naruto yang mendengar dari Tsunade yang mengatakan bahwa mereka akan memiliki bayi kembar tiga cukup membuat pasutri itu kaget sekaligus bahagia. Saking bahagianya, Naruto sampai tak sadar bahwa ia telah memberi kecupan mesra kepada suaminya yang menyebabkan bokongnya terkorbankan sesampainya di rumah.

"Suke ?" Panggil Naruto.

"Hn ?"

"Nanti kalau anak kita sudah lahir, mau di beri nama siapa ?"

"Hmm anak kita kan kembar 3. Dua laki-laki dan satu perempuan. Bagaimana kalau namanya Ryuusuke, Tousuke dan Sana ?"

"Kok nama Suke semua yang banyak masuk ?" Naruto menggembungkan pipinya sebal.

"Kan aku papanya."

"Gak mau. Yang lain ?"

"Hmm Haruki, Daisuke, Reina."

"Kalau Ryuusuke, Ryuto dan Ryuna bagaimana ? Bagus kan ?"

"Inisialnya R semua."

"Gak apa-apa. Biar gampang di ingat."

"Tidak ada nama lain ?"

"Bagaimana kalau Menma, Tooru, Meiko ?"

"Kenapa harus ada nama makanan ?" -_-

"Biarin."

"Ganti. Masa' nama anak kita di beri nama makanan."

"Kamu ngejek ya. Lalu apa bedanya denganku ?"

"Kamu kan memang 'makanan'. 'Makanan' buat aku. Auumm." Sasuke menggigit pipi empuk Naruto.

"Kyaaa~."

TBC


*PK : Penjahat Kelamin. XD

Oke, Itsu tau-Itsu tau kalau chap ini membosankan sekaligus juga pendek

Tolong harap maklum minna~ :3

Soalnya leher Itsu rasanya pegel banget sewaktu ngetik chap ini T_T

Oh ya ini gak Itsu baca ulang lho jadi kalau nemu typo ya maklum ajalah, authornya dalam mode malas baca wkwkwk :v

Eh itu SasuNaru lagi debat milih nama anak, minna~ gak ikutan ?

Minna~ boleh kok kasih saran nama yang cocok buat nama anak SasuNaru

Atau voting dari nama2 yang di pilih Sasuke sama Naruto juga boleh

Atau bisa juga nama2 yang di pilih Naruto maupun Sasuke yg mana yg bagus trus di gabungin

Pokoknya yang mana aja boleh ^^

Ntar kalau ada saran nama minna~ yang menurut Itsu bagus bakalan Itsu ambil dan akan di masukin ke cerita, di jadikan nama anak SasuNaru hohoho :3

Sekian dulu ya minna~

See you next chap

Jangan lupa RnR nya ^^


Balasan Review para readers

SNlop

Hahaha di lanjut dong Cuma ya ngaret aja wkwk #plak

dianarositadewi4

Ini udah lanjut

Hmm ikuti aja terus ceritanya ^^

Lusy Jaeger Ackerman

Hahaha Naru gitu lho

Tapi kali ini gak ada acara ngidam Naru :3

Huwee

liaajahfujo

Hahaha pengaruh bumil itu mah XD

Habibah794

Wkwkwk namamu mirip nama keponakan Itsu haha :3

Arigatou udah review ^^

Yuma

Hounto ? Ya memang begitulah style tulisan Itsu di cerita ini

Ya rada2 ngawur hahaha #plak

Hairulchan Ukeyaoiyadongers769

Ada yang lebih ribet lagi gak namanya -_-

Udahlah namamu ada mesum2nya, permintaan pun mesum juga :3 XD

michhazz

Waah arigatou udah mau baca ^^

Kamu juga tetap semangat bacanya ya hahaha

m4sd4lif4h

Ini udah lanjut ^^

mikhulovenaru

Hai, salam kenal kembali ^^

Gpp kok, kamu udah mau meluangkan waktu buat baca cerita abal Itsu nih aja Itsu udah seneng banget haha XD

Arigatou ne~

Kuro SNL

Hehehe Arigatou udah mau baca

Ini udah lanjut ^^

Avanrio11

Hahaha Arigatou udah mau baca ^^

D

Ini udah lanjut ^^

rizqi saringan

Ini udah lanjut

Waah sayang banget ya, kek nya kali ini gak ada deh hahaha

lina-lin-lin

Hahaha arigatou XD

Ini udah lanjut ^^

amenoita

Waah arigatou atas koreksi nya ^^

Ini udah lanjut XD

Dan terimakasih para guest yang sudah mau me-review karya Itsu ^^