Just Tell If Love

Story by Refier

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Genre : Romance - Drama

Main Pair : Naruto x Hinata

Warning : AU, OOC, Typo(s), No EYD.

~~Selamat membaca~~


summary :

"aku menyukai Naruto?Mnm...aku selalu kesal dengannya. Lagi pula , Naruto juga tidak menyukaiku..."itu kata Hianta pada Kyuubi. Tapi ketika akhirnya Kyuubi jadian sama Naruto, Hinata pun kelimpungan. gadis itu sadar kalo dia sudah cemburu pada Kyuubi dan jatuh cinta sama Naruto. Malah dia lebih sedih kehilangan Naruto dari pada kelhilangan pacarnya gaara, pacarnya yang selingkuh dan baru saja Nikah. Tapi bagaimana pun Kyuubi adalah sahabat karibnya. Hinata tidak mau menjadi 'pagar makan tanaman'.jadi apa yang harus Hinata lakukan ? Mau tau ? Baca sendiri aja ya terusan kisah cintanya Hinata


Malam yang indah. Hinata berdiri didepan jendela kamarnya dilantai dua. Dia menatap langit yang bertaburan bintang - bintang. Hinata jadi teringat seseorang yang sering menemaninya menatap langit penuh bintang. Gaara!

"Kalau kau rindu padaku, Lihat saja langit malam hari. Pilih pilih bintang yang paling terang, itu adalah aku...,"

Saat itu Hinata hanya tersenyum. Dia tau bintang nggak bisa menggantikan Gaara, Seterang apa pun bintang itu.

Kalimat itu diucapkan Gaara malam sebelum berangkat ke Amerika.

Hinata menarik napas panjang, menghembuskannya perlahan. Dia berangkat ke meja kecil disamping tempat tidurnyadan meraih sebuah frame. Disitu Gaara dan Hinata sedang tersenyum lebar berlatar sunset matahari terbenam.

Hinata jadi tersenyum mengingat hari-hari yang sudah mereka lalui seperti saat itu...

Flasback on

pas jam pelajaran Fisika, waktu Ngajar Mei Sensei, guru yang masih single di usianya yang hampir 35 tahun. Cantik sih, tapi juteknya minta ampun. Dari tiga guru yang berpredikat 'Killer' di sekolahnya, Mei sensei menepati urutan pertama. Hobinya memberikan ulangan mendadak. Tapi yang menyebalkan dari Mei sensei ini adalah dia juteknya dengan siswi perempuan aja. Kalo ama Siswa laki-laki, apalagi yang ganteng, Waaaa... Udah deh, ramahnya nggak ketulungan.

Kelas langsung hening begitu Mei sensei masuk dengan langkah lebar-lebar. Sepatu yang berhak tinggi mengetuk-ngetuk lantai dengan suara seperti ketukan palu hakim di akhir sidang. Seperti biasa, setelah mengabsen siswa Mei sensei berdiri didepan kelas dengan pandangan tajam , seakan ingin menelan seluruh isi kelas.

"Neji...," panggilnya dengan suara lembut kepada ketua kelas yang tampan itu.

"Ya, sensei!" Neji berdiri.

"Kumpulkan semua buku catatan minggu lalu. Saya akan periksa catatan kalian. Setelah itu, bagikan lembar soal ini, kita ulangan!" Katanya lembut, tapi mematikan

"Haaaaahhhh...!"sedetik kemudian terdengar suara seperti lebah memenuhi kelas.

"Yang tidak siap ulangan hari ini, silahkan keluar. Saya akan memberi nilai 2 untuk kalian. Yang siap ulangan silahkan tetap dikelas dan harus mendaptkan nilai minimum 6. Jika tidak memenuhi nilai itu, saya akan kasih nilai 0...!" serunya tegas.

Terdengar kembali suara berisik. Delapan orang siswa yang merasa kurang siap untuk ulangan, memilih keluar kelas. Lumayanlah dapet nilai 2 dari pada maksain diri ikut ulangan dan dapat nilai 0.

Hinata sendiri bertahan didalam kelas karena sempat belajar semalam. Plajaran fisika termasuk pelajaran yang disukai, meskipun Senseinya seperti itu...Lagian, kayaknya memalukan banget kalo dengan predikat juara kelas, dia masih takut dengan yang namanya ulangan mendadak.

"Ok, guys ! Kalian memang harus sportif..." Mei sensei tersenyum penuh kemenangan.

Tiba - tiba pintu kelas dibuka dari luar. Seorang pria keren, yang pasti bukan siswa di sekolah ini, memasuki ruang kelas dengan gayanya yang cool. Seketika terdengar suara yang lebih berisik dari sebelumnya. Yang perempuan apalagi, sangat heboh.

Tapi Hinata terkejut. "Ya ampun ! Gaara...kenapa ada disini?" Batin Hinata dalam hati.

"Maaf, bisa saya bertemu dengan Mei sensei?" tanya pria - yang ternyata Gaara - itu dengan suara lembut.

"Ya, saya sendiri," Jawab Miss Killer itu ramah, "Ada perlu apa ya?"

"Bisa saya bicara dengan Sensei sebentar diluar?" gaya Gaara yang sudah mahasiswa keliatan meyakinkan.

"Of course, silakan...," kata Mei sensei mempersilahkan Gaara keluar duluan.

"Anak-anak, jangan ribut ya, sayang!" katanya manis. Uuuuuhhh...Sayang? Nggak banget deh, bener-bener bukan Mei sensei banget. Sejak kapan miss killer semanis itu sama anak-anak dikelas. Biasanya juga dimarah-marahin tanpa sebab yang jelas.

Anak-anak ribut lagi setelah Mei sensei keluar. Di kursinya, Hinata berfikir keras, mau apa ya Gaara mencari Mei sensei?

"Huaaaa... Hebat! Mimpi apa aku semalam?" teriak Kiba dari kursi pojok belakang. Dia merasa suprise banget ngeliat Miss killer jadi so sweet.

"Hey...! Ada yang kenal nggak sih dengan pria tadi? Yaa ampun, keren banget...! Dia bener-bener tipe ku!" teriak si biang centil, Karin Namikaze.

Teriakan Karin dusambut dengan 'huuh..' dari teman-teman sekelas. Hinata hanya bisa tersenyum.

"Alaa...Karin, Kau liat monyet dijaketin juga pasti suka!" Celetuk Sakura.

"Hua ha ha...!" semua menertawakan Karin yang bibirnya manyun lima senti.

"Iya, Monyet berjaket kan benar-benar tipe mu Karin!" Ledek ino sadis.

"Hua ha ha ha...!" tawa semakin ramai.

Karin sendiri makin manyun dan memilih diam dan menutup kedua telinganya.

Pintu kelas dibuka, Mei sensei masuk dengan wajah yang sumringah. Suasana berisik langsung hening seketika.

"Neji, bagikan lagi buku catatannya dan Tenten...," panggilnya pada sekertaris kelas. "kamu catat ini di depan kelas ya, halaman 35 sampai 41. Saya ada sedikit urusan, jadi kalian mencatat saja. Jangan berisik, nanti menggangu kelas lain. Ingat! Catatan kalian akan saya periksa!" jelas Mei sensei panjang lebar.

"nggak jadi ulangan nih, sensei?" tanya Neji

"Ya. Saya akan memberikan kesempatan kepada kalian yang tadi belum siap ulangan agar bisa belajar lagi." Mei sensei yang cantik itu pun bergegas keluar ruangan.

Tiba-tiba pintu terbuka lagi. Pria keren itu melenggang santai dan berdiri didepan kelas. Suasana heboh kembali tercipta.

"Tenang...tenang! Guys, seneng kan nggak belajar Fisika pagi ini?" Tanya Gaara sambil tersenyum yang bikin gadis-gadis dikelas histeris.

"Kenalan dong!" teriak tayuya, yang hobinya gonta-ganti pacar dan gonta-ganti mobil tiap minggu.

"kenalanya nanti saja, Aku kesini hanya ingin menjemput My Princess Hinata..." Gaara tersenyum lagi dan menuju meja Hinata. Dia mengulurkan tangan dengan gaya pangeran yang ingin mengajak putri berdansa. Kelas lagi-lagi heboh. Teriakan sirik berkumandang. Di kursinya, Hinata duduk dengan wajah yang memerah. Dia memang sering mendapatkan kejutan dari Gaara, tapi yang ini?

Hinata menyambut uluran tangan Gaara. Suit-suit centil pun bergema.

"Kok, Hanata sih?" Tanya Tayuya kecewa + kesel. Ternyata, pria yang sudah bikin heboh itu Kekasih Hinata, saingannya dikelas dalam hal rangking. Hinata dan Gaara melangkah keluar kelas dengan bergandengan tangan. Mereka juga sempat berdadah-dadah sama seisi kelas.

Di mobil, Hinata tidak sabar ingin mendengar cerita Gaara tentang kegilaanya tadi. Hebat baget dia udah bikin Mei sensei males ngajar dan nggak jadi ulangan.

"aku bilang pada guru mu itu aku membaca Profilnya di Koran Wahana ( Mei sensei memang pernah masuk koran sehubung dengan prestaninya sebagai wanita karrir, menjadi guru dan juga pengusaha yang sukses). Terus aku bilang padanya kalau aku ini ngefans dan ingin mengajak kencan nanti malam!"

"Hihi Gaara kau memang selalu membuat aku terkejut tapi aku senang kau yang seperti itu!" Ucap Hinat sambil tanganya mencubit lengan Gaara. Gaara yang menyetir mobil tertawa sambil menghindari tangan Hinata.

"Abis, aku nggak tahan ingin kepantai kangen dengan sunset-nya! Tapi kalo aku sendirian nggak asik dong. Jadi aku mengajak Sasori, Deidara, dan pastinya kau Kekasih ku yang tercinta," Kata Gaara sambil mengecup pipi Hinata

"Hey...be careful dong!" panik Hinata melihat mobilnya oleng.

"Ya ampun, segitu paniknya. Tenang saja, Hime. Kekasih mu ini kan pembalap no 1!"

"Iya, pembalap dan juga penjahat!"

"Hah...kok penjahat?" Gaara protes

"Iya, kau bisa bayangkan tidak Mei sensei sekarang ini pasti lagi ke salon, Creambath, terus dandan abis-abisan karena ingin kencan dengan pria tampan, tapi sekarang pria itu duduk disebelah ku ini!"

"He..he...he...salah sendiri, kenapa kecentilan!" Gaara membela diri.

"Tapi...kasian kan?" Kata Hinata lagi.

"Tapi seneng kan?" goda Gaara sambil cekikilan.

Hinata pun tertawa.

"Let's go to the party...!" teriak ruben.

Hinata tersenyum lebar. Bareng Gaara, Kekasihnya yang keren, asik, dan unik, Hinata selalu fun. Gaara tau gimana caranya bikin Hinata bahagia.

Tapi setengah tahun yang lalu, Hinata harus melepaskan Gaara ke Amerika untuk melanjutkan studi. Meski sedih, Hinata terpaksa membiarkannya pergi karena ini demi Cita-Cita Gaara dan dia harus mendukungnya. Toh mereka tetap berhubungan lewat telepon dan e-mail.

Flasback off

Emang sih hubungan lewat telepon udah gak ada lagi sejak tiga bulan lalu. Untungnya, e-mail masih berjalan terus. Seperti malam ini, setelah puas memandangi wajah ruben yang sedang tertawa ditepi panti bersama dirinya, Hinata duduk didepan komputer. Gaara janji Chatting dengannya malam ini.

Tringggg...

Gaara : malam Hime

Hinata : malam Gaara

Gaara : apa kabar mu

Hinata : sangat buruk

Gaara : What's wrong?

Hinata : Aku sakit

Gaara : Sakit apa, Hime

Hinata : Rindu padamu Gaara

Gaara : Please, jangan bikin aku panik. Bilang pada ku apanya yang luka?

Hinata : luka?

Gaara : Aku au kau sakit karena berkelahi lagi, iya kan?

Hinata : Sok tau !

Gaara : Bagaimana keadaan mu sekarang?

Hinata : Aku baik-baik saja kok

Gaara : Jangan berkelahi lagi !

Hinata : Ok!

Gaara : Aku mencintai mu ...

Hinata : Aku juga mencintai mu

Gaara : Istirahat ya... Kan masih sakit? Besok-besok kita toh masih bisa Chat lagi...

Hinata : Iya deh...aku istirahat lagi!

Gaara : Next time, My Hime

Hinata : hihihi iya, oh jangan sampai kau selingkuh disana Gaara-kun

Gaara : hehe tidak akan Hime.

"Belum tiduk Hinata?" tiba-tiba bunda masuk ke kamar Hinata yang tidak terkunci. Hinaa mengangguk.

"Lagi ngapain, nih?" tanya bunda sambil membeli rambut panjang Hinata dengan jarinya yang mulai mengeriput.

"aku abis Chatting dengan Gaara."

"Ya sudah. Jangan tidur malam-malam ya. Besok harus bangun pagi kan? Selamat tidur, Sayang. Have a nice dream..." ujar Bunda sambil mencium kening anaknya. Setelah bunda keluar, Hinata malah melamub sampai akhirnya terlelap dengan sendirinya.

"Sayang, Bunda punya kejutan buat mu!" Bunda tersenyum misterius.

"Apaan tuh?" tanya Hinata.

"kalo Bunda bilang, namana bukan kejutan lagi dong?"

"kejutan apa sih, Bunda?" tanya Hinata gak sabar.

"Kejutanya ada di bawah. kau cept turun ya..."

Setelah memakai seragam lengkap denan sepatunya, Hinata turun, ingin segera melihat kejutan yang dibilang bundanya tadi. Ternyata...

"Gaara...!" Hinata kaget bercampur senang. Benar-benar kejutan yang manis di pagi ini! Dia berlari menghambur ke pelulan Gaara.

"kok nggak bilang sih kalo ingin kembali?"Hinata merasa supriese dipagi hari. Dipeluknya lagi Gaara yang makin keren dengan rambut merahnya yang makin panjang.

Tapi Gaata tidak balas memeluk Hinata. Dia berdiri kaku, lalu melepaskan diri dari pelukan Hinata.

"Aku kembali kesini hanya inggin memberitahumu sesuatu, Hinata aku sudah menemukan perempuan yang lebih baik dan lebih segalnya dari mu...," kata Gaara dingin sambil menunjuk seseorang perempuan yang sangat cantik berdiri dibelakang Hinata.

Hinata terkejut, tapi cuma beberapa detik saja. Di detik berikutnya, Hinata tertawa keras, "Ha ha ha... Bercanda mu sangat lucu!"

"Aku tidak bercanda, Hinata! Dia emang Kekasih ku, temanku di kampus. Kenalin, Namanya Ivanka..."Dari sorot matanya, Gaara keliatan sungguh-sungguh.

Hinata berhenti tertawa. Dia juga jadi nggak yakin kalo Gaara cume bercanda. Tatapan Gaara dingin, nggak sehangat biasanya.

Gadis cantik yang kini berdiri didepan Hinata mengulurkan tanganya yang sehalus sutra.

Dengan jantungan yang tiba - tiba berdegup kencang,

Agak ragu Hinata mengulurkan tanganya juga. Begitu Hinata akan menjabat tangan Ivanka, gadis di dpanya itu tersenyum. Hinata tersentak dan kembali menarik tangannya. Dia baru manyadaei gadis itu...gadis cantik itu bertaring.

Hinata menjerit sekuat tenaga sambil melangkah mundur. Tapi Ivanka mendekatiya sembil masih tersenyum. Hinata melihat ada darah yang menetes dari sela sela giginya.

Hinata mencoba berteriak memanggil nama Gaara . Tapi Gaara hanya diam , nggak berusaha menolong Hinata dari ketakutannya.

Ivanka makin mendekat ,tangannya menggapai ingin menyentuh Hinata. Hinata menjerit lagi melihat kuku jari Ivanka memanjang. Hinata terus menjerit sampai nafasnya terasa sesak...

"hinta..!" ada tangan halus yang menyentuh wajahnya. Hinata masih mencoba berteriak.

"Hinata, bangun! Sayang, ini bunda, nak!" bunda mengguncangkan bahu Hinata sampai anaknya itu terbanngun.

Nafas hinata masih tersengal-sengal, keringat membanjiri tubuhnya.

"Bunda!" teriaknya Bunda sambil mengelus punggung anaknya.

Hinata mengganguk, tapi tidak juga melepaskan diri dari pelukan ibunya.

"tidur lagi ya? Makanya jangan tidur terlalu malam. Tuh liat komputernya masih nyala." Bunda menunjukan layar monitor Yang sedang berkedap kedip karena tidak di gunakan cukup lama.

"Bunda, tidur sama aku ya...?" Hinata menatap bunda dengan mata memohon.

"Iya, bunda matikan dulu komputernya ya..."

Hinata susah tidur memejamkan mata lagi. Dia teringat mimpi buruk tadi, Mimpi yang sangat menyeramkan. Dia mencoba mengingat kejadian-kejadian yang lucu agar tidak lagi merasa takut. Tidak berasil, matanya tidak mau terpejam. Dia lalu mencoba menghitung agar cepat tidur. Ini saran dari Sakura... 1 monyet... 2 monyet... 3 monyet... 7 monyet... 192 monyet...nggak lama kemudian, terdengar dengkuran halus Hinata menemani Bundanya yang sudah lebih dulu bermimpi


To Be Continue