CHAPTER 1

I'm hypnotized

Disclaimer © Masashi Kishimoto

This fic is mine

Pair © Uchiha Sasuke, Hyuuga Hinata

Rate © T

Summary © Peraturan yang di setujui bersama bahwa teman sekelas tak boleh pacaran.

Apa saja yang akan di lakukan Sasuke untuk mengajak Hinata 'melanggar aturan?'

.

.

.

Beberapa bulan yang lalu Konoha High School melantik Ketua Osis yang baru untuk kepengurusan 1 periode ke depan. Siapa yang tak kenal dengan Hyuuga Neji, prestasi di bidang karate yang sangat mengagumkan membuatnya dengan mudah mendapatkan sabuk hitam sekaligus menjabat sebagai ketua klub Karate, selain itu Neji sangat brilian di pelajaran Kimia, tak heran jika Hyuuga Neji menjabat sebagai Ketua Osis KHS. Tak berapa lama berselang setelah pelantikan, Neji yang notabenenya keras kepala dan tegas ternyata sangat menyukai kekeluargaan dan keharmonisan di dalam sebuah kelas. Demi tercapainya tujuan tersebut, Neji yang mendapat pencerahan entah dari mana kemudian memiliki sebuah ide untuk mengeluarkan sebuah aturan. Lalu, pada hari berikutnya Neji menggelar rapat yang di hadiri oleh seluruh ketua kelas.

'APAA !'

'heee... Tanoshikunai na!'

'Itu gila'

'bagaimana mungkin?'

Begitulah kira-kira protes yang di sampaikan oleh beberapa ketua kelas yang merasa tak setuju dengan aturan baru sang Ketua osis.

"Ada banyak kasus yang terjadi setelah putus dari pacar yang sekelas, tak hanya hubungan 2 orang yang renggang tapi juga suasana kelas tak lagi sama. Imbasnya terlihat pada saat festival-festival sekolah. Ada banyak sekali siswa yang tak berpartisipasi hanya karena masalah itu. Aku ingin menghentikan hal kekanak-kanakan ini, aku ingin kita semua aktif mengikuti kegiatan sekolah. Sekelas berarti bersaudara, apa kalian ingin memacari saudara kalian sendiri?" jelas Neji dengan suara yang cetaarrr.

Di lihat dari kacamata kuda, -eh?. Maksudnya di lihat dari kacamata positif yang mengutamakan kebaikan, tentu saja aturan seorang Hyuuga Neji sangat bijak dan harus di setujui oleh seluruh siswa. Ingat! Harus di setujui. Ini itu sudah di jelaskan Neji sampai-sampai rambut indah ala iklan sampo pun mulai berantakan. Satu kursi telah menjadi korban keganasan Neji.

"Ano saa, bagaimana kalau kita setujui saja?. Ada begitu banyak gadis dan pemuda di luar sana tapi kalian masih mengharapkan teman sekelas? Apa kalian terlalu takut tak laku di bursa pasar anak muda?" Shikamaru sepertinya menyetujui hal ini dan sedikit tersirat tantangan dalam kata-katanya. Argumen singkat yang di sampaikan dengan tak bergairah oleh Shikamaru ternyata mendapat beberapa anggukan dari ketua kelas yang lain dan tak lama kemudian kata 'sepakat' mulai bergema menandakan berakhirnya rapat di ruangan tersebut.

.

.

.

"Aturan macam apa itu?" Uzumaki Naruto bangkit dari kubur –tidak, maksudnya bangkit dari 'bangku', berdiri protes dan tak suka saat Shikamaru berdiri di depan kelas menyampaikan hasil rapat yang baru saja ia ikuti. Sudah bukan hal yang menarik untuk di sembunyikan, sebuah kenyataan bahwa Naruto menyukai seorang gadis berambut pink di kelasnya, Haruno Sakura.

"Aku setuju-" well, seseorang yang murah senyum, ingat! Murah senyum, bukan senyum murahan, Sai, terlihat sangat setuju. Meski hanya bermodal senyum aneh nan palsu tapi gebetan Sai sudah bertebaran di sana sini.

"sepakat" Shino yang sedang asik bermain dengan kumbang peliharaannya tampak sangat setuju.

"Lalu bagaimana dengan Sasuke-kun?" Sakura berbalik menatap seseorang yang sedang serius mendengar lagu, Uchiha Sasuke.

Jujur, Sakura sangat mengharapkan agar Sasuke tak setuju. Sudah dari zaman dahulu kala, Sakura menyukai Sasuke. Jauh di dalam palung lautan hati semua gadis di kelas ini, mereka berharap aturan ini tak berlaku. Bagaimana bisa kalian menahan perasaan suka terhadap seorang Uchiha Sasuke, apalagi belum terdengar kabar kalau Sasuke sedang menjalin hubungan dengan seorang gadis. Sempurna dari segala sisi, jenius dalam Matematika, atlet renang dan yang paling penting wajah tamvan rupawan karunia sang Ilahi telah menjadi senjata ampuh untuk meluluhkan hati semua gadis.

Semua orang kini menatap Sasuke, Sasuke melepaskan earphone putih dari telinganya melirik seseorang kemudian dengan berat hati mengatakan 'setuju'. Musnah sudah harapan mengejar Sasuke –untuk para gadis normal- tapi sayangnya, ke-normal-an sangat jauh dari jangkauan Haruno Sakura dan Yamanaka Ino. Kelihatannya mereka berdua akan tetap melakukan perjuangan sengit untuk menaklukkan hati Sasuke.

Dari awal, kelas yang di ketuai oleh Nara Shikamaru memang terkenal solid dan adanya aturan tak berprikeasmaraan dari Neji bisa menambah rasa persaudaraan di antara para siswa yang berada kelas yang sama. Tapi bagaimanapun, sesolid-solidnya kelas, intensitas pertemuan yang tinggi dan kebersamaan yang terjalin tiap hari mau tak mau, benih-benih tak di inginkan sebentuk 'rasa suka' bisa saja tumbuh dengan sendirinya tanpa pupuk organik maupun pupuk urea.

Seseorang kini beranjak dari tempat duduknya, melangkah menuju bangku yang berdekatan dengan pintu. Sesampainya disana si 'seseorang' tersebut berdiri di ambang pintu dan asyik membicarakan sesuatu dengan siswa yang rawan terkena rabies karena terlalu intens bergaul dengan anjing, Inuzuka Kiba. Angin mulai bertiup dan menerbangkan helai demi helai rambut indigonya, senyum kecil di wajahnya, tawa yang terlihat sangat lepas seakan menjadi make up alami miliknya yang mampu menghipnotis seseorang yang sedang asyik mendengarkan lagu di belakang sana.

Kebetulan atau tidak, lagu Avril Lavigne – I Love You ternyata sudah memanjakan telinga Uchiha Sasuke di tengah-tengah kegiatannya memandangi gadis yang akhir-akhir ini selalu menjadi objek utama penglihatan mata onyx miliknya, Hyuuga Hinata.

Apa ini? Hyuuga Hinata, gadis yang di labeli 'my crush' oleh Sasuke adalah adik sepupu dari Hyuuga Neji yang merupakan ketua osis sekaligus orang yang baru saja memproklamirkan aturan baru yang akan di langgar Sasuke, belum lagi Hinata bersahabat baik dengan laki-laki di kelas ini, mulai dari Kiba, Shino, Lee, Sai, Naruto, Shikamaru, Chouji.

Tak ada yang Sasuke khawatirkan dari ke-enam orang ini.

'Kiba, tak mungkin. Kiba tak cocok dengan Hinata, Kiba cocoknya dengan Akamaru dan Hinata cocoknya denganku' Sasuke mencoret Kiba dari daftar orang yang kemungkinan di sukai Hinata

'Shino. Ayolah, wajahnya saja jarang kelihatan. Bagaimana mungkin dia bisa memperlihatkan kebahagiaan pada Hinata' ouu, ouuu Sasukkeee.. Shino – coret!

'Lee. Akan sangat memalukan jika Hinata menyukai si rambut mangkok hijau itu di banding denganku. Mata besar dan suaranya yang keras akan menakuti Hinata. Oleh karena itu, Hinata butuh orang sepertiku yang mampu melindunginya' sejenak, mari kita biarkan Sasuke berimajinasi sesukanya. Lee, coret!

'Sai. Oh, sudahlah. Playboy cap bayam popaye tak pantas mendapatkan kasih sayang dari Hinata yang manis' Sai –coret

'Naruto?, ia hanya tak bisa melihat gadis mana yang pantas di jadikan pacar. Jadi, tak mungkin Hinata menyukainya. Hanya aku yang bisa melihat sisi lain Hinata' -sisi lain bagaimana Sasuke ? coba jelaskan!-

'Shikamaru. Jika hanya tidur seperti itu, mana mungkin bisa mengajak Hinata ke tempat-tempat mengasyikkan. Aku tak akan membiarkan Hinata menderita hanya karena bersama Shikamaru'

'Chouji. Apa aku masih perlu menjelaskan mengapa Hinata harus memilih aku daripada Chouji?. Hinata terlalu manis untuk tidak normal jika ia memang menyukai seorang Chouji dengan berat badan overload'

Rasanya semua orang yang 'memiliki kemungkinan' terlihat 'tak memiliki kemungkinan' (?). sebenarnya, Sasuke berteman baik dengan semua lelaki makhluk penuh dosa tersebut dan hanya Hinata gadis yang mampu bersahabat dengan laki-laki. Sasuke tak selalu merespon Hinata, hanya karena ingin Hinata melihatnya dengan cara yang beda. Berbeda? Umm, melihat Sasuke sebagai orang yang menyukainya, misalnya. Menyukainya lebih dari teman. Tapi di antara semua lelaki yang memiliki kemungkinan, masih ada satu lagi yang memang terlihat memiliki kemungkinan –dilema berat- Sasuke melirik seseorang yang sedang sibuk mengerjakan PR Bahasa Inggris, Gaara. Gaara sepertinya terlihat tak memiliki kekurangan apapun, Hinata bisa saja menyukai Gaara. Eh, dame, zettai dame. Hinata hanya akan menyukai Sasuke

"Hinata-chan, yang ini bagaimana cara mengerjakannya?" Gaara tiba-tiba menghampiri Hinata dan menanyakan pelajaran pada Hinata. Sesaat, Gaara menatap Sasuke yang juga sedang menatapnya, –ciiee, tatap tatapan ciieee- mengeluarkan seringai yang mewakilkan sebuah pernyataan perang Gaara kepada Sasuke.

Bukan Sasuke namanya jika tak mampu mendapatkan apa yang di inginkannya, tapi melanggar aturan yang di sepakati bersama dengan nama depan 'Uchiha' akan sangat merendahkan harga dirinya.

'No matter what! Meski harus melakukannya diam-diam, aku takkan menyerah!'

.

.

.

Pulang sekolah

Seorang gadis terlihat murung di depan parkiran sepeda, wajahnya menunduk sehingga poni tebal menutupi sebagian wajahnya. Sementara dari kejauhan, beberapa siswa laki-laki sedang berjalan bersama menuju gerbang, dengan gerakan dan tawa yang tak layak di perdengarkan di khalayak ramai sepertinya mereka sedang membicarakan pertandingan El Clasico tadi malam , Barcelona vs Real Madrid.

"eh, bukankah itu Hinata-chan?" Kiba menghentikan langkah teman-temannya yang lain dan menunjuk ke arah Hinata yang sedang di kelilingi aura dramatis. Otomatis, sebagai teman yang baik mereka segera menghampiri Hinata.

"Hinata-chan, ada apa ?" oh Naruto, tak bisakah kau lihat? Ban sepeda Hinata bocor. Seandainya hanya kempes, meminjam pompa di ruang olahraga sudah selesai. Sialnya, ini ban bocor.

"ya ampun, Hinata-chan. Siapa yang tega membocorkan ban sepedamu?" Sai terlihat berjongkok memegangi ban sepeda Hinata. Mental-mental tukang tambal ban emang gitu, giliran melihat ban bocor instingnya langsung hijau.

Gaara kembali menatap Sasuke, 'Apa?' kata Sasuke seolah tak mengerti apa yang terjadi padahal jelas-jelas malaikat pencatat amal buruk telah mencatat kejahatan Sasuke beberapa jam yang lalu saat ia membocorkan ban sepeda Hinata.

"ba-bagaimana kalau ku antar pulang saja? Kebetulan aku akan ke toko sayuran di perumahan tempat tinggalmu!" Sasuke memberanikan diri menawarkan bantuan. Merasa alasan Sasuke agak tak masuk akal, Naruto, Kiba, Sai dan Gaara refleks menatap Sasuke dengan tatapan yang seolah bertanya 'Sejak kapan kau menjadi ayah rumah tangga?' –karena ibu rumah tangga sudah terlalu mainstream-

"Aku di suruh Okaa-sanku untuk membeli beberapa sayur!" oh, Sasuke. Lelaki tamvan penuh dosa kebohongan

Sepeda Hinata adalah sepeda lipat, Sasuke membawa sepeda Hinata kemudian memasukkan ke dalam bagasi mobil Honda Jazz merahnya. Hinata membuka pintu jok penumpang belakang sementara Sasuke membuka pintu untuk pengemudi.

"Duduklah di depan, aku tak ingin tampak seperti supir kalau kau duduk di belakang" demi Jashin dewa pujaan Hidan, meski Sasuke sedang membawa angkot semua orang hanya akan menganggap itu acting.

Tanpa pikir panjang Hinata mengikuti apa yang Sasuke katakan. Hening. Hinata yang terlalu malu untuk berbicara dengan Sasuke dan Sasuke yang terlalu bingung akan membicarakan apa. Hinata memang berteman dengan Sasuke tapi ia tak terlalu mampu bertingkah seperti biasanya jika hanya berdua seperti ini.

'sampai mati gaya seperti itu, Hinata juga pasti menyimpan rasa padaku' si mati gaya mulai mengomentari orang yang mati gaya. Ternyata memang susah melihat kesalahan kita sendiri.

"kapan sepedamu akan di perbaiki?" Sasuke sangat berharap sepeda itu langsung di jual di tukang loak saja dan pada akhirnya Hinata akan memintanya untuk mengantar jemputnya.

"Entahlah, mungkin agak lama. Tou-san sedang di Australi dan Neji-nii mungkin tak punya waktu untuk membawanya ke bengkel. Jadi, untuk beberapa hari ini-

'Ayo Hinata, minta bantuanku dan aku akan mengantarmu bahkan menjemputmu setiap hari, ayo Hinata..!' Batin Sasuke mulai berdoa yang tak sounds good

"aku akan bareng Neji-nii saja" pupus sudah harapan Sasuke, jika rencana A gagal jangan khawatir. Abjad terdiri dari 26 huruf, akan ada rencana B, C, D dan seterusnya. Sungguh Uchiha yang penuh dengan rasa optimis.

.

.

.

Di sebuah kamar yang di dominasi warna ungu, dua orang gadis sedang berkutat di depan buku Matematika kelas 2 SMP. Hinata memang sangat buruk dalam Matematika jadi keputusan Hanabi mengharapkan pencerahan dari Hinata adalah sebuah jalan buntu yang bahkan tak terdapat dalam peta (?)

"Gomen, Hanabi-chan. Nee-chan tidak tahu. Ah, tanya sama Neji-nii saja. Dia akan membantumu?" Hinata tak ingin adiknya salah langkah lagi, Hyuuga Neji adalah the only option untuk menyelesaikan PR Hanabi.

"besok-besok pasti tidak bisa, Nii-chan juga sibuk dengan tugasnya. Aku tak bisa terus-terusan mengharapkan Nii-chan" Hanabi semakin suram.

"Bagaimana kalau kita membayar orang les privat saja?" Ibu Hinata yang dari tadi hanya menonton dan tak ingin merasa bersalah, akhirnya memutuskan untuk menawarkan ide.

"setuju!" Hanabi mengangguk yakin

"Biar Nee-chan yang mencarikannya, !"

Hanabi mengekor di belakang Ibunya meninggalkan ruangan Hinata. Hinata merebahkan diri di kasurnya merasakan Iphone 6 miliknya tiba-tiba bergetar.

"Moshi-moshi Sasuke-kun"

.

"umm, bagaimana yah. Aku malu!" Entah apa yang di katakan Sasuke sehingga Hinata kini menggigit ujung bantal yang ada di pelukannya.

"Aku kangen ~" huaaaa, siapa yang tahan mendengar suara manja dari Uchiha Sasuke.

"Ta-tapi be-be-besok kita masih bi-bisa bertemu di ke-kelas" penyakit gagap Hinata mulai kambuh bersamaan dengan wajahnya yang mulai memerah. Namun sayangnya, pesona seorang Uchiha Sasuke tak mampu di tolak oleh siapapun termasuk Hinata. Akhirnya Hinata mulai mengambil laptop dan menyalakannya, terhubung dengan internet dan webcam-nya mulai menampakkan wajah Uchiha Sasuke yang sedang mengenakan kaos hitam. Oh, ternyata Sasuke mengajak Hinata berkomunikasi dengan video call.

"Konbanwa" Sapa Sasuke dengan senyum, tidak lebih tepatnya seringai.

"ko-konbanwa" shit! Hinata merutuki dirinya sendiri karena harus berbicara gagap.

"Aku tak puas hanya dengan mendengar suaramu, aku juga ingin melihat wajahmu" Astaga, sejak kapan Sasuke menjadi seperti ini. Godaan semacam ini mau tak mau membuat Hinata menunduk dan tersenyum malu-malu. Sepertinya, menggoda Hinata sudah masuk daftar hobi Sasuke.

Entah sudah berapa lama dan apa saja yang di bicarakan oleh Hinata sampai-sampai mengundang perhatian seseorang. Terlalu asyik memandangi laptop yang menampilkan wajah Sasuke membuat Hinata tak memperdulikan seseorang yang mulai mengamati apa yang di lakukannya. Hinata yang malu malu dan Sasuke yang senyum-senyum tak jelas benar-benar membuat amarah seseorang memuncak, merasa tak mampu lagi menahannya. Akhirnya

"Hei, Uchiha pantat ayam. Apa yang kau lakukan malam-malam begini?" Neji mengambil laptop yang pada akhirnya hanya wajah Neji yang mampu di lihat oleh Sasuke.

"Apa maksudmu pantat ayam? Dasar pengganggu"

"Apa maksudmu pengganggu? Kau yang mengganggu adikku"

"Mengganggu adikmu? Lihat dirimu, kau yang merasa terganggu. Aku hanya mengobrol dengannya"

Dengan kesal, Neji mematikan koneksi dan wajah Sasuke tak tampak lagi. Hinata merasa sedikit kecewa.

"Dengar Hinata, jangan dekat-dekat dengan Uchiha yang satu itu. Meski wajahnya terlihat anak baik-baik tapi dia tak lebih dari pangeran berjiwa serigala jika berdekatan dekat perempuan yang di sukainya" Neji menyerahkan laptop kepada Hinata

"di-di sukainya?" well, lagi-lagi tanpa sadar Hinata memainkan kedua ujung jarinya

BER-BA-HA-YA!"

.

.

.

TBC

Review sangat di harapkan

Berhubung author masih newbie se-newbie newbie-nya