CHAPTER 1

A girl

Disclaimer © Masashi Kishimoto

This fic is mine

Pair © Uchiha Sasuke, Hyuuga Hinata

Rate : T

Summary © Hinata dengan misi rahasia, Sasuke yang mengerti apa yang terjadi. Organisasi mafia dan agen rahasia.

Hajimashite, ini fic pertama. Yoroshiku.

SOMEONES POV

Perkenalkan, aku Uchiha Sasuke. Umurku 17 tahun, duduk di bangku kelas XII di salah satu sekolah elit Konoha. Yap! Konoha High School, sekolah yang di isi oleh siswa-siswa dari latar belakang keluarga yang tak biasa, maksudku siswa-siswa KHS di dominasi oleh anak pejabat negara atau pun pengusaha. Terlahir dengan tubuh atletis, mata onyx, hidung mancung dan bibir tipis, di tambah kulit putih, rambut hitam dan bakatku di bidang olahraga serta pelajaran menjadikanku salah satu siswa most wanted –oleh para gadis- di sekolah, nama depan Uchiha hanya faktor bonus saja. Siapa sih yang tidak tahu Uchiha Corporation yang terkenal memiki cabang dimana-mana. Orang tuaku tinggal di luar negeri, sementara kakak laki-lakiku tetap di Konoha mengurusi cabang perusahaan. Aku tinggal di sebuah apartemen yang terbilang mewah, hari-hariku berjalan normal seperti biasa tapi ketika seseorang tak di kenal mendadak jadi tamu entah darimana, hidupku benar-benar berubah.

Pagi-pagi sekali, kalian tahu kan? Pagi sekali. Bel apartemenku berbunyi tak karuan, hari ini bukan hari ulang tahunku, kakak juga tidak mungkin datang di hari minggu seperti ini. Gaya gravitasi kasurku begitu kuat pagi ini tapi rasa penasaranku mengalahkannya jadi dengan berat hati aku melangkah membuka pintu.

Clek'

Bruk'

Aku panik! Tentu saja, seseorang dengan jeans yang di hiasi warna merah di bagian lututnya. Tu-tunggu ? di hiasi?. Tidak, dasar bodoh. Kakinya berdarah!. Aku anak yang di besarkan dengan tata krama dan budi pekerti yang kadang tak ku gunakan tapi kali ini rasa kemanusiaanku benar-benar menguasaiku. Baiklah, Sasuke, kau pemuda yang baik. Pikirku. Di lihat dari penampilannya, sepatu converse hi-white –aku hafal betul, karena aku juga termasuk sneaker addict-, ripped jeans, sweater, topi, masker dan kacamata dan backpack Quiksilver warna biru hitam. Oke, dari hasil pengamatan dadakanku makhluk ini laki-laki tapi tubuhnya kecil dan agak pendek. Ah, sudahlah! Mungkin saja dia laki-laki yang kekurangan protein dan kalsium untuk pertumbuhannya. ku angkat dia masuk, percuma punya tubuh keren begini kalau mengangkat yang begini saja tidak bisa. Oh iya, selain kekurangan protein dan kalsium orang ini juga kekurangan berat badan. Seperti perempuan saja!

Tanpa pikir panjang, ku bawa ia ke kamarku dan ku letakkan di atas kasurku. Buru-buru aku mengambil kotak P3K, ku angkat celananya untuk membersihkan luka. Hey, tunggu dulu! Laki-laki ini juga kekurangan hormon, kakinya sangat putih mulus tanpa bulu.

"Yosh! Owatta" kataku setelah membalutkan perban pada lukanya,

"a-arigatou naa" katanya dengan nada suara yang lembut. Astaga! Anak ini mengalami banyak masalah dalam pertumbuhannya, bahkan suaranya saja sudah seperti perempuan.

Sepersekian detik kemudian, aku benar-benar merasa tak berguna memiliki nilai 100 pada ulangan biologi bagian reproduksi. Anak ini tak mengalami masalah apapun karena dia memang perempuan. Bukan feelingku, sama sekali bukan. Aku tahu setelah ia membuka topi, masker dan jaketnya. Sekarang ia hanya mengenakan kaos putih yang agak ehm yah mendukung bahwa dia memang perempuan.

Aku sempat termenung sedikit, yah hanya sedikit. Rambutnya berwarna ungu lembut yang panjang dan kelihatan agak berantakan, matanya lumayan, hidungnya lumayan, bibirnya juga lumayan.

"Kenapa melihatku seperti itu?" katanya ketus, tak tahu terima kasih. Aku ini baru saja menolongnya.

"siapa kau? Bagaimana bisa kau sampai kesini?" pertanyaanku tak di jawab malah ia sibuk dengan ranselnya, mengeluarkan barangnya satu persatu. Kamera DSLR Canon EOS 600D, kemudian Macbook dan iphone hitam dan beberapa kabel-kabelan yang baru pertama kali ini ku lihat.

Dugaan Pertama. Gadis ini memang orang kaya atau jangan-jangan dia baru saja merampok seseorang, ia di kejar dan kakinya terluka.

"baru selesai merampok?" tanyaku enteng dengan gaya pamungkas, kedua tangan di dalam saku celana.

Kemudian dia memperlihatkan fotonya yang menjadi background Macbook tadi. " Apa seorang perampok menyempatkan diri bernarsis ria seperti ini?" jawabnya tak mengalihkan pandangan dari Iphone miliknya.

NORMAL POV

Merasa dari tadi di intai oleh mata elang seseorang yang telah menolongnya, si gadis kemudian angkat bicara.

"sankyuu, tatsukatta"

"baiklah, sama-sama! Tapi kata terima kasihmu tak menjawab pertanyaanku" Sasuke berjalan membuka tirai jendelanya, membiarkan sinar matahari pagi masuk menerangi kamar yang di dominasi oleh warna biru donker.

"Aku, Hyuuga Hinata. Terima kasih telah menolongku, bisakah aku tinggal beberapa hari disini? Aku tak akan merepotkanmu. Aku janji" sambil mengacungkan jari kelingking.

.

.

.

Setelah menceritakan ini dan itu, akhirnya Sasuke bisa sedikit tenang. Yah, setidaknya gadis ini tak terlihat seperti seorang kriminal.

'Usianya bahkan lebih tua 3 tahun dariku, tapi di lihat dari manapun dia masih terlihat seperti siswa SMA' batin Sasuke.

"akan ku buat beberapa makanan" di beri anggukan, Sasuke meninggalkan kamar menuju dapur untuk menyiapkan beberapa makanan.

Melihat punggung Sasuke tak lagi tampak, Hinata membuka lock screen Iphone-nya kemudian memencet beberapa nomor di ikuti bunyi tut tut tut

"Ano,- Moshi moshi"

.

.

"Shikamaru, aku sudah di lokasi tapi tak ada tanda keberadaan target. Setidaknya aku yakin berada di tempat yang tepat"

.

.

"akan kuhubungi dengan kontak baruku"

Setelah telepon di tutup dengan buru-buru Hinata mengutak atik Macbooknya, terlihat seperti sedang memindahkan dan menghapus data ke sebuah flashdisk dengan kapasitas tak biasa, begitu pula dengan Iphone miliknya dan setelah itu...

Crannngg !...

Terdengar suara barang pecah, buru-buru Sasuke menuju kamar sambil membawa nampan berisi makanan. Rasa heran tak luput dari wajah Sasuke tapi bukan Sasuke namanya jika tak bisa menyembunyikan dengan baik apa yang sebenarnya terjadi. Well, pecahan Macbook dan Iphone berserakan di lantai dan Hinata dengan santainya menyapu lalu membuangnya.

"Ano,-"

.

In other side

Seorang pemuda dengan tinggi di atas rata-rata, memiliki rambut di kuncir menyerupai sebuah nanas di lengkapi dengan dua anting hitam di kedua telinganya baru saja menerima telepon dari seseorang.

"dia memang bisa di andalkan, tak salah dengan gelar lulusan terbaik yang ia sandang" Pemuda yang bernama lengkap Nara Shikamaru kemudian menyalakan Macbook dan terlihat sedang terhubung dengan video call dengan seseorang.

"Yoo, Shikamaru!" Pria paruh baya bermasker menyapa dengan malas dari video call. "Bagaimana langkah pertama kalian?" sambungnya

"Kakashi-sensei, semuanya berjalan lancar. Hinata sudah berada di lokasi sampai disini aku akan menyusun strategi berikutnya agar tak mengundang kecurigaan masyarakat tempat kami dan kami akan mencari informasi tentang Akatsuki" kata Shikamaru dengan tampang yakin.

"Kalian tahu kan, Konoha adalah markas mafia yang membawahi semua peredaran narkotika, teroris dan pembunuhan orang penting negara. Aku sangat mempercayakan kalian dalam kasus ini" pria bernama Hatake Kakashi tampak sedang memeriksa beberapa dokumen di depannya

"ck. Mendokusei naa" Shikamaru mematikan sambungan.

.

.

.

Di dalam taksi

"... 10 kg ganja dan beberapa butir pil extaci lolos dalam pengejaran tim kepolisian"

Sayup-sayup terdengar laporan dari seorang reporter yang mengundang perhatian seseorang di dalam taksi, baru saja Hinata dan Sasuke akan menuju ke suatu tempat dan memutuskan untuk menggunakan taksi.

'bahkan polisi Konoha yang terkenal elit pun kebobolan, bagaimana mungkin?' batin Hinata

"Peredaran obat-obat terlarang di kota ini sudah di luar kendali" komentar sang supir taksi

"Kalau menurutku, mereka pasti memiliki seseorang yang berkuasa. Sehingga memungkinkan mereka untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Kalau tidak, pasti mereka sudah sangat ahli dalam hal seperti ini. Mereka pasti melakukannya berulang kali dengan cara yang berbeda dari tempat yang berbeda dengan modus yang berbeda sehingga mengelabuhi polisi" Hinata membuka kaca jendela mobil dan merasakan angin tempat tinggal barunya.

'Dugaan kedua. Gadis ini mantan pengedar narkoba!' batin Sasuke

"kau sepertinya gadis yang cerdas. Persis seperti yang baru saja kau katakan, aku dengar Akatsuki sering di sebut-sebut dalam hal semacam ini. Tapi tak ada yang tahu seperti apa bentuk dan apa itu Akatsuki. Belakangan, Akatsuki di selidiki dan di cari tahu oleh seorang detektif lalu beberapa hari kemudian, detektif tersebut di temukan tewas di apartemennya" jelas supir taksi dengan panjang lebar

"Akatsuki yaa.." Hinata menarik nafas dalam-dalam

.

.

.

Setelah menyerahkan beberapa lembar uang, Sasuke dan Hinata turun dari taksi dan memasuki sebuah pusat perbelanjaan paling besar di Konoha.

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Sasuke

"Bertamasya sambil bermain layangan! Tentu saja aku akan belanja, aku butuh banyak barang. Macbook dan Iphone ku baru saja rusak, bagaimana bisa aku hidup tanpa dua hal itu"

"kau bodoh atau bagaimana? Kau baru saja merusaknya" Sasuke benar-benar heran

"Aku hanya tidak membutuhkannya lagi. Itu saja"

Setelah membeli Macbook dan Iphone, Hinata berjalan ke toko pakaian membeli beberapa pakaian dan menuju sport station. Sasuke sempat berpikir Hinata benar-benar anak konglomerat Konoha, membeli ini dan itu sesukanya dengan kartu kredit yang belum pernah Sasuke lihat sebelumnya.

"kau pilih sepatu apa saja, aku yang bayar!" Kata Hinata berjalan masuk,

"Eh? Maksudnya?" Sasuke mendadak lambat loading.

"sebagai tanda terima kasihku" Hinata memberi jeda sejenak dalam kalimatnya, "karena telah membawakan belanjaanku" sambungnya dengan wajah polos tak berdosa.

Sasuke memilih sepatu Converse keluaran terbaru yang jika di rupiahkan hampir mencapai 1,2 jt. Sasuke tidak salah kan ? orang yang akan membayarkannya berkata silahkan memilih yang mana saja. Merasa apa yang di butuhkan lengkap, makan siang yang tentu saja di traktir oleh Hinata. Bayangkan saja, datang dari jauh bahkan tanpa sikat gigi tak heran kalau Sasuke dan Hinata terlihat seperti baru saja menang lotre dan membelanjakan semua hadiah mereka.

"Akan ku telepon taksi" Sasuke mengeluarkan Iphone putih dari kantongnya. Sasuke bisa saja mengedarai motor sport biru hitam hadiah ulang tahun dari Papa Fugaku jika saja Hinata tak menolak. Takut rambut rusak! Alasan yang amburadul emeseyu banget.

"Tidak perlu! bisa membawaku ke show room mobil? Aku ingin Ferrari merah" Hinata mengatakannya tanpa mengalihkan pandangan dari nasi ayam teriyaki di hadapannya, mengatakannya seolah-olah dia hanya sedang menginginkan pensil warna untuk menggambar karakter Ninja Hatori kesukaannya. Sasuke juga termasuk keluarga yang kaya raya tapi melihat tingkah dan gerak gerik gadis di hadapannya, Sasuke benar-benar yakin gadis yang memakai ripped jeans tersebut bukan gadis biasa.

Memutuskan untuk memilih Ferrari merah dengan harga milyaran dan membayarnya dengan kartu kredit yang sama, Hinata benar-benar gembira memiliki mobil barunya. Memasukkan belanjaan di jok belakang Sasuke berniat mengemudikan mobil super kece, gengsi dong seorang cowok most wanted duduk di jok penumpang sementara mobil di kemudikan oleh seorang cewek yang bahkan lebih pendek darinya.

'huh, memangnya dia bisa apa? Paling juga baru belajar sudah ngeyel pengen mobil' batin Sasuke yang pasrah saja duduk di jok penumpang depan. Hinata masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin.

"tak memeriksa ini dan itu? Ini mobil baru" sahut Sasuke memasah safebelt.

"tidak perlu. Mobilku yang dulu persis dengan yang ini kok"

'Astaga! Dia bahkan sudah punya dua' shock a little, itu yang di rasakan Sasuke.

Bruummm... bruuummmm

HUUAAAA.. !

AWAS !

KAU GILLAAA!

Belum sempat meredakan shocknya, Sasuke kembali menerima pelayanan sport jantung dari Hinata yang membawa mobil dengan sangat ugal-ugalan. Sasuke benar-benar merasa ada di pembuatan film Fast & Furious 7. Menyalip mobil box, pengendara motor, taksi, becak, delman dan semua transportasi yang ada di jalan. Bunyi Klakson yang terkesan anarkis dan teriakan pengguna jalan yang mengurangi fungsi pendengaran pun seakan menjadi musik yang mengiringi kegilaan Hinata. Tiba-tiba Hinata mengalihkan pandangan dari jalanan di depannya, tanpa memelankan gas dan lebih memilih menatap Sasuke, Sasuke yang dari tadi berteriak mulai gelagapan dengan mad-action ini. Hinata berniat tak mengalihkan pandangannya dari jalan sampai traffic light di depan.

"APPAA? PERHATIKAN JALANMU, BODOH!"

Cctttttt.. suara ban berdecit bergesekan dengan aspal. Mobil berhenti tepat di traffic light tanpa menabrak satu lalat pun –eh?

Keringat dingin sempat membahasi rambut anti gravitasi andalan Sasuke di iringi tawa Hinata yang seolah menganggap hal tersebut lelucon semata, sementara Sasuke belum berharap di kunjungi malaikat maut. Ia bahkan belum menikah.

"Hahaha, ku tebak! Pasti kau belum pernah pacaran" tawa Hinata pecah

"A-apa maksudmu ? gadis-gadis di sekolahku bahkan mengejar-ngejarku!" bela Sasuke dengan rona merah di pipinya. Meskipun predikat most wanted telah rapi ia kantongi, tetap saja Sasuke belum pernah, ehm... belum pernah pacaran.

Tidak ingin mati konyol di dalam mobil baru yang baru saja di beli, Hinata mengemudikan mobil dengan kecepatan yang lumayan normal. Keheningan baru saja tercipta, Sasuke dapat merasakan jantungnya masih berdegup dengan kencang entah karena sport jantung singkat atau karena gadis yang terlihat serius memperhatikan jalan.

'Dame, dame, zettai dame' Sasuke membatin dan tanpa sengaja ikut menggeleng-gelengkan kepalanya. Melihat keanehan Sasuke, Hinata angkat bicara.

"Naa, Sasuke. Bisa kau ceritakan tentangmu?"

"kenapa harus aku duluan? Kau yang tiba-tiba datang merusak hari mingguku dan baru saja akan membunuhku, kenapa bukan kau saja yang ceritakan tentangmu? Lagipula kau bilang akan tinggal di apartemenku, bagaimana bisa aku tinggal dengan orang asing?" akhirnya, pertanyaan yang sedari tadi mengganggu pikiran Sasuke di pertanyakan.

"Bukankan tadi sudah ku ceritakan, aku dari Amerika. Kau bahkan melihat passportku yang heran melihat aku yang lebih tua 3 tahun darimu ternyata masih terlihat seperti siswa SMA" well, Hinata berkata jujur.

"aku seorang photographer yang datang ke Konoha untuk mengambil beberapa gambar" kali ini Hinata bohong, tapi Sasuke terlihat percaya karena salah satu barang yang Hinata bawa adalah kamera DSLR.

"kenapa harus Konoha? Eropa bahkan lebih menarik dari Konoha. Lalu kenapa apartemenku?" tanya Sasuke beruntun

"ku dengar Konoha terkenal dengan tindak kriminal yang sangat elit, aku hanya ingin melihat pemandangan kota ini. Mengambil beberapa gambar, itu saja. Kalau tentang apartemenmu, aku kebetulan mencari hunian tapi aku tidak bisa tinggal sendiri. Ku lihat nomor kamarmu adalah angka kesukaanku, yah aku menekan tombolnya dan kau keluar" dosa apalagi yang di katakan Hinata? Tapi mau bagaimana lagi. Ia terpaksa.

"hanya karena nomor kamarku, nomor kesukaanmu?" dengan otak encer, Sasuke merasa hal ini sangat aneh.

"ku mohon. Hanya beberapa hari saja"

Ngomong-ngomong, puppy eyes no jutsu Hinata baru saja meluluhkan hati Sasuke, di balas dengan nafas berat Sasuke yang menunjukkan tanda persetujuan. Merasa berhutang penjelasan, Sasuke kemudian menceritakan tentang dirinya, keluarganya, dan...

"Nah, ini sekolahku,Konoha High School. Sekolah elit dan bergengsi, kau patut bangga bisa duduk bersama dalam satu mobil dengan Uchiha Sasuke" berbangga diri sambil menjelaskan ini itu

"hee, jadi High School terlihat seperti itu? Pasti menyenangkan" Hinata agak memanyunkan bibir

"Jangan bilang kau tidak pernah menginjakkan kaki di High School?" Sasuke memandang aneh

"memang tidak pernah, setelah tamat Junior High School aku home schooling" oh, lagi-lagi bohong.

"berarti kau belum pernah pacaran" apa ini? Skornya 1-1,Sasuke menyeringai mendapatkan kembali harga dirinya yang sempat terluka. Sementara Hinata? Pura-pura tak mendengar saja.

Sesampai di apartemen Sasuke, Hinata langsung nyelonong masuk kamar Sasuke. Anggap saja kamar sendiri. Hey, sepertinya Sasuke tidak pernah mengucapkan kata-kata tersebut. Sasuke mengikuti dari belakang dengan wajah suram mengangkat semua belanjaan Hinata. Hinata berjalan menghampiri sebuah bingkai foto yang terpajang manis di meja belajar Sasuke, melihat wajah-wajah yang ada di foto tersebut perlahan gejolak amarah mulai merasukinya.

"Ini foto keluargaku" Sasuke datang turut serta mengikuti Hinata yang memandang bingkai foto yang menampilkan dirinya bersama kedua orang tua, seorang laki-laki yang sudah tampak berumur dan seorang lagi laki-laki yang terlihat lebih dewasa dari Sasuke. Melihat raut wajah bingung Hinata, Sasuke melanjutkan penjelasannya.

"ini aku. Yang ini ibu, Mikoto. Ayah, Fugaku. Kakekku, Madara yang beberapa bulan lalu meninggal dunia. Sepeninggal Kakek, Ayah dan Ibu memutuskan untuk pindah ke Prancis. Aku terlalu malas beradaptasi dengan lingkungan baru, jadi aku memutuskan tetap disini"

Sekedar informasi, Hinata tahu betul penyebab kematian Uchiha Madara. Bukan karena mendengar dari media tapi karena hal tersebut sangat berkaitan mengapa ia harus jauh-jauh dari Amerika datang ke Konoha. Memilih untuk tinggal bersama salah satu Uchiha akan membuka jalan bagi Hinata untuk mencapai tujuannya,

"dan kakakku, Uchiha Itachi" mendengar nama Uchiha Itachi, mata Hinata membulat sempurna.

"U-Uchiha Itachi?" Hinata mengulang nama yang selama ini di sebut-sebut di tempatnya

"Hmm. Dia sudah memegang kendali perusahaan Ayah, Uchiha Corporation" sambung Sasuke

"Apa kau yakin?" Hinata memperhatikan jelas foto lelaki dengan dua garis di wajahnya, mirip dengan Sasuke tapi yang ini rambutnya lebih panjang dan cincin merah di tangan kirinya tepat di jari telunjuk menambah rasa penasaran Hinata,

"kenapa? Jangan-jangan kau menyukainya, pandangan pertama dari foto saja membuatmu menyukainya?" Sasuke memicingkan mata

"bukan, maksudku- dia bisa saja menjadi bintang iklan sampo, rambutnya panjang dan indah, hehehe" tawa garing yang membuat Sasuke meninggalkan Hinata. Hinata mengambil kamera, sepertinya ingin memeriksa beberapa gambar dan Sasuke? Sudah berjalan kesana kemari mencoba sepatu barunya. Sepertinya akan di pakai ke sekolah besok.

In other place

Dua orang sepertinya sedang terlibat pembicaraan serius di sebuah ruangan yang terdapat gambar awan merah, laki-laki berambut panjang dan laki-laki dengan gigi yang runcing dan tajam

"Apa aku tidak salah dengar, Kisame?" tanya laki-laki yang berambut panjang.

"Tidak, aku baru saja mengumpulkan informasi. Sepertinya FBI kembali mengirim orangnya untuk memata-matai kita. Dari informasi yang di kumpulkan oleh Zetsu, mereka mengirim lulusan terbaik dari akademinya. Ada 4 orang, aku baru mendapatkan foto 2 orang. Satu orang laki-laki dan satunya lagi perempuan. Namanya belum di ketahui" Kisame menyerahkan 2 buah foto

"hmm..? apa aku tidak salah lihat? Perempuan ini mirip dengan detektif yang kita habisi beberapa bulan yang lalu" Itachi mengamati 2 foto di kedua tangannya.

"Ku dengar, Neji memang memiliki sepupu perempuan yang juga merupakan anggota FBI" tambah Kisame.

"apa FBI sudah kehabisan orang? Mereka hanya mengirim anak kecil untuk Akatsuki?"

"Kita tidak boleh meremehkan 2 anak ini , yang laki-laki adalah ahli strategi yang sangat handal. Semua strateginya berjalan sangat mulus dan membatalkan aksi-aksi teroris di luar negeri. Sedangkan yang perempuan, terkenal dengan keahliannya mengintai, ahli menggunakan senjata, si penembak jitu dan ku dengar dia sangat ahli mengemudikan mobil. Aksi kejar-kejaran mengejar musuh dengan menggunakan mobil selalu di menangkan olehnya" Kisame, benar-benar pantas mendapat gelar wikipedia berjalan yang di miliki Akatsuki.

"Uchiha Itachi, kau harus mulai berhati-hati" Kisame mengingatkan

.

.

.

TBC

Yak, gimana? Gimana?

RnR please,