Kuro Oni

Story by Kadalbotak

Karakter By Masashi Kishimoto

Adventure, suspense

Rated T

Enjoy


"Ayo!" teriak Naruto sambil menggenggam tangan Hinata. Ia sesekali menoleh ke belakang dan memastikan apakah ia diikuti atau tidak. Wanita di belakangnya hanya terdiam dan tak berkata apa-apa. Belokan demi belokan terlewati. Tiga orang itu masih berlari mengejar sambil membawa tongkat kayu di tangan mereka masing-masing.

"Aku sudah tidak kuat," bisik Hinata. Ia terlihat kepayahan, nafasnya memburu dan membuat dadanya naik turun tak karuan. Setelah menengok ke belakang dan memastikan tiga orang itu tak terlihat, Naruto lalu menarik Hinata ke sebuah gang sempit dan bersembunyi dibalik sebuah tong sampah besar dekat pintu keluar sebuah toko.

Naruto dan Hinata berjongkok dengan pikiran yang tak karuan. Mereka masuk dalam mode waspada kini, takut jika tiba-tiba tiga orang itu menemukannya.

"Jangan takut, aku tidak akan membiarkan mereka mendapatkanmu," bisik Naruto pada Hinata dengan kepala yang muncul untuk mengintip dari balik tong sampah. Hinata tak berkata apa-apa, Namun ia seperti orang yang siap untuk menangis kapan pun.

Setelah beberapa menit berlalu. Mereka lalu bisa sedikit lega karena tak ada tanda-tanda orang yang mengejar mereka. Naruto menghela nafas sambil melihat ke arah Hinata dengan sedikit tersenyum. Hinata hanya merengut dan tak membalas senyum Naruto.

"Kita sudah aman," ucap Naruto dengan percaya diri. " tak ada yang perlu ditakutkan lagi."

Hinata hanya terdiam, matanya berkaca-kaca. Naruto mendadak kaget dengan sikap Hinata. Ia bingung dan tak tahu harus berkata apa. Dan yang ditakutkan Naruto pun terjadi. Hinata mulai mengeluarkan bulir-bulir air mata dan sedikit terisak.

Suara berisik dari ujung gang terdengar. "Jangan berisik," perintah Naruto sambil menempel tangannya pada mulut Hinata. Hinata yang kaget lalu menggigit tangan Naruto sekuat tenaga.

"Sial...!" Naruto menjerit tertahan sambil mengibas-ngibaskan tangannya lalu menatap tajam pada Hinata. "Kau gila apa?!"

Mereka berdua lalu ada dalam keheningan.

"Dasar bocah sialan, kalau kutemukan, kucincang dia." Suara salah seorang dari tiga orang yang mengejar Naruto terdengar di ujung gang.

"Tapi, mungkin kita harus menelanjanginya dulu," timpal yang lain.

"Dan pastinya dia akan menyesal setelah mengganggu kesenangan kita bertiga," timpal suara lainnya.

Mereka bertiga lalu berjalan ke arah tong sampah yang menyembunyikan Naruto dan Hinata. Suara langkah mereka terdengar mengeras dari waktu ke waktu. Jantung Naruto berdetak cepat. Wajah Hinata yang memang putih semakin putih karen pucat. Ia tak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan para berandalan itu jika mereka berdua tertangkap.

"Aku benar-benar kesal dengan bocah pirang itu," suara orang pertama terdengar jelas karena ia duduk di atas tong sampah dan hanya berjarak beberapa puluh sentimeter saja dari buruaannya.

"Apa ia anak baru?" suara orang ketiga terdengar. Ia menyender pada tong sampah.

"Sepertinya," jawab orang kedua sambil menyalakan rokok.

"Kurasa ia belum tahu tradisi di Fujisaki." Suara orang pertama. Tanpa sengaja, koin yang sejak tadi dimainkannya terjatuh tepat di dekat naruto.

sial, pikir Naruto.

"bahkan koin pun membuatku jengkel," ucap orang pertama sambil turun dari tempatnya dan mencoba mengambil koinnya yang terjatuh. Dan disaat itulah pandangan orang pertama dan Naruto saling bertemu. Dua perasan yang berlainan muncul di dua wajah orang itu.

"Sepertinya ini adalah koin keberuntunganku," ucap orang pertama dengan seringai serigala yang menemukan buruannya yang kabur.

Mata Naruto terbelalak. Hinata hampir menjerit.

TBC


Chapter 3 yang sangat sedikit, silahkan dinikmati, haha. Boleh lah minta review-nya ya, haha.