Jika ditanya siapa yang paling ku benci

Jawabannya

Park Jimin

Aku tidak pernah merasa sekesal ini sebelumnya. Pagi dimana alarm wekerku tidak berbunyi, umma yang lebih dulu pergi lalu seorang Park Jimin yang mengunciku dikamar mandi.

Sialan, jika aku terlambat dan di hukum oleh Mr. Jung akan ku gantung si Park itu di tiang bendera semalaman dan telanjang. Liat saja nanti.

"Oh jadi jam berapa ini tuan Jeon?" Aku mendelik, acara sembunyi sembunyiku gagal sudah. Aku bisa saja menipu satpam sekolah tapi tidak bisa dengan guru killer satu ini. Aku menyusut melihat matanya seolah mengeluarkan laser. Ia menarik tangannya, memperhatikan jam tangan berwarna perak menyala itu dengan seksama, lalu sedetik kemudian bibirnya terbuka untuk mengucapkan kalimat yang sudah ku hafal betul isi dan bobotnya.

"Kau terlambat lebih dari 15 menit, sekarang turun kelapangan dan lari sampai aku suruh berhenti"

Mati kau tuan park:-)

"Hah hah hah" 30 menit 15 detik. Aku benar benar lelah, Mr. Jung baru menyuruhku berhenti hingga jam istirahat pertama, tega sekali sampai membuat kakiku mati rasa.

Aku merebahkan diri ku di pinggir lapangan, Menghirup udara sebanyak banyaknya. Tak perduli dengan beberapa siswa siswi yang menonton ku sambil terkikik, terlalu lelah untuk perduli. Sampai suatu ketika cahaya matahari yang menyerangku sejak tadi rasanya pergi begitu saja. Dengan reflek membuka mataku dan menemukan dirinya yang ingin sekali ku hajar wajahnya sedang tersenyum aneh di atasku.

"Bagaimana kabarmu hari ini Jeon?"

Menatap matanya langsung, enggan beranjak "buruk sekali"

Ia terkekeh lalu beralih duduk disebelahku, "oh ya? Kurasa seseorang merusak ganggang pintu. Nanti ku panggilkan tukang reparasi kun-"

"Pintu-ganti pintunya"

"Pin-YAA KENAPA KAU MERUSAK PINTUNYA?" Teriak Jimin yang langsung berdiri berkacak pinggang. Aku yang di teriaki begitu di tengah lapangan tentu tidak terima! "SALAH SENDIRI KENAPA KAU MENGURUNGKU DIKAMAR MANDI? KAU INGIN AKU DI HUKUM BERAPA KALI?"

"AKU TIDAK MENGUNCIMU, AKU BILANG GANGGANG PINTUNYA RUSAK"

"KAU PIKIR AKU BODOH!? KALAU RUSAK KENAPA KAU PERGI MENINGGALKANKU? KAU TAU AKU DISANA TELANJANG DAN KEDINGINAN BERUSAHA MENDOBRAK PINTU HINGGA LENGANKU SAKIT"

"YAK KALIAN SUAMI ISTRI KALAU MAU BERTENGKAR JANGAN DISINI!" Itu bukan suaraku ataupun juga suara Jimin, aku menoleh kearah lain dan menemukan Taehyung dan Yoongi sedang memandangi kami sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Yah jeon Jungkook kata katamu sangat frontal argh kepalaku-" keluh Yoongi Hyung berlebihan sambil memegangi kepalanya, aku mengubah ekspresiku. Dia dalam mode anehnya- mungkin karna berdekatan dengan si alien (aku tidak tau jika virus alien itu akan menular secepat itu).

"Siapa yang kalian panggil suami istri?" Tanyaku tidak terima, taehyung terkekeh lalu menunjuk kami berdua dengan dagunya runcing. "Yak sialan! Sampai kapanpun aku tak sudi bersamanya!"

"Kau pikir aku mau?!"

"Diam kau pendek!"

"Kau-"

"YAH JEON JUNGKOOK SIAPA YANG MENYURUHMU BERHENTI BERLARI?"

"saemmm~~~"

Mereka adalah Jeon dan Park pasangan yang sangat terkenal di Cheongdam High School Sebagai Rival, dimana ada Jungkook selalu ada Jimin begitu sebaliknya. Tapi jika keduanya di gabungkan keadaan menjadi ribut karna mereka tidak pernah akur.

Mereka sudah mengenal sejak kecil karna mereka bertetangga, umur mereka berjarak hanya 3 bulan dengan Jungkook yang lebih muda. Seringkali Jimin akan mengusili Jungkook kemudian Jungkook akan protes kemudian berteriak membuat ia di hukum berulangkali. Karna itulah Jungkook membenci Jimin

Yah, mungkin itu lah alasannya.

Sore hari ketika mereka pulang, seperti biasa mereka berjalan beriringan. Namun terlihat sekali Jungkook sangat sangat marah dan dalam mood yang tidak bagus, sehingga ia berjalan duluan beberapa meter dari Jimin.

Lengkap sudah semua penderitaannya, datang terlambat, di hukum, lalu setelah ia sudah bebas dari hukuman Mr. Jung ia terkena masalah lagi karna lupa mengerjakan pr bahasa jerman. Hari yang sungguh sial pikir Jungkook.

Sedangkan Jimin hanya bisa menghela nafas di belakang Jungkook, ia tahu Jungkook benar-benar marah dan akan sulit sekali untuk membujuknya. Walaupun hampir setiap hari mereka bertengkar tapi rasa-rasanya hari ini adalah yang terparah-bagi Jungkook dan Jimin dapat merasakannya.

"Kalian sudah pulang?" Suara halus menyapa mereka, sudah sampai rumah? Jungkook mengangkat kepalanya dan melihat ibunya yang sepertinya juga baru pulang kerja sedang berdiri di depan pagar bersama seorang pria yang sudah ia kenal betul siapa

Yang pasti ia bukan ayahnya

"Hm.." sahut Jungkook lesu, ia memilih langsung membuka pagar tanpa menyambut sang umma lebih lembut.

"Appa, kenapa berdiri disitu? Cepat masuk rumah" tanya Jimin. "Aniya-ada yang appa ingin bicarakan, bisa kau mampir kerumah bibi Jeon sebentar?" Sanggah appanya, semuanya diam. Jungkook menggigit bibirnya yang terasa ngilu.

Oh ia sedikit banyak mengerti arus ini akan mengalir kemana, semuanya terlihat jelas.

Jimin tanpa protes mengikuti mereka masuk. Semuanya duduk di meja makan tanpa terkecuali. Ayah Jimin berdehem memecah keheningan lalu berujar, yang demi apapun sungguh enggan untuk Jungkook dengar.

Ia tidak bisa

"Appa dan umma Jungkook akan memutuskan untuk menikah."

Review yah '-')/