I Really Like You

Main Chast :

Lee Sungmin

Cho Kyuhyun

Warning :

GS/Hanya pinjam nama tidak ada maksud lain/Just FIKTIF

Dont Like Dont Read

"Kyuhyun kyaaaaa dia terlalu keren kyaaaa"

Rasanya tak pernah berubah, sama saat pertama kali aku melihat seorang Cho kyuhyun dilayar TV. Dia tampak tampan dan keren ketika dilayar TV ku. Tidak, mungkin dia memang selalu keren. Rasanya hati dan jantung ku selalu ingin meledak ketika melihatnya. Ya, Cho kyuhyun seorang aktor tampan dan terkenal karena deretan film kolosalnya dibeberapa drama. Ugh, wajahnya yang tampan tampak serius menatap tepat didepan layar, aku bahkan mulai bekhayal jika dia tengah menatap ku.

"Kyaaa aku malu." Kututup wajah ku dengan bantal seketika. Rasanya benar-benar akan meledak jika berlama-lama menatap layar TV.

Klik

Eh?Sepertinya ada seseorang mematikan layar TV ku. Menyebalkan ini kan adalah waktu ku berkencan dengan layar TV ku dan tidak seorangpun berhak mengganggu terkecuali ibu ku yang cerewet satu itu. Dan benar saja, ibu ku sudah berdiri dengan angkuh menatap kesal kearah ku dan selanjutnya aku tahu apa yang akan dia katakan.

"Apa tidak ada hal yang bisa kau lakukan selain ini, dibandingkan menonton tv kenapa kau tidak mencari perkerjaan Sungmin !"

Benarkan, ibu selalu menceramahi ku seperti itu. Kuping ku sedikit jengah mendengarkannya hampir setiap hari ibu selalu menyuruh ku bekerja atau dia kerap sekali menyuruh ku untuk menikah saja. Enak saja, aku tidak mau menikah jika tidak dengan Kyuhyun ku sayang. Apa lagi aku selalu dijodoh-jodohkan dengan Jungmo, anak teman ibu.

"Eomma, besok saja. Biarkan aku melihat Kyuhyun, kumohon." Rengek ku pada ibu. Ibu bukan tipe wanita yang mudah luluh dan cukup keras kepala, dia tidak akan dengan mudahnya memberikan remote tersebut pada ku.

"Kyuhyun kyuhyun Kyuhyun ! Apa diotak mu hanya ada Kyuhyun ? kau ini sudah dewasa, berhenti berkhayal Lee Sungmin !"

Aku sedikit merengut, aku sedikit tidak suka ketika ibu mengatakan itu. "Memangnya kenapa ? Aku sangat menyukainya eomma."

Kulihat ibu sedikit memijat pelipisnya, ia seperti tidak tahan terhadap ku. Aku tidak berbohong, aku memang menyukai Kyuhyun. Dan ibu selalu memberikan ku nasehat jika tidak boleh terlarut dalam dunia seperti itu, karena ibu berfikir jika aku mulai merancau ketika aku mengatakan aku hanya akan menikah dengan Kyuhyun. Bukan dengan Jungmo.

"Berhenti sungmin, kepala eomma pusing. Jangat berkhayal lagi, mandilah kita akan pergi bertemu bibi Jung."

Oh tidak, jangan katakan ibu akan menjodohkan ku lagi dengan Jungmo sialan itu. "Eomaaa, aku tidak mau !" Tolak ku secara tegas.

"Eomma tidak perduli, cepat mandi !"

Kenapa ibu selalu melakukan sesuka hatinya, apa karena aku tidak bekerja dan tidak memiliki kekasih dan hanya berkutik didunia khayalan ku saja makanya ibu selalu mengatur kehidupan ku setelah lulus dari universitas. Menyebalkan, aku sepertinya harus mencari pekerjaan.

"Sungmin cepat !" Teriak ibu dari kejauhan, sepertinya ia tahu aku masih tidak bergerak sama sekali.

Dengan lesu ku seret kaki ku memasuki kamar ku yang penuh dengan poster seorang Cho kyuhyun. Ku dekati salah satu poster tersebut dan kemudian bersandar didekatnya seolah aku tengah bersandar didekapan Kyuhyun.

"Kyuhyun, bagaimana ini ?" Rancau ku sudah mulai tak jelas. Ku pandangi dan kubelai poster tersebut. Rasanya aku benar-benar tak sanggup lagi, setiap aku bertemu dengan jungmo aku merasa tengah menghianati Kyuhyun. "Maaf."

"Dasar gila !"

Aku sedikit terlonjak dan menatap kesal kearah Sungjin yang tengah tersenyum mengejek menatap ku. "Yaa bodoh, mengagetkan ku !"

"Kau benar-benar sudah tidak waras berbicara dengan poster. Memalukan, tsk !." Kulihat Sungjin makin tersenyum mengejek sambil melipat tangannya diatas dadanya.

"Diam bodoh ! Aku tidak gila !" Semprot ku sambil meraih salah satu bantal yang tergelatak didekat ku. Kulempar kearah Sungjin dengan kesal namun dia terlalu pandai menghindar dan dia kembali mengejek ku sebelum benar-benar meninggalkan ku.

Gila, tidak waras, suka berkhayal dan apalah itu aku sudah tidak asing lagi dengan kata-kata tersebut. Sudah sejak dari dulu semenjak aku melihat Kyuhyun dilayar TV aku sudah jatuh cinta pada aktor tampan itu. Dunia ku seketika berubah, dan aku banyak berkhayal hal-hal diluar nalar menganggap Kyuhyun seperti ada berada didekat ku. Segala apapun tentangnya aku begitu fanatik, ya bisa dibilang aku adalah salah satu deretan seorang 'Sparkyu'. Itu sebutan untuk penggemar kyuhyun, dan kalian pasti tahu itu jika kalian sama dengan ku. Dan karena kefanatikan ku orang-orang disekitar ku menyebut ku dengan sebutan sebutan diatas.

ooo000ooo

Jungmo, Jung Jungmo, aku sedikit muak melihat wajah sok baiknya. Apa lagi ia melakukannya didepan ibu ku. Jika tidak mengingat ia anak dari bibi Jung, aku sudah tidak akan bersikap sopan dan sok manis seperti ini. Ibu dan bibi Jung saja tidak tahu kelakuan pemuda tan itu yang suka menggonta-ganti wanita ketika dulu dan sekarang juga mungkin. Ya, kami pernah satu universitas dulu, aku tidak begitu tertarik dengan Jungmo jadi aku tidak tertarik untuk tahu lebih pemuda itu. Tapi dari kabar yang sering kudengar Jungmo merupakan salah satu pangeran kampus yang sering membuat deretan yeoja patah hati. Salah satunya Tiffany, si berby universitas kami pernah menangis karena Jungmo memutuskan hubungan mereka secara sepihak karena Jungmo telah memiliki kekasih lagi. Dari kabar-kabar tersebut aku bisa menyimpulkan jika Jungmo lelaki brengsek yang tidak jauh dari lelaki lainnya.

Aku berharap aku tidak memiliki urusan dengan namja tan tersebut. Sialnya ibu mengenal baik bibi Jung yang bukan lain sahabat ibu saat masa High school dulu dan kesialan ku bertambah saat ibu selalu menyuruh ku menikah dengan namja brengsek tersebut. Bibi Jung bahkan sangat berharap aku menjadi menantunya dan si sialan Jungmo pun ternyata tertarik dengan ku. Tapi aku ? sudah kubilang aku hanya akan menikah dengan Cho Kyuhyun, bagaimana pun caranya.

"Sungmin kau cantik sekali hari ini." Jungmo tampak tersenyum tampan didepan ku. Aku tahu dia hendak memikat ku dengan senyumannya, tapi maaf Jungmo aku tidak akan tergoda hanya karena senyuman murahan mu yang sering kau tebar pada wanita lainnya tersebut. Walau aku akui kau juga tampan, tapi aku tidak tertarik pada mu, mungkin ibu benar mengenai otak ku hanya berisi Cho Kyuhyun.

"Terimakasih." Ucap ku sekenanya.

Kulihat ibu dan bibi Jung tengah menatap kami dengan pandangan menggoda. Aku hanya tersenyum kikuk dan aku benar-benar tidak tahan dengan sutuasi seperti ini.

Jung Jungmo cukup sopan untuk ukuran namja tapi aku heran karena itu, apa dia memiliki kepribadian ganda kenapa namja sesopan Jungmo bisa digosipkan sebrengsek itu. "Silahkan." Dia bahkan menarik bangku yang akan kududuki. Harusnya ia tidak perlu melakukan itu, itu akan menambah nilai plus untuk mu pada ibu ku, tidak dimata ku.

Ini yang keberapa kalinya ibu melakukan ini terhadap ku, aku tidak suka sebenarnya. Tapi sudah kubilang, ibu cukup gigih dan keras kepala memaksa ku untuk mengikuti perjodohan ini. Aku kadang yang tidak tahan dengan sikap ibu, sering mengadu pada ayah namun ayah juga tidak bisa berbuat apa-apa ketika ibu sudah mutlak dan otomatis aku yang menjadi korban.

"Bagaimana dengan pekerjaan mu Jungmo ?"

"Anak ku baru saja diangkat menjadi direktur oleh ayahnya, Jungmo cukup bekerja keras Teuki-ah, sepertinya ia ingin cepat-cepat meminang Sungmin."

Uhuk ! Aku sedikit tersedak ketika mendengarkan obrolan ibu dan bibi Jung. Secara impuls Jungmo menyodorkan segelas air putih dihadapan ku namun ku tak terima dan lebih memilih air didepan ku sendiri. Untuk apa ia bersusah-susah toh air didepan ku pun ada.

"Kau baik-baik saja Sungmin ?" Tanya bibi Jung yang memang terlihat mengkhawatirkan ku. Aku hanya mengangguk kikuk dan tersenyum sekenanya.

"Kau harusnya lebih berhati-hati." Sekarang ibu ikut menasehati ku. Memangnya aku tersedak karena siapa, karena obrolan kalian juga.

"Maaf, Sungmin sepertinya sedikit malu haha."

Aku sedikit menatap melotot pada ibu, kebohongan apa lagi yang tengah ia buat. Malu ? yang benar saja. Ibu benar-benar keterlaluan. Aku memakan kesal salad dipiring ku sampai timbul bunyi.

Seketika semua memandang kearah ku, aku tidak perduli. Jika bibi Jung dan Jungmo menanggap ku gadu tidak tahu etika ketika makan. Itu akan membuat bibi Jung memikirkan ulang untuk meminang ku sebagai manantunya. Tentu aku akan bersyukur.

Tidak dengan ibu yang langsung menyenggol kaki ku seolah memberikan ku kode 'Jangan membuat malu'. Astaga, aku benar-benar tidak tahan situasi seperti ini. Ayah tolong aku.

"Hhaha Sungmin lucu sekali." Tanpa kuduga bibi Jung malah tertawa melihat cara makan ku. "Tidak apa-apa aku tahu kau gugup." Ya Tuhan, dia bahkan salah faham. Semakin sulit menghindari perjodohan ini.

Kulihat ibu juga ikut tertawa canggung namun tak terlihat tulus. Ya aku tahu dia masih kesal pada ku, aku tidak perduli.

2 jam sudah aku hanya mendengarkan keinginan ibu dan bibi Jung mengenai masa depan kami, aku dan Jungmo. Mereka bahkan berancang mengenai dimana kami akan menikah. Aku sedang malas dan lebih memilih mendengarkan khayalan mereka, lihatlah nyatanya ibu jauh lebih suka mengkhayal dibandingkan aku.

Jungmo hanya tersenyum dan setuju saja dan sesekali ia melirik ku, dan seketika itu aku langsung membuang muka ku. Bukan karena malu, aku sedikit muak melihat wajahnya yang seolah sedang menebarkan peromonnya.

"Ku harap setelah pertemuan ini, kita harus membicarakannya lebih serius lagi dengan suami-suami kita." Ucap ibu dengan wajah sumringahnya.

"Tentu saja." Bibi jung mencium pipi kanan kiri ibu dengan sayang dan kemudian bergantian aku. "Sampai jumpa Sungmin-ah."

"Ne, jaga kesehatan anda juga bibi." Aku tersenyum ramah terhadap bibi Jung yang sudah ku anggap ibu kedua ku. Dia terlalu baik dan naasnya ia mendapatkan putra yang brengsek seperti jungmo. Sayang sekali bukan.

Mata ku seketika melirik kearah Jungmo yang berdiri disebelah bibi Jung yang juga tengah menatap ku dengan pandangan tidak bisa kutebak. Dengan lancangnya ia memeluk ku dengan erat. "Sampai bertemu lagi Sungmin-ah."

Seketika ibu dan bibi Jung semakin sumringah mengira aku sudah mulai menerima Jungmo. Hei ! Dia memeluk ku tiba-tiba bagaimana aku bisa menghindar.

ooo000ooo

Aku merengut tak henti-hentinya sepanjang jalan menggerutu jika ibu tidak bisa memaksa ku menerima Jungmo dan bahkan kami masih berdebat ketika sudah berada didalam rumah.

"Apa alasan mu menolak Jungmo ?"

"Aku tidak menyukainya bu !" Aku tidak mungkin mengatakan jika Jungmo itu brengsek, ibu tidak akan percaya begitu saja dengan cerita ku tanpa bukti.

"Cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya. Lagi pula, Jungmo itu kaya dan tampan. Susah untuk mencari menantu seperti dia."

Ibu selalu mengatakan itu, Jungmo kaya dan tampan. Aku tidak suka ketika ibu selalu mengaitkannya dengan materi. Ibu cukup pintar dalam hal uang tapi apa aku termasuk dalam daftarnya untuk meraih uang. Kejam ! Aku tidak suka.

"Aku tidak mau !"

"Lalu apa kau sudah memiliki kekasih eoh ? Lihatlah kau ini sudah berumur, kekasih saja tidak punya ? kau ingin menjadi perawan tua eoh ?"

Aku bungkam seketika, aku bahkan tidak terfikir jika umurku sudah akan menginjak 25 tahun beberapa bulan kedepan. Dan ibu tahu jika selama itu aku jarang sekali memiliki kekasih. Aku hanya pernah berhubungan dengan namja 3 kali selama 25 tahun hidup ku dan itu pun tidak pernah bertahan lama.

"Tetap aku tidak suka eomma memaksa ku." Lirih ku.

"Itu demi kebaikan mu Sungmin, Jungmo orang yang tepat. Eomma yakin." Kudengar suara ibu mulai melembut tapi tetap tidak meruntuhkan pendirian ku.

"Aku hanya akan menikah dengan Kyuhyun eomma." Jawab ku dengan mantap. Kulihat ibu menatap malas kearah ku.

"Eomma tidak perduli, kau tetap akan menikah dengan Jungmo." Eomma terus bersikeukeh dan aku juga tetap pada pendirian ku. Aku sedikit heran, apa yang sudah diberikan Jungmo pada eomma hingga beliau seperti itu.

"Eomma egois ! Aku benci !"

Rasanya runtuh sudah semua kesabaran ku selama ini. Apa aku tidak boleh memilih sesuatu yang kusuka ? Eomma selalu mengatur hidup ku sejak dulu, aku benci karena selalu mematuhinya dan tidak bisa membantah tapi kali ini sudah keterlaluan. Ini tentang hidup ku, bagaimana aku bisa menjalani hidup ku bersama orang yang tidak ku sukai hanya demi materi.

"Hey Sungmin !"

"Sudahlah bu, Sungmin berhak menentukan pilihannya."

"Aku tidak ingin Sungmin seperti ku, menikah hanya karena cinta dan berujung hidup miskin seperti ini."

Saat aku berlari kearah kamar ku sayup-sayup masih kudengar eomma dan appa sedikit berdebat. Eomma apa yang ada diotak mu hanya ada uang, kau bahkan tidak pernah sadar hidup kita sudah cukup.

Meski appa hanya pegawai negeri biasa namun aku rasa hidup kita tidak pernah kekurangan apapun hanya saja ibu kadang selalu mencibir dan menyindir ayah yang hanya bekerja sebagai pegawai negeri tersebut. Menurut ku kebahagian itu tidak bisa diukur dari materi, apa hanya aku yang berfikiran naif seperti ini. Aku sedikit benci mereka bertengkar karena itu dan penyebabnya adalah aku yang selalu menolak perjodohan yang ibu atur untuk ku. Aku benar-benar tidak tahan, aku butuh sesuatu untuk menghilangkan penat ku.

Kuraih jaket jeans ku dan mengetikan sesuatu pada ponsel ku. Ketika aku hendak menggesek pintu kamar ku ternyata sudah terbuka lebih dahulu. Disana kulihat wajah ayah yang terlihat tenang dan wajahnya penuh karisma. Sekarang aku tahu kenapa eomma dulu jatuh cinta pada appa.

"Boleh ayah masuk ?"

Aku hanya mengangguk dan menyilahkan beliau duduk diatas tatami lantai kamar ku yang errr...kotor dan berantakan. Kulihat beliau menghembuskan nafasnya yang terdengar begitu berat.

"Kau suka sekali dia ya ?" Ayah melirik salah satu poster Cho kyuhyun ku.

"Ya."

"Sungmin-" Aku mencoba mendongak dan menatap kearah ayah dan seketika hati ku sedikit resah melihat wajahnya yang tampak terlihat serius. "ayah tahu kau begitu banyak menyukainya, tapi kau juga harus tahu dimana batasan mu mengagumi seseorang." Nasehat ayah begitu mengena dihati ku tapi aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sudah terlalu menyukai dan mencintai Kyuhyun.

"Ayah..." Kurasakan mata mu memanas melihat wajah lelah ayah saat ini. Aku tahu, sepertinya ibu semakin menekan ayah agar ikut setuju dalam perjodohan ini.

"Kau juga harus menikah Sungmin, kau tidak mungkin hidup dalam dunia khayalan mu nak."

Kurasakan tangan ayah menyentuh pucuk kepala ku dan menepuknya halus.

"Cha ! Sepertinya dinding kamar mu harus di cat ulang. Ini rusak karena poster-poster pemuda ini. Ibu mu pasti akan marah." Ayah berdiri dan tersenyum menyentuh salah satu poster kyuhyun yang cukup kramat bagi ku. Kemudian berlalu begitu saja.

ooo000ooo

Kurasakan angin malam Seoul menerpa seluruh tubuh ku dan itu cukup membuat tubuh ku sedikit menggigil. Aku salah memakai jaket harusnya aku menggunakan mantel bukannya jaket berbahan jeans yang tidak terasa hangat sama sekali. Rasanya aku tidak ingin beranjak sama sekali dari tempat ini.

Taman sekitar komplek ku merupakan tempat ternyaman ketika aku merasakan gunda seperti ini. Ketika malam seperti ini cukup sepi dan tak banyak orang yang berlalu lalang. Cukup bisa membuat otak jernih dan menghilangkan penat. Kadang aku juga sering menangis disini ketika ibu memarahi ku habis-habisan tapi sekarang aku tidak lagi menangis karena...

Greppp

Karena ada dia dibelakang ku.

"Bodoh, kau tidak dingin eoh ?"

Karena dia, aku mampu bertahan dan melewati semuanya. Meski banyak jalan yang mesti ku tempuh asalkan kelak ia bersama ku aku pasti akan tahan.

"Hey kau sakit ?" Dia semakin erat memeluk ku dan kurasakan banyak sekali nada khawatir didalamnya.

Aku mendongak dan menyamping agar bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dan dengan singkat ia sudah mengecup bibir ku. Dasar mesum !.

"Mesum !" Cibir ku dan ia hanya menampakan senyumnya.

"Aku mesum pada mu saja kok." Lagi-lagi ia mengecup bibir ku bertubi-tubi membuat ku berdebar hebat ketika ia selalu melakukannya. Meski sudah 3 tahun lamanya ia sering melakukannya namun jantung ku masih saja merespon saat pertama kali bertemu dengannya.

"Ada apa ingin bertemu hm ?" Kini ia sudah berganti posisi berjongkok didepan ayunan yang kududuki dan memandang ku dengan sayang. Aku bisa merasakan itu.

"Aku merindukan mu..." Aku sudah tidak tahan dan langsung

menerjang tubuhnya memeluk erat. Aroma yang sudah hampir sebulan ini tak kucium rasanya membuat ku sedikit tenang.

"Bodoh, aku juga sangat merindukan mu." Kurasakan ia mengelus punggung ku dengan sayang seolah memberikan ketengan sendiri bagi ku. "Kajja"

Tanpa banyak kata-kata lagi ia sudah menarik ku agar berdiri dan mengikutinya. Ia membukakan pintu mobilnya untuk ku. Sepanjang perjalanan aku hanya memandangi wajah tampan kekasih ku ini. Ya dia kekasih ku yang tidak orang tahu bahkan Eunhyuk sahabat terdekat ku sekalipun.

Aku seperti terhipnotis jika sudah melihat wajahnya dan tak henti-hentinya ingin terus melihat wajahnya. Dia terlalu tampan dan terlalu sayang jika dilewatkan begitu saja.

"Hentikan sungmin, kau membuat ku gugup."

"Kkk kenapa ?"

Kulihat semburat merah menjalar dikedua pipinya. Meski samar-samar tetap terlihat merona, betapa manisnya kekasih ku ini.

"Sudah hentikan !" Meski berbicara dengan ku namun matanya tetap fokus memandang kedepan jalan. Jalanan jauh lebih menarik dari aku rupanya, tsk menyebalkan.

Kami berhenti ditepian sungai han, seperti biasa. Hanya ada 2 pilihan untuk kami berkencan, yang pertama didalam mobil dan berakhir ditepian sungai han atau apartemen miliknya. Kadang aku merasa seperti wanita simpanan melakukan kecan seperti ini. Lelah ? aku berbohong jika mengatakan 'Tidak'. Aku hanya wanita biasa dan mempunyai batas tertentu dan setiap aku ingin mengeluh aku selalu melihat wajah lelahnya hingga membuat ku mengurungkan protes padanya. Aku tahu jika dia jauh lebih lelah melakukan hal ini dibandingkan dengan ku. Tidak, kami tidak sedang berselingkuh. Sudah ku katakan jika namja disamping ku ini adalah kekasih ku.

Kekasih yang tak pernah orang lain tahu. Cho Kyuhyun dia kekasih ku. Aku tidak gila dan namja disamping ku benar-benar seorang Cho Kyuhyun. Sungguh aku tidak berbohong akan hal ini dan aku sedang tidak berimajinasi yang seperti orang-orang tuduhkan pada ku.

"Ming ?"

Aku terkesiap menatap kearah Kyuhyun. Rupanya aku tengah melamun tadi. "Ye ?"

Kyuhyun mengusap pipi ku dengan lembut, "Kau baik-baik saja ?" kurasakan tangannya begitu halus dan aku sedikit heran karena jarang sekali namja bertangan halus. Telapak tangan Sungjin bahkan tidak sehalus telapak tangan Kyuhyun.

"Gwencana."Aku mencoba menampakan senyum terbaik ku saat ini, tapi kurasakan jika bukan senyum yang kuinginkan tapi wajah ku terlalu ketara memaksakannya.

"Kau marah pada ku ?"

Demi Tuhan, aku tidak bermaksud untuk menampakan kesedihan ku pada mu. Tapi aku butuh kau saat ini untuk mendengarkan ku. Terlalu berat jika kutanggung sendiri.

Rasanya mata ku memanas dan bulir-bilir bening sudah menggenang dipelupuk mata ku. Aku tidak sanggup mengatakan ini pada Kyuhyun.

"Ya Tuhan, jangan membuat ku bingung Lee Sungmin. Katakan kenapa ?" Dengan cepat ia merengkuh ku dalam pelukan hangatnya namun aku merasa itu tidak memgurangi semua kegundahan ku saat ini.

"Eomma..." Rasanya lidah ku terlalu keluh yang keluar hanya isak tangis ku yang mulai pecah.

"Apa ini tentang Jungmo ?"

Kyuhyun tahu percis jika aku sudah mengatakan permasalahan ku dengan eomma sudah pasti itu berkaitan dengan perjodohan ku dengan Jungmo. Kyuhyun sudah tidak heran lagi kadang Kyuhyun menggoda ku untuk menerima perjodohan tersebut namun ku tolak mentah-mentah karena aku telah memilihnya. Aku tahu jika Kyuhyun tengah menguji kesabaran dan kesetian ku saat itu. Aku faham namun kali ini berbeda, aku sudah lelah.

Tidak aku tidak lelah menjadi kekasih seorang Cho Kyuhyun meski tak banyak orang tahu, hanya saja aku sudah tidak tahan dengan tekanan eomma pada ku. Aku memiliki kekasih namun aku tidak bisa mengatakan pada ibu jika Kyuhyun adalah kekasih ku. Ibu takan begitu saja mempercayai ku dan pasti akan mengatakan jika aku mulai merancau kembali.

"Aku mencintai mu kyu, aku tidak mau menikah dengan orang lain." Kali ini mungkin aku sudah mulai merancau tak jelas. Otak ku sudah tidak bisa berfikir jernih semuanya terasa membuat ku pening.

Kyuhyun semakin memeluk ku erat, "Kau fikir aku tidak mencintai mu eoh ? Bodoh ! Aku tidak akan rela melepaskan mu. Sampai kapan pun."

"Hiks..." Tangis ku benar-benar pecah dan mungkin air mata ku sudah membasahi kemeja hitam yang Kyuhyun kenakan. Ku remas kuat jas hitamnya, meluapkan kelegahan ku saat ini. Entah rasanya menangis jauh lebih baik untuk ku sekarang.

"Bertahanlah sedikit lagi Ming, kumohon."

ooo000ooo

Rasanya sudah cukup lama aku tidak melihat tempat ini, ya sudah hampir 3 bulan lamanya. Kami memang jarang sekali melakukan kencan ditempat ini karena aku tidak yakin jika Kyuhyun bisa menahan hasratnya sebagai pria normal ketika didekat ku. Meski apartemen Kyuhyun adalah tempat teraman untuk kami berkencan tapi aku rasa tempat ini merupakan tempat yang penuh dengan ancaman. Ancaman kemesuman Kyuhyun tentunya. Kalian pasti tidak akan menyangka jika Kyuhyun yang berada dilayar TV yang terlihat begitu pendiam dan dingin memiliki sisi mesum. Awalnya aku juga tidak menduga, namun aku mengetahuinya ketika ia membawa ku ke apartemennya dan kami berciuman begitu intim ketika itu juga aku sadar jika Kyuhyun menginginkan ku lebih.

Dari situlah aku tahu jika Kyuhyun jauh dari apa yang kubayangkan. Meski begitu aku tetap menyukainya bahkan lebih menyukainya lagi. Apa yang tidak orang lain tahu, aku telah mengetahuinya. Sifatnya yang dingin hanyalah tameng, Kyuhyun yang sebenarnya begitu lembut dan kerap sekali memberikan ku kejutan manis. Meski ia juga sering melancarkan kemesumannya pada ku, aku tetap menyukainya. Dia pria romantis yang pernah ku temui.

"Ming...kau ingin sesuatu ?" Aku mengerjab dan membalikan tubuh ku kearah belakang sofa dimana kyuhyun sudah mengganti pakainnya dengan pakaian santai.

"Tidak ada kyu." Tolak ku halus. Memang tidak ada yang ku inginkan saat ini. Aku hanya menginginkan Kyuhyun disamping ku dan memeluk ku sudah cukup.

Kyuhyun mulai menghampiri ku dan kemudia berjongkok didepan ku. Dia meletakan kedua tangannya bertumpuh diatas sofa. "Hey, kau masih memikirkannya ?"

Aku tersenyum lembut padanya. Aku tidak ingin merusak kencan kami saat ini dengan obrolan itu lagi, hanya ada aku dan Kyuhyun. Aku hanya ingin ada kami saja dan melupakan sejenak masalah itu. Kyuhyun jarang sekali mempunyai waktu seperti ini untuk kami. Ini sudah sebulan kami tidak bertemu atau bertukar kabar. Rasanga rindu ku masih terlalu besar dan aku tidak ingin kami membahas itu. Rasanya lelah, yang kuinginkan kami baik-baik saja saat ini.

"Tidak." Kurangkul lehernya dengan manja. Sudah lama aku tidak melakukan ini. "Sungguh, aku hanya ingin berdua dengan mu saja kyu."

Kyuhyun tersenyum dan membelai surai ku dengan sayang. "Ingin melihat film ?"

"Tidak buruk, tapi aku ingin melihat anime !"

"Jangan Inuyasah lagi ?" Tawarnya. Ia sepertinya bisa menebak fikiran ku. Aku tersenyum geli ketika mengingat Kyuhyun pernah mengatakan jika ia cemburu pada Inuyasah. Karena anime tersebut membuat ku acuh pada Kyuhyun.

"Aku ingin !"

"Tidak dengan inuyasah Sungmin."

"Pelit ! Yasudah aku tidak ingin." Aku mulai meluncurkan jurus merajuk ku dan aku yakin kyuhyun tidak akan tahan melihatnya.

"Baik-baiklah ! kau menang, puas ?" Ucapnya begitu kesal dan aku hanya terkikik.

.

.

Aku tahu jika Kyuhyun tak semurah hati itu membiarkan ku melihat anime kesukaan ku dengan tenang. Dia bahkan mengajukan syarat agar aku duduk dipangkuannya jika ingin melihat anime kesukaan ku itu. Tidak buruk, aku suka ketika Kyuhyun memanjakan ku. Rasanya nyaman. Tapi yang yang membuat ku kesal ketika Kyuhyun sudah menciumi pundak ku. Ya aku sudah melepaskan jaket ku dan gaun yang kukenakan cukup terbuka dibagian daerah bahu dan leher ku sehingga memperlancar kemesuman Cho ini.

"Ahh geli kyu~" Protes ku padanya ketika kyuhyun terus menciumi bahu ku. Ku coba jauhkan kepalanya dari bahu ku tampa melihatnya namun Kyuhyun masih tak menyerah menyerang bahu ku.

"Diamlah ming, kau mengganggu ku. Aku saja tidak mengganggu mu dengan INUYASAH mu." Aku sedikit terkekeh ketika Kyuhyun dengan sengaja menekankan kata 'Inuyasah'. Rasanya menggelikan melihat Kyuhyun cemburu karena anime kesukaan ku.

Ku putar sedikit tubuh ku agar menghadapnya. Kyuhyun terlihat agak kesal karena aku berhasil membuat aktifitasnya benar-benar terhenti. "Kau kekanakan Kyuhyun." Cibir ku.

"Kau mengatakan seolah kau sudah tumbuh dewasa sayang."

Kyuhyun, kadang menyebalkan selalu menyindir dalam bentuk fisik ku. Mengatai ku pendek, gembil dan semacamnya.

"Ish !"

Kyuhyun tertawa renyah melihat ku merengut karenanya.

"Kau harusnya banyak minum susu bukan menimbun semua lemak mu disini." Dengan gemasnya Kyuhyun mencubit kedua pipi cubby ku. Ya harus ku akui jika pipi ku sedikit gembil dan tidak seimbang dengan postur tubuh ku yang memang cukup pendek dari wanita lainnya.

"Aaaa aa... sakit !" Aku memberontak dan memaksa tangan Kyuhyun lepas dari pipi ku. Aku tidak berbohong, itu memang sakit.

"Hahah lihat betapa lucunya Sungmin ku ini." Kyuhyun tetap bersikeukeh tak melepaskan cubitannya.

"Menyeb...hmmmptt"

Dengan cepat Kyuhyun membungkam bibir ku dengan ciumannya. Ciumannya yang terasa lembut dan begitu tak menuntut, aku sangat menyukainya. Mungkin bagaimanapun gaya berciuman Kyuhyun aku pasti menyukainya. Karena mungkin yang terpenting sesutu yang disampaikan ciuman tersebut sudah tersampaikan pada ku. Rasa sayang, cinta dan kasih. Mungkin, ya aku rasa Kyuhyun mencoba menyampaikannya lewat ciuman tersebut.

Kyuhyun tampaknya tak membuat ciuman kali ini singkat, dia terus melumat bibir ku dengan sabar sepertinya ia menunggu ku untuk menyambutnya dan membalasnya. Kugerakan kepala ku kearah berlawanan agar mempermudah kegiatan kami. Rasanya selalu sama, seperti ribuan kupu-kupu tengah berterbangan diperut ku. Sungguh aneh dan geli dalam waktu bersamaan tapi aku menyukai perasaan seperti itu.

Tubuh ku mulai melemas hanya karena ciuaman Kyuhyun, kepala ku rasanya begitu pening memikirkan itu. Berciuman dengan posisi menyamping seperti ini membuat kepala dan leher ku sedikit merasakan sakit tapi Kyuhyun tampaknya masih tak ingin menghentikan kegiatan kami.

Kurasakan bibirnya semakin menuntut diatas bibir ku, aku sedikit kwalahan membalas ciuman Kyuhyun. Kyuhyun sangat ahli sedangkan aku ? aku bahkan belum pernah berciuman sama sekali dengan 2 mantan kekasih ku yang terdahulu. Hanya dengan Kyuhyun saja aku melakukannya.

DEG

Aku merasakan jika salah satu tangan Kyuhyun mengelus perut ku dari luar dan semakin merambat turun kebawah. Astaga apa yang akan CHO ini lakukan pada ku, aku sudah cukup pening karena ciumannya dan rasanya tubuh ku melemas dan sulit sekali untuk digerakan. Semakin lama tangannya turun kebawah dan Kyuhyun tanpa menghentikan kegiatannya, tangannya terus turun kebawah dress ku dan masuk kedalamnya.

Remang-remang kurasakan tangannya sedikit membelai paha ku dan semakin naik keatas. Dress ku seperti tersikap keatas karena ulahnya. Aku bahkan tidak mempunyai tenaga lagi untuk sekedar memberontak, Kyuhyun benar-benar sudah melumpuhkan otak ku rasanya.

"Eunghhh~"

Sial, aku tidak sengaja melengguh karena kyuhyun membelai paha ku. Aku sepertinya membangun iblis didalam tubuh Kyuhyun, kulihat kilatan mata kyuhyun semakin menggelap dan ia semakin intens menciumi bibir ku. Jangan lupakan tangannya semakin merambat naik keatas dan dapat kurasan tangan hangatnya mulai membelai perut datar ku. Telapak tangannya yang besar mulai membelai dan bergerak memutar diantara perut ku.

Tubuh ku sedikit bergetar, aku masih belum terbiasa dengan cumbuan Kyuhyun meski namja mesum itu sering melakukannya terhadap ku. Aku hanya tidak terbiasa dengan perlakuannya yang begitu intim terhadap ku, walau begitu kami memang tidak bertindak lebih.

Kyuhyun melepaskan ciuman kami saat aku sedikit menggeliat diatas pangkuannya. Rasanya oksigen ditubuh ku sudah habis karena berciuman dengan Kyuhyun. Seolah mengerti Kyuhyun tampaknya menghentikan kegiatannya dan aku fikir dia akan berhenti sampai disini tapi nyatanya tidak. Kyuhyun menurunkan ciumannya dan beralih kedaerah leher ku.

Tangannya hendak lagi naik keatas dan langsung saja kutahan. Setidaknya tenaga ku sedikit kembali setelah Kyuhyun tadi melepaskan ciumannya.

"Kyuh~"

"Hm ?" Jawabnya masih tak menghentikan kegiatannya menciumi leher ku. Aku sedikit merasa geli dan menggeliat tak nyaman.

Kruyukkkkkkk~~~~~~

Suara apa itu ? Oh tidak, jangan bilang suara perut ku. Suasana hening seketika, dan Kyuhyun pun menghentikan kegiatannya. Ia menatap geli kearah ku.

"Hahahhah" Ia tertawa renyah dan rasanya aku sungguh malu. Tapi setidaknya suara perut ku telah menyelamatkan ku dari CHO mesum ini. "Hmptt...kau lapar Sungmin ?"

Aku semakin merona karena malu, tidak tahukah jika aku benar-benar malu. Menyebalkan. "Tidak, aku tidak." Aku mencoba mengelak dan berpura-pura jika itu bukan suara perut ku.

Kruyukkkkkkk~~~~Kruyukkk~~~~~~

Kyuhyun kembali tergelak karena kali ini suara perut ku benar-benar lantang memenuhi apartemennya. Sial, kenapa disaat seperti ini coba.

"Haha ya itu kau sayang..." Kyuhyun sungguh menyebalkan masih saja menertawai ku.

"Aish ! iya iya itu aku, kau puas ?" Sewot ku sambil menyingkirkan tangannya dari dalam dress ku.

Kyuhyun tersenyum kecil dan menyandarkan kepalanya diatas bahu ku. Kurasakan hembusan nafasnya yang teratur. "Kau lapar hm ? aku bisa buatkan kau makanan jika kau mau." Sesekali Kyuhyun masih menciumi bahu ku. Itu membuat ku geli.

"Tidak perlu kyu, aku bisa membuatnya sendiri." Aku beranjak dari atas pangkuannya dan tindakan ku sepertinya membuatnya tidak suka karena mengganggu kegiatannya.

Aku cukup tahu jika Kyuhyun saat ini sudah lelah karena kegiatan syutingnya. Aku hanya tidak ingin membuat ia semakin kelelahan lagi, jika membuat ramen saja aku bisa.

"Kau yakin ? kau bisa saja menghancurkan dapur ku lagi ming ?" Ledeknya.

"Yaa !" Sungut ku, dia masih saja mengingat kejadian itu. Kejadian dimana aku menginap diapartemenya dan berinisiatif membuatkannya sarapan dengan roti panggang tapi berakhir dengan alat pemanggang roti tersebut terbakar dan dapur Kyuhyun kacau seketika.

"Kkkk"

"Aku sudah banyak belajar, kau harus tahu itu." Ya, sejak aku berhenti dari pekerjaan ku, aku banyak mengabiskan waktu ku dirumah dan membatu eomma dalam urusan dapur. Meski belum terlalu pandai sekalipun.

"Ya ya ya sayang aku tahu, calon istri yang baik eoh ?" Dia mulai menggombal lagi.

"Dasar tukang gombal !" Cibir ku sambil sedikit memanyunkan bibir ku.

Kyuhyun kembali terkikik dan hendak berdiri namun langsung kutahan agar ia kembali duduk. "Aku saja, sungguh aku bisa. Kau ingin juga ?"

Kyuhyun tampak berfikir dan menganggukan kepalanya. "Ya, baiklah."

.

.

Ku buka kulkas Kyuhyun dan tidak terdapat makanan sama sekali. Isi kulkasnya hanya kaleng beer dan beberapa minuman mineral. Cks, dia itu tidak bisa menjaga kesehatannya sama sekali. Setidaknya harus ada sayuran dan buahan atau daging didalam kulkasnya jadi jika Myun eonni datang bisa memasakannya untuknya.

Myun eonni merupakan manager Kyuhyun, dia seorang ibu rumah tangga, jadi wajar jika eonni jauh lebih ahli dari ku dalam hal memasak. Kyuhyun benar-benar keterlaluan, yang disimpannya hanya berpuluh-puluh ramen saja seperti ini saat kubuka rak lemari dapurnya.

Memang, makanan praktis seperti ramen mudah dibuat apalagi untuk seseorang yang tidak pandai memasak seperti ku. Tapi jika dirumah, aku tidak membiasakan memakan ramen karena eomma selalu marah ketika melihat anak-anaknya memakan makanan instan tersebut. Beliau selalu mengatakan jika makanan yang dibuat instan tersebut tidak baik bagi kesehatan dan seperti biasa berakhir dengan ceramah tentang kewajiban seorang wanita kelak.

"Kau ini wanita, kelak kau akan menjadi seorang istri. Kau seharusnya pandai memasak."

Ya, kurang lebih ibu selalu mengatakan seperti itu pada ku. Rasanya gendang telinga ku berdenyut setiap hari selalu mendapatkan tetuanya.

Kulirik sekilas kearah sofa dimana Kyuhyun tengah mengganti mode DVD menjadi TV. Ya, jarak antara dapur dan ruang tamu Kyuhyun tak jauh sama sekali, mungkin karena ini hanya apartemen. Dibandingkan mansion keluarga CHO yang besar, ini tidak akan berbanding apa lagi dengan rumah ku. Itu jauh sekali. Kkk kurasa Kyuhyun tengah sibuk mengganti chenel TV, dia tidak mengganggu ku sama sekali.

Jika diingat kembali saat kami pertama kali bertemu cukup mengesankan bagi ku. Saat itu aku baru saja lulus dari universitas dan baru saja mendapatkan pekerjaan disebuah hotel ternama. Aku mendapatkan tawaran menjadi seorang manager executive housekeep, itu semua atas rekomendasi Eunhyuk. Aku cukup beruntung karena Lee Donghae, suami Eunhyuk bekerja juga dihotel itu jadi setidaknya aku tidak akan merasa asing ditempat tersebut. Waktu itu Eunhyuk juga mengatakan jika pemilik hotel tersebut teman satu universitas kami, yaitu Choi Sunghyun. Dan sialnya Eunhyuk baru saja mengatakan jika Sunghyun pernah menaruh hati pada ku dulu setelah aku sudah mendapatkan pekerjaan tersebut. Andai saja aku tahu sedari awal aku tidak akan mau melamar pekerjaan dihotel tersebut, aku hanya tidak ingin dianggap memanfaatkan perasaan Sunghyun terhadap ku.

3 Bulan berlalu dan kurasakan semua kemudahan didalam pekerjaan ku. Aku sama sekali tidak mendapatkan kesulitan apapun bahkan aku tidak pernah mendapatkan teguran dari sunbe ku saat aku pernah melakukan kesalahan. Semuanya terasa mudah bagi ku, dan saat itu aku sadar jika semua kemudahan yang kudapatkan berasal dari Sunghyun. Sunghyun mulai mendekati ku secara terang-terangan dan membuat gosip dikalangan pekerja lainnya menyebar luas. Aku cukup tidak nyaman akan itu semua. Sudah berkali-kali aku mencoba menolak semua tawaran Sunghyun pada ku. Jujur saja aku tidak tertarik sama sekali terhadapnya, meski ia memiliki segalanya. Kaya, mapan dan tampan tapi bagi ku perasaan bukan tentang ketiga hal tersebut. Tapi sesuatu yang memang harusnya tumbuh dengan sendirinya bukan karena sesuatu. Seperti perasaan ku terhadap Kyuhyun.

Malam itu, malam yang tidak bisa kulupakan. Rasanya sungguh menyakitkan jika aku mengingatnya. Malam dimana Sunghyun mencoba melecehkan ku didalam hotelnya sendiri. Saat itu aku menolaknya yang menawari ku pulang bersama. Dia begitu memaksa namun aku tetap pada pendirian ku. Namun sepertinya penolakan ku yang berkali-kali membuatnya jenga dan buta mata ia mendorong ku kearah tembok didekat lift dan mengunci tubuh ku dengan tubuh kekarnya. Sialnya malam itu cukup sepi, aku juga tidak tahu kenapa seperti itu.

Dengan buta mata, Sunghyun mencoba mencium bibir ku, aku menolak keras dan terus menggerakan kepala ku. Berkali-kali aku coba memberontak tapi sepertinya ia cukup kuat, tubuh ku benar-benar bergetar karena takut. Itu yang pertama dalam hidup ku dilecehkan seperti itu, aku benar-benar takut saat itu dan berusaha berteriak namun tidak seorang pun datang menolong ku. Sunghyun tega sekali menampar pipi ku sampai kurasan rasa karat dari sudut bibir ku. Tubuh ku lemas seketika dan air mata ku turun begitu saja tanpa bisa ku kontrol. Rasanya begitu menyakitkan, hati ku jauh lebih sakit dibandingkan dengan sudut bibir ku saat ini.

Dari kilatan matanya, dapat kurasakan jika Sunghyun tak tampak seperti bisanya dan dia bahkan seperti orang lain dimata ku saat itu. Dia bahkan masih berusaha mencium ku kembali setelah kekerasan yang baru saja ia lakukan terhadap ku. Rasanya kepala ku pening dan aku sudah tidak mempunyai tenaga lagi untuk memberontak. Perlahan kututup mataku, rasanya mungkin akan terlalu menyakitkan jika aku melihatnya secara langsung lebih baik aku tidak melihatnya.

Sedetik kemudian aku merasakan jika tubuh ku sudah tak berada dalam kungkungan Sunghyun lagi. Apa ini mimpi ? jika iya, aku berharap bangun dari mimpi buruk ku saat itu. Namun kenyataan saat aku membuka mata, yang kulihat seorang pemuda tengah mengkunci pergelangan tangan Sunghyun. Itu sungguh keren dimata ku, bagaimana bisa pemuda itu melakukannya dalam hitungan detik. Sungguh luar biasa.

"Lepaskan !" Sunghyun tampak berusaha memberontak namun namja itu tampak sangat ahli dalam ilmu bela diri.

"Aku akan melakukannya jika kau tidak mengganggu nona itu, atau aku akan melaporkan tindakan pelecehan mu !" Ancamnya begitu tegas.

Tampaknya Sunghyun berfikir keras, ia juga pasti tidak ingin reputasinya sebagai pemilik hotel itu tercoreng atas tindakan bodohnya itu.

"Baiklah, lepas !"

Namja bertopi hitam tersebut seketika melepaskan Sunghyun dan membiarkan si brengsek itu pergi dari hadapan kami. Aku sudah tidak lagi menangis dan menatap kearahnya. Wajahnya tampak tak begitu jelas karena ia menggunakan topi dan kaca mata minus.

"Kau baik-baik saja ?" Tanyanya begitu perhatian.

Rasanya lidah ku masih terlalu kelu untuk berbicara, aku hanya menganggukan kepala ku. Tanpa kuduga, ia kemudia menyodorkan sapu tangan kehadapan ku.

"Ambilah, lap ingus mu itu."

Apa ? dia lancang sekali mengatai ku seperti itu. Tangan ku secara refleks mencoba mengelapnya namun namja muda tersebut mencekal tangan ku dan menggatikannya dengan sapuan sapu tangannya. Dia, benar-benar lancang mengelap ingus ku ? Harga diriku benar-benar sedang diuji. Menyebalkan sekali dia itu.

"Ini, kau kembalikan jika kita bertemu lagi nona..." Ia tampak memincingkan matanya kearah dadaku yang terdapat name tag ku. "Lee Sungmin." Ia meletakan sapu tangannya diatas telapak tangan ku, aku benar-benar syock dibuatnya.

Berhari-hari aku tidak masuk kerja dan memutuskan untuk keluar dari hotel tersebut. Eomma sangat marah besar terhadap ku karena tindakan ku yang dianggapnya tak beralasan dan ia berfikir jika belum tentu aku akan mendapatkan pekerjaan seperti itu lagi dilain tempat. Semua orang selalu bertanya-tanya kenapa aku melepaskan posisi ku yang notabennya sudah lumayan tinggi, diterima bekerja dan langsung menjadi manager suatu bagian itu hal yang sungguh sangat luar biasa bagi seseorang. Aku tidak mau memberitahu semua orang alasan ku yang sebenarnya tersebut bahkan kedua orang tua ku pun tidak tahu sama sekali. Cukup aku sendiri yang menyimpan rahasia malam itu, aku tidak ingin lagi memperkeruh masalah. Meski trauma akibat tindakan Sunghyun terhadap ku mungkin masih membekas.

Berbulan-bulan aku menganggur dan tak mendapatkan pekerjaan baru. Ya, mencari pekerjaan saat ini mungkin tidak mudah. Yang bisa kulakukan hanya makan tidur dan menonton drama kesayangan ku saja didalam rumah. Sesekali aku pergi mengunjungi Eunhyuk atau sekedar berkumpul dengan para sparkyu lainnya. Ya, aku salah satu anggota aktif mengikuti kegiatan Kyuhyun karena aku mempunyai banyak waktu luang. Dibandingkan mendengarkan ceramah eomma lebih baik aku menyibukkan diri ku sendiri dengan setumpuk kegiatan. Hm, entah bisa kusebut kegiatan atau tidak, yang kulakukan dan sparkyu lainnya selalu mengikuti lokasi Syuting dimana Kyuhyun akan mengambil adegannya. Meski melihat dari kejauhan seperti itu, sudah cukup bagi ku.

Hari ini hari yang paling ditunggu pada sparkyu lainnya. Mereka mengatakan jika hari ini Kyuhyun akan melakukan Meet and Greet. Kesempatan yang langkah bagiku, dulu aku susah sekali mendapatkan waktu yang pas untuk melihat secara langsung Kyuhyun dari jarak yang dekat. Kali ini, aku tidak boleh melewatkannya lagi. Meski harus mengantri untuk sekedar mendapatkan tanda tangannya sekalipun seperti ini rasanya sungguh mendebarkan. Membayangkan ratusan sparkyu mengantri dihadapan ku ini seolah hitungan detak jantungku dalam hitungan menit yang sangat berdebar. Rasanya seperti ingin meledak.

Dari 2 jam kesabaran ku untuk mengantri, akhirnya berbuah manis. Cho Kyuhyun, kini benar-benar dihadapan ku. Cho Kyuhyun yang asli, ah tidak maksud ku Cho Kyuhyun yang bisa kulihat dalam jarak dekat. Dia jauh lebih tampan dari layar TV, wajahnya...bolehkan aku menyentuhnya.

"Nona ? Kau baik-baik saja ?"

Aku terkesiap, Cho Kyuhyun melambaikan telapak tangannya dihadapan ku. Benarkah, Kyuhyun kini tengah berbicara dengan ku. Rasanya seperti mimpi saja. Samar-samar aku mendengar bisik cibiran dari belakang antrian ku karena mungkin aku terlalu lama.

"Ah maaf,-" Aku segera merogoh isi tas kecil ku mencari benda yang ingin sekali Kyuhyun tanda tangani. Aku ingin sekali berfoto dengannya, tapi sialnya ponsel ku rusak karena Sungjin merusaknya. Tidak papa, tanda tangan saja sudah cukup.

"Kau ingin aku menuliskan sesuatu ?" Tanyanya lagi pada ku sangat ramah. Astaga, cubit pipiku agar aku tahu ini mimpi atau bukan. Kyuhyun bertanya 2 kali pada ku. Tanpa buang waktu aku langsung menjawabnya.

"I Really Like You-" Ya Tuhan, bisakah Kau hentikan waktu barang sedetik saja agar aku bisa menyentuhnya untuk sekali saja. "Lee Sungmin..." Aku sedikit merona dan membayangkan jika Kyuhyun sendiri yang mengatakan menyukai ku. Kkkk konyol sekali, tapi aku fikir sebagai fangirl wajar saja mengingkan hal-hal diluar nalar atau bermimpi karena pada akhirnya semua mimpi itu memang takan benar-benar menjadi nyata. Membayangkan Kyuhyun menyukai ku dan menjadi kekasih ku pasti aku sudah sangat gila. Jadi biar saja aku bermimpi saat ini, karena aku menyukai mimpi ku. Karena didalam mimpi ku ada Cho Kyuhyun.

"Lee Sungmin ?" Eh ada apa dengan ekspresi wajahnya seolah mengatakan jika 'Benarkah kau Lee Sungmin ?'.

"Ya, itu nama ku."

Ya Tuhan sadarkan, sadarkan aku sekarang sebelum aku kehilangan kesadaran ku dan kewarasan ku ketika melihat Kyuhyun tengah tersenyum dihadapan ku.

"Nama yang cantik, aku berharap kita bertemu lagi cantik." Rasanya pipi ku merona hebat karena pujiannya itu. Aku bahkan tidak pernah sekalipun merona ketika seorang namja memuji ku cantik dan sebagainya. Jantung ku rasanya berpacu keras ketika ia mengatakan dan berharap bisa bertemu lagi dengan ku.

Kyuhyun menyodorkan kembali poster yang tadi sempat ia tanda tangani untuk ku. Aku menerimanya dengan senang hati. Poster pertama kali Kyuhyun debut dalam dunia aktingnya dan berperan sebagai seorang raja kerajaan. Sangat tampan. "Terimakasih Kyuhyun-ssi." Ucap ku begitu tulus.

Kubuka poster tersebut dengan mata yang berbinar-binar. Rasanya penantian ku selama berjam-jam tidak sia-sia. Eh ? Apa ini, kenapa ada dijit nomor dibawah tanda tangannya. Seingat ku aku tidak pernah menuliskan apapun sebelumnya diatas poster keramat ini. Nomor tersebut bahkan seperti membentuk pola nomor ponsel. Lalu nomor siapa ini ? Aku sedikit membelalakan mataku saat ku tatap Kyuhyun masih menatap ku begitu intens dan senyumnya masih tampak ramah. Apa mungkin ini nomor Ponsel Kyuhyun kah ? Mustahil, bagaimana bisa ?.

Aku hendak menanyakan sesuatu padanya namun dengan cepat Kyuhyun meletakan jemari telunjuknya diatas bibirnya seolah memberikan isyarat agar aku diam. Sayup-sayup ku dengar beberapa yeoja dibelakang ku memprotes karena aku terlalu lama. Aku cukup sadar diri dan mulai menyingkir dari barisan antrian tersebut.

Sebulan telah berlalu dari semenjak meet and greet Kyuhyun, aku masih ragu menghubungi nomor tersebut. Aku berfikir jika nomor itu tidak mungkin nomor pribadi Kyuhyun, seorang bintang haluyu sepertinya mana mungkin memberikan nomor ponselnya sembarangan seperti ini. Kutatap poster keramat tersebut. Mataku langsung tertuju pasa dijit nomor tersebut, rasanya hati dan pikiran ku berkecamuk. Aku ingin sekali mengubunginya tapi aku takut jika nomor itu bukanlah nomor pribadinya bisa saja itu nomor milik orang lain atau...arkh ! aku hampir gila jika memikirkannya.

Ponsel milik ku sebenarnya sudah diperbaiki sejak seminggu lalu, tapi aku masih ragu untuk menghubungi Kyuhyun. Jika aku menghubunginya, aku takut sekali jika itu bukan dia lalu aku akan malu. Tapi jika aku mengirimkan pesan tidak masalah bukan ? jika itu bukan Kyuhyun aku akan segera mengganti nomor pribadi ku saja. Ya, seperti itu saja.

To : Cho Kyuhyun-ssi

Kyuhyun-ssi, benarkah ini kau ?

Ah sial, kenapa aku bertanya seperti itu. Mungkin ada kata-kata yang lebih pantas lagi selain itu, kenapa aku bertindak konyol seperti itu. Aku benar-benar menyesal rasanya aku ingin tenggelam saja disungai han saat ini. Memalukan, jika saja pesan itu bisa ditarik kembali.

Kupandangi ponsel milik ku berjam-jam lamanya diatas meja rias ku. Berharap Kyuhyun membalas pesan ku. Rasanya mata ku memanas, bagaimana bisa aku berharap Kyuhyun akan membalas pesan ku. Aku hanya bermimpi yang tak seharusnya. Aku juga seharusnya tahu dimana batasan dimana aku bisa bermimpi dan tidak.

Rasanya sesak sekali, aku menangis untuk pertama kali dalam hidup ku karena namja yang tak pernah kukenal. Aku bahkan mencintai namja yang tak pernah kulihat sebelumnya. Cho Kyuhyun, mampu membuat hati ku bergetar hebat karena hanya menatap matanya dan sekarang ia juga mampu meruntuhkan mimpi ku.

Puas sejam aku menangis diatas meja rias ku, rasa kantuk menghampiri dan tanpa sadar aku tertidur diatas meja rias ku.

Dretttttt drettttttt

Kurasakan jika sesuatu bergetar disekitar wajah ku. Aku cukup terusik karenanya. Aku sedikit meringis ketika rentina mata ku mendapatkan sinar lampu yang cukup terang secara langsung. Kepala ku cukup pening akibat menangis tadi.

Aku tidak lagi merasakan getaran itu lagi, lalu yang tadi itu apa ? Ku raih phonsel ku dan aku sedikit terkaget melihat 25 panggilan tak terjawab dari nomor dengan id "Cho Kyuhyun".

Ponsel ku bergetar lagi dan id tersebut masih sama dengan sebelumnya. Aku cukup syock melihatnya hanya terpaku menatapnya saja. Getaran tersebut cukup lama dan tak sampai berhenti aku memutuskan untuk mengangkatnya saja.

"Hai..." Bisa ku dengan jelas suara bass tersebut. Suara yang selama ini kudengar dan ku hafal benar jika pemilik suara tersebut memang Cho Kyuhyun.

"Kau disana Sungmin ?" Suara itu kembali terngiang dan apa ? dia menyebut namaku, dari mana ia tahu jika ini aku.

"Ya, ah maaf ya aku Sungmin." Jawab ku begitu gugup sampai aku tidak beraturan.

Kudengar disebrang sana Kyuhyun sedikit terkekeh.

"Kau lucu sekali hm..."

Aku benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi. Aku bahkan masih tidak percaya jika Kyuhyun terlebih dahulu menghubungi ku seperti ini. Benar-benar mimpi yang manis dan Tuhan kumohon jangan bangunkan aku.

"Sungmin ?"

Kyuhyun kembali bersuara, mungkin karena aku tidak merespon tadi. "Ya ?" Jawab ku masi saja gugup.

"Kenapa baru menghubungi ku hm ?"

"Maaf..." Gumam ku.

Kyuhyun kembali terkekeh, "Padahal aku sudah menunggu-nunggu kau menghubungi sejak lama. Ah seharusnya aku yang meminta nomor ponsel mu waktu itu ya ?"

Deg deg deg deg deg...

Jantung ku, kenapa aku merasa Kyuhyun tengah merayu ku. Tampar aku, aku tidak boleh berharap lagi. Aku tahu jika Kyuhyun hanya melihat ku sebagai fans fanatiknya. Aku tidak boleh lagi bermimpi yang lebih. Aku tidak ingin lagi menangis dan malu seperti tadi lagi.

"Lalu dari mana kau tahu jika ini aku ?" Aku sedikut heran dari mana Kyuhyun langsung menebak jika memang ini aku. Bukankah dia tidak memiliki nomor ponsel ku sebelumnya.

"Hehe mudah saja, aku baru saja mengganti nomor ponsel pribadi ku beberapa bulan lalu. Dan yang memilikinya hanya ibu, manager ku dan kau."

Apa Kyuhyun tengah membual saat ini, dia mengatakannya seolah aku termasuk dalam daftar penting. Yang benar saja, itu mustahil. Tapi pipi ku kembali merona karenanya.

Setelahnya kami terus bertukar kabar. Kyuhyun sesekali mengirimi ku pesan dan mengajak ku untuk bertemu. Kami sesekali bertemu dan berbicara. Kami menjadi akrab satu sama lainnya. Kyuhyun aku takut sekali jika aku semakin jatuh cinta pada mu, lalu aku harus bagaimana.

Kyuhyun hari itu mengajak ku untuk menonton bioskop didalam mobil, dia bilang terlalu berisiko jika menontonnya dibioskop biasa. Kami selalu seperti ini, bertindak seolah kami tengah berkencan dan tanpa status yang jelas. Ah tidak, mungkin aku saja yang terlalu berharap Kyuhyun akan menyukai ku juga. Mungkin saja Kyuhyun hanya menganggap ku sebagai temannya saja atau sebagai fangirlnya dan sebagai rasa ucapan terimakasihnya ia berbuat baik pada ku.

Aku sedikit meringis merasakan hati ku sakit, rasanya seperti sesuatu menhgores hati ky sesak sekali rasanya. Padahal aku hanya membayangkannya saja.

Astaga, kenapa kami menonton film romance seperti ini sih ? Aku sedikit gugup melihat layar besar diluar sana, dimana sang aktor mencoba mencium pemeran wanitanya. Seharusnya kami tidak menonton film seperti ini, kami bahkan bukan pasangan kekasih. Aku sungguh gugup dan salah tingkah. Aku menggeliat tidak nyaman ditempat duduk ku, jika aku bisa, aku ingin sekali memotong adegan intim tersebut.

Apa hanya aku saja yang merasakan kecanggungan tersebut mengingat Kyuhyun seorang aktor yang memang sering melakukan adegan ciuman jadi biasa saja baginya.

Kulirik arah sebelah ku, aku cukup terkejut melihat Kyuhyun tengah menatap intens kearah ku. Aku menjadi gugup dan jantung ku berdebar hebat lagi.

"Hng, kenapa kau-"

Chu~~

Tanpa bisa kuhindari, Kyuhyun meraih tengkuk ku dan mencium bibir ku begitu saja. Sepertinya saraf-saraf dalam tubuh ku melemas dan tak bisa merespon apa tengah terjadi. Aku bahkan tidak menghindar, semua terjadi begitu cepat tanpa bisa kuduga.

Setelah sekian detik, Kyuhyun akhirnya melepaskan ciumannya dan menatap ku dengan pandangan yang tak biasa. Aku cukup canggung dengan kejadian beberapa saat lalu. Aku hendak menoleh kearah lain agar membuang kecanggungan ku tapi dengan cekatan Kyuhyun menahan wajah ku dan mengarahkannya kehadapannya. Tidak tahukah dia, jika aku benar-benar hampir meledak dan bingung harus melakukan apa ? Pipi ku pasti sudah merona hebat jika saja aku berdiri ditempat yang cukup terang.

"Aku menyukai mu.."

Rasanya aku cukup pening dengan kajadian tadi tampaknya pendengaran ku juga jadi tertanggu. Aku mengerutkan dahiku, aku cukup bingung harus berkata dan bersikap seperti apa. Semuanya terasa tiba-tiba saja dan seperti impian konyol seorang fangirl seperti ku mana bisa termujud.

Kyuhyun tersenyum simpul, sepertinya dia menertawakan raut wajah ku yang tampak kebingungan seperti ini.

"Iya, kau tidak salah dengar Sungmin. Aku menyukai mu." Dia seolah bisa menebak isi pikiran ku. Daebak.

"Uhm..." Sial, aku benar-benar gugup sekarang. Rasanya lidah ku terlalu kelu untuk mengucapkan sebuah kata. Rasanya ribuan kupu-kupu berterbangan didalam perut ku. Rasanya menyenangkan dan pening dalam waktu yang bersamaan. Sepertinya aku terlalu bahagia. "Aku,-"

Sekali lagi Kyuhyun mengecup cepat bibir ku dan memberikan geleyar aneh disekitar perut ku.

"Kau hanya perlu mengatakan, "Nado" sayang. Tidak perlu memikirkan yang lain."

.

.

Aku masih tidak percaya jika sampai ini kami sudah bersama selama 3 tahun lamanya. Selama 3 tahun yang kami lewati tersebut banyak sekali rintangan yang ada. Seperti penolakan dari pihak manager dan agensi Kyuhyun karena beranggapan jika Kyuhyun tak seharusnya memiliki kekasih terlebih dahulu dan persoalan perjodohan ku. Selama 3 tahun lamanya bersama Kyuhyun, kami bahkan tidak pernah memiliki kenangan Khusus seperti selembar foto bersama pun kami tak memilikinya. Itu semua persyaratan dari myun eonni yang mengatakan jika selembar foto kami bersama itu rentan sekali untuk pemicu terbongkarnya hubungan kami.

Aku bahkan tidak tahu harusnya menyebutnya apa. Sebenarnya kami pernah sekali berfoto bersama saat ahra eonni kakak kandung Kyuhyun menikah dulu hanya saja jarak kami yang terlampau jauh dan orang lain pasti hanya akan mengira jika aku hanya kerabat jauh keluarga Cho. Aku berada disisi kanan kerabat Cho lainnya sedangkan Cho Kyuhyun sangat dekat dengan kedua orang tuanya dan eonni.

Aku tidak keberatan, setidaknya aku masih dalam ruangan yang sama dengan Kyuhyun saat itu.

Keluarga Cho cukup hangat menyambut ku walau status ku hanya seorang anak pegawai negeri biasa saja yang cukup berbanding terbalik dengan Han ajushi yang seorang pengusa sukses. Tapi perlakukan Heechul ajuma dan Han ajushi cukup hangat terhadap ku, bahkan mereka sudah menganggap ku layaknya putri mereka sendiri. Namun restu hubungan ku saat ini hanya terhalang oleh ibu ku. Aku tidak banyak mempunyai keberanian memberitahu kedua orang tua ku sendiri mengenai Kyuhyun.

Selain itu fans Kyuhyun pun menjadi sebab aku cukup ragu jika mereka akan merestui hubungan kami karena aku hanya gadis biasa tak memiliki kelebihan apapun dibandingkan dengan wanita-wanita disekeliling Kyuhyun. Kyuhyun bahkan sejak awal ingin memberitahu kepada publik tapi aku menghalanginya karena aku takut jika karier yang Kyuhyun bangun selama ini akan hancur karena scandal konyol bersama ku. Gadis biasa. Aku rasa harus menunggu waktu yang tepat, tapi aku sendiri bahkan tidak tahu itu kapan. Kyuhyun juga berkali-kali membujuk ku agar memberitahu ibu dan ayah ku tentang hubungan kami agar ibu ku tidak lagi menjodohkan aku lagi dengan Jungmo. Aku menolak karena aku tidak yakin jika ibu akan mempercayainya.

"Selesai !"

Ramen yang kubuat akhirnya selesai juga dan cukup lama juga sampai aku melamunkan awal hubungan kami. Kyuhyun pasti sudah menunggu jadi lebih baik aku memanggilnya agar ikut bersama ku makan didapur.

"Kyu-" Kulihat Kyuhyun tengah menekuk lututnya diatas sofa dan matanya terpejam. Sepertinya ia tertidur saat aku membuat ramen. Kasian sekali kekasih ku ini, dia pasti cukup kelelahan dengan semua kegiatannya.

Aku jadi tidak akan tega membangunkannya hanya karena ramen. Aku berjongkok didepan sofa dan mulai memperhatikan wajah kekasih ku yang tampan ini. Meski ada beberap jerawat diatas dahinya sekalipun tak mengurangi ketampanan kekasih ku ini. Tak banyak orang tahu, karena Kyuhyun selalu bisa menyembunyikan mereka. Kusentuh jerawat-jerawat kecil diatas dahinya tersebut. Aku sedikit merasakan kerutan halus diatas dahinya. Dia sepertinya cukup kelelahan.

"Jaljayo sayang..." Ucap ku berbisik dan menumpukan kedua tangan ku diatas sofa. Mata ku terus memandangi wajah damai Kyuhyun sampai tak sadar diri mataku ikut memberat dan sepertinya kami tertidur diruang TV.

ooo000ooo

"Uhuk uhuk..." kebiasaan yang selalu menganggu, tersedak ketika tertidur, sangat menyebalkan. Entah kenapa kamar tidur ku menjadi sedikit panas dan sesak seperti ini. Meski eomma tidak pernah memasang AC atau sekedar memberikan kipas didalam kamar ku sekalipun aku tidak pernah kegerahan seperti ini.

Dan apa ini, kusingkirkan sesuatu yang bertengger diatas perut ku. Cukup berat sampai membaut nafas ku tak beraturan. Tapi sedetik kemudian benda tersebut kembali bertengger diatas perut ku. Aku cukup kesal karenanya dan berat hati kubuka mata ku yang benar-benar berat bangun dipagi hari.

Biru laut mendominasi penglihatan ku, kenapa kamar ku berubah seperti ini. Bukankah kamar ku didominasi poster Kyuhyun harusnya saat pertama kali aku membuka mata ku hanya Cho Kyuhyun yang kulihat.

Dan kurasakan hembusan nafas seseorang disekitar leher ku, aku sedikit menggerakan kepala ku agar melihatnya. Aku tak heran lagi siapa pemilik rambut karamel disamping ku ini dan aku juga baru teringat jika semalam aku tertidur diapartemen milik Kyuhyun. Tapi aku tidak ingat mengenai tertidur diranjang Kyuhyun. Aku tahu, pasti Kyuhyun yang menggendong ku. Sudah kukatakan dia itu romantis meski begitu.

"Kkkk" Aku menjadi terkikik membayangkannya.

"Kenapa tertawa hum?" Suara serak khas bangun tidur.

"Kau sudah bangun Kyu?" Aku mencoba menggeser lengannya agar menyingkir dari atas perut ku tapi Kyuhyun semakin merapatkan pelukannya dan kepalanya semakin tenggelam diatara leher dan pundak ku.

"Kyuhyun kau mesum sekali !" Jerit ku karena Kyuhyun tiba-tiba saja mencium leher dan pipi ku.

"Morning kiss sayang." Dia tersenyum tak bersalah atau itu sebuah seringaian. Aku merasakan firasat tak enak, sebaiknya aku bangun saja dan bergegas pergi sebelum Cho mesum ini...

"Hmpptttt" Mencium ku. Terlambat dia sudah bisa membaca pikiran ku yang akan kabur. Dia menciumi bibir ku bertubi-tubi, sedikit membuat geli dan aku tertawa diantara ciuman kami.

Drtttttt drtttttt drttttttttt

"Kkkk sudah geli !" Rengek ku sambil menahan wajahnya yang hendak mencium ku lagi dan melirik kearah meja nakas sebelah ranjang Kyuhyun. Sepertinya seseorang menelpon.

Kuambil ponsel tersebut dan itu ternyata milik ku. Panggilan tersebut mati saat aku mencoba mengangkatnya. Aku sedikit terkejut ketika melihat pemberitahuan ada 20 panggilan tak terjawan dari Sungjin dan Eunhyuk. Aku jadi merasakan firasat buruk, mereka tidak biasanya melakukan ini. Mungkin ini sangat penting.

"Kenapa ming ? Siapa yang menelpon ?"

"Sungjin dan Eunhyuk." Seiring aku menyebutkan nama Eunhyuk, dia kembali menghubungi ku dan tanpa banyak pikir lagi langsung kuangkat.

"Hallo ?"

Sial, kenapa Eunhyuk masih saja berteriak-teriak saat usia kandungannya sudah 9 bulan seperti ini. Apa dia tidak takut jika karena sikapnya itu yang pecicilan membuat anaknya menuruni sifatnya yang jelek itu.

"Yaa gadis bodoh ! Kau ini sedang ada dimana ?" Tanyanya dari sebrang sana masih dengan nada emosi. Kapan Eunhyuk berhenti memarahi ku ? aku kira kehamilannya akan membuatnya sedikit bersikap manis terhadap ku tapi ternyata tidak. Aku bahkan kadang merasa jika Eunhyuk adalah ibu kedua ku. Dia sama galaknya dengan eomma sungguh.

"Hm...aku-" Aku gugup ketika harus memikirkan kebohongan apa lagi untuk Eunhyuk sekian kali. Jika saja aku jujur mengatakan jika Kyuhyun kekasih ku padanya maka semua tidak akan sesulit ini untuk mencari alasan.

"Dimana ? Kutanya kau dimana ? kenapa Sungjin menanyakan mu pada ku, dia mengatakan jika kau menginap dirumah ku. Lalu kau sekarang dimana ?"

Kepala ku kali ini benar-benar pening mendengar suara ceprengnya yang tak berhenti berbicara. "Uhm, aku maafkan aku. Aku tidak bisa mengatakannya sekarang." Sesal ku.

"Yasudah terserah kau Sungmin, sekarang cepatlah pulang sepertinya terjadi sesuatu yang serius sampai Sungjin frustasi menelpon ku."

Aku jadi tidak tenang karena ucapan Eunhyuk sekarang, aku jadi memikirkan mereka dirumah. Semalam aku bertengkar dengan eomma dan ayah menasehati ku tapi aku malah pergi dari rumah.

"Ya, Eunhyuk-ah."

Kututup sambungan tersebut dan mendesah. Kyuhyun menatap ku dengan wajah cemasnya aku sedikit terkekeh melihat wajah khawatirnya.

"Yang tadi Eunhyuk ? Dia mengatakan apa ?" Tanya Kyuhyun memberondong tapi aku tidak mungkin mengatakan jika ini masalah keluarga ku. Aku tidak mau membebani fikiran Kyuhyun saat ini. Aku pasti bisa menyelesaikannya sendiri.

"Tidak papa, Eunhyuk mengatakan jika Sungjin mencari ku. Aku harus pulang sekarang."

"Aku akan mengantar mu." Kyuhyun hendak beranjak dari ranjang tapi kutahan.

"Aku bisa menggunakan kereta bawah tanah Kyu, tidak perlu khawatir."

"Tidak, aku akan mengantar mu ming !" Kyuhyun berujar seolah mutlak dan tak terbantahkan tapi aku benar-benar tidak ingin mengambil risiko bersamanya saat matahari terbit seperti ini.

"Aku tidak ingin mengambil risiko Kyu, tolong mengerti."

Kulihat Kyuhyun mendengus menahan rasa kesalnya atas penolakan ku. Aku beranjak dan memutari ranjangnya dan berhenti dihadapan Kyuhyun yang masih setengah kesal.

Aku setengah membukukan badan ku agar bisa memeluknya. "Aku mencintai mu Kyu, jangan marah."

Mungkin hanya kata-kata itu saja yang biaa ku ungkapkan berharap meredah amarahnya. Dan tampaknya Kyuhyun meluluh, terlihat dari ia membalas pelukan ku.

"Aku lebih mencintai mu Ming, dan jangan berfikir untuk pergi dari ku. Mengerti ?"

TO BE CONTINUE

OR END ?

Hay hay minnkyu dateng lg ni *Tebar menyan(?)* *Loh kok* kkkkk buat melet Ming mom biar terus cinta mentok ma dad kkkk

Ini ff harusnya One Shoot tapi berhubung ini panjang banget kalo d jadiin satu chapter mungkin gk bakal selesai" bacanya *Lebay on* kkkkk

BTW ada yg minta pin BBM aku dan nama FB...

buat yg minta pin bbm maaf aku gk sebarin d sini karena itu jelas akun pribadi aku...kalo kalian pengen minta pin bbm boleh inbox lbh dulu k fb aku...

FB : Lee Minnkyu

sama kek nama akun aku d ffn ya ^^

Sebelumnya saya minta maaf jika menyinggung kalian saya disini hanya pinjam nama saya dan tidak bermasuk apa-apa ini hanya murni kebutuhan cerita saja. Tolong jangan menilai sesuatu dari penilaian sendiri. Jika tidak suka dengan Genre.y lbh baik jangan dibaca, saya tdk pernh memaksa kalian semua untuk membaca ff saya...

Sekian...

See you next time~~~

#Lee Minnkyu