Married ?
.
.
.
Chapter 16
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Rated : T
Indonesian
Genre : Friendship, Romance, Sacrifical Married-life
(Gak terlalu tahu nentuin genre, jadi terkadang genre tidak sesuai)
Cast : Sakura H., Shikamaru N., Ino Y., Sasuke U., and other.
.
.
Semua karakter yang ada di sini milik MK.
Saya cuma minjem bentar.
.
WARNING : OOC, AU, CERITA ABAL, GAJE, NGEBOSENIN, TYPOS, DKK (Semoga aja ngak).
.
.
.
Hai, ketemu lagi sama author yang satu ini. Sudah lama sekali dan akhirnya saya kembali lagi. Saya mengucapkan terimakasih buat para readers yang mau membaca dan mereview fic gaje ini. Dan Author juga mau minta maaf sebesar-besarnya apabila author melakukan kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja sampai membuat readers tersinggung ataupun marah. Gomennasai Minna.
Sekarang waktunya menanggapi review :
KET: Bercetak tebal dengan kurung merupakan balasan dari saya.
RA chapter 15: Thor lanjut tinya gak cepel lah saya sudah penasaran. (Hehehehe, gomennasai author slow update pake banget /kayak hiatus malah #Plaaaakkk/) Janngan sampai berhenti di tengah jalan yauayau... (Ok reader, doakan ya #EmangApaan?) Sudah telanjur suka sama karyanya thor (Terima kasih, seneng deh bacanya :) )
RA chapter 15: Thor kapan d lanjutin... (Ini dilanjut :D ) Ini sudah sangat lama dah gk sabarnii... (Gomennasai) Ayo cepat terusin sampai selesai (Um *Ngangguk, doakan ya :D )
KF142 chapter 15: Kyaaaa siapa ituuu? Jangan jangan itu Ino? atau Sasuke? Penasaran bangeet senpai. (Sebentar lagi reader bakalan tahu :D *Nyengir) Cerita makin seru tapi kurang panjang senpai hehehe ngga sabar banget nunggu chap selanjutnya. Dicepetin dong senpai update nya *ngga sabaran*. (Kalau masalah cepet atau gaknya, itu juga author gak tahu) Tetep semangat senpai (Haik, arigatou)
obby5020 chapter 15: ceritanya sangat menarik, (Terima kasih) sakura dan shikamaru pai yang jarang sekali. tapi aku sangat suka, apapun itu selama ada sakuranya hihihi. (Um, author juga suka sekali pair ShikaSaku, is the best lah :D *SekalianPromosi #Plaaakkk) ku harap senpai melanjutkan chapter selanjutnya ya, karena saat ku lihat senpai terkhir update fic ini tgl 30 desember 2015. semoga tidak hiatus karena diawal-awal chapter senpai semangat sekali dengan cerita ini. jangan hiatus please... aku sangat penasaran akan kelanjutan cerita ini. aku akan menunggu sampai senpai tidak sibuk dan punya niatan untuk melanjutkan. aku akan menunggu. (Terima kasih reader *PelukManja) semngat menulis senpai. jangan berhenti menulis. keep writing. semoga ada kabar baik dari fic ini... maaf jika terlihat memaksa, bukan maksud seperti itu. senpai mengertikan maksudku.. ini karena aku suka sekali fic ini.. (Um *ngangguk, author ngerti kok. Malah seneng banget karena berarti ff ini ada yang nungguin)
Cyanksasu chapter 15: Updet nya kapannnn? (Sekarang :D #Plaaak)
hny chapter 15: lnjut ya... pnsrn nih (Um, terima kasih atas dukungannya)
Era25 chapter 15: Yak knpa Ndak di lanjoouut (Ini dilanjut :D)
Guest chapter 15: Yosshh!ganbatte ne! (Um, terima kasih atas dukungannya)
Chelia chapter 15: Halo Kak~salam kenal sblmnya.. (Hai Chelia-san, salam kenal juga :)) Aku suka banget sama ceritanya.. Penasaran ama lanjutannyT_T (Arigatou) Semangatt lanjutin ya kak;) Ganbatte! (Um, terima kasih atas dukungannya)
n chapter 15: kapan update? (Sekarang :D #Plaaak)
Guest chapter 15: Kak update dong ya?:) (Iya) Suka bgt ceritanya..wkwk (Arigatou)
sakura lover chapter 15: thor aku dah baca semua ceritanya ya ampun aku suka banget sama alur ceritanya. aku suka sakura, aku suka shikamaru yg cuek tp perhatian. (Benarkah? Terima kasih :)) Lanjutin ceritanya ya thor... keep writing (Um, terima kasih atas dukungannya)
zii chapter 15: Knp gk lanjut? (Kalau ditanya kenapa, ada beberapa faktor. Pertama, sibuk tugas sekolah. Kedua, Ada ide untuk bikin ff lain. Ketiga, Karena yang kedua jadi malas ngelanjutin ff yang ini. Keempat, Karena udah lama gak di update jadi lupa alur ceritanya)
CherrySand chapter 15: Lanjutt! (Ok (y)) apakah yang liat Sasu? (Hayoo siapa? Baca langsung aja dan dapatkan jawabannya :D)
hikari chapter 15: waduh,itu siapa ya? sasuke atau ino? (Hayoo siapa? Baca langsung aja dan dapatkan jawabannya :D) yosh,update soon senpai..
Guest chapter 15: Whaaaaaaa... Nanggung bgt... Jangan-jangan Sasuke cuma pura-pura suka sama Sakura. Sebenernya dia rivalan sama Shikamaru. Mereka udah kenal lama. Trs Sasuke sukanya sama Ino. (Tidaaaakkkkkkkk! #TeriakGakJelas)
herocyn akko chapter 15: yaaaaaaak!...PLAK!*gampar author* (Tidaaakk! *LangsungTerkaparDiTanahKarenaGamparanAkko) udah berapa kali dibilangin supaya word-nya ditambahin! tetep aja pendek pendek gitu! iiiih jengkelkuuu... (Padahal udah hampir 3k loh #JawabDenganKepalaYgTertunduk) konfliknya juga tambah rumit yah! otak Akko puyeng bacanyaa-.-! tapi akko tetep tunggu chap selanjutnya. ingat tambahin word-nya! (Ok *Kabur) ps: Akko lupa log in:v (:P)
aku12 chapter 15: aku masih menanti bagaimana tindakan shikamaru sama hubungan mereka xD (Author juga menanti kejelasan bagaimana hubungan dengan Sasuke #Dichidori) semoga aja gak lama lagi deh yaa shika udah bisa ambil keputusan biar hubungan dia dan sakura atau ino semakin jelas. (Um bener tuh, author setuju *NganggukNgangguk #PadahalKanLoYgBikinCeritanya) lanjut thoor. gercep eaps. aku selalu menanti updatean fic ini lhoo hehee (Arigatou)
A.n.h chapter 14: lanjut chapternya sampai ending yosh (Um, doakan saja yosh)
KF142 chapter 14: Kyaaaa kenapa chap ini pendek banget T.T padahal aku udah lama nunggu nya senpai T-T (Benarkah? Padahal semakin lama word-nya semakin naik :D) Wow cerita makin seru aja dan bikin penasaran .. Oh ya, kalau Shika sama Saku jadi Ino sama siapa senpai? sama Sasu ya? (Itu masih menjadi sebuah misteri tak terpecahkan) chap depan lebih panjang ya senpai hehehe :D (hehehe mungkin :D) Ditunggu chap selanjutnya :) Tetap semangat ya senpai (Um, terima kasih atas dukungannya)
akasuna no ika chapter 14: Huwwee senpai kapan mw di update lgi? Kita udh penasaran tingkat dewa nihh senpai? (Ini udah di update :D)
Taraxacumratifa chapter 15: Emm, sekadar meperbaiki(?), kata 'daripada' ditulis sambung, tidak dipisah.. HeheXD (Yosh, ok terima kasih atas ilmunya :)) Sasuke tahu, yes! Ungkap kebenarannya! (Ungkap kebenarannya! *teriak #NihOrangKenapa) Updatenya cepet... Nggak bakal coment tentang panjang tulisan lagi deh, itu terserah din din-san. (hahahaha, gak papa kok *PuppyEyes *LangsungDigampar) Nexto.. (Yah)
dara093 chapter 15: wah siapa tuh *ngintip sasuke or ino... tpi kok feelingku sasuke ya? (Siapa ya? Tapi emang feeling wanita itu biasanya benar #ApaHubungannya #Plaaak) shika jdi genit eh? sarapan atau morning kiss eaaa saku jadi bingung kan... (Eaaa, Shika ih udah berani aja #LangsungDitampolpakeJurusBayangan) kasian juga ya saku... udh lama tinggal ama shika, tetep ga dikasi password apartemen ckckckck... mgkin biar saku nungguin shika ya (hahahaha, iya kasian banget hidup Sakura #dishanarooo) chapter ini lbih lmyan dri yg kmrin.. keep going... fighting (Um, terima kasih atas dukungannya)
yuanthecutegirl chapter 15: thor itu yg dblkg saku siapa thor?,jangn2? hiiiiiii (saku ,"ichhhhh lu mah nakutin ajah yachhh!,hufff sebelegh saku sapa yg nakutin sich mksdx itu ino ap abang sasu yg ganteng (abang sasugenit lu!")aiaaaa abang sasu kok gtu..ak kn fans berat km dh thor lnjut ajah dh..BT ak ma sasusaku..huuuhhhh (sasusaku:"ABCDEGP!ciyeee kompak ciye... (Hayoooo, siapa ya? Baca langsung aja dan dapatkan jawabannya :D. Terima kasih atas dukungannya)
cihuyy93 chapter 15: Partnya panjang dan up nya cepat.. Senang sekali :D lebih senang kalo partnya lebih panjang dan up nya lebih cepat hihihi. (Hihihi, ok makasih) Dan lagi ada unsur komedinya 'bapak vampir' 'ayam pun tahu kita bukan pasangan' kocak senpai :D. (Yes, akhirnya bisa juga bikin chap komedi) Kalo boleh ditebak pasti yang memergoki shikasaku sasuke, iya kan? -sok tau nih aku, maaf- aku cerewet ya -maaf-, (Siapa ya? Tapi emang feeling wanita itu biasanya benar #ApaHubungannya #Plaaak) tapi ini ungkapan seneng dari aku soalnya upnya cepat. (Um, gak papa kok cerewet, author suka malah baca komentar yang panjang seperti lebih dihargai *NangisBombay #ApaanSihLuLebayBanget) Ditunggu lagi. -berharap part shikasaku lebih banyak dan bukan pertengkaran- hehehe. Terimah kasih.. (Um, terima kasih atas dukungannya)
Sekali lagi saya ucapkan terimakasih sudah mau review fic ini. Jangan bosen review ya. Janee~~~
Happy reading _
.
.
.
.
.
.
.
.
"Sudah kuduga, kalian ada hubungan."
Suara itu membuatku terkejut seketika, langsung saja aku menoleh ke asal suara yang terdengar tepat di belakangku. Hey, aku malah bertambah terkejut setelah wajahnya terlihat jelas olehku. Bahkan mataku mulai terbelalak saking terkejutnya. Harus bagaimana ini? Dia, melihatku bersama Shikamaru.
"Sas-suke," kataku terbata. Kepalaku seketika buntu tanpa bisa mencari jalan keluar yang tepat. Bahkan menyangkal pun tidak, seperti aku membenarkan kata-katanya. Ada apa dengan diriku? Astaga Sakura, kau sangat bodoh!
"Lalu apa yang kau inginkan?" tanya Shikamaru menantang. Tapi sejak kapan dia turun dari mobil? Tiba-tiba saja telah berada di sampingku sembari merangkul diriku.
Aku mulai melihat ke arah Sasuke, ingin tahu bagaimana tanggapannya. Tapi pertanyaan Shikamaru bukankah terlalu kentara? Secara tidak langsung Shikamaru malah membenarkannya. Apa yang sedang laki-laki jenius itu pikirkan, sungguh aku tak mengerti. Jika seperti ini, dia malah membuat keadaan semakin rumit. Bagaimana jika Ino sampai mengetahui tentang semua ini? Oh astaga, jangan sampai hal itu terjadi! Ketika teringat, aku mulai menyingkirkan tangan Shikamaru yang merangkulku.
"Maaf, aku harus pergi," aku melangkah pergi, untuk sekarang yang bisa kulakukan hanya lari dari masalah. Benar-benar tak bertanggung jawab, bukan? Tapi belum sampai terlalu jauh, langkahku terhenti. Aku mulai menoleh, mereka yang menghentikanku -menggenggam tanganku.
"Jelaskan padaku!" - "Tetap di sini!" suara mereka bersamaan.
Apa yang harus aku jelaskan? Semuanya sudah jelas. Ingin sekali aku berkata seperti itu. Tapi tentunya aku masih memiliki akal sehat sehingga aku tak mengatakannya.
Untuk apa? Bahkan aku tak bisa menemukan jawabannya. Lagi-lagi aku ingin berkata seperti itu. Tapi apa daya, aku tak pernah bisa dan mengerti apa sebenarnya yang diinginkan Shikamaru. Otaknya yang terlalu pintar tak bisa kujangkau, oleh karena itu aku tak bisa benar-benar berada di sisinya.
"Lepaskan aku!" teriakku tanpa sadar, tapi tetap tak ada respons dari keduanya, "kumohon," kali ini suaraku mulai merendah. Dan hal itu berhasil, mereka perlahan melepas tanganku. Kemudian aku lekas pergi, menghindar untuk sementara waktu sampai aku bisa lagi berpikir jernih. Karena masalah terbesarku saat ini adalah hatiku tak bisa lagi menuruti kerja otakku.
.
MARRIED?
.
"Forehead, kau ada masalah?" tanya Ino tampak berhati-hati. Yah, saking dekatnya aku dengan Ino, dia selalu tahu tentang diriku tapi saking dekatnya aku dengan Ino, dia sampai tak sadar akan suatu kebohongan yang sedang kututupi, "Apa ini ada hubungannya dengan Sasuke?"
Kami berdua tengah duduk di kursi panjang yang berada di halaman kampus. Berdua, hanya ada aku dan Ino tanpa Shikamaru maupun Sasuke. Sepertinya aku harus menjauhi mereka untuk beberapa hari ke depan sampai aku merasa siap. Entah, siap untuk hal apa.
Aku mulai menggeleng pelan sebagai jawaban. Tapi yang jelas aku benar-benar tak bersemangat sekarang. Tapi tekadku tetap kuat untuk mengalahkan Sasuke, bukankah itu salah satu tujuan hidupku? Menikah muda? Hah, aku benar-benar tak menginginkan hal ini. Karena itu artinya aku terikat dengan seseorang tanpa bisa hidup bebas seperti sebelumnya. Membuat rencana hidup yang kumiliki perlahan-lahan mulai menghilang.
"Lalu?" tanya Ino lagi, masih terus berusaha.
"Aku bingung dengan hubunganku dan Shikamaru."
"Apa?!" tampak Ino yang langsung terkejut. Dia sampai meninggikan nada suaranya. Maksud hubungan dengan Shikamaru? Mungkin itu yang ada di kepalanya. Dan betapa bodohnya aku sampai tak menyadari perkataan yang mulutku ucapkan. Harusnya aku lebih berhati-hati apalagi kepada Ino, suatu target kebohongan yang kubuat, "Shikamaru? Ada apa dengan kalian?"
"Aku mengatakan Shikamaru, benarkah? Sepertinya Sasuke," aku masih berusaha menyangkal walau sudah ada di keadaan seperti ini. Aku bagaikan sudah ada di ujung jurang, tinggal waktu yang menentukan kapan aku akan terjatuh.
"Ahhh, jadi kalian bertengkar. Apa jangan-jangan karena kau terlalu kaku? Aish," Ino tampak menggemaskan jika seperti itu pantaslah Shikamaru mencintainya. Apa sih yang sebenarnya kau inginkan? Aku mulai bertanya pada diriku sendiri, ingin memastikan tentang sesuatu yang belum ada jawabannya. Bahkan ini lebih sulit daripada soal yang diberikan dosen.
"Ino," aku mulai menghadap ke samping agar pas menatap Ino. Tampak wajahku yang mulai serius, "Apa yang akan kau lakukan jika sahabatmu sendiri malah diam-diam menikah dengan pacarmu?" aku tampak yakin ketika mengatakannya. Entah, keberanian itu timbul dari mana.
"Um, marah mungkin," tampak Ino yang berpikir, nampaknya dia terlihat kebingungan, "entahlah, memangnya ada apa? Apa Sasuke mengkhianatimu?" Ino mulai terlihat khawatir sekaligus curiga.
Aku mulai menggeleng. Yah, sangat jelas sekali pasti dia akan marah siapa pun itu.
"Aish, kau membuatku bingung. Daripada seperti ini lebih baik kau ikut bersama diriku dan juga Shika, oeh itu dia sudah datang," tampak Ino yang telah berdiri sambil memberikan isyarat lambaian tangan pada Shikamaru.
Tanpa pikir panjang aku pun mulai berdiri, "Aku pergi dulu."
"Eh, Forehead tunggu dulu," Ino berusaha mencegahku tapi aku tetap berjalan tanpa ingin berhenti.
"Mau kemana dia?" suara Shikamaru yang masih bisa kudengar. Memangnya kenapa? Apa kau merasa kehilanganku? Apa kau masih membutuhkanku? Jika tidak, kau bisa membuangku sekarang juga.
.
MARRIED?
.
"Aku pulang," seruku sambil membuka pintu rumah. Rasanya begitu rindu akan rumah, seperti lama sekali aku tak mengucapkan kata-kata itu dan seperti biasanya pula kaasan akan menyambutku.
"Okaeri Sakura-chan."
"Kaasan," aku mulai menerjang tubuh kaasan dengan pelukan. Rasanya begitu lama aku meninggalkan rumah, karena selama hidupku aku terus tinggal dan menetap di tempat ini. Benar kata pepatah yang menyebut rumah adalah istana -bahkan istana yang begitu megah.
"Ada apa? Mana Shikamaru-kun? Kau tidak bersamanya?"
Kaasan, entah kenapa aku rindu akan kebisingan yang ia buat setiap harinya. Menanyakan hal ini dan itu tanpa lelah. Mengomeli hal ini dan itu sampai membuatku jengah. Mengatakan hal ini dan itu yang membuatku malu. Tapi tetap, aku sangat menyayanginya. Ternyata benar, aku belum cukup umur untuk meninggalkan rumah.
"Aish, kau pasti kabur. Bagaimana jika suamimu khawatir? Kaasan akan menghubungi Shikamaru-kun jika kau ada di sini," kaasan mulai berjalan ke arah telepon rumah yang ada di ruang tengah.
"Kaasan, jangan," baru saja aku membatin, omelan kaasan sudah keluar.
"Shikamaru-kun, jika kau mencari Sakura-chan, dia ada di rumah. Cepatlah kemari dan jemput dia," to the point, itulah kaasan bahkan saat aku dulu dipaksa menikah dengan mudahnya ia menjawab. Kaasan mulai menutup telepon, meletakkan ganggangnya kembali, "Tunggulah, dia akan segera kemari. Pergi ke kamarmu, kaasan tahu kau sedang rindu rumah bukan?" dia mulai mengelus kepalaku pelan.
"Um," anggukku mengiyakan.
"Apa yang sebenarnya ingin kulakukan?" pertanyaan itu terus berputar-putar di kepalaku, "Tujuan hidup?" gumamku pelan. Aku sudah telentang di kasur milikku sendiri yang begitu nyaman sambil menatap atap-atap rumah yang berwarna putih.
Diriku mulai menghela napas panjang, lalu mengubah posisiku ke samping, "Kenapa kau sangat melow sekali Sakura, astaga bahkan ini bukan sikapmu?! Aku tidak bisa lagi lari, kali ini aku harus menghadapinya," seruku dengan semangat.
Aku mulai bangun dari posisi tidurku (baca: berdiri), bersiap untuk pergi kembali ke apartemen Shikamaru, yah, aku memutuskan untuk tidak kabur. Baru saja aku membuka pintu seseorang langsung menerjangku dengan ciuman. Eh? Aku mulai membelalakkan mataku. Shikamaru menciumku? Lalu bagaimana dengan Ino? Kepalaku sampai pusing ketika memikirkannya tapi anehnya tubuhku tak ingin menolak, membiarkan lelaki itu. Perlahan ciuman Shikamaru mulai terasa hilang di bibirku. Ini merupakan ciuman keduaku setelah Sasuke, entah kenapa aku merasa miris.
"Apa kau menginginkan hubunganku dan Ino berakhir?"
Hah? Siapa yang menginginkan hal itu? Yang kuinginkan adalah hubungan kita yang berakhir, karena jika semakin lama aku takut tak bisa melepaskanmu.
"Kenapa kau diam? Atau kau ingin hubungan kita yang berakhir?"
Deg! Itu yang kuinginkan, tapi kenapa rasanya hati ini sakit sekali? Seperti ada bagian dimana diriku tak menginginkannya.
"Shi," aku mulai menghela napas, "ka, sungguh aku tidak tahu," dia langsung memelukku seketika itu. Aish, masih saja pelukannya terasa sakit. Setetes air mata tak terasa keluar, buru-buru aku menghapusnya. Mungkin aku akan rindu saat-saat di mana Shikamaru benar-benar memiliki sikap tak bisa romantis sedikit pun.
"Maafkan aku, pasti ini sangat berat untukmu," dia mulai mengelus rambutku perlahan. Rasanya nyaman sekali walau tubuhku terasa sakit.
"Benarkah? Aish, lalu kau harus bertanggung jawab," aku mulai mendorong tubuh Shikamaru. Lalu kedua bibirku yang mulai dimanyunkan.
"Kenapa dengan bibirmu? Kau ingin minta ciuman lagi," goda Shikamaru, tapi kali ini berbeda, wajahnya tak sedatar biasanya.
"Hah? Aku tak salah dengar. Kau ingin menciumku lagi?" balasku menggodanya. Kami mulai tertawa bersama. Memang benar, aku merasa sangat nyaman jika bersama dengan Shikamaru. Suasana hatiku bisa berubah-ubah dalam sekejap. Shika, tapi apa maksud dari pertanyaanmu tadi? Apa kau mulai mencintaiku?
.
MARRIED?
.
"Eoh? Buku itu sangat bagus, tapi harganya mahal," aku mulai berseru tanpa sadar saat melihat pameran buku di pinggir jalan. Yup, aku dan Shikamaru tengah berada di mobil untuk menuju ke apartemen Shikamaru.
Shikamaru tampak menoleh sekilas, seperti ia juga penasaran dengan buku yang kumaksud, "Biasanya wanita akan menunjuk sebuah baju, tas, sepatu atau hiasan yang lain yang ingin mereka minta pada pasangannya, kau malah buku," komentarnya.
"Aish, terserah diriku. Lagipula kesukaan masing-masing individu berbeda dan aku tak ingin sama dengan yang lain," ucapku sedikit kesal. Tahu dari mana ia semacam ini? Apa Ino, apa dia sedang memikirkan Ino? Satu hari saja, bolehkah aku memilikinya tanpa ada unsur Ino di antara kita lalu keesokan harinya aku akan terbangun dan menganggap semua itu tak nyata.
"Kau sedang cemburu Haruno?" lagi-lagi Shikamaru menggodaku. Aish, ingin sekali kuhajar wajah datarnya itu.
"Iya, jika iya kenapa?" balasku dengan berani, dan sepertinya Shikamaru tampak terkejut terlihat dari raut wajahnya yang berubah sepersekian detik.
"Bagaimana ini? Sepertinya aku akan diperebutkan oleh dua wanita. Hahahaha," dia malah tertawa membuat mood-ku kembali rusak. Biarkan saja dia berpikir dengan imajinasinya sendiri. Lagipula ia merasa begitu tampan, cih, tampanan juga si Pantat Ayam itu. Oh, iya Sasuke. Aku mulai tersenyum miring saat sesuatu di otakku muncul.
"Tampanan juga Sasuke-kun."
Ckiiittttt, dia memberhentikan mobil ini dengan tiba-tiba. Oh astaga, hampir saja wajahku terbentur kaca mobil. Sial! Ada apa sih dengannya?
"Sasuke-kun? Sejak kapan kau memanggilnya seperti itu?" terdengar ada nada kemarahan diucapkannya.
"Um, hari ini," jawabku dengan polosnya.
"Yang benar saja. Ingat, kau itu milikku bukan milik Sasukemu itu," dia berucap dengan mata berkilat marah lalu kembali melajukan mobil.
"Milikmu? Memang aku ini barang?" dengusku sebal sambil melipat kedua tangan dan ditaruh di depan dada. Tapi kenapa aku yang malah merasa kesal, bukankah aku yang sedang menggodanya?
.
MARRIED?
.
Cklek, kriiieeettt...
"Shika, kau kah itu?!"
Deg!
Teriakan itu, suara Ino, dia berada di sini? Aku benar-benar merasa terkejut, bahkan sepertinya aku tak bisa bernapas dengan baik. Dadaku naik turun dengan cepat. Aku benar-benar merasa bingung tanpa bisa melakukan apa pun dan hanya bisa menunggu sosok itu muncul di depanku.
"Shi-ka," wajah Ino yang awalnya tampak ceria mulai berubah datar. Dia menatap diriku dan Shikamaru lekat.
Aku lalu menoleh ke arah Shikamaru yang berdiri tepat di sampingku. Kulihat tangannya mulai bergerak seperti ingin menjangkau tanganku dan menggenggamnya.
"Sakura, kau di sini rupanya," tapi tak sampai tangan Shikamaru menyentuhku, tiba-tiba tangan lain menarik tanganku sampai membuatku membentur dadanya yang bidang. Sasuke, kenapa dia bisa berada di sini? "Aku mencarimu kemana-mana," dia mulai mengelus rambutku perlahan.
Aku masih bisa menatap Shikamaru yang berada di sampingku. Kulihat ekspresinya yang tampak begitu marah. Namun ia tahan agar sampai tak meledakkannya, itu terlihat dari kepalan di tangannya yang kuat sampai buku-bukunya memutih. Tentu ia harus menahannya, bukankah ia juga sama seperti diriku? Dia dan aku takkan ingin atau membiarkan Ino merasa terluka. Salah satu kesamaan yang kami punya. Harusnya aku senang, tapi entah kenapa aku seperti berpura-pura untuk senang.
Lama kami terdiam. Tak ada yang memulai pembicaraan. Yah, seperti semuanya sedang tenggelam dalam pikiran masing-masing.
"Apa yang sedang terjadi di sini? Bisakah seseorang menjelaskannya padaku?" Ino mulai berucap perlahan untuk memecahkan keheningan dan kebingungan yang mendera otaknya.
"Aku yang akan menjelaskan semuanya padamu," ucap Sasuke dengan yakin. Dia mulai menatap mata Shikamaru tajam, seakan sedang menantang lelaki itu.
Aku hanya bisa diam begitu pun dengan Shikamaru. Kami tak bisa menyangkal, membantah, atau pun menyetujui perkataan Sasuke. Heh, kenapa kebohongan ini malah semakin menjadikan hidupku bertambah rumit? Kenapa? Kenapa? Aku tampak menyesal dalam hati. Harusnya... harusnya... sejak awal aku mengatakannya kepada Ino. Tampak setetes air mata mulai meluncur, membuatku buru-buru untuk menghapusnya.
"Aku dan Sakura sedang dalam perdebatan, lalu dia mulai menelepon Shikamaru untuk membantunya dan Shikamaru malah membawa Sakura pergi," ucap Sasuke singkat, padat dan jelas. Aku yang mendengarnya mulai mendengus, benar-benar gampang sekali mengarang cerita untuk membohongi seseorang. Tapi entah berdampak seperti apa nantinya.
"Jadi Shika pergi tiba-tiba untuk menolong Sakura, hah, kukira ada sesuatu yang terjadi padamu Shikamaru sehingga membuatku merasa sangat cemas," Ino terlihat sangat lega sekali. Seperti semua pertanyaan yang otaknya asumsikan sudah terjawab, "Harusnya kau mengatakan yang sejujurnya padaku, Shika," Ino mulai merangkul tangan Shikamaru, seperti tak ingin membiarkannya pergi -lagi. Entah kenapa aku merasa tingkah laku Ino dibuatnya karena ia merasa terancam. Yah, terancam bahwa Shikamaru akan direbut olehku -wanita lain dan bukan sebagai sahabatnya, "dan kau Sakura, kenapa kau malah menelepon Shikamaru dan bukannya diriku? Jangan sekali-kali melakukannya lagi. Yang sahabatmu itu adalah aku bukan Shikamaru," omelan Ino tak tampak seperti dia mencemaskanku. Tapi syukurlah dia bisa ceria kembali.
"Ne maafkan aku Ino-pig."
"Lalu bisakah aku membawa pergi Sakura sekarang?" Sasuke mulai angkat bicara, dia menggenggam tanganku erat dan menariknya. Mengajakku untuk pergi bersamanya.
"Tidak! Bagaimana jika aku tak mengizinkannya?!" Shikamaru berdiri, dia mencegahku untuk pergi dengan cara menarik pergelangan tanganku yang bebas. Tampak sekali dari raut wajahnya jika Shikamaru sangat kesal dan marah.
"Shikamaru-san, kenapa aku perlu persetujuanmu. Cih, lagi pula kau bukan siapa-siapa bagi Sakura," tantang Sasuke. Astaga, kenapa suasananya menjadi seperti ini? Masalah ini semakin lama menjadi semakin rumit. Baru saja aku merasa senang -walau sedikit- tapi hatiku kembali dihancur leburkan dengan seketika.
"Iya, kenapa Sasuke harus mendapatkan persetujuanmu Shika-kun?" tanya Ino yang juga merasa kebingungan. Tanpa sadar ia menaikkan nada bicaranya. Dia juga sudah berada di posisi berdiri. Lalu tangannya mulai menggenggam tangan Shikamaru yang bebas.
"Ah, mungkin Shikamaru masih merasa khawatir padaku karena aku malah menghubunginya tadi untuk menolongku. Tapi sekarang aku sudah merasa baik-baik saja," aku mulai menyingkirkan tangan Shikamaru yang menggenggam pergelangan tanganku. Lalu tersenyum kecil kepadanya, "Mari kita pergi Sasuke," ajakku, membuat Sasuke melangkah pergi.
"Kenapa kau melakukan hal ini padaku?!" aku mulai berteriak saat kami berdua telah masuk ke dalam mobil Sasuke. Aku menatap lelaki itu marah. Entah apa yang kepalanya sedang pikirkan.
"Harusnya kau berterima kasih padaku! Aku bahkan muncul di waktu yang tepat!" balas Sasuke dengan teriakan juga. Dia juga tampak marah, malah melebihi diriku dan hal itu dapat membungkam mulutku seketika. Lalu aku mulai menghela napas panjang. Aish, kenapa ketika marah laki-laki ini sangat menakutkan sekali? Gerutu diriku dalam hati.
"A-a, aish, sudah terserah kau saja! Aku tak peduli!" tiba-tiba saja Sasuke mulai menggenggam tanganku dan mengangkatnya sejajar wajah kami. Tentu, aku berusaha untuk melepaskannya, "A-apa yang kau lakukan?!" aish, kenapa suaraku masih tergagap.
"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu," ucapnya serius dengan matanya yang menatap lurus ke arah mataku.
"Mengatakan apa? Lagi pula kau bisa bicara tanpa perlu melakukan hal ini," aku terus berusaha melepaskan genggamannya. Tapi bukannya terlepas malah semakin membuat pergelangan tanganku sakit.
"Mulai sekarang kau tak perlu bergantung pada Shikamaru," dia mulai mengarahkan tanganku untuk memegang wajahnya. Heh? Apa-apaan ini. Sebagai wanita, hatiku merasa tak nyaman akan tindakannya, "Aku..."
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.
Setelah sekian lama akhirnya author meneruskan juga fic ini #TerharuSendiri #Plaaakkk. Adakah yang masih menanti? Adakah yang masih menunggu? Adakah yang masih ingin membaca? Adakah yang masih penasaran? Jika iya, author sangat berterima kasih pada minna-san yang sudah setia menunggu cerita ini. Jadi sedih *NangisBombay. Tapi author tak akan bercakap banyak, sekian terima kasih.
Salam hangat Din-din Hasan ^.^
I LOVE YOU 3
THANK YOU FOR READING EVERYONE. VOTE COMMENT! VOTE COMMENT! THE MORE VOTES COMMENTS I GET THE MORE DETEMINED I FEEL TO UPDATE!
Aku lebih senang walau yang membaca hanya satu orang tapi memberi komentar.
Vye :)
.
.
.