Married ?
.
.
.
Chapter 1
.
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Indonesian
Rate: T
Genre : Romance, Drama, Friendship, Married-life, Sacrifical.
(Tidak terlalu bisa menentukan genre)
.
WARNING : OOC, AU, Genre tidak sesuai, CERITA ABAL, GAJE, NGEBOSENIN, TYPOS, DKK (Semoga aja ngak).
.
Halo readers. Saya author baru di fanfiction. Ini adalah fanfict pertama yang saya post di sini jadi mohon dimaklumi jika ada kesalahan. Buat para senpai mohon dukungannya*bungkukbungkuk.
.
.
HAPPY READING ^_^ .
.
.
.
.
.
Angin menerpa wajahku, membuat helaian-helaian merah mudaku bertebaran. Sayangnya aku masih fokus untuk mencari namaku di papan pengumuman.
Ha...
Haru...
Haruno...
Haruno Sakura.
Yeah akhirnya aku menemukannya. Dan aku berhasil diterima di universitas bergengsi dengan jurusan teknik mesin. Kenapa aku memutuskan untuk mengambil universitas dan jurusan tersebut? Sebenarnya hanya gara-gara satu orang, Uchiha. Yap, Uchiha bungsu itu mengambil jurusan itu. Kalian berfikir mungkin gara-gara suka, sayang atau cinta? Sayangnya salah, aku masih punya urusan dengan dia karena mulai dari SMP aku selalu dikalahkan dan berada di posisi kedua. Dan sekarang waktunya seorang Haruno membalas kekalahan dan menjadi nomor satu. Tak terasa aku mulai menyeringai jika memikirkan hal itu.
"Hei Forehead, kau gila."
Dia adalah Ino Yamanaka sahabatku. Sebenarnya dia tidak memiliki ambisius, hanya ikut-ikutan dalam memilih universitas dan jurusannya dan dia memilih universitas dan jurusan yang sama denganku. Hah, dia hanya terus memikirkan cintanya yang katanya dari umur 4 tahun sama anak tetangganya yang lebih tua 5 tahun dari dia. Untungnya selama pengejaran cinta dari Ino SMP, akhirnya mereka pacaran sejak Ino SMA.
"Ck, yang benar saja. Bagaimana? Kau diterima?"dia hanya mengangguk dan senyum-senyum sendiri.
"Sekarang kau yang gila."dan akhirnya sebuah tas melayang di kepalaku.
"Ittai, kau jahat sekali."kataku meringis sambil mengelus kepalaku yang sakit.
"Bagaimana kalau sekarang kita merayakannya?"tanya Ino antusias.
"Hah, aku ingin pulang ada hal yang lebih penting dari itu Ino. Kenapa kau tidak mengajak pangeranmu saja."kataku sembari berjalan.
"Pasti belajar, kenapa kau selalu melakukan hal membosankan itu. Kau ingin menjadi perawan tua? Ah, Shikamaru sedang pergi bersama keluarganya sekarang."kata Ino sambil berjalan di sampingku.
"Sekarang belum saatnya untuk cinta-cintaan apalagi pacar-pacaran. Belajar itu merupakan prioritas utama bagi pelajar, jadi..."aku melihat ke arah Ino. Heh, dasar. Dia malah kabur.
"Janeee, sampai jupa minggu depan."
.
.
.
Dan sekarang aku sampai di depan pagar rumah. Aku terdiam sejenak. Perasaan tadi waktu kutinggalkan rumah ini masih biasa saja. Kenapa sekarang sangat ramai. Apa kaasan tahu aku diterima sehingga membuat syukuran. Atau jangan-jangan terjadi sesuatu kepada tousan. Akhirnya ku tepis semua pemikiran khayalku dan perlahan berjalan mendekati kenyataan.
Ketika kaasan melihatku dia langsung menyeretku masuk.
"Akhirnya kau datang."kami berjalan menuju kamarku. Kenapa kamarku penuh dengan make up dan siapa lelaki separuh wanita ini? Kenapa dia ada di kamarku? Kaasan langsung mendudukkanku di kursi yang telah disediakan.
"Cepat dandani dia."setelah mengatakannya kaasan kembali pergi.
"Mau apa kau?"kataku sinis sambil menghindar ketika lelaki separuh wanita ini, ingin menaburkan bedaknya di wajahku.
"Ayolah nona, acaranya akan segera di mulai."dan akhirnya aku pasrah ketika dia mengotak-atik wajahku.
"Finish dan sekarang pakai ini."dia menyodorkan sebuah gaun cantik berwarna putih.
Sekarang aku mulai melihat pantulan wajahku di cermin. "Cantik."'kataku sambil tersenyum tipis. Dengan make up natural dan hiasan kepala seperti pita berwarna putih menggantung pas di kepalaku serta sarung tangan panjang yang menutupi separuh lenganku.
Ku lihat kaasan telah kembali dan menyeretku pergi ke luar rumah.
"Pakai ini."kaasan menyerahkan sepatu hak tinggi berwarna putih.
Setelah itu kami berada di mobil yang entah memang sudah dipersiapkan.
"Mana tousan?"tanyaku bingung karena hanya ada aku dan kaasan di mobil ini. Tentunya dengan pak supir.
"Dia sudah berangkat duluan."
"Oh."hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutku. Toh aku tak tahu lagi harus mengatakan apa, membuatku terdiam sembari melihat ke luar jendela.
Setelah belasan menit perjalanan, mobil akhirnya berhenti.
"Cepat turun."
Kemana? Gereja? Untuk apa? Tanya innerku bingung. Tunggu, aku mulai memikirkan semuanya.
Gereja.
Gaun.
Make up.
Sarung tangan.
Hiasan.
Gereja.
Gaun.
Make up.
Sarung tangan.
Hiasan.
Menikah.
Tunggu dulu, menikah.
"Hah."teriakku bingung, yang langsung ditarik paksa oleh kaasan keluar mobil.
"Tidak kaasan, aku ingin pulang."
"Ayo cepat, acaranya segera dimulai."kata kaasan sambil terus menarikku agar keluar dari mobil.
"Uwaaa... Kaasan jangan paksa aku, aku masih muda untuk menikah."
"Tapi kapan kau memperkenalkan calonmu mungkin sekedar pacar juga boleh?"
"Pasti kaasan, tapi bukan sekarang. Uwaaa..."
"Diamlah, atau tak ku biayai kuliahmu."
Aku langsung terdiam, mematung. Kuliah tak dibiayai jangan sampai, bisa-bisa aku tak meneruskan kuliah. Dan dendamku kepada Uchiha bagaimana? Memikirkannya saja membuatku bergidik ngeri. Dan akhirnya aku pasrah dibawa oleh kaasanku ke dalam gereja.
Ketika kaasan membuka pintu, semua mata langsung tertuju padaku. Tiba-tiba di sampingku sudah ada tousan yang menggandeng tanganku. Ck, kemana perginya kaasan, cepat sekali. Aku mulai menarik nafas dalam-dalam dan akhirnya berjalan pelan sambil sesekali tersenyum, walau kaku.
Tiba di ujung altar, aku melihat laki-laki yang akan menjadi pendamping seumur hidupku. Sepertinya dia lebih tua dariku. Sosoknya yang kharismatik, berwibawa tapi cuek, sepertinya, aku tak begitu pandai menilai seseorang. Aku mulai menghela nafas lagi dan langsung mengambil uluran tangannya.
Sekarang aku telah berada di sampingnya. Mendengarkan seseorang yang mengucapkan kalimat sihirnya untuk mempersatukan kami berdua dalam satu ikatan.
Ku dengar dia mengucapkan "Iya" ketika ditanya. Tapi siapa namanya? Ah ini salahku karena tak memperhatikan. Dan sekarang tiba giliranku.
1 detik.
"Ii..."
5 detik.
"Iii..."
10 detik.
"Iiiy..."
Keringatku mulai meluncur dari dahi lebarku. Sekarang keadaan sangat senyap menanti-nanti jawabanku. Mereka tambah membuatku gugup.
15 detik.
"Iiiya."
Akhirnya kata-kata itu terucap dan semua orang bertepuk tangan. Sekarang tiba saatnya sesi berciuman.
Oh god!... Help me.
Seumur hidup, aku tak pernah berciuman dengan lawan jenisku.
Dan sekarang tiba saatnya. Dia makin mendekatkan wajahnya. Semakin dekat. Aku mulai menelan ludahku mencoba menetralkan jantungku yang berdetak sangat cepat.
Siapa saja tolong aku.
"Setop."
Takku sangka kata-kata itu meluncur juga dari bibirku. Ku melirik sepasang mata yang berkilat menatapku. Kaasan. Glek. Aku mencoba menelan ludah lagi.
Dia, akhirnya hanya mencium pipiku. Dan semua penonton kembali bertepuk tangan walau sedikit kecewa tak bisa menyaksikan hal yang mereka tunggu-tunggu.
.
.
.
Langsung saja sekarang acara berganti di sebuah gedung. Resepsi. Kenapa harus ada. Aku sudah lelah dengan kejutan ini dan sekarang fisikku juga harus lelah. Kulihat kaasan dan tousan tersenyum bahagia sambil sesekali menjabat tangan tamu yang datang. Sekarang atensiku berubah mencari sosok yang tadi mencium pipiku.
Itu dia.
Dia juga sama, sesekali tersenyum dan menjabat tangan tamu yang datang. Bahkan kaasan dan tousannya aku tak tahu yang mana. Kuminum lagi jus rasa jerukku dan kembali menghela nafas.
"Sakura-chan."panggil seorang wanita paruh baya menyapaku.
"Ah, oba-san. Apa kabar? lama tak bertemu."kataku sopan sambil memeluknya.
"Sekarang jangan panggil aku oba-san lagi Sakura-chan. Panggil aku okaa-san."
"Ah iya, okaa-san. Tunggu, okaa-san, berarti dia anak oba-san?"Kataku tak percaya sambil menunjuk arah pria yang telah menjadi suamiku.
"Iya. Dan ingat, o-ka-sa-n. Dan namanya bukan dia sayang. Namanya adalah..."
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
Author : Hahahaha, kalian penasaran siapa suami Sakura? Penarasan? Penasaran?.
All : Krik...Krik...Krik...
Author : Uwaa... Kalian jahat. Tapi, kalian penasaran kan?.
Sakura : Ya udahlah aku penasaran*gak ikhlas*.
Author : Sakura-chan memang mengerti author. Nanti perannya dibanyakin ah.
Ino : Eh...Eh... Kalo gitu aku juga penasaran thor.
Author : *peluk Ino-chan* Kalo gitu Ino-chan mau jadi peran utama?.
Sakura : *Shannarooo*Hah, dari pada kita dengerin authornya yang semakin ngaco. Saatnya.
Ino : Eh, tunggu.
Sakura + Ino : REVIEW.
THANK YOU FOR READING EVERYONE. REVIEW! REVIEW! THE MORE REVIEWS I GET THE MORE DETERMINED I FEEL TO UPDATE!
.
.
.
^.^
.
.
.