My Boyfriend is My Boss?

Story © Hezlin Cherry

RATE : M (For Save)

Pairing : Sasuke Uchiha X Sakura Haruno

Genre : Romance, Hurt / comfort

NARUTO © MASASHI KISHIMOTO

.

.

Summary : Sakura si gadis ceroboh, sudah beberapa kali dipindah tugaskan karena sikap ceroboh dan cepat bosan yang ia miliki. Hingga ia terdampar disebuah perusahaan yang ia tahu memiliki kedisiplinan tingkat tinggi dan bahkan bos yang juga sangat arogan yang ternyata adalah kekasihnya sendiri. Eh?

.

WARNING: IMPLISIT LEMON! Alur muter2 gajeness, AU, OOC, TYPO, gak sesuai EYD!?

.

Dedication for Han-chan (Hani Yuya) Birthday, Otanjoubi Omedetou Han-chan... Wish u all the best...

Hope u like this ╮(╯▽╰)╭

.

.

Don't like? Don't read!

.

.

(^▽^)↗Happy Reading↖(^▽^)↗

.

.

Sakura benar-benar telah menumpahkan seluruh air matanya. Tepat setelah keluar dari ruangan sang bos, ia segera berlari menuju toilet wanita dan tak mempedulikan berbagai tatapan karyawan yang seolah penasaran dengannya.

Walau menangis hingga air matanya kering pun tak juga membuatnya lega, tapi ia harus segera kembali bekerja. Dia menatap nanar cermin besar dihadapannya dan dengan kasar menghapus jejak-jejak air mata yang sedari tadi menguasainya. Emeraldnya melirik jam yang bertengger ditangannya, seketika bibirnya membentuk bulatan kecil seperti huruf 'o', seolah ia baru sadar jika sekarang sudah masuk dalam jam istirahat.

Oke, beruntung baginya, ia ingin segera melarikan diri ke suatu tempat dalam gedung ini untuk sendiri dan menenangkan pikiran. Dan gadis musim semi itupun keluar meninggalkan toilet, sampai sebuah tepukan pelan dibahu menghentikannya.

Ia menoleh.

"Hei, apa kau baik-baik saja Sakura-chan?" Tanya seseorang tersebut yang ternyata adalah Shion salah satu rekan kerja Sakura. Ia tampak mengkhawatirkan teman pinky sekantornya ini yang terlihat agak pucat dengan mata sembab.

"Emn aku tak apa Shion-chan, ah- kau mau pergi kemana?" Balas Sakura mencoba mengalihkan perhatian, ia tak ingin ada seorangpun yang tahu perihal masalah pribadinya dengan sang atasan.

"Aku rasa aku ingin ke kantin membeli beberapa bungkus roti melon dan jus," jawab Shion , "apa kau mau ikut?" lanjutnya lagi.

Sakura terkesiap, ia sebenarnya ingin menyendiri... Tapi rasa haus yang memenuhi rongga tenggorokannya lebih besar. "Sepertinya aku hanya ingin membeli minuman segar." Ujarnya.

"Baiklah, ayo~" Shion dengan bersemangat segera menarik pergelangan tangan Sakura membuat gadis musim semi itu tersenyum tipis dan mengikuti langkahnya menuju Cafetaria yang berada dilantai satu gedung ini.

~oOOOo~

Tok... Tok...

Suara ketukan dipintu ruangannya mengalihkan atensi pria tampan bermarga Uchiha yang menjadi bos sementara itu. Tanpa ia suruh, seseorang yang mengetuk pintunya tersebut telah masuk ke dalam ruangannya. Seseorang tersebut adalah sekretarisnya. Ya, sekretaris sementaranya selama di sini.

Tap...tap...

Wanita yang identik dengan warna merah itu berjalan mendekat dengan berlenggok bak seorang pragawati. Ia berjalan mendekat kearah Sasuke dengan gerakan sensual.

"Ada apa lagi Karin?" Tanya Sasuke seraya memperhatikan gerak-gerik sekretaris centilnya itu.

"Emm... Tuan~ Sudah jam istirahat~" Ujarnya genit sambil membungkukkan tubuhnya dan menyangganya dengan siku tangannya di meja kerja Sasuke, manik ruby dalam kacamata berbingkai itu terkadang juga berkedip-kedip saat menatap onyx sang atasan. Sasuke masih diam menunggu kelanjutan kata-katanya, "Apa... Kau ingin memesan sesuatu di Cafetaria, Tuan?" Lanjut Karin tak lupa dengan desahan sexy menggoda andalannya.

"Tidak-"

Tiba-tiba Sasuke berdiri dari duduknya dan berjalan perlahan menuju pintu di ruangan tersebut, "-aku akan pergi sendiri membeli coffee." Lanjutnya lagi seraya melenggang keluar meninggalkan Karin yang masih terdiam mencerna kata-kata bos tampannya itu. Sebelum ia tersadar dan segera mengikuti Sasuke.

"Tuan, jangan tinggalkan aku!" Pekik Karin sambil menyusul Sasuke yang sudah berada cukup jauh di depan, "aku juga ingin ke sana~"

"Hn, terserah." Jawab Sasuke datar.

Ia terus berjalan menuju lantai satu gedung ini. Karena hanya di sanalah terdapat Cafetaria terbesar khusus pegawai di gedung ini. Sasuke sedang lelah dan ingin membeli coffee kesukaannya. Jadi, tak ada salahnya jika sesekali ia yang beranjak pergi menghilangkan penat. Hitung-hitung sekalian melihat kondisi dalam gedung ini lebih dekat, karena selama ini ia hanya datang dan pergi ke kantor untuk mengerjakan pekerjaan pentingnya tanpa memperhatikan sekitar.

Pria Uchiha tersebut terus berjalan dengan langkah tegap dan penuh wibawa. Tak jarang membuat beberapa karyawan yang berpapasan dengannya berdecak kagum menatapnya. Yah, walaupun mereka hanya berani curi-curi pandang saja menatap bos barunya ini. Karena mereka juga memiliki rasa takut jika sampai tertangkap basah sedang memandangi wajah rupawan sang atasan, maka wanita merah yang mengekori sang bos akan memelototi mereka dengan tatapan garang nan mengerikan.

Sasuke tak peduli itu. Ia tahu peringai sekretarisnya yang selalu menempel dan mencoba memonopoli dirinya. Tapi sekali lagi ia tak peduli. Sampai tatapannya menangkap siulet merah muda di dalam Cafetaria yang akan ia masuki membuatnya mendadak menghentikan langkah.

Karin turut berhenti melihat sang atasan terdiam menatap keadaan Cafetaria yang cukup penuh, mungkin bos tampannya itu sedikit berpikir untuk ke sana.

Sasuke terus memperhatikan seorang gadis dengan helai merah muda lembut yang terlihat kesulitan saat memesan sesuatu. Ia terus menatapnya, menatap gadis merah muda. Ya, gadis itu adalah kekasihnya.

Kekasih? Tentu saja, ia tak menampik hal itu, karena status mereka memang sepasang kekasih, bukan?

Ia melihat Sakura yang nyaris terjatuh saat berdesakan di sana. 'Huh, sikap ceroboh yang tak pernah berubah, eh?' dengusnya dalam hati melihat tingkah menggemaskan sang gadis. Tapi tiba-tiba onyxnya membulat sempurna saat melihat Sakura ternyata benar-benar tersandung dan terjatuh, ingin segera ia ke sana dan menolong gadisnya.

Tapi terlambat.

Ya, terlambat karena ia melihat seorang lelaki berhelai cokelat dengan tato segitiga di kedua pipinya yang dengan cepat menolong Sakura. Lelaki itu mengulurkan tangan kekarnya dan membantu gadis musim seminya berdiri. Sampai tiba-tiba mereka berdua tertawa bersama.

Nyeri.

Itulah yang ia rasakan saat melihat keceriaan Sakura bersama lelaki lain. Dadanya bergemuruh dan berdenyut kencang, berbanding terbalik dengan wajahnya yang masih saja terlihat datar dan angkuh dengan bibir terkatup rapat. Rahangnya mengeras. Tangannya mengepal erat seolah hendak meninju apa saja yang berada didekatnya, tapi masih ia tahan keinginannya tersebut.

Marah dan kesal. Itulah yang ia rasakan sekarang. Hilang sudah moodnya masuk ke dalam Cafetaria dan menikmati lingkungan barunya. Seketika Sasuke berbalik, membuat Karin mengerutkan alis bingung.

"Eh, Tuan tak jadi ke sana?"

"Hn, aku berubah pikiran. Kau saja yang memesankan coffee untukku dan antar keruanganku!" Tegas sang atasan sambil melenggang pergi meninggalkannya di depan Cafetaria.

Dan Karin pun hanya mengangguk mengerti menanggapinya tanpa tahu apa yang sebenarnya menjadi alasan utama sang bos yang enggan masuk ke dalam sana.

.

.

.

Hari ini benar-benar menjadi hari yang sangat panjang bagi Sakura. Sekarang sudah pukul 8 malam dan dia baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Dengan cepat ia berberes, dalam pikirannya saat ini hanyalah ingin segera pulang ke rumah dan berendam di bathub dan segera tidur di ranjang empuknya.

Ya, saat ini beban pikirannya terlalu berat, kejadian tadi siang mau tak mau telah menguras emosinya. Ia butuh ketenangan dalam memikirkan bagaimanakah kelanjutan kisah cintanya dengan Sasuke? Ataukah malah hubungannya itu memang sudah lama berakhir? Entahlah.

Dengan pikiran kalut ia berjalan menuju halte bus, dia memang selalu menggunakan bus kemanapun pergi. Yah walaupun Sakura memiliki mobil pribadi tapi ia tak mau menggunakannya karena ia lebih suka menggunakan kendaraan umum.

Tapi langkahnya terhenti kala melihat sebuah mobil Ferrari hitam berhenti tepat dihadapannya. Menampilkan seorang pria yang sangat ia kenal. Pria dengan tatapan hitam sekelam malam yang mempesona dan helai raven mencuat ke belakang.

Pria itu berjalan menghampirinya.

"Sakura, ayo pulang bersamaku!" Titahnya.

"Tidak Tuan, saya akan pulang dengan naik bus saja." Jawab Sakura sopan.

Kata-kata penolakan yang terlewat sopan itu benar-benar membuat hati Sasuke mencelos, "ini sudah malam, ikut denganku!" Titahnya lagi dengan tangan yang akan menggenggam tangan mungil Sakura namun ditepis.

"Masih pukul 8, dan saya masih bisa mendapatkan bus terakhir. Saya permisi!" Sakura kembali menolak, sungguh saat ini ia tak ingin melihat wajah pria yang sangat ia cintai itu setelah semua perlakuan sang kekasih padanya.

Sasuke dengan sigap kembali menghentikan Sakura, tangannya telah berhasil mencengkram bahu mungil gadis merah muda itu. Dan tentu saja hal itu membuat gadis yang identik dengan musim semi itu geram.

"Apa-apaan kau? Dan apa pedulimu hah?!" Pekikan kencang sukses keluar dari bibir mungil gadis bernama Sakura tersebut.

"Sakura, aku..."

"Cukup! Aku tahu kau sudah tak peduli padaku! Tapi kenapa sekarang kau memaksaku untuk pulang dengan orang yang tak lagi mencintaiku?!" Sakura terus memuntahkan kekesalannya pada Sasuke, "dan kenapa kau tak pulang saja bersama dengan sekretaris sexymu itu? Aku yakin kau akan senang jika bersamanya!"

"CUKUP SAKURA! SEKARANG MASUK MOBIL!" Bentak Pria onyx itu tiba-tiba.

Sontak saja hal itu membuat Sakura terkejut dengan tubuh bergetar menerima bentakan tersebut.

Bayangkan saja selama ini Sasuke tak pernah membentakknya dengan ekspresi semarah ini. Yah, walaupun sikap pria berhelai raven itu tak menentu, kadang hangat, kadang datar dan dingin. Tapi sungguh, selama ini Sakura lah yang sering berlaku egois terhadap pria tersebut. Dan sekarang, semua itu berbalik.

Ia masih terdiam terpaku dengan tubuh bergetar dan Sasuke yang perlahan merengkuhnya lalu menuntunnya menuju mobil. Sakura tak menolak, kali ini memang sepertinya dia hanya bisa diam. Terlebih dengan turunnya hujan rintik membuatnya tak punya alasan lain untuk kembali menolak.

Mereka berkendara dalam diam, tak ada satupun yang ingin berucap barang sepatah katapun. Sasuke fokus menyetir, yaah walau sesekali manik onyxnya menggerling menatap Sakura yang lebih memilih membuang pandangan pada pemandangan diluar kaca jendela sebelahnya. Sampai Sakura menyadari jika ini bukan jalan menuju rumahnya.

"Aku ingin pulang! Dan ini bukan jalan menuju rumahku!" Ucapnya sinis.

"..."

Sasuke tak merespon. Bibirnya masih mengatup rapat, pertanda tak ingin berbicara sepatah katapun. Ia justru semakin memacu kencang mobilnya. Sakura mendengus kesal saat tak mendapat jawaban apapun. Hingga mobil tersebut berhenti setelah tiba di tempat tujuan.

Sedangkan gadis bermanik emerald itu tampak mendelik tajam menatap Sasuke, ia tak suka dengan cara sang kekasih yang tak membawanya pulang tapi justru membawa dirinya ke apartemennya.

"Kenapa kau justru membawaku kemari Tuan?" Desis gadis manis Haruno itu dengan penuh penekanan.

"Bisa kau hentikan omong kosong ini?" Sergah Sasuke tiba-tiba, "jangan panggil aku seperti itu Sakura!" Tegasnya lagi.

"Tch, bukannya kau yang tidak suka jika aku tak memanggilmu begitu, eh?"

"Sekarang situasi dan kondisinya sedang berbeda!" Seru Sasuke frustasi.

"Huh, kalau kau tak mau mengantarku pulang, aku bisa pulang sendiri menggunakan taksi!" Balas Sakura sambil melepas seat belt dan hendak membuka pintu tapi sebelum itu tangan Sasuke sudah menangkapnya. Sontak Sakura menoleh garang.

"Apa lag-! Hmmpphh-!"

Yaa, perkataan yang akan dilontarkan Sakura terputus karena tiba-tiba Sasuke membungkamnya dan mencium bibir ranumnya dengan penuh penekanan. Dan entah kenapa Sakura tak bisa menolak ciuman ini, dia... Rindu. Ya, dia merindukan sentuhan Sasuke, sentuhan yang telah lama tak pernah ia rasakan karena hubungan mereka yang memang telah merenggang.

Napas hangat beraroma mint milik sang kekasih telah sukses berbaur dan menjadi satu dengan aroma cherry yang menguar dari tubuh Sakura. Keduanya saling mengecap rasa dan aroma yang telah lama tak mereka hirup dan rasakan.

Kecupan-kecupan ringan dari pria yang masih berstatus kekasihnya itu kini semakin menggelora, membangkitkan hasrat terpendam keduanya untuk saling menginginkan lebih. Sasuke semakin melumat ganas bibir sang kekasih dan Sakura juga tak mau kalah. Ia terus membalas lumatan Sasuke hingga mengakibatkan suara-suara kecapan yang cukup nyaring bagi keduanya. Dengan refleks Sakura juga meremas rambut mencuat Sasuke dari belakang dan menekannya agar ciuman mereka semakin dalam lagi.

Bahkan tangan kekar pria itu kini sudah menelusup ke dalam kemeja yang dikenakan Sakura. Pria itu meraih gumpalan daging tak bertulang yang sangat menggairahkan bagi kaum Adam tersebut dan meremasnya gemas. Membuat gadis pink itu menggelinjang geli diperlakukan begitu.

Mereka terus melakukan aktivitas menggugah birahi tersebut sampai mereka melupakan bagaimana caranya untuk bernapas. Dan entah bagaimana caranya kini bungsu Uchiha itu telah sukses membawa gadisnya masuk ke dalam apartemennya tanpa melepaskan pagutan. Pria tampan berhelai raven dengan tatapan onyx mempesona itu juga telah melepas high heels yang digunakan sang kekasih dan merebahkan tubuh gadisnya di atas pembaringan miliknya.

Keduanya sekarang terlihat bagai insan yang sudah sangat dibutakan oleh kabut napsu. Kejadian-kejadian yang mereka alami, beban yang mereka pikul, hingga status hubungan yang sulit dijelaskan itu benar-benar membuat mereka semakin lepas kendali. Keduanya melampiaskan dengan saling menyentuh dan mengklaim tubuh pasangannya. Seolah jika melakukan hal tersebut dapat membuat beban pikiran mereka selama ini menguap bersamaan dengan gairah yang menggelora. Membuat ketegangan dan kecanggungan diantara keduanya semenjak beberapa hari yang lalu itu sirna.

Puas mengeksploitasi bagian-bagian tubuh favorite yang ada pada gadisnya. Kini Sasuke telah siap untuk menuju menu utama.

Dengan cepat ia melepas celana miliknya karena hanya itu satu-satunya helai pakaian yang masih menutupi tubuhnya. Berbeda dengan Sakura yang sudah tampil polos beberapa menit yang lalu karena Sasuke telah melucuti seluruh pakaian sang gadis tanpa penolakan, dirinya tahu jika Sakura juga sudah sangat menginginkan lebih. Hal itu terlihat jelas dari tatapan sayu gadisnya yang seolah pasrah dengan semua perbuatannya kelak.

Sakura memekik kaget saat melihat sesuatu yang sungguh membuatnya tercengang. Sesuatu yang sebentar lagi akan mengamuk didalamnya dan akan memenuhi dirinya itu. Ya, suatu benda tumpul tak bertulang yang cukup besar dengan urat-urat yang tercetak jelas disekitarnya dan bergelantung antara kedua paha sang kekasih itu terlihat mengagumkan sekaligus mengerikan di matanya.

Ia kagum karena baru kali ini melihat sesuatu yang berharga milik pria yang ia cintai tersuguh didepan mata. Dan mengerikan jika membayangkan benda sebesar itu apakah akan muat saat memasukinya nanti?

Sakura masih sibuk dengan pemikiran konyolnya, bagaimana tidak? Selama ini mereka memang belum pernah melakukannya, paling hanya sebatas ciuman dan pegang-pegangan saja. Karena dirinya dan Sasuke sepakat untuk tidak melakukannya sebelum menikah nanti. Tapi sepertinya kesepakatan itu tak dapat mereka pertahankan, karena birahi benar-benar telah menguasai keduanya.

Sasuke menyeringai kecil mendapati wajah memerah gadisnya yang menatap juniornya sambil menganga. Kini ia telah bergerak dan berada di atas Sakura, membuat sang gadis tersentak dari lamunannya.

"Sa-Sasuke-kun..."

"Hem, kau siap?" Tanya Sasuke. Sakura mengangguk takut-takut, "ini akan sakit di awal, tapi nikmat di akhir..." Jelas sang kekasih, Sakura semakin blushing dibagian ini saat mendengar perkataan vulgar atasannya yang merangkap sebagai kekasihnya itu. "...jadi kau harus bisa menahannya sayang..." lanjutnya lagi setengah berbisik sambil mengecup singkat bibir menggairahkan dihadapannya.

Ya, lorong kewanitaan gadis pemilik nama seperti bunga kebangsaan negerinya itu memang terasa sangat sakit saat kejantanan sang kekasih menerobos masuk dan menembusnya dengan sekali hentakan. Ia bahkan sempat menjerit tertahan sambil meneteskan air mata karena sakit yang teramat sangat. Tapi lama-kelamaan dirinya justru merasakan sensasi nikmat dari setiap gesekan dan pergerakan tersebut. Membuatnya menginginkan lagi dan lagi.

"Ah~ Le-lebih cepat Sasuke-kun!" Pinta Sakura dengan suara mendesah sexy membuat Sasuke semakin bersemangat terhadapnya.

Desahan dan decitan ranjang menggema dalam apartemen sang bungsu Uchiha. Pria itu terus memompa kejantanannya dengan kencang. Sasuke terus melakukan gerakan in-outnya sambil sebelah tangannya yang terbebas meremas-remas gemas bukit kembar berukuran cukup besar milik gadis yang kini berada dibawahnya itu. Dan ia sukses membuat sang gadis mendesahkan namanya, juga sesekali memekik tertahan saat merasakan ada yang hendak meledak keluar dari dalam dirinya.

Ia tahu jika sang gadis akan klimaks. Dan tak lama setelah Sakura mencapai puncaknya, Sasuke pun menyusul. Pria itu juga ingin segera mengais kenikmatan tersendiri miliknya. Lolongan panjang keluar dari bibirnya saat ia melepaskan jutaan sel kehidupan dalam rahim gadis yang kini telah ia ubah menjadi seorang wanita seutuhnya tersebut.

Mereka tampak kelelahan, keduanya terengah. Sasuke tampak ambruk perlahan di atas tubuh Sakura. Keduanya benar-benar basah oleh keringat maupun cairan cinta mereka. Tapi tiba-tiba...

PLAK!

...Sakura menampar keras wajah putih bak porselen milik Sasuke. Membuat pria yang baru saja melepas status perjakanya itu terkejut dan meringis menahan perihnya tamparan wanitanya tersebut.

"Ke-kenapa kau mengeluarkan benih sialanmu itu di dalamku, hah?" Pekiknya histeris. Belum sempat Sasuke menjawab, Sakura telah melanjutkan kata-katanya kembali, "kenapa... Kenapa kau me-melakukannya pa-padaku~ hiks~ bagaimana jika nanti aku...ha-hamil~" Ia terisak memikirkan nasibnya kedepan sambil membelit tubuhnya dengan selimut tebal milik Sasuke didekatnya untuk membungkus dan menutupi tubuh polosnya.

Sakura malu, dirinya merasa hina setelah melakukan aktivitas yang kata banyak orang adalah surga dunia ini. Dalam hati kecilnya menjerit ketakutan. Ia takut kalau-kalau kekasih tampannya hanya ingin merenggut keperawanannya saja dan setelah itu pergi meninggalkannya tanpa kabar seperti beberapa hari sebelum ini.

"Aku akan bertanggung jawab, jadi tenanglah..." Ujar pria tampan tersebut mencoba menenangkan dan hendak merengkuh Sakura ke dalam dekapannya tapi ditepis kasar oleh sang kekasih.

Sakura kaget, ia terkejut.

"Bertanggung jawab? Bagaimana mungkin!" Pekiknya nyaring, "kau 'kan- hiks... Kau 'kan sudah tak mencintaiku lagi..." Cicitnya semakin melemah dengan raut sedih.

"Hn, siapa bilang? Ini..."

Pria tampan yang telah menjadi seorang eksekutif di usia muda itu mengangkat tangan kiri Sakura dan menunjuk sesuatu yang telah melingkar indah di jari manis sang gadis.

Sontak wanita musim semi itu terperangah, "i-ini... Sasuke-kun, kau...?" Gumamnya tak percaya jika sang kekasih yang beberapa hari ini berubah menjadi sangat arogan dan menyebalkan itu telah memakaikannya sebuah cincin.

Ya, sebuah cincin emas putih yang bertahtakan sebutir berlian mewah itu benar-benar sangat pas di jari manisnya. Ia tak habis pikir, sampai atensinya juga menangkap jari manis sang kekasih yang juga terdapat sebuah cincin yang sama persis dengan yang ia kenakan. Hanya saja cincin sang kekasih berukuran lebih besar dan tanpa berlian, melainkan polos. Tapi... Sejak kapan pria itu memakaikannya? Sakura benar-benar tak menyadarinya.

"Ya, itu cincin pertunangan kita..." Jeda sejenak, "sekaligus hadiah ulang tahun untukmu." Lanjut Sasuke seraya membelai lembut surai merah muda kekasihnya.

Manik emerald Sakura kembali membulat tak percaya. Antara kaget, bahagia dan bingung.

"Eh, ulang tahun?"

"Hn, apa kau lupa dengan hari lahirmu sendiri, eh?" Cibir Sasuke.

Membuat Sakura kembali terkejut dan merutuki dirinya sendiri sampai melupakan hari ulang tahunnya ini. Ah, salahkan pikirannya yang akhir-akhir ini terlalu sibuk bergelut dengan berbagai macam masalah hingga membuatnya tak sempat mengingat tanggal terpenting dalam hidupnya.

Tiba-tiba Sasuke membawa Sakura ke dalam pelukannya, ia berbisik di telinga kekasih merah mudanya.

"Otanjoubi Omedetou, sayang." Bisiknya mesra.

Sakura memerah sambil menggumamkan kata 'terima kasih' dan mengecup bibir sang kekasih sekilas dengan wajah yang sudah seperti kepiting rebus.

Bagaimana tidak? Ia mendapatkan perlakuan yang sangat manis dari sang kekasih yang disangkanya telah tak mencintainya lagi itu. Bahkan di kantorpun Sasuke berlaku seolah tak pernah mengenalnya, che!

Eh, ngomong-ngomong soal kantor... Sakura jadi ingat bahwa ada yang harus diluruskan di sini.

"Tapi..." Lirihnya sambil mendongak, membuat Sasuke menaikkan alisnya tanda bertanya, "...jika kau mencintaiku, kenapa kau benar-benar kejam padaku saat di kantor Sasuke-kun...?" Cicitnya ragu.

"Aa, aku hanya memberimu pembelajaran, agar kau bisa menjadi karyawan yang profesional saat bekerja," Jawabnya seraya menatap intens manik hijau klorofil meneduhkan milik wanitanya, "dan kau harus bisa bekerja tanpa membawa masalah maupun perasaan pribadi ketika di kantor." Lanjutnya lagi sambil menyentil kening wanita kesayangannya.

"Dan besok aku akan kembali ke perusahaanku sendiri," Sasuke kembali berucap, Sakura masih diam mendengarkan, "karena perjanjianku dengan Sai untuk bertukar posisi hanya sampai kau berubah." Jelas Sasuke panjang lebar dan mendapat cubitan gemas di lengannya dari sang kekasih.

Bibir Sakura mengerucut sebal mendengar ceramah kekasihnya, ia sebal karena ternyata Sasuke selama ini hanya mengawasi dan memberinya pelajaran berharga sampai rela bertukar posisi dengan sahabatnya yang Sakura sendiri belum pernah tahu itu.

"Ugh~ tapi kau sendiri malah mesra-mesraan dengan sekretaris genitmu itu!" Serunya tiba-tiba.

Mendadak Sasuke mendengus menahan tawa akan tuduhan kekanakan Sakura, "itu tak seperti yang kau bayangkan, saat itu dia nyaris terjatuh karena sepatunya, yah kau tahu 'kan sekretaris genit itu menggunakan sepatu berhak tinggi kira-kira sekitar 15cm..." Jelasnya, Sakura manggut-manggut mengerti, "jadi aku hanya menolongnya dari musibah tak elite yang akan menimpanya saat itu."

"Hufftt aku pikir kau selingkuh~"

"Tidak, karena aku sangat mencintaimu!" Tegas Sasuke sekali lagi, Sakura mengangguk dan membalas jika dia lebih-lebih mencintai kekasih pantat ayam arogannya ini. "Jadi, kau harus persiapkan dirimu, Sakura!" Lanjutnya lagi sambil mengecup sayang kening Sakura yang tertutup poni. Membuat sang kekasih menatap bingung.

"Seminggu lagi kita menikah!" Ucap Sasuke mantap dengan tingkat kepercayaan diri yang sangat tinggi dan memang satu paket juga melekat erat dalam dirinya.

"EHHH!?"

Sedangkan Sakura memekik kaget, bingung, bahagia bercampur jadi satu. Apakah ini tak terlalu mendadak? Batinnya. Tapi ah- sudahlah... Karena ini benar-benar kado ulang tahun terindah untuknya...

.

.

~The End~

.

.

~ Omake ~

Pria Uchiha pemilik Perusahaan Uchiha Corp itu terlihat semakin mempesona. Bahkan setelah menikah pun feromon dalam diri pria itu tak juga meluntur, justru semakin memabukkan kaum hawa yang melihatnya.

Tapi ia tak peduli dengan semua itu, karena baginya hanya ada satu wanita yang paling ia cintai setelah ibunya. Yaitu sang istri. Ya... Istri merah muda kesayangannya yang cerewet dan ceroboh itu membuatnya rindu untuk segera kembali bertemu.

Well...maklumlah pengantin baru...

Onyxnya terus saja menatap potret diri berukuran 4R yang terpampang di atas meja kerjanya, ia memandangai wajah ayu sang istri yang tersenyum ceria di dalam sana. Membuatnya mau tak mau ikut tersenyum tipis. Sampai terdengar sebuah ketukan di pintu ruangannya membuatnya beralih fokus dan mengijinkan orang tersebut masuk ke dalam.

Dan seketika onyxnya membulat sempurna saat melihat ternyata orang tersebut adalah sang istri yang baru saja ia pikirkan.

"Sasuke-kuuuunnn~" Sapa sang istri riang sambil berlari kearahnya dan duduk di pangkuannya tiba-tiba.

"Sakura... Bagaimana kau bisa ada di sini?" Tanya Sasuke tak percaya, "bukannya ini masih jam kerja?" Lanjutnya lagi.

Ya, istrinya memang masih bekerja di perusahaan yang dikelola oleh sahabatnya -Shimura Sai. Walaupun Sasuke bersikeras membujuk Sakura agar berhenti bekerja, tapi sang istri tetap ingin bekerja sampai hamil anak pertama baru ia berjanji akan fakum dari dunia kerja.

Dan sekarang sang istri justru berada di perusahaannya? Pada saat jam kerja pula. Ia tak ingin kebiasaan istrinya yang tak disiplin akan terulang lagi.

"Huummm aku diajak bos Sai kemari Sasuke-kun~" Jelas Sakura manja masih duduk dipangkuan sang suami.

Dan spekulasi Sasuke tentang sang istri pun terhenti. Otak cerdasnya mencoba mencerna perkataan istrinya.

"Sai?"

"Ya, dia sedang berada didepan dengan Yamanaka si kepala staff itu..." Sakura kembali menjelaskan.

Aa... Sasuke mengerti. Ternyata sahabat pucatnya itu sengaja membawa istrinya kemari padahal dia yang berkepentingan ingin bertemu kepala staff karyawannya yang bernama Yamanaka Ino itu...

Mungkin memang Sai tertarik dengan wanita pirang yang memang cukup menarik itu. Dan tak ada salahnya jika Sasuke sedikit berbuat baik untuk sahabat puacatnya tersebut. Dirinya akan diam saja kali ini, kelihatannya si pucat dan si pirang cerewet itu cocok jika disandingkan berdua, pikirnya. Bagaimanapun juga ia pernah dibantu Sai saat mencoba memberi pelajaran khusus pada istrinya sebelum menikah.

"Sasuke-kun..." Desahan Sakura membuat Sasuke mengecup sekilas bibir menggoda sang istri sambil bergumam.

"Si pucat itu memang modus." Sebelum kembali melumat bibir ranum istri yang sangat ia rindukan walau baru saja tak bertemu beberapa jam itu dan mengajaknya saling bertarung lidah dengan ganas, didukung pula posisi mereka yang terlihat erotis. Bahkan tangan Sasuke kini telah merambat masuk kedalam baju Sakura, mencoba mencari-cari benda bulat kenyal kesenangannya.

Tanpa mereka sadari, ternyata Sai yang mereka bicarakan telah berdiri di ambang pintu memperhatikan aktivitas panas pengantin baru yang tak tahu tempat itu dengan mata melotot sambil menahan cairan merah yang tiba-tiba mengalir tak elite dari lubang hidungnya dengan kedua telapak tangannya.

"Sasuke sialan!"

~ Owari ~

.

.

Hai... Bertemu lagi denganku ╮(╯▽╰)╭

Wah-wah, banyak readers yg baper ternyata :D ... Hehehe masa' sih cerita ini segitu nyeseknya? ~T_T~ dan Taraaaaa... Beginilah endingnya... Maaf kalo aneh hehehe

.

Yosh, makasih ya bagi yg udh sudi RnR FF ku ini. Makasih jg bagi yg udh fav, follow maupun silent readers. FF ini memang khusus aq persembahkan utk temenku Han-chan... Semoga dirimu suka dgn FF pemberianku ini, dan maaf kalo jelek.

.

Special Thanks for:

caesarpuspita, suzuki michiyo, yantif390, kyuaiioe, uchiharuka, Lhylia Kiryu, ayuniejung, azizaanr, Cherry Aiko, Bluesweetpink, , Uchiha Matsumi, Nikechaann, Luca Marvell, d3rin, hanazono yuri, KuroNeko10, Fransisca Tan, An Style, dianarndraha, Cherryma, IndahP, VEDG, YOktf, , Cherish Vi, leedidah, NamakiShidota, respitasari, Cherry853, Sakura's lover, MaayuGumi-chan, sakura uchiha stivani, Jeremy Liaz Toner, krystaljung13, Niwa-chann, GaemSJ, pinktomato, DinDASLNadhNSSHHSKTS, CherryHyuga1, nelsonthen52, Cherry, Uchiha Lady Haruno, 6104, AomiYuki, Cherry, CherrySand1, , EXOL, sjxjs, Applessian, hiugatsu kanazawa, sami haruchi 2, guest, bgw, kraken, Guest, ruy, Mayu, Sarokun, chibiusa, dvn, Gio-chan, Chicak deth, Bungsce, achi, mii-chanchan2, Aya-chan, s-savers, Ayuharuno, Guest, aihara, tomato man, Uchiha riri, obin, Guest, ToruPerri, nina-chan, Ita, Hanna, aka-chan, Guest, rara haruno, juju, geisya, wiwik, UchihaSepthii, GaemSJ, naanuu, adora13, Azakayana Yume, Uchiha Pioo, guest, annet, BossBtooom, Luluralla, Usui, cherry, saskey saki.

.

Oh ya maaf juga kalo ada nama yg belum tertulis atau ketinggalan...

Maaf juga tak bisa balas semua review, hanya sebagian aja yg sudah Hezlin bales... Yg lainnya belum sempet bales gegara Hp main error aja nih, tiba-tiba loading lemoott kyk siput

(╯3╰)╭

.

Oke, Sampai jumpa di FF ku yg lainnya... Karena setelah ini Hezlin akan fokus melanjutkan FF yg berjudul Fated to love you yg udh terbengkalai cukup lama karena memang mood menulis tu FF jg timbul tenggelam... ~T_T~

Jangan sungkan untuk review lagi ya...

(′▽‵)╭(′▽‵)╭(′▽‵)╯

.

.