My Boyfriend is My Boss?

Story © Hezlin Cherry

RATE : M (For Save)

Pairing : Sasuke Uchiha X Sakura Haruno

Genre : Romance, Hurt / comfort

NARUTO © MASASHI KISHIMOTO

.

.

Summary : Sakura si gadis ceroboh, sudah beberapa kali dipindah tugaskan karena sikap ceroboh dan cepat bosan yang ia miliki. Hingga ia terdampar disebuah perusahaan yang ia tahu memiliki kedisiplinan tingkat tinggi dan bahkan bos yang juga sangat arogan yang ternyata adalah kekasihnya sendiri. Eh?

.

WARNING: IMPLISIT LEMON di Chapter 2! Alur muter2 gajeness, AU, OOC, TYPO, gak sesuai EYD!?

.

Dedication for Han-chan (Hani Yuya) Birthday, Otanjoubi Omedetou Han-chan... Wish u all the best...

Hope u like this ╮(╯▽╰)╭

.

.

Don't like? Don't read!

.

.

(^▽^)↗Happy Reading↖(^▽^)↗

.

.

Hari Minggu yang cerah untuk kota besar seperti Tokyo, terlihat dari sang surya yang sedang menyinari bumi di balik awan, hingga intensitas cahayanya tak terlalu panas atau menyengat siapa saja yang beraktivitas di luar. Terutama di pusat kota yang penuh sesak akan aktivitas masyarakatnya yang tak ingin menyia-nyiakan hari secerah ini hanya untuk mendekam di rumahnya.

Tapi tidak dengan seorang gadis cantik berhelai merah muda sebahu dengan manik emeraldnya yang sepertinya tengah diliputi awan mendung. Gadis yang diketahui bernama Haruno Sakura itu tampak gelisah mondar-mandir di depan pintu sebuah apartemen cukup mewah di pusat kota ini.

Sudah beberapa kali dia menekan benda bulat yang berada dipinggir daun pintu dan akan mengeluarkan bunyi jika ditekan.

"Huuhh...kemana sih dia? Apa belum bangun?" gerutuan kesal keluar dari bibir mungil yang dilapisi lipbalm berwarna peach itu, "ah- tapi sudah jam segini~" Ia kembali menggerutu sebal saat melihat jam tangan yang bertengger cantik di pergelangan tangan kirinya yang sudah menunjukkan pukul 10.15 tersebut.

Sekali lagi.

Ya, sekali lagi ia akan membunyikan bel dan akan pergi jika tak juga dibukakan pintu.

Tapi belum sempat ia membunyikan bel tersebut, pintu apatemen itu tiba-tiba terbuka dan menampilkan sesosok pria tampan yang hanya mengenakan celana jeans pendek tanpa pakaian yang menutupi tubuh bidangnya. Bahkan tato berpola rumit seperti tiga titik tomoe di pangkal leher dekat bahu itu pun tampak jelas. Rambut raven yang biasanya selalu mencuat ke belakang itu kini sedikit berantakan. Hal itu justru menambah kesan sexy bagi siapa saja yang melihatnya.

Terutama Sakura. Ia sempat terengah dan bahkan nyaris nosebled melihat tampilan pria yang sepertinya baru saja bangun tidur itu. Tanpa pikir panjang lagi ia langsung menyerbu pria tersebut dan mendekapnya kuat sambil menyesap dalam-dalam aroma maskulin yang menguar dari tubuh polos prianya.

Eh, prianya?

Ya, karena pria itu adalah kekasihnya.

Sedangkan sang kekasih menatap bingung kelakuan manja gadisnya ini. Tak biasanya kekasih pinkynya ini sudah kemari? Biasanya Minggu sore dia baru berkunjung ke apartemennya ini sambil membawa bahan makanan untuk sekalian mempersiapkan makan malam bersama. Batinnya.

"Hn, ada apa?" Ia bertanya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur sambil mengusap lembut rambut soft pink Sakura.

Sebelum ia sadar jika mereka berdua tengah menyajikan sebuah pertunjukan opera sabun di depan pintu apartemennya dan ditonton oleh beberapa tetangganya yang hilir mudik melewati lorong apartemen tersebut. Bahkan ada tetangga tengil dengan gigi runcing yang barusan bersiul-siul genit menggodanya.

Dengan cepat dia segera menutup pintu apartemennya dan menggiring kekasihnya menuju sofa panjang yang terletak di tengah-tengah ruangan ini.

"Hiks...Sasuke-kun... a-aku dipindahkan lagi~" Ujar sang gadis masih terisak di dada bidang pria pemilik manik onyx mempesona itu.

"Haaahhh..."

Terdengar helaan napas panjang dari pria yang dipanggil Sasuke tersebut. Ia memang sudah mengira jika hal ini akan terjadi lagi.

"Tenanglah..." Sasuke mencoba menenangkan kekasihnya yang menurutnya masih sangat labil itu dengan menepuk-nepuk pelan puncak kepala merah mudanya.

Bayangkan saja, sudah ketiga kalinya sang kekasih mengeluh telah dipindahkan dari perusahaan tempatnya bekerja, ke perusahaan lain hanya karena masalah yang sama.

Ceroboh dan cepat bosan!

Ya, itulah sifat alamiah yang paling ia tahu dari Sakura. Sifat kekanankan di usianya yang akan genap 25 tahun ini. Sifat yang cenderung bosan jika dihadapkan dengan pekerjaan.

Tapi dia juga bersyukur karena hal itu tidak berlaku terhadap hubungan mereka. Hubungan yang sudah berjalan 2 tahun ini tetap berjalan lancar karena mereka memang telah merasa nyaman satu sama lain dan hanya dengan Sakura lah dia bisa menjadi dirinya sendiri sekaligus melepas topeng stoic yang selalu ia kenakan.

"Ta-tapi Sasuke-kun... Yang kutahu, perusahaan kali ini sangat disiplin~" Cicit Sakura sambil mendongak menatap lurus manik hitam sekelam malam sang kekasih, "a-aku pasti tak akan cocok di sana~!" Lanjutnya lagi dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ssshhh... Tenanglah Sakura..." Sasuke menangkup wajah ayu Sakura dengan kedua telapak tangannya, "aku yakin kau bisa melewatinya..." Lanjutnya lagi sambil mengecup sekilas bibir menggiurkan gadis musim semi ini.

"Bagaimana jika aku pindah ke perusahaanmu saja Sasuke-kun? A-aku yakin aku akan bisa bertahan di Uchiha Corp dalam waktu lama~" Pinta Sakura memohon membuat Sasuke mengernyitkan alis bingung, "ya... Setidaknya karena ada dirimu, aku pasti akan betah di sana sayang..." Rengeknya lagi.

Tapi dengan tegas bungsu Uchiha itu menolak permintaan sang kekasih, ia tak ingin kekasihnya terlalu bergantung padanya dan malah menjadi lebih manja dari ini.

"Hn, tidak! Kau harus profesional! Kau harus mengikuti keputusan perusahaan jika kau ingin mereka mengakuimu!"

"Hufftt, ba-baiklah~ akan kucoba untuk menjalani hariku di perusahaan baru bernama Konoha Corp itu..." Akhirnya Sakura menyerah.

Sasuke tersenyum tipis melihat sifat optimis yang juga melekat dalam diri kekasihnya ini. Sebelum ia merasakan sebuah dorongan kuat dari gadis pinkynya.

"Huh, kau mandi dulu sana! Bau tahu Sasuke-kun!" Seru Sakura sadar jika sang kekasih bahkan baru saja bangun tidur.

"Che! Tadi saja kau mendekapku kuat!" Dengus Sasuke sebal tapi tetap beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Membuat Sakura terkekeh geli sebelum menyiapkan masakan untuk mereka makan berdua seperti biasa.

~oOOOo~

Hari yang ditunggu pun tiba, kini Sakura sudah resmi bekerja di sebuah perusahaan besar bernama Konoha Corp. Dia berjanji pada dirinya sendiri dan juga pada kekasihnya akan memperbaiki segala sikap di sini.

Dengan mantap ia melangkahkan kaki jenjangnya yang terekspose karena dia hanya mengenakan rok sepan peach sebatas lutut yang memiliki belahan di belakangnya dengan atasan blazer senada dengan rok yang ia kenakan. Rambut merah muda sebahunya ia biarkan tergerai lembut. Membuat siapa saja yang melihatnya terpesona.

Hingga kini ia telah memasuki sebuah ruangan besar yang memiliki banyak meja bersekat dengan komputer di dalamnya. Dan ia yakin mejanya ada di antara sekat tersebut.

"Jadi, kau karyawan baru itu?"

Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita dan itu membuat Sakura menoleh ke belakang. Ia melihat seorang wanita berpakaian casual dengan manik purple dan rambut pirang pucat panjang yang lurus. Satu kata untuknya. Menawan.

"Eh, umm i-iya errr...Shion-san..." Jawab Sakura sambil melihat nametag yang terpasang di dada wanita tersebut.

Tiba-tiba wanita yang dipanggil Shion itu terkekeh, "Haha, tak usah seformal itu, Sakura-chan..." Sakura mengangguk dengan tersenyum kikuk menanggapinya, "aku akan menunjukkan mejamu, ayo." Lanjutnya lagi.

Sakura pun mengikutinya.

Setelah memberitahu di mana letak meja kerjanya, wanita bernama Shion itu tak langsung pergi. Ia masih setia berdiri di sebelah meja kerja Sakura. Membuat gadis pemilik manik hijau meneduhkan itu semakin kikuk harus berbicara apa dengan rekan kerja barunya itu.

Shion yang sadar akan kecanggungan ini berdehem pelan sebelum berucap, "ehem, aku harap kau betah bekerja di sini... Yahh walaupun di sini bosnya juga baru..."

"Eh, baru?"

"Ya, bos lama di sini baru hari ini bertukar tempat dengan sahabatnya. Jadi hari ini kita juga memiliki bos baru." Jelas Shion, "dan kudengar, bos baru kita sangat tampan~ tapi sayang dia sangat sombong, dingin dan arogan..." Lanjutnya lagi dengan ekspresi berubah-ubah dari riang menjadi sedih.

Itu membuat Sakura mendengus geli. 'Ternyata Shion merupakan wanita yang cepat akrab, tak seperti bayanganku kalau dia wanita yang serius.' Pikirnya.

"Hei, kenapa kau tertawa?"

"Hehe tak apa, kau lucu juga Shion-chan..." Gadis gulali masih terkikik melihat teman barunya itu sewot.

Mereka berdua terhanyut dengan obrolan ringan yang tampak seru. Dan beberapa rekan kerja yang lainnya pun turut bergabung untuk berkenalan dengan Sakura. Kini ruangan karyawan tersebut benar-benar ramai oleh canda tawa mereka. Hingga tanpa mereka sadari, bos baru yang sedang mereka perbincangkan sedari tadi sudah berada di depan pintu.

"BERISIK!"

Suara baritone yang terdengar kesal itu mengalihkan atensi mereka. Membuat semuanya terdiam seketika dan beberapa kembali menuju meja masing-masing. Tapi beberapa juga masih tak bergeming berkumpul di meja Sakura. Termasuk dirinya dan Shion yang juga masih terdiam di tempat.

"Di sini bukan tempat untuk bergosip!" Lanjut sang bos seraya berjalan menuju tempat beberapa karyawan yang sedang bergosip tadi.

DEG!

Sakura terkejut melihat bagaimana bos baru mereka. Bos tampan dengan setelan jas hitam dan dasi merah itu benar-benar familiar di mata Sakura. Manik onyx dengan rambut berhelai raven mencuat ke belakang dan tubuh tinggi tegap yang memperlihatkan wibawa penuh sang atasan. Bahkan beberapa karyawan wanita di sini sempat terpesona sebelum mereka semua mengkeret takut saat dihadiahi deathglare oleh sang atasan.

"Sasuke-kun?" gumamnya pelan tak percaya, dan langsung dihadiahi tatapan tajam oleh Sasuke.

"Perkenalkan aku Uchiha Sasuke, bos baru kalian untuk beberapa waktu kedepan." Ucapnya memperkenalkan diri secara singkat, "dan aku paling tidak suka dengan orang yang melanggar kedisiplinan seperti tadi!" Ketusnya dengan berbalik dan melenggang pergi menuju ruangannya meninggalkan karyawannya, terutama Sakura yang masih menatapnya dengan tatapan sulit diartikan.

"Baik Tuan." Seru seluruh karyawan menanggapi sebelum bos baru mereka pergi.

"Kau mengenalnya Sakura-chan?" Suara lembut Shion membuyarkan lamunan Sakura.

Sontak saja gadis berambut soft pink ini terkejut. "Ah! Emm... Aku pikir mirip seseorang yang kukenal..." Dustanya. Ia tak ingin timbul gosip tak enak jika sampai salah bicara di lingkungan barunya ini.

Dan Shion hanya mengangguk sekilas menanggapinya sebelum kembali ke meja kerjanya.

.

Setelah beberapa jam bekerja, kini Sakura memiliki kesempatan untuk berkunjung ke ruangan sang bos yang tak lain dan tak bukan adalah kekasihnya itu. Dengan senyum sumringah ia berjalan menuju tempat atasannya.

Sepanjang jalan ia tak henti-hentinya bersyukur karena sang kekasihlah yang kini menjadi bosnya. Jika sampai di sana nanti, ia ingin segera menghambur ke pelukan kekasihnya itu dan menanyakan semua alasan sang kekasih hingga kemari. Ia terkikik sendiri membayangkan jika sang kekasih sengaja kemari karena tak tega melihat dirinya merengek padanya saat itu.

Gadis musim semi itu masuk ke dalam ruangan tersebut, tentunya setelah mengetuk pintu dan mendapatkan ijin dari sang atasan.

Di sana tengah duduk seorang bos tampan yang merupakan kekasihnya sendiri itu sedang sibuk menandatangani beberapa dokumen penting. Sakura tak bergeming, ia masih terpesona menatap keseriusan sang kekasih yang tak pernah ia lihat jika di rumah.

"Ada perlu apa kemari?" Suara tegas Sasuke membuatnya tersadar.

"Eh, aku mengantarkan berkas untukmu Sasuke-kun." Jelas Sakura kikuk. Ia bingung sendiri harus bersikap formal atau biasa dengan atasan yang merangkap sebagai kekasihnya ini.

"Letakkan saja di meja itu." Perintah Sasuke sambil menunjuk meja yang berada di antara sofa khusus tamu tak jauh dari hadapannya.

Dengan cepat Sakura pun mengikuti printah bosnya untuk meletakkan berkas yang ia bawa sebelum ia kembali mendengar sebuah perkataan dari sang kekasih yang membuat ulu hatinya sedikit terasa nyeri.

"Dan aku tak suka kau memanggilku sok akrab begitu! Kau harus lebih sopan padaku!" Tegas pria berhelai raven mencuat itu dengan tatapan nyalang.

"Ba-baik Tuan." Jawab Sakura, "ta-tapi aku senang kau yang menjadi bos-!"

"Sudah selesai?" Sergap Sasuke memotong perkataan Sakura.

"Eh?"

"Apakah urusanmu sudah selesai di sini? Jika sudah, maka kau bisa pergi!" Lanjutnya lagi tanpa menatap Sakura dan tetap melanjutkan pekerjaannya menandatangani berkas-berkas di hadapannya.

Sakit. Itulah yang dirasakan gadis cantik pemilik manik hijau klorofil ini.

Ia benar-benar tak habis pikir. Sang kekasih yang biasanya hangat padanya, yah walaupun terkadang bersikap dingin dan datar itu kini semakin berubah 180 derajat. Bahkan bulir-bulir air mata sudah mulai menggenang di pelupuk mata emeraldnya. Sebelum semakin tertumpah, maka dengan cepat Sakura menjawab perkataan atasannya yang benar-benar arogan dan sialnya lagi adalah kekasihnya itu dengan suara bergetar menahan tangis.

"Ugh~ Su-sudah Tuan... Kalau begitu saya undur diri..." Ujar gadis Haruno tersebut sebelum meninggalkan ruangan dan menutup keras pintu sang atasan.

.

.

.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Cobalah beberapa saat lagi."

Sudah kesekian kalinya gadis cantik bernama serupa dengan bunga kebanggaan Negerinya ini mencoba menghubungi ponsel kekasihnya, tapi tak juga bisa. Dengan kesal ia pun melempar ponsel kesayangannya ke ranjang. Dan dia juga langsung menjatuhkan diri ke atas ranjang empuknya.

Ya, dirinya baru saja pulang kerja dan segera mandi lalu berinisiatif untuk menghubungi sang kekasih. Karena sejak kejadian tadi siang, kekasihnya itu sangat susah di temui. Bahkan pulang kerja pun Sakura berniat menunggu Sasuke tapi ternyata kekasihnya itu sudah pergi.

Masih belum menyerah, saat itu juga Sakura segera menuju apartemen kekasihnya. Berharap bisa bertemu di sana dan membicarakan segalanya. Tapi nihil, di sana pun dia tak ada.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kau menghindariku Sasuke-kun? Hiks..."

Gadis itu terisak dengan hati pilu. Ia terus terisak menggumamkan nama sang kekasih sampai terlelap.

.

.

.

.

.

Seminggu sudah Sakura bekerja di salah satu perusahaan terbesar di Tokyo. Ini merupakan rekor baginya yang merupakan gadis pembosan itu untuk bertahan selama ini di perusahaan tersebut. Alih-alih sampai seminggu, biasanya 3 hari saja ia pasti sudah malas-malasan dan menyebabkan dirinya harus selalu dipindah tugaskan. Itu artinya di perusahaan inilah ia sudah mulai bisa merubah sifat labilnya.

Karena perusahaan ini benar-benar perusahaan yang menjunjung tinggi tingkat kedisiplinan pegawainya. Maka karyawan seperti Sakura pun juga tak boleh sampai telat semenit pun ke kantor. Jika sampai telat maka gaji akan dipotong 10% dari gaji pokok. Kejam? Itulah kenyataannya.

Bahkan Sakura yang biasanya selalu kesiangan jika berangkat kerja di perusahaan lama tersebut, kini mulai bisa mengikuti seluruh aturan di perusahaan baru dan bisa mengikuti disiplin waktu yang diterapkan oleh perusahaan ini.

Di sini ia mulai belajar berteman dan bekerja sama dengan rekan kerja lainnya, menyelesaikan berbagai permasalahan secara team, tentunya juga ia masih penasaran dengan sang kekasih yang merangkap menjadi bosnya di sini. Dan sudah seminggu pula ia tak pernah berkomunikasi lagi dengan sang kekasih. Walau Sasuke juga merupakan atasannya di kantor, itu tak membuatnya leluasa untuk sekedar berucap kata padanya.

Pernah beberapa kali Sakura nekat untuk menemui sang kekasih di ruang kerjanya, tapi ia selalu mendapat perlakuan tak menyenangkan dari sekretaris kekasihnya itu. Dan berakhir dengan dirinya yang diseret kembali menuju meja kerjanya oleh Shion, karena jika tidak, maka pertumpahan darah tak terelakkan lagi.

Huh, itu benar-benar menyebalkan baginya!

Pernah juga saat ia baru bekerja sekitar 3 hari dan dia mendapatkan banyak tugas untuk merekap data-data penting yang diberikan sang bos alias kekasihnya tersebut secara langsung untuknya.

Tentunya hal itu membuat Sakura senang, walau interaksi mereka hanya sebatas itu. Sangking senangnya ia sampai melalaikan tugasnya dan malah sibuk melamun, entah melamunkan saat bermesraan dengan sang kekasih maupun melamunkan masa depan bersama sang kekasih. Hal itu membuatnya terkikik sendiri sampai sebuah suara yang sangat familiar di gendang telinganya terdengar membentaknya.

"Haruno! Cepat kerjakan pekerjaanmu! Dan jangan banyak melamun!" Hardik sang bos dari pintu depan yang ternyata belum keluar dari zona milik para karyawan ini.

Tentu saja mendadak Sakura menegang mendengar bentakan yang ditujukan untuknya. Terlebih sang kekasih lah yang melakukannya. Well, untung saja tak ada yang tahu status hubungan Sakura dengan sang atasan yang sebenarnya.

Seluruh atensi para karyawan benar-benar mengarah padanya sekarang, oh shit! Ini benar-benar memalukan! Sebagai karyawan baru, kejadian seperti ini benar-benar menghancurkan harga dirinya.

"Ah- Ba-baik Tuan! Maafkan saya..." Cicit Sakura gugup.

Itulah salah satu kejadian yang pernah ia alami baru-baru ini. Ia sadar jika sang kekasih memang sudah banyak berubah padanya. Dirinya mulai ragu, apakah hubungannya dengan Sasuke masih tetap berlanjut tanpa adanya komunikasi seperti biasanya? Ia sedih mengingat waktu-waktu yang mereka lewati berdua penuh kehangatan. Tapi kenapa sekarang... Berbeda?

Sebagian hati kecilnya masih ingin mempercayai pria yang telah lama mencuri hatinya itu. Ia berharap bahwa ini akan segera berakhir dan sang kekasih bisa kembali seperti semula.

Ia masih saja memikirkan hal-hal rumit itu, padahal saat ini Sakura sedang berjalan menuju ruangan Sasuke untuk menyerahkan dokumen penting, ia pikir ini adalah kesempatan untuknya. Sebelum masuk ruangan tersebut, terlebih dahulu manik emeraldnya menelisik sekitar untuk melihat apakah ada wanita pengganggu -sekretaris- sialan itu. Saat ia tak menemukan wanita menyebalkan itu, dengan lega Sakura segera menuju pintu ruangan tersebut.

Ia sudah mengetuknya beberapa kali dan tak ada tanggapan. Hingga ia perlahan masuk ke dalam tanpa memperdulikan apa yang terjadi jika bosnya mengetahui dirinya telah lancang masuk tanpa ijin.

Persetan dengan itu semua, sekarang yang ada dalam pikiran gadis pink itu adalah ingin bertemu dengan sang kekasih yang sudah sangat ia rindukan itu.

Dan tanpa sengaja, Sakura memergoki sang kekasih yang tengah mendekap seorang wanita berambut merah menyala dengan pakaian formal yang benar-benar press body yang ia ketahui adalah sekretaris sialan yang selalu mungusirnya jika akan keruangan sang bos.

Sang kekasih dan sekretarisnya itu masih saling bertatap-tatapan lama dengan posisi Sasuke yang berdiri mendekap wanita merah itu. Tanpa menyadari kehadiran Sakura di ambang pintu.

Hati gadis yang sebentar lagi genap 25 tahun itu benar-benar tercubit bahkan tertusuk oleh ribuan kunai para ninja. Inikah yang diperbuat kekasihnya selama hubungan mereka merenggang?

"Sa-Sasuke... -Kun..."

Dan saat itu juga bungsu Uchiha itu tersadar jika ada seseorang yang berdiri mematung memperhatikannya, seseorang tersebut adalah Sakura -kekasihnya. Manik onyx yang biasanya selalu tenang itu kini sukses membulat sempurna karena terkejut, dengan segera melepaskan sang sekretaris dan berdehem untuk menetralisir keadaan.

Sedangkan wanita merah sexy itu terlihat menyeringai tipis saat melihat Sakura tak bergeming memandang mereka dengan tatapan nanar.

"Karin, kau bisa keluar sekarang!" Tegas Sasuke.

"Ah, baik Tuan. Jika ada yang diperlukan lagi, kau bisa memanggilku kapanpun kau mau, Tuan..." Bisik Karin dengan gerakan seduktif di telinga Sasuke sebelum pergi sambil menyunggingkan senyum meremehkan saat melewati Sakura.

"Ada perlu apa?"

"Hum...saya hanya ingin mengantarkan dokumen Tuan." Jelas Sakura dengan senyuman yang dipaksakan.

Ya, yang harus ia lakukan adalah tersenyum. Bagaimanapun, dirinya tak ingin terlihat menyedihkan dihadapan kekasih- ah tidak, mungkin akan menjadi mantan kekasih sebentar lagi.

Sementara tubuh Sasuke terlihat sedikit menegang, rahangnya mengeras dan tangannya mengepal saat melihat senyuman miris Sakura.

"Saya letakkan di sini,"

Sakura meletakkan dokumen tersebut diatas meja seperti biasanya, "dan saya segera undur diri." Dengan cepat Sakura hendak berbalik dan segera pergi dari sini untuk menumpahkan seluruh air mata yang sudah ia tahan sedari tadi sebelum suara baritone Sasuke menghentikan pergerakannya.

"Tunggu!" Seru pria tampan Uchiha itu, Sakura terdiam seketika masih membelakangi sang atasan, "tadi... itu-!

"Tak apa Tuan, saya permisi dulu." Sakura memotong ucapan Sasuke secara cepat sambil menoleh dengan senyuman keterpaksaan dan kembali melangkah pergi meninggalkan sang kekasih yang sedang menggeram seraya menatap nanar kepergiannya.

Hancur lebur sudah seluruh harapan Sakura. Hatinya sakit dan remuk disaat bersamaan. Kekasih yang sangat dicintainya... telah menggores kepercayaannya semakin dalam...

.

.

~T.B.C~

.

.

Yuhuuu minnaaaa ketemu lagi denganku, Hezlin...

Bagaimana kabar kalian? Semoga selalu diberi kesehatan apalagi dibulan penuh berkah sekarang. Dan selamat menunaikan ibadah puasa ya bagi yang menjalankannya...

Ohya maafkan diriku yg kembali membawakan FF baru dan melalaikan FF q yg MC... Tapi bener deh, aq memang sedang fokus dibulan ramadhan ini, tak ingin membuat ff dlu, yaahh puasa dulu gitu buat ff nya, tp ini beda... Karena ff ini aq buat untuk kado ultah temenku jadi yaahhh hrus selesai bertepatan tanggalnya.

Dan ff ini hanya TWOSOOT kok, ntr chp 2 akan aq posting mlm (entah malam kpan) karena ada adegan implisit lemonnya hehe,,,

Oke sekian cuap-cuap dariku, sampai ketemu di chap selanjutnya...

(╯▽╰)╭ Jangan lupa tinggalkan jejak jika sudah membacanya ya ╮(╯▽╰)╭

.

(′▽‵)╭(′▽‵)╭(′▽‵)╯

.

.