Title: Why Am I (Terulang lagi)

Main Cast: Kyuhyun, HanGeng, Donghae, Siwon, Heechul

Other Cast: Liuwen's parents, security and maids

Genres: Family, sad

Author: ApolDes

~HAPPY READING~

Terang menyapa ketika telunjuk menekan tombol lampu di hari yang mulai gelap. Matanya memutar menyisir ruangan yang kini dipijakinya untuk menemui sang suami. Kebiasaan suaminya, memang. Menyendiri di ruang baca dengan pencahayaan minim dari lampu belajar. Ia menemukan suaminya tengah duduk di singgasananya dengan buku yang sudah habis dibaca. Kakinya yang tidak lagi sekuat dulu melangkah pelan ke sebuah sofa yang ada disana.

"Ada yang penting?" tanya sang suami. Ia mengambil sisi kosong sofa di samping istrinya.

"Tentang cucu kita," suami yang sudah menapaki usia ke enamnya itu hanya melirik istrinya sekilas, lalu berniat berdiri lagi untuk pergi, enggan dengan pembicaraan yang akan mereka bahas.

"Tinggallah sebentar," cegah sang istri dengan tangannya.

"Aku sudah tahu semuanya, dan tetap saja anak itu tidak pantas tinggal disini."

"Tapi dia cucu kita, Baba. Sudah lima tahun kita membiarkannya tinggal dengan seseorang yang bahkan tidak memiliki hubungan dengan GuiXian!"

"Bukankah dia sudah mengadopsinya? Itu adalah tanggungjawabnya hingga usia ke tujuh belas anak itu atau sampai ayah biologisnya ditemukan. Kenapa kau ingin mengambilnya sekarang? Bahkan uang kita masih tersisa begitu banyak jika mengambil anak itu sekarang," terang ayah Liuwen dengan nada kesal.

"Maka putuskan kerja sama kita dengan perusahaan itu, dan fokuslah mencari ayah biologisnya!" putus ibu Liuwen. Membuat suaminya menatap kearahnya dengan sedikit sinis.

"Bahkan jika ayah biologisnya sudah ditemukan aku tidak sudi memohon padanya untuk merawat anak itu," ucap ayah Liuwen geram. Sedang ibu Liuwen menatap penuh tanya.

"Jadi, Kau sudah tahu siapa ayah biologis GuiXian, Baba? Kenapa kau tidak mengatakannya padaku? Bukankah lebih baik GuiXian bersama ayah kandungnya? Daripada membiarkannya hidup di keluarga Tan. Dan secara tidak langsung kita merusak keluarga mereka, Baba!"

"Pantaskah aku memohon kepada musuhku untuk merawat anak haram yang bahkan aku sendiri tidak sudi menganggapnya?" ibu Liuwen tercengang. Ia menatap punggung suaminya nanar. Apakah, seseorang yang menghamili anaknya adalah pesaing keluarga mereka yang bahkan umurnya sudah mencapai separuh abad?

"Baba,"

"Aku sungguh malu dan tersiksa disaat bersamaan, Kau tahu? Anakku satu-satunya. Dia mati karena mengandung anak dari musuhku. Dan anak yang putriku lahirkan seharusnya menjadi cucu pertamaku. Tapi kenapa harus dengan cara memalukan seperti ini? Apa kata saudara dan rekan bisnisku kalau GuiXian kita biarkan tinggal di rumah ini dan membebaninya dengan penerus warisan? Akankah Ia kuat menerima tekanan dari berbagai pihak?" keluh pria tua itu pilu. Istrinya ikut terenyuh. Airmatanya mengalir saat melihat punggung yang dulu kokoh di hadapannya itu kini tengah bergetar.

"Kumohon pertimbangkan, Baba," pinta ibu Liuwen dengan tangisnya. Namun ratapannya tidak lagi didengar karena sang suami berlalu meninggalkannya sendiri.

ApolDes

Siwon baru saja turun dari mobil yang mengantarnya. Di depannya banyak berlarian anak sekolah dengan canda tawa penuh semangat. Sedikit menyisir rambutnya dengan jari, Ia memilih berjalan santai. Hingga tiba-tiba langkahnya terhenti saat mobil yang baru saja mengeluarkan penumpangnya membuat Ia memaku. Di depannya, Ia melihat seseorang yang kemarin mematahkan hatinya kini sedang tersenyum kepada laki-laki lain bahkan sampai mengecup pipinya ketika sang laki-laki berpamit pergi. sepeninggal mobil itu, sang gadis meliriknya. Dan berlalu tanpa menyapa sama sekali.

"So Hyun-a!" panggil Siwon kepada gadis itu. Ia masih tidak puas dengan alasan yang diberikan. Maka Ia akan menuntut kejelasan pasti mengenai ucapan yang mana gadis itu ingin mengakhiri hubungan mereka.

"Apa?" Tanya gadis itu saat Siwon berada dihadapannya dengan tatapan sendu.

"Siapa laki-laki itu? Apa itu salah satu alasanmu mengakhiri hubungan kita?"

"Ya," jawab So Hyun datar. "Kau sudah puas? Menyingkirlah. Aku sudah muak melihatmu," sambung So Hyun sambil berjalan melalui Siwon. Meninggalkan remaja tampan yang kini masih dalam rasa terkejut akibat jawabannya.

"Yakk! Tan Siwon! Kau tidak mau masuk, eoh?!" Teriak guru piket yang hendak menutup gerbang. Siwon memutar kepalanya menatap sang guru, lalu menggeleng kecil dan berjalan menjauh dari sekolah tanpa peduli teriakan gurunya.

ApolDes

Kyuhyun memutar kursi ayahnya yang kini Ia duduki. Sedangkan bibirnya menggerutu dan sesekali menyanyikan lagu yang entah apa liriknya. Ditangannya Ia memainkan sekotak kecil susu pemberian sekertaris ayahnya tanpa ada niat untuk meminum. Sedangkan sang ayah tengah mengerjakan laporan di sofa dengan beberapa kertas yang bertumpuk di meja. Hari ini HanGeng memang mengajak bungsunya itu ke kantor karena para pelayan sedang mengambil cuti. Juga Donghae harus mengikuti kegiatan belajar di elementary school yang akan berakhir pada pukul dua siang.

"Abeoji," Panggil Kyuhyun. Mata bulatnya menatap HanGeng berkaca. Membuat ayahnya mendekat dan mengambilnya ke dalam gendongan.

"Kenapa, Sayang?"

"Jatuh," ucap Kyuhyun sambil menunjuk susu kotak yang sejak tadi Ia mainkan.

"Oh, jatuh. Kyun-ie bisa mengambilnya tidak? Ayo ambil! Ayoo," canda HanGeng sambil membungkuk dan menegakkan badannya berulang kali, membuat Kyuhyun dengan tangan terulurnya tertawa. Tak ayal HanGeng juga ikut tertawa melihat wajah Kyuhyun yang berseri.

"Abeoji.." rajuk Kyuhyun sambil menggeliatkan badannya.

"Iya, iya. Ini. Aigoo, Kyun-Kyun-a tambah pintar, ya? Mau minum susunya?" tanya HangGeng antusias yang dijawab anggukan semangat oleh Kyuhyun.

Kemudian ayah tiga anak itu mengambil susu kotak itu dan mendudukkan Kyuhyun di sofa. Setelah memastikan Kyuhyun meminum susunya dengan baik, HanGeng kembali meneruskan pekerjaannya.

Dua jam berlalu, HanGeng merentangkan tubuhnya yang terasa tegang karena lamanya Ia duduk dalam posisi yang sama. Setelah acara menggeliatnya selesai, Ia menatap pemandangan indah di hadapannya. Dimana Kyuhyun tertidur dengan tangannya yang masih erat memegang kotak susu. Melihat posisi tidur sang bungsu tampak tidak baik, HanGeng memutuskan untuk membawa Kyuhyun menuju kamar khusus yang ada di ruangannya.

"Bersabarlah sementara menunggu ayahmu ditemukan, arra? Abeoji akan kehilanganmu, tapi Kau akan lebih baik dengannya daripada bersama kakek dan nenekmu. Juga dengan keluarga kami," bisik HanGeng sembari menatap wajah polos Kyuhyun. Ia daratkan kecupan lembutnya di kening Kyuhyun, lalu mendekati telepon di nakas dan mendial nomor sekertarisnya.

"NaReun-ssi. Saya ingin beristirahat untuk satu jam kedepan. Bisakah Kau tidak menerima tamu, untukku?"

"Baik, Presdir Tan," sahut sambungan di seberang.

"Terimakasih," ucap HanGeng kemudian. Pria yang menuju kepala empat itu melonggarkan dasinya, lalu membaringkan tubuhnya di samping Kyuhyun sembari memeluknya.

ApolDes

"Hae Hyung! Jangan makan pie-ku!" teriak Kyuhyun saat sang hyung kembali mencomot pie dari piring di pangkuannya. Donghae hanya tertawa dan meneruskan acara makannya tanpa mempedulikan Kyuhyun yang cemberut dan menatapnya kesal.

"Kau ini pelit sekali. Hyung hanya minta dua, kau masih punya tiga, Kyu," jawab Donghae pada akhirnya. Lama-lama Ia tidak kuat juga jika ditatap adiknya dengan wajah yang begitu memelas. Maklumlah, Donghae memang berhati lembut dan mudah tersentuh.

"Eyy, ayo hitung! Dua sama tiga lebih banyak mana?"

"Tiga?" jawab Kyuhyun polos. Dia menatap hyungnya bingung akan tujuan pembicaraan baru mereka.

"Nah, lihat! Masih banyak punyamu, kan?" seru Donghae sambil menunjuk pie di pangkuan Kyuhyun. Dan sang adik dengan lugunya mengangguk seraya menatap sisa pie di piringnya.

"Ya sudah, tak apalah. Hyung mau lagi?" dan setelahnya Donghae bersorak riang.

Mereka tiba di rumah dua jam yang lalu, dan langsung menyerbu ruang keluarga dan menonton TV setelah berganti pakaian. Ayah mereka sedang mandi sedangkan sang hyung belum juga pulang.

"Kyu, buka pintu, sana! Hyung mau minum," perintah Donghae yang akan berjalan menuju dapur ketika pintu rumah mereka diketuk. Dengan langkah lebar, Kyuhyun berjalan menuju pintu dan meraih gagang dengan tangannya yang kecil. Setelah pintu terbuka, Kyuhyun menyembulkan kepalanya dan melihat sang ibu tengah menatapnya dibalik kacamata hitam yang memantulkan gambar dirinya disana.

"Syukurlah kau masih disini," itulah kalimat yang Heechul ucapkan. Kyuhyun yang tidak mengetahui artinya hanya menatap berlalunya si ibu. Satu yang bocah lima tahun itu tangkap, ibunya tidak sedang marah padanya. Segera Ia menyusul langkah ibunya diam-diam saat mendengar teriakan bahagia Donghae dari arah ruang keluarga. Disana, Ia melihat hyung tampannya sedang memeluk eommanya dengan raut bahagia. Juga Heechul yang tidak hentinya menghujani kecupan di kepala Donghae. Setelahnya, dapat Ia lihat sang ayah berjalan menuruni tangga, lalu melambai ke arahnya untuk mendekat. Tanpa penolakan, Kyuhyun berjalan pelan dan sekali lagi menatap pemandangan indah dimana ibu dan ayahnya berpelukan dan ayahnya mengecup kening ibunya lembut. Entah apa yang membuatnya merasakan ada hal lain. Pada dasarnya Ia merasa ada yang aneh apabila Ia belajar dewasa sekarang. Teman-temannya yang lain selalu mendapat apa yang Ia lihat di hadapannya setiap berangkat maupun pulang sekolah. Sedangkan dirinya hanya dapat melihat tanpa merasakan apa yang teman-temannya rasakan. Lagi, debaran aneh itu datang lagi. Rasa tidak nyaman yang dulu sering menyapanya. Barulah Ia ingat. Ia belum mengunyah 'permen'nya hari ini.

"Abeoji, Kyu belum makan 'permen'," ucap Kyuhyun ketika Ia diraih HanGeng ke dalam gendongan. Sontak membuat raut ceria HanGeng berubah cemas dan menatap wajah Kyuhyun yang mulai memucat.

"Aku mau menidurkan dia dulu, Chullie," ucap HanGeng saat Heechul menatap mereka. HanGeng menunggu beberapa detik untuk menunggu lontaran kalimat pedas yang akan Heechul ucapkan. Namun sepersekian detik yang Ia tunggu tidaklah ada gerutuan dari Heechul. Malah ringisan Kyuhyun yang merintihkan namanya lirih. Segera pria oriental itu berlari menyusuri anak tangga, menuju kamar Kyuhyun dan membaringkan bungsunya itu disana.

"Hati-hati, Nak," titah HanGeng saat Kyuhyun berusaha menelan beberapa pil dalam mulut kecilnya.

"Sakit?" tanya HanGeng sembari menyentuh dada Kyuhyun. Bocah itu mengangguk, lalu menepuk tangan sang ayah di dadanya dengan kedua tangannya.

"Abeoji," panggil Kyuhyun.

"Kenapa disini selalu sakit, eoh?" tanya Kyuhyun dengan setetes airmata keluar dari mata bulatnya.

"Kyunie kan tidak punya luka disini. Kenapa bisa sakit, Abeoji?" HanGeng hanya melipat bibirnya sembari menahan airmatanya yang siap tumpah. Tangannya beralih mengelus kening bungsunya. Menunggu mata bulat itu terpejam akibat reaksi obat yang diminumnya.

"Mianhae, mianhae," rapal HanGeng dalam tangisnya saat Kyuhyun jatuh tertidur.

'Aku memang bukan ayahmu, Nak. Tetapi akulah yang menemani masa kandunganmu selama hampir delapan bulan. Bagaimana tidak kuanggap kau seperti anakku, eoh? Bahkan saat kedua hyungmu masih dalam kandungan, abeoji tidak sempat menemani ibu angkatmu melewati morning sickness-nya,' batin HanGeng setelah dirasanya Kyuhyun benar-benar terlelap.

"Han," panggil Heechul dari daun pintu. Wanita anggun itu berjalan masuk, sedikit melirik Kyuhyun lalu menatap mata teduh suaminya.

"Kita perlu bicara," ucapnya. Lalu mereka meninggalkan kamar Kyuhyun yang hangat.

ApolDes

Dini hari, Kyuhyun menggeliat saat ada pergerakan di ranjangnya. Ia sedikit membuka mata saat bayangan dalam pencahayaan kamarnya yang redup terlihat familiar.

"Siwon hyung?" tebak Kyuhyun dengan suara seraknya. Pergerakan di sampingnya terhenti sejenak, lalu berlanjut dengan berbaringnya sosok yang Ia anggap Siwon hyungnya itu.

"Kau terbangun? Apa aku mengganggumu?" jawab sosok itu yang ternyata memang Siwon. Kyuhyun mendudukkan dirinya perlahan, lalu menatap Siwon yang tampak mulai memejamkan matanya.

"Hyung salah kamar lagi?" tanya Kyuhyun penasaran. Ia mendapati gelengan samar Siwon dan membuatnya terheran. Lalu Ia berinisiatif untuk pergi ke kamar Donghae atau kamar Abeojinya. Barangkali Siwon hyungnya menyukai kamarnya yang hangat.

"Mau kemana?" tegur Siwon saat dirasanya ada pergerakan di ranjang yang Ia tempati kini.

"Ke kamar Hae Hyung," jawab Kyuhyun lirih. Setelahnya, Kyuhyun hanya merasakan tubuhnya ditarik berbaring dan dipeluk dengan sedikit erat.

"Tidurlah disini, Kau bahkan tidak mau tidur denganku setelah aku datang kemari, eoh?" Kyuhyun hendak menyangkal saat Siwon menghujaninya kata.

"Dan jangan coba-coba kabur setelah hyung lelap. Arrachi?" putus Siwon yang seketika membuat Kyuhyun menghentikan akal pintarnya untuk melarikan diri dari 'sekapan' hyung tampannya ini. Apakah Ia tidak salah dengar? Apa sebenarnya malam kemarin Siwon hyungnya itu memang berniat tidur bersamanya dan juga Donghae? Entah, Kyuhyun hanya dapat menanggapi kejadian ajaib ini dengan senyum tipis beserta setetes air mata yang jatuh.

'Seperti inikah rasanya dipeluk olehmu, Hyung?' batin Kyuhyun seraya menutup matanya yang masih lelah. Ia memeluk tangan hyungnya yang melingkari tubuhnya yang cukup berisi. Dan saat Ia menutup mata, Siwon kembali membuka matanya saat dirasakan lengannya basah. Apakah adik angkatnya ini baru saja menangis?

'Aku belum terlambat untuk menyayangimu kan,Kyu?' batin Siwon sebelum kembali memejamkan matanya. Lalu mereka tidur dengan begitu lelap.

ApolDes

Pagi telah tiba. Pelayan di rumah HanGeng sudah kembali dari masa cuti yang diberikan HanGeng pada mereka. Namun tetap saja keadaan rumah itu masih tampak bising dengan celotehan Heechul akan kinerja pelayannya yang sepertinya belum siap untuk kembali bekerja setelah hari libur mereka.

"Ada apa dengan mata kalian, eoh? Kalian tidak merawat wajah kalian? Jangan membuatku malu! Pakailah kosmetik atau krim penghilang kantung mata! Jangan tampilkan wajah malas kalian dengan mata berkantung seperti itu. Ah, dan ingat. Jangan sampai berani membuat suamiku melirik wajah kalian. Arra?" seru Heechul pada dua pelayannya yang sepertinya masih mengantuk. Mungkin cuti dua hari untuk istirahat yang diberikan HanGeng digunakan oleh mereka untuk hal yang tidak perlu. Sehingga wajah malas yang enggan Ia lihat diperlihatkan juga kepadanya.

"Sudahlah, Sayang. Mereka mungkin masih lelah. Apakah kalian masih menginginkan hari libur?" tanya HanGeng pada pelayannya yang kini menunduk segan.

"Han!" seru Heechul sambil mencubit pinggang HanGeng, membuat pria oriental itu mengaduh sakit.

"Ti-tidak perlu, Tuan. Kami akan memperbaiki penampilan kami. Maaf Nyonya, kami permisi," ucap pelayan itu pada akhirnya.

"Anak-anak, ayo makan!" teriak Heechul saat melihat dua putranya keluar menuju arah tangga. Saat Siwon duduk di seberangnya, Heechul menatap sulungnya lekat.

"Ada apa dengan kamarmu? Kenapa kau tidur di kamar itu, eoh?" Siwon yang baru sadar akan pertanyaan eommanya kini mulai tergagap. Walau diucapkan dengan nada biasa, tetapi Ia takut akan berimbas buruk pada Kyuhyun.

"I, itu," jawaban Siwon terputus saat Kyuhyun menuruni anak tangga dengan sedikit berlari. Tidak menuju ke arah mereka, tetapi kearah pintu. Donghae yang penasaran langsung menyusul. Kyuhyun sudah keluar rumah saat Donghae membuka daun pintu yang baru saja tertutup itu. Dan tubuhnya seolah terpaku saat melihat Kyuhyun dibawa oleh seseorang berjas hitam sembari melambai ke arahnya dengan tangis pilu. Ia mendengar bagaimana adiknya yang menggemaskan itu meneriakkan namanya.

"Donghae Hyung, Tolong Kyunie, jebaaal. Hyuung! Donghae Hyuung! Sirheo! Sirheo! Turunkan Kyun-ie! Turunkan Kyunie! Hyuung! Donghae Hyung!" dan setelahnya Donghae hanya menyadari bahwa Kyuhyun sudah dibawa pergi oleh mobil hitam yang terparkir di depan gerbang rumahnya tadi. Dan setelahnya kakinya melemas, teringat akan apa yang terjadi saat ini seolah de javu pada kejadian beberapa tahun silam. Dimana Ia dibawa pergi oleh HanGeng ke Tiongkok dan menangis tersedu saat akan meninggalkan Siwon hyungnya.

"Kyu, Hyun, ie?" panggil Donghae terbata. Dan pada puncaknya anak itu menangis keras. Membuat HanGeng, Heechul dan Siwon langsung keluar.

"Donghae? Kenapa? Ada apa, eoh?" tanya Heechul sembari memeluk Donghae. Siwon yang masih bingung hanya menatap adiknya dan sang eomma yang sibuk menenangkan. Sedangkan HanGeng langsung tanggap ketika tidak Ia lihat sosok Kyuhyun yang keluar tanpa mengatakan apapun padanya. Dan dahinya berkerut saat security rumahnya berlari ke arahnya dengan raut takut tercetak jelas di wajah.

"Tuan, maafkan saya, maafkan saya," ucap security itu sembari membungkukkan badannya berkali-kali.

"Ada apa sebenarnya ini? Dimana Kyuhyun?"

"Pengawal dari keluarga nona Liuwen membawa tuan muda," mendengar penjelasannya, HanGeng membulatkan mata tidak percaya. Apakah ini maksud ucapan Heechul semalam?

"KENAPA TIDAK KAU KATAKAN PADAKU KALAU MEREKA DATANG?!" teriak HanGeng penuh amarah. Bahkan semua orang –Heechul, Siwon dan Donghae- sampai berjengit saking terkejutnya mendengar teriakan ayah mereka.

"Mereka mengancam saya, Tuan," terang security itu lirih.

"SHIT!" umpat HanGeng sebelum Ia masuk ke dalam mengambil kunci mobil dan menyusul ke arah dimana mobil yang membawa Kyuhyun melaju.

T.B.C

Pheww, Finally. Chap ini terselesaikan juga dengan mood yang naik turun. Kke kke kke, masih ada yang menunggu untuk kelanjutannya, kah? Semoga saya tidak kehilangan reader dan coach reader+reviewer- karena telatnya update fict ini. Pekerjaan membuat saya lupa akan tanggungjawab saya melanjutkan fiksi amburadul ini *eh.

For last, mind to read and review? *blink*