Disclaimer

Saya hanya meminjam karakter dari Naruto dan High School DxD

Summary: Terombang-ambing dalam masa dan waktu. Aku tak bisa menentukan apa yang kuharapkan dari diriku sampai kau datang dalam hidupku sebagai pendomanku. Meskipun akhirnya kau ikut campur dalam urusan 3 Fraksi Akherat, Aku tahu bahwa dirimu adalah manusia biasa yang tak tahu dengan duniaku. Namun aku berjanji, akan selalu berada di sampingmu untuk menemanimu selamanya.

Rated: M

Genre: Adventure, Romance and many more.

Peringatan: OOC, Typo, Mainstream, Gaje dan kawan-kawan. Sedikit mengambil alur dari LN dan Anime.

Pair: Naruto x ?

Chapter 1: Prolog

Opening: ONE OK ROCK - Deeper Deeper.


Manusia.

Mahluk luar biasa yang mempunyai banyak kejutan. Meskipun mereka memiliki fisik yang lemah, tapi jangan kau kira mereka tak cukup mengerikan. Banyak manusia yang mendapat anugerah dari Tuhan seperti pikiran, wajah, dan jangan lupa...

Sacred Gear.

Artefak ciptaan Tuhan yang mempunyai kekuatan luar biasa sebagai hadiah untuk para manusia yang beruntung. Disemua Sacred Gear itu, ada yang lebih menakutkan dari yang lain. Mereka menyebutnya Longinus. Senjata yang dipercaya dapat membunuhNya.

Lucu bukan? Kenapa tuhan menciptakan alat yang dapat membunuhNya? Tapi percayalah, ini adalah kebenaran dan kenyataan dalam dunia ini.

Banyak yang percaya jumlah Longinus bisa lebih dari 13. Keberadaannya tersembunyi di antara Sacred Gear yang jumlahnya tak bisa dibilang sedikit. Siapapun manusia yang memiliki Longinus ke 14, dialah manusia yang masuk dalam sejarah sebagai pengguna Artefak Tuhan terkuat berada di paling akhir.

Namun akupun juga tidak tahu mungkin ada lagi Longinus di luar sana yang benar-benar tersembunyi dari dunia dan berkerumun diantara manusia – manusia yang sedang menjalani hidupnya pada dunia yang gila dan keras.

.

.

.

Sebuah tempat yang berukuran luas ditutupi rindangnya pohon-pohon rimbun menyisakan tempat seperti bekas pertempuran.

Kawah yang juga berisi kawah dengan jelas terlihat. Batu-batuan seperti karang banyak meninggalkan bekas sayatan pedang dan ada juga yang sudah hancur berkeping-keping. Pohon pun juga tak kalah, ada yang masih utuh namun ranting-rantingnya sudah hilang dan ada yang menyisakan tunggulnya saja.

Seseorang anak berumur 13 tahun berdiri di tengah tempat hancur itu dengan terengah-engah dan peluh membasahi wajahnya. Kedua tangannya dengan kokoh memegang sebuah senjata, yang kanan memegang sebuah Trisula emas dengan aura hijau yang menutupinya sedangkan yang kiri memegang sebuah pedang berwarna hitam dengan aura merah yang membuat siapapun tak nyaman karena aura gelapnya.

Dia adalah penyebab ini semua jika kau ingin tahu.

Rambut pirang jabriknya sedikit kotor terkena debu tanah. Mata biru safirnya menyiratkan kelelahan karena dirinya memaksakan dalam melatih menggunakan senjata ajaib yang bisa muncul saat ia sebut.

Senjatanya ia silangkan didadanya dan matanya terpejam. Aura yang berada di senjatanya bereaksi dan semakin kuat saat ia membuka matanya.

[Inferno Attack!]

Ia menghilang dengan cepat karena pergerakannya yang meningkat. Yang terlihat hanya cahaya hijau dan merah seperti komet menyusuri pohon-pohon rindang dengan cepat.

Craash!

Sreeek!

Craash!

Puluhan pohon lama-kelamaan terbabat habis dengan luar biasa cepat setelah cahaya hijau dan merah yang menyatu itu melewatinya. Gerakannya semakin cepat dan pohon yang di babatnya semakin banyak dan hampir membuat pohon disana sampai gundul semua.

Merasa badannya sudah sangat sakit. Ia berhenti melakukan serangannya dan langsung jatuh kelelahan. "G-guh! Masih kurang!" Dengan susah payah ia berdiri dengan menopang pada senjatanya cukup lama.

Kini aura hijau yang gila-gilaan mengalahkan aura merah dari pedangnya yang mengeluarkan hawa tak enak. Sehingga menciptakan kawah kecil pada pijakan anak itu karena tak sanggup menahan banyaknya aura gila dari anak itu.

[Titans Nova!]

Blaaar!

Semua yang disana tersapu oleh ledakan cahaya hijau terang yang menyilaukan mata. Pohon dan batu tak luput juga tersapu akibat dorongan ledakan itu.

Setelah mereda, hanya kawah berukuran sangat besar tersisa dan anak itu yang berada di tengahnya. Karena ia sudah terlalu memaksakan tubuhnya. Akhirnya pingsan di sana dan senjatanya melebur menjadi debu berkilauan.

Uzumaki Naruto namanya. Seorang pengguna Sacred Gear unik karena bisa memanggil dua senjata luar biasa hebat.

Diumurnya itu ia kehilangan orang tuanya setahun lalu karena melindungi dirinya dari serbuan Datenshi karena mereka merasa Naruto adalah pengganggu rencana mereka. Dan juga saat itu yang ditakutkan para Datenshi itu muncul. Karena Naruto membangkitkan Sacred Gear uniknya dan tanpa kesadaran penuh ia dengan mudahnya membantai seluruh kumpulan itu.

Hidup sendiri membuatnya mandiri. Setelah kejadian itu, ia bekerja apa saja agar mendapatkan uang untuk biaya hidup. Ia juga terkenal akan kepintarannya dalam bidang studi di sekolahnya yang bernama Kuoh Junior Highschool. Beasiswa dari guru ia terima dan membebaskannya dari biaya-biaya seputar sekolahan. Setidaknya itu sedikit membantu hidupnya.

Kegiatannya sedari tadi terpantau oleh seseorang dengan 6 pasang sayap hitam melayang di langit malam. Kedatangannya kesini karena ledakan aura dari anak itu membuatnya mencari-cari siapa yang berbuat demikian.

Rambut hitam dengan poni berwarna pirang menjadi ciri khasnya. Lengkungan tercipta di bibirnya karena menemukan Naruto yang berlatih sangat keras sampai membuatnya pingsan.

"Anak yang luar biasa..." Janggutnya ia elus dengan pelan seperti berfikir. "Ternyata Longinus ke 14 memang ada..."

.

.

.

.

.

Dua hari setelah dirinya pingsan. Anak yang sedang menuju masa remaja berambut pirang itu duduk dengan santai di kelasnya. Waktu bel masuk masih lama namun ia sengaja datang pagi karena ingin ketenangan karena biasanya jika ia berangkat sedikit terlambat, kelas pasti sudah sangat ramai.

Teman-temannya pasti belum hadir kecuali ketua kelas yang memantau kelas dan petugas piket yang sedang bertugas membersihkan area kelas.

Sebenarnya bukan itu tujuannya datang pagi. Sepanjang ia bersekolah disini, matanya tak pernah bosan melihat pemandangan yang ditunggunya. Yaitu seseorang. Bukan seseorang yang penting sih tapi cukup membuatnya menjadi 'penonton jarak jauh'.

Iris safirnya semakin fokus kala orang yang ia maksud muncul. Seorang gadis yang sepertinya kutu buku berjalan dengan menunduk menuju sekolah. Ia tidak pernah melihat gadis itu berteman dengan siapapun. Sepertinya ia telalu malu untuk bergaul.

Kalau tidak salah namanya Rias. Ia masuk ke kelas yang bersebelahan dengan kelas Naruto. Banyak siswa-siswi di sini mendengar dari kelas sebelah bahwa setiap Rias di ajak berkenalan ia malah diam saja dan memilih berdiam diri daripada berkerumun untuk sekedar berbicara.

"Naruto? kenapa kau melamun?" Menoleh sebentar, ia melihat ketua kelasnya yang bernama Ishimaru sedang memasang wajah bingung padanya.

"Melamun? Aku tidak melamun. Hanya mengosongkan pikiran" Ishimaru langsung sweatdrop mendengarnya dan memilih menjauh secara pelan-pelan.

Bel masuk berbunyi tanda masuk. Sepertinya ia sudah terlalu sibuk memandang gadis itu hingga tak terasa waktu cukup cepat berlalu.

.

.

.

Seorang gadis yang berusia 13 tahun berjalan di kegelapan malam sendirian. Pakaian seragam khas anak sekolahan menempel di badannya. Wajahnya yang ayu di hias oleh kacamata berbentuk bulat dengan bingkai yang berwarna hitam. Rambut merah Crimsonnya di ikat ekor kuda dengan sebuah pita berwarna violet.

Rias Gremory, nama gadis itu. Di umurnya yang ketiga belas tahun ia memiliki tubuh tinggi yang lumayan untuk seumurannya. Dan dia adalah Iblis.

Jangan kaget. Mungkin menurutmu Iblis adalah Mahluk menyeramkan yang tinggal di Neraka dan selalu menghasut manusia untuk berbuat dosa. Tapi di sini banyak hal yang kau tak tahu berada di dunia ini.

Seorang Heiress klan Gremory. Klan Iblis murni yang terpandang di Underworld sana. Semua tanggung jawab klan ada ditangan gadis itu. Namun tak semua yang di inginkan orang tua kepada anak terwujud.

Hanya ia yang memiliki kekuatan khas klan Bael yang bersaudara dengan Gremory yang bisa dikatakan 'lemah'. Ia tak bisa menguasai dengan baik Power of Destruction. Berlatih dan berlatih terus ia lakukan untuk menguasai kekuatan itu namun ia selalu gagal dan membuat kedua orangtuanya dan kakaknya yang seorang Maou Lucifer menjadi khawatir akan nasib Rias.

Derita batin terus menghinggapi Rias. Membuatnya lebih menjauhi pergaulan dan menyendiri menerima takdir kejam yang di terimanya. Terkecuali teman sejak kecilnya Sona. Ia kadang mengunjunginya dan mengajaknya bermain. Itu juga tak cukup untuk membuatnya menjadi semangat.

"Halo nona Iblis. Apa yang kau lakukan di sini huh? Tersesat?" Suara seseorang muncul dari gang yang bersebelahan dengan tempat Rias berdiri.

Seketika ia membulatkan mata. Musuh dari Iblis muncul di hadapannya dalam jumlah banyak.

"Hei jangan takut... Aku takkan menyakitimu. Tapi aku ingin memusnahkanmu..." Tertawaan keluar dari kelompok Malaikat Jatuh itu yang membuat Rias semakin ketakutan.

Badannya bergetar. Tubuhnya tak merespon untuk kabur dan lari menghindari para Mahluk yang menjadi musuh dari bebuyutan Iblis. Melawan pun tak mungkin, mengumpulkan Demonic Power yang sebanyak apapun takkan membuat ia berhasil mengeluarkan serangan Power of Destruction. Palingan hanya sebuah serangan yang membuat lawannya tergelak tawa.

"K-kumohon jangan s-sakiti aku..." Ia jatuh terduduk. Air mata telah membanjiri pipinya ketika Malaikat Jatuh itu memunculkan 5 Light Spear yang siap untuk diterimanya.

"Jangan khawatir. Ini akan sebentar kok sakitnya... Hahahaha!"

Waktu serasa melambat. Ketika kelima Light Spear itu berhasil terlempar menuju kearahnya tanpa hambatan sama sekali.

"M-maafkan aku karena selalu membuat kalian kecewa Otou-sama, Okaa-sama, Onii-sama..." Gumam Rias memejamkan matanya menunggu kematian yang akan mendatanginya sebentar lagi. Setidaknya ia sudah meminta maaf walaupun takkan bisa di dengar oleh keluarganya.

Namun nasib baik menolongnya.

Ia tak merasakan apapun karena menutup matanya cukup lama. Membuka matanya sedikit untuk melihat apa yang terjadi selama ia menutup matanya.

"Kurang ajar! Kau juga akan mati bocah!" Rasa bingung menjalar dikepalanya saat salah satu kelompok gagak itu meneriaki orang yang ada di depannya. Manusia menolongnya? Itu mustahil.

Dengan jelas ia dapat melihat anak yang seumuran dengannya memunggunginya. 5 Light Spear yang menurutnya akan membunuhnya menancap di sebelah orang itu. Ditangan kanannya ada sebuah Trisula berwarna emas sementara di tangan kirinya memegang sebuah pedang hitam yang memiliki aura menakutkan.

'S-Sacred Gear?' Batinnya menyimpulkan yang di pegang oleh manusia yang menolongnya.

"Kau tidak apa-apa?" Orang itu menolehkan kepalanya kebelakang menatap Rias.

Entah kenapa Rias terdiam melihat wajah rupawan anak itu. Rambut pirang jabriknya seperti matahari yang menyinari kegelapan. Wajahnya yang tampan diumurnya di hias oleh 3 garis tanda lahir seperti kumis kucing yang membuatnya semakin lucu. Matanya yang indah sewarna samudra muncul sinar khawatir akan keadaannya

Rona merah memenuhi wajah chubbynya. Ia menunduk untuk menutup wajahnya yang sepertinya sangat sudah merah seperti kepiting rebus. "A-aku tidak apa-apa".

"Cukup! Aku sudah bosan melihat ini!" Malaikat Jatuh itu membuat Light Spear lagi namun jumlahnya bertambah menjadi 10. "Mati!"

Mengeratkan pegangannya pada senjatanya. Lebih tepatnya Trisula emasnya yang sudah di sinari cahaya hijau terang teracung kedepan.

[Blizzard]

Gumaman anak itu membuat angin yang seperti badai salju keluar dari Trisulanya membuat Light Spear itu tercerai burai menuju kemanapun.

Jleb

Jleb

Light Spear yang tertancap itu kini sudah beku mengkilap terlapis es yang cukup tebal. Semua Malaikat Jatuh itu geram karena dengan mudahnya Light Spear dari pemimpin mereka menjadi tak berarti. "Bajingan!".

[Agyo]

Setelah gumaman lagi terdengar. Anak itu menghilang setelah aura merah terang menggantikan warna hijau. Sontak para Malaikat Jatuh itu menjadi sedikit panik.

"Kalian pengecut. Melawan dengan keroyokan"

Suara anak itu bergema dan membuat para Malaikat Jatuh itu mencari-cari sumber suaranya.

"JANGAN SEPERTI BAJINGAN KAU BOCAH!" Ketakutan muncul pada pemimpin mereka karena manusia yang mengganggu mereka mempunyai Sacred Gear yang sepertinya cukup kuat.

[Royal Demon Slash!]

Sebuah sabetan mirip huruf X yang sangat tajam berwarna merah terang muncul dari kehampaan di belakang mereka dengan cepat.

"AAAARRGGH!

"UWAAAAH!".

"JANGAAAN!".

"AAAAAARGH!".

Skakmat. Bawahannya sudah terpotong menjadi dua dan menjadi debu. Kini ia tinggal sendiri membuatnya semakin was-was.

"KALAU KAU BERANI TUNJUKKAN DIRIMU BOCAH BAJINGAN!" Permintaannya terkabul. Anak itu muncul di depannya dengan aura merah yang masih berada di tubuhnya.

"Rindu padaku?".

"KAU AKAN MATI!" Light Sword muncul di tangan Malaikat Jatuh itu dan dengan cepat menerjang anak itu.

Trank!

Anak itu menyilangkan senjatanya untuk menangkis serangan mendadak dari Malaikat Jatuh itu. Sesegera mungkin ia mengangkat Light Swordnya lagi dan menghunuskan ke dada anak itu yang tak terlindung apapun.

Sring!

Percuma saja. Light Swordnya tertahan di sela-sela Trisula itu dan ketika ingin menariknya ia merasa Light Swordnya masih tertahan.

"Selamat tinggal gagak".

[Tenma Koufuku]

Sinar seperti laser berwarna merah terang muncul dari pedang hitamnya yang menganggur. Langsung Malaikat Jatuh itu tertembus dan menjadi bulu-bulu hitam yang bertebangan.

Rias memandang takjub anak itu. Dengan mudahnya ia mengalahkan Malaikat Jatuh yang lumayan banyak itu sendirian.

"Ayo berdiri..." Tangan anak itu terulur kearahnya. Ia melihat senjata anak itu telah menghilang menggantikan tangannya yang kosong.

Gadis Crimson itu menerimanya. Ia masih sangat malu bertatapan pada penolongnya. "A-arigatou!"

"Baiklah. Sampai jumpa!" Rias yang baru mendongakkan kepalanya mencari-cari anak itu yang sudah hilang tanpa suara apapun.

Menghembuskan nafasnya untuk menghilangkan sesak di dada karena dirinya hampir menemui ajalnya namun digagalkan oleh 'Kesatria' yang seperti ia impikan.

"M-memalukan!"

.

Malam itu menjadi malam yang takkan Rias lupakan. Malam yang hampir membuatnya hilang selamanya namun tak terjadi karena pertolongan dari seorang anak yang seumuran dengannya. Membuatnya kagum akan sosok penolongnya.

Semburat merah tak luntur dari wajahnya karena mengingat bagaimana anak itu menolongnya dengan gagah. Saat sampai di mansion keluarga Gremory. Rias di tangkap penjaga dan di seret menuju ruang tengah yang di sana terdapat orang tua dari Rias.

"Ya ampun. Apakah kau baik-baik saja Rias!" Venelana Gremory ibunya langsung mendekati Rias dan melihat-lihat tubuh Rias. "Kenapa seragammu kotor!".

"A-aku tadi –"

"Apa kau terluka?" Ayah Rias, Lucius Gremory memegang pakaian sekolah Rias yang sedikit kotor untuk memastikan putri kesayangannya terluka atau tidak.

"Otou-sama... Aku tidak terluka kok..." Laki-laki yang memiliki paras umur 30 tahunan itu memandang wajah Rias yang kini membuatnya memasang wajah horor. Karena sekarang Rias...

Tersenyum lebar.

"Rias? Apakah kepalamu tadi terbentur tembok?" Lucius yang baru mau bicara di dahului istrinya yang juga wajahnya menjadi horor.

"Hee? P-pertanyaan konyol macam apa itu? A-aku tidak apa-apa!"

"Okaa-sama hanya heran kenapa wajahmu yang baru tersenyum sampai seperti itu Rias" Venelana memeluk putrinya dengan kasih sayang untuk membuat pikirannya menjadi rileks atas perubahan ekspresi Rias.

"S-sebenarnya tadi aku hampir terbunuh oleh Datenshi. Tapi –"

"APA! DATENSHI? KENAPA KAU TADI TAK BILANG! KITA HARUS –"

"Dengarkan aku dulu! Aku tadi hampir saja benar-benar akan terbunuh. Tapi..."

"Tapi apa?" Rias sweatdrop karena wajah kedua orang tuanya kini hampir bertubrukan dengan wajahnya.

"Ada... Ada seseorang Ksatria yang menolongku" Wajahnya memerah mengingat aksi heroik anak tak dikenal itu. Rias tahu meskipun ia tak mengenal wajah penolongnya. Tapi wajahnya itu sangat tampan dan membuatnya tergila-gila.

Wajah mereka kembali menjadi horor karena melihat Rias yang tersipu. Catat, ia baru pertama kali tadi tersenyum selebar itu dan kini tersipu yang tak pernah ia tunjukan selama ini. Bagaimana Lucius dan Venelana tak khawatir karena mereka takut Rias menjadi sedikit stres karena masalah 'kekuatan Iblisnya'.

"Apakah ia manusia pemegang Sacred Gear?"

"Sepertinya–eh bagaimana Otou-sama mengetahuinya?" Wajah Lucius kini menjadi serius membuat Rias sedikit takut.

"Rias, asal kamu tahu bahwa manusia itu mahluk serakah dan selalu ingin menang sendiri. Untung saja kau tadi tidak diperkosa oleh manusia tadi" Rias terdiam mendengar ucapan Lucius dan menunduk.

"Kenapa?".

"Kenapa kalian sangat membenci manusia? Tanpa ia aku tidak ada disini kalian tahu itu! Sudahlah aku ingin latihan saja!" Setelah membentak ia menuju halaman belakang rumahnya yang biasa ia jadikan tempat latihannya untuk menguasai Power of Destruction.

Ekspresi bersalah terlihat di wajah Lucius karena merasa ucapannya membuat Rias marah dan membentaknya. Ia bingung, sebenarnya apa isi pikiran manusia yang menolong Rias.

"Sudahlah. Nanti juga ia akan tenang sendiri" Sang istri mengelus dada suaminya dengan pelan untuk membuatnya sedikit tenang.

.

.

Keringat mengucur dari pori-porinya dengan deras. Setelah cukup lama ia melatih kekuatannya, hasilnya selalu mengecewakan. Mencoba dan mencoba lagi dengan sangat keras dan hanya berhasil mengeluarkan serangan yang pasti hanya membuat siapapun tertawa.

"Uh... Heyaaah" Lingkaran sihir merah tercipta di tangannya untuk mencoba kembali usahanya. Kemajuan sepertinya muncul, karena serangannya sudah terbentuk walau masih lemah.

Tanpa ia sadari. Seseorang mengintip acara latihannya dengan tersenyum. Orang itu ternyata anak yang tadi menolongnya merupakan karakter utama yaitu Naruto. "Sepertinya sudah ada kemajuan dari hari-hari kemarin".

Dan juga. Sudah dari lama ia melakukan kegiatan memata-matai gadis misterius itu latihan disini. Dengan siap sedia ia selalu bersembunyi disekitar semak-semak dekat pohon yang berada di samping pojok taman.

"Bagus Rias. Sepertinya kau sudah mengalami peningkatan" Naruto mengalihkan tatapan wajahnya kebelakang Rias.

Seseorang yang sangat mirip dengan Rias namun ini versi dewasanya dan laki-laki yang baru tiba dari Underworld untuk melihat Imouto nya.

"Eh Onii-sama. Sejak kapan?" Rias sedikit kaget karena kemunculan tiba-tiba sang Maou Lucifer untuk kali ini.

"Sejak tadi... Lanjutkan aku akan membantumu".

Rias mengangguk dan kembali menyibukan dirinya untuk latihan kembali.

"Jadi itu Onii-sama nya yah? Hmm... Tidak terduga" Tangannya memegang dagu dan sedikit menyeringai.

Kreek!

"Eh?".

Merasa ada yang berbunyi dari semak-semak. Rias dan Sirzechs menoleh kearah tempat Naruto bersembunyi dengan was-was.

Sedangkan Naruto sudah sangat panik dan keringat dingin mengalir di wajahnya. "Guoblok! Kenapa kakiku menginjak ranting sih..."

Semak-semak yang dilihat mereka bergoyang semakin cepat dan keluar suara seperti orang yang misuh-misuh.

"Oh ada pengintip yah? Bagaimana jika aku hancurkan semak itu dan juga–"

"Kyaaa! Jangan!" Sirzechs dan Rias menjadi sweatdrop parah karena pengintip itu lari dengan tunggang langgang dengan cepat seperti di kejar anjing dan memanjat dinding dengan susah payah karena dari tadi selalu terjatuh namun yang terakhir berhasil.

"Dasar. Cepat sekali larinya" Sirzechs mengomentari pelarian Naruto dan menoleh ke arah Rias. "Sebaiknya kau–" Perkataannya terhenti karena wajah Rias sudah memerah parah.

"Rias? Kau sehat?".

"..."

"..."

"..."

"..."

"Kyaaa! Dia Kesatria! Dia Kesatria!"

"Are?" Sirzechs kaget melihat Rias yang berteriak dengan keras dan mengitari taman dengan nada ceria yang berlebihan.

Kegiatannya terhenti ketika Sirzechs tersenyum aneh kearahnya. "Sepertinya kau harus menceritakan yang telah terjadi R-i-a-s"

"Ehehe..."

.

.

.

.

.

.

.

Fin or TBC?


Ending: L'Arc~en~Ciel - Wild Flower.

A/N: Holaa! Selamat datang di fic gaje baru saya ini. Fic ini merupakan percobaan saya setidaknya para Reader ingin saya melanjutkannya atau menghapusnya. Karena saya iseng mencurahkan ide baru kedalam fic ini.

Maaf juga soal senjata Trisulanya Naruto. Karena ide saya mengarah ke Trisula dan sebuah pedang sebagai Sacred Gear. Saya setarakan sebagai Longinus ke 14 untuk merealisasikannya dan lahirlah fic ini!

Maaf bila fic ini sedikit mirip dengan fic Atarashi Seikatsu milik Hyosuke Ryukishi. Saya sudah izin dengannya untuk membuat fic ini. Thank you bang Hyosuke Ryukishi *Nunduk 90 derajat.

Soal fic TFG. Sekitar sabtu dan minggu akan saya update agar seimbang dengan fic ini.

Jika kalian ingin melihat bagaimana bentuk Sacred Gear Naruto dan juga melihat updatean fic saya. Add saya di fb yaitu Aditya Nandi Wibowo.

Oke. Silahkan para Reader ingin melajutkan fic gaje ini atau tidak.

Saya Psychocross pergi.

Sampai jumpa!