HOME LEGACY

Cast :

EXO OT12

Disclaimer :

This fanfic is mine. Cast disini hanya pinjam nama saja, mereka milik Tuhan YME, orang tua mereka, SM Ent., dan EXO-L.

Warning :

DLDR! YAOI/SHOUNEN-AI. NO BASH!

.

.

Hope you enjoy it!

.

.

.

"HYUNG! KAU DIMANA?"

"HYUNG! JIKA KAU MELIHATKU, ANGKAT TANGANMU'

"HYUNG!"

Dan lebih banyak lagi teriakan dengan kata 'HYUNG'.

"SUHO HYUNG!"

"SUHOOO!"

Juga 'SUHO'.

Suho semakin bergegas menutup pintu loteng dibawah kakinya. Ia berjalan mengendap-endap mengabaikan teriakan yang bersahutan dibawah sana. Paru-parunya masih berusaha menetralkan nafasnya yang terengah-engah diantara pengabnya udara kotor ruangan itu.

Sempit, gelap, dengan debu dan kardus dimana-mana. Tidak ada tempat yang lebih buruk dari itu. Ia tadinya berniat untuk mencoba bersembunyi diruang bawah tanah. Itu adalah tempat dimana anak-anaknya -Champagne Sparkling Wine- sedang hibernasi. Tapi ia tidak sungguh-sungguh mengenai itu karena, well.. salah satu monster -begitulah cara Suho menyebut calon pembelinya- itu sangat menggilai anaknya.

Siapa lagi kalau bukan Kyungsoo, si sepupunya yang tidak berguna.

Suho mencibir, 'pembeli adalah raja'? Orang asing mana yang menciptakan istilah itu? Ia bahkan berniat untuk memberikan istilah itu sedikit reformasi jika ia menceritakannya pada anaknya bersama Yixing kelak.

'Pembeli adalah monster dan calon pembeli adalah parasit'

Terdengar lebih baik bukan?

Suho menajamkan pendengarannya saat telinganya mendengar langkah kaki yang menuju arahnya.

Seperti Déja vu, mengingat bahwa ia pernah merasakan langkah ringan itu. Langkah yang begitu pelan namun mengintimidasi. Langkah yang selalu membuat tengkuknya meremang. Langkah yang hanya dimiliki..

"Apa kau menemukannya?"

Park Chanyeol.

Bukan. Tentu saja bukan Park Chanyeol melainkan-

Ia meneguk ludahnya kasar. Mencoba melihat sesuatu yang terjadi dibawah sana melalui celah pintu loteng. Melihatnya perlahan sembari melantunkan kalimat penenang untuk jantungnya.

Namun persis seperti dugaannya. Dimana ada Park Chanyeol disitu ada si -psikopat- Byun.

-Ya, si psikopat Byun.

Suho tenjengkang kebelakang membuat tangan sialannya tak sengaja menyenggol beberapa kardus dibelakangnya. Suara debuman keras pun tak terelakkan.

Ia menahan nafasnya, ia bersumpah psikopat kecil itu baru saja menyeringai ke arahnya. Ia mengumpat, bagaimana bisa kriminal jangkung -Chanyeol- itu memutuskan untuk memelihara anak kecil sinting itu. Oh, nampaknya ia lupa jika sesekali ia juga mengolok Chanyeol dengan sebutan sinting.

'Cih, orang sinting memang seharusnya dengan orang sinting' batinnya.

"Suara apa itu?" suara lain terdengar menyahuti. Itu Kris si calon aktor, salah satu monster menyebalkan yang juga berusaha mendapatkan rumahnya.

Well, selain Kris, Chanyeol juga Baekhyun, masih ada lima monster lagi yang berjuang untuk memperebutkan rumahnya.

Ada Kyungsoo, yang Suho bilang sepupu tidak berguna yang menggilai anak-anaknya. Ia heran, kenapa sepupunya itu begitu menginginkan rumah warisan yang menjadi bagiannya. Dan yang lebih membuatnya penasaran adalah keinginan Kyungsoo untuk mendapatkan warisan miliknya, sedangkan Kyungsoo sendiri mendapatkan berhektar-hektar perkebunan. Kyungsoo bahkan rela menjual perkebunan luas itu untuk menebus warisan miliknya.

Ia patut waspada bukan?

Mungkin saja Kyungsoo tahu letak harta karun dirumah itu.

Lalu ada Kim Jongin, ia lebih dikenal dengan sebutan Kai. Seorang model majalah dewasa yang sedang mengasingkan diri dari fitnah -Jongin menyebutnya seperti itu- menghamili salah satu staf laki-laki.

Heol, Suho berharap Yixing lebih beruntung dengan male pregnant seperti laki-laki hamil yang tidak disebutkan namanya itu.

Ia tidak perlu repot-repot untuk mengadopsi anak hanya karena mereka pasangan gay kan?

Baiklah, kita beralih pada Tao. Namanya Huang Zi Tao. Mahasiswa pertukaran dari China yang sedang mencari tempat tinggal. Karena pria panda itu memiliki rencana untuk menetap di Korea.

Suho pikir ia tidak perlu khawatir dengan Tao. Tidak saat Tao sendiri. Panda manis itu akan menjadi beruang liar saat berada dalam situasi yang tidak bisa dijelaskan bersama Kris.

Oh ya Kris? Tepatnya Wu Kris. Tiang listrik yang mengaku calon aktor yang tak kunjung menandatangani kontrak. Suho tidak tahu alasan Kris ingin membeli rumahnya. Tapi yang jelas Kris tetaplah salah satu koleksi monster menyebalkan dirumahnya. Pria jangkung itu bersembunyi dibalik topeng China-Canada yang mempesona dengan doktrin cool.

Satu-satunya orang yang membuatnya bangkrut selain Chanyeol yang menduduki peringkat satu. Tidak secara teknis, karena tangan Tao adalah bomnya.

Berikutnya, Sehun. Kembar identik dari Oh Luhan. Suho pikir tidak ada yang menakutkan dari Oh Sehun, hanya saja muka tembok itu memiliki brother complex terhadap Luhan. Tapi saat ia tak sengaja mendengar desahan Luhan dari kamar mereka kemarin lusa, Suho yakin Sehun juga memiliki cinta untuk Luhan.

Sekarang ia tahu kenapa saudara kembar itu melarikan diri dan berniat untuk membeli rumahnya.

Apa lagi?

Tentu saja membuat anak tanpa diketahui orang tua mereka.

Suho bertaruh, Itu adalah hubungan paling tidak normal selain hubungan sesama jenisnya dengan Yixing.

Setelah Oh Sehun maka Oh Luhan. Ia menyebutnya Sehun versi wanita meskipun pada kenyataannya Luhan adalah pria. Ia sedikit menyimpan dendam pribadi dengan Luhan. Bukan apa-apa, hanya saja Luhan jauh lebih menyebalkan dari kembarannya. Pria cantik itu sungguh berkelakuan seperti wanita dengan omong kosong 'manly' yang menguar dari bibir sexynya.

Oke, lupakan dua kata terakhir atau Yixing akan menceraikannya detik ini.

Ehm, sebenarnya mereka bahkan belum bertukar cincin.

Bicara tentang cincin membuatnya teringat dengan Park Chanyeol. Si kriminal sinting yang menerobos masuk jendelanya untuk mencuri koleksi Buccellati milik neneknya kemudian menjualnya dan mendapatkan uang untuk membeli rumah baru.

Suho pikir dirinya telah gila saat menawarkan rumahnya pada pencuri sekelas Chanyeol. Akibatnya saat ia menunjukkan kamar Chanyeol, pria itu mengekorinya dengan kantung celana yang bergemericik dengan belasan cincin Buccellati.

Oh well, jadi intinya adalah Park Chanyeol akan menebus rumah itu dengan uang dari mencuri rumah itu.

Itu bukan salah satu dari negosiasi. Tapi karena Park Chanyeol sinting maka Suho segera merogoh saku itu dan menendang bokong namja tinggi itu untuk kemudian melanjutkan tidurnya yang terjeda.

Setelah Kyungsoo, Jongin, Tao, Kris, Sehun, Luhan, dan Chanyeol masih ada satu lagi. Ia tidak mau membahas mengenai ini tapi akan lebih baik jika kau tahu. Sebenarnya Suho hanya sedikit takut. Satu lagi monster yang bahkan lebih mengerikan dari monster lainnya. Suho menyebutnya si psikopat Byun.

Lebih tepatnya Byun Baekhyun. Ia tidak tahu dari mana anak itu datang. Ia juga tidak yakin jika anak itu berniat membeli rumahnya.

Ayolah, dia hanya anak kecil dengan seragam JHS yang tiba-tiba mengikutinya. Selain wajah freak-nya, kantong itu sangat dipertanyakan, oke!

Huh! Lihat! Betapa banyaknya monster dirumahnya. Mengingat itu hanya bisa membuat kepalanya pening. Ia pikir rencana untuk memilih pembeli yang tepat untuk menjaga rumah warisan neneknya adalah ide yang mengesankan.

Oh tentu saja, sangat mengesankan hingga ia tidak punya opsi lain sekarang.

Ia berpikir akan melajutkan rencananya hingga batas waktu terakhir sebelum sekretaris WYF Corp. menelponnya untuk bernegosiasi.

Ia rasa ia tidak harus memilih salah satu monster dirumahnya untuk menjaga rumah warisan itu. Mereka semua sangat meragukan kau tahu?

Tapi keberuntungan tidak semudah itu melintas.

Salah satu dari monster dirumahnya -tepatnya Luhan- membuka pintu kamarnya bahkan sebelum ia mengatakan 'ya' pada negosiasi itu. Pada akhirnya ia tidak punya pilihan yang lebih aman dari lari dan bersembunyi.

Sungguh pelik. Suho menghembuskan nafas kasar. Sangat kasar.

"S-suara apa lagi itu? A-apa rumah ini berhantu?"

Ia mengintip Kris yang meraba tengkuknya. Sekeras itukah hembusan nafasnya hingga Kris mendengarnya? Atau mungkin tidak juga, Suho ingat tangan Kris yang mungkin bisa menyentuh atap. Oke, itu adalah kenyataannya.

'Ya. Rumah ini berhantu. Sekarang angkat kakimu dari lantaiku!'

Ia mulai merasa sesak didalam sana.

"GUYS! CEPAT KEMARI!"

Suho menepuk dahinya tidak habis pikir, 'Apa? Kenapa? Kenapa kau memanggil mereka semua? Kau hanya perlu angkat kaki dari sini agar aku bisa keluar sekarang juga idiot. Dasar naga jelek!'

Ia mengalihkan pandangannya pada Chanyeol, 'Dan kau Park Chanyeol! Kenapa kau hanya diam saja? Apa telinga lebarmu tidak terganggu? Atau apa kau takut karena tiang listrik itu berguru wushu pada Tao? Oh ayolah, pukul saja tiang itu. PUKUL TIANG ITU UNTUKKU TIANG! Oh kau juga tiang kan?'

Hening. Suho merasa idiot saat umpatan dalam diamnya tidak mempengaruhi Chanyeol sama sekali.

Ia menghela nafas, kali ini ia melihat Kris yang tidak berkoak lagi, 'Baiklah, jika kau memukulnya, aku akan..'

Suho mengernyit, 'Aku akan.. aku.. akan.. tidak akan menyebutmu tiang lagi. Tapi aku masih boleh menyebutmu sinting kan?'

Kejadian selanjutnya yang terlihat dari celah sempit itu adalah Chanyeol memukul belakang kepala Kris membuat tiang itu tenjungkal kedepan.

Suho terkikik, 'Ya, aku akan menyebutmu sinting'

Suara derap langkah mendekat menginterupsi kebahagiaan sementaranya. Hal paling mengerikan yang ia tangkap adalah tidak hanya satu, melainkan banyak sekali derap langkah.

Banyak sekali dan mendekat.

BANYAK SEKALI DERAP LANGKAH DAN MENDEKAT.

Suho akan tamat sekarang, satu monster saja sudah cukup membuatnya frustasi. Apa lagi tujuh monster. Baiklah enam monster dewasa dan satu psikopat cilik. Sehun adalah monster termalas yang sedikit memberinya keuntungan.

Suho mundur kebelakang berusaha menyembunyikan dirinya dibalik kardus-kardus sialannya.

Tidak benar-benar sialan karena ia bisa bersembunyi didalamnya. Bukankah itu ide yang bagus?

Kalaupun si Byun -psycho- Baekhyun sudah melihatnya diloteng, monster itu juga tidak akan berpikir untuk menemukan tubuhnya yang bersembunyi dalam kardus tidak berguna.

Setidaknya ia masih harus hidup untuk mengajarkan anaknya -bersama Yixing- cara meminum wine dengan sempurna beberapa tahun mendatang.

"Ada apa? Apa kau sudah menemukan Suho Hyung?" Kyungsoo memulai.

Oh ya, Suho sudah menduganya, semua monsternya mungkin sedang berkumpul untuk membicarakan eksekusi matinya. Kecuali Sehun tentu saja.

'Tak bisakah kalian mendiskusikan eksekusiku ditempat lain? Jangan membicarakan kematianku dibawah kakiku keparat!'

"Mana mungkin tiang ini bisa menemukan Suho hyung?" Tao mencibir.

Setelah Kyungsoo kemudian Tao.

Suho mengabsen monsternya dengan jari-jarinya meskipun ia tahu pada akhirnya semua jarinya akan menjentik dengan penjumlahan tujuh.

"Diam kau panda! Aku sedang tidak ingin berdebat denganmu"

Suho menjentikkan jari tengahnya menandai kehadiran Kris.

"Cih" Tao.

Suho mengurut dahinya, Tao dan Kris akan menjadi sangat menyebalkan dalam berdebat. Tidakkah 21 piring di dapurnya belum cukup. Jangan vas koleksinya. refleks Tao pada benda disekitarnya sangat berfungsi jika itu menyangkut perdebatannya dengan Kris.

Ia sudah mengatakannya bukan? tangan Tao adalah bomnya dan jeritan benda pecah adalah ledakannya.

Ia memohon dalam hati, semoga vas di lantai dua tidak membutuhkan lem saat ia turun manti.

Itu pun jika ia masih memiliki kesempatan untuk bernafas.

"Jadi, dimana Suho hyung?" itu Jongin.

Satu lagi monster yang masuk dalam hitungan jarinya.

"Aku tidak tahu dimana Suho hyung. Kenapa kalian bertanya padaku?" Kris menimpali.

Bagus. Suho tertawa dalam hati. Ia masih dalam kategori aman saat ini.

"Lalu untuk apa kau memanggil Luhan?" itu.. Sehun?

Suho mengerutkan alisnya, Sehun ikut berpartisipasi? Mungkin langit akan runtuh setelah ini. Seingatnya, Sehun adalah orang termalas didunia meskipun itu adalah bicara. Ia harusnya tidak lupa jika Sehun hanya akan bersemangat pada Luhan.

Tapi.. Suho mengumpat. Ia akan merencanakan balas dendam yang menyakitkan untuk Luhan nanti. Ia yakin pasti 'si manusia setengah laki-laki' itu yang memprofokasi Sehun.

'Dasar Oh Luhan bitch!'

Karena Oh Luhan ia harus menambah dua jari. Hey, dimana ada Luhan pasti disampingnya ada Oh Sehun. Jadi, sekalipun Luhan belum menyerukan suaranya, ia yakin Luhan saat ini pasti sedang bergelayut manja pada lengan Oh Sehun.

Ah, ia jadi merindukan tangan Yixing yang selalu menggenggam tangannya.

"Aku hanya ingin memberi tahu kalian kalau.. rumah ini.." Kris berbicara dengan sedikit dramatis.

Suho mencibir, ia tidak tahu bahwa Kris akan banyak bicara seperti saat ini. Covernya sama sekali tidak menunjukkan hal yang sama.

Menggelikan.

"Bilang saja kau ingin mencari perhatian"

Ia menghela nafas pasrah. Dimana ada Kris dan Tao disitu ada perdebatan dan pecahan.

"Yak! Panda, diam dulu. Dengarkan aku biacara. Jadi sebenarnya.. rumah ini.. ber-han-tu"

Hening.

Terlampau hening.

Hingga hanya terdengar grusak-grusuk dari loteng.

Suho sedang menahan tawanya yang hampir saja meledak. Tubuhnya bergetar membuat suara-suara aneh yang terdengar disela keheningan.

Ia pikir itu hanya lelucon. Tapi ternyata itu adalah lelucon yang sangat lucu.

Seharusnya Kris menjadi calon komedian bukannya menjadi calon aktor.

Tiang listrik itu sungguh idiot.

"Kalian dengar itu?" suara Kris segera menghentikan aksinya.

"Oh sekarang kau ingin mengambil rumah ini dengan tipuan lapukmu?"

"APA? Yak! Panda, aku tidak-"

"Aku sudah menemukan Suho ahjussi"

Suara lain menginterupsi. Suho tidak yakin, tapi merasakan betapa dingin kalimat yang keluar itu membuatnya seketika merinding.

Ia melupakan si psikopat Byun rupanya.

"Benarkah? Dimana?" Chanyeol menyahuti. Ya, tentu saja. Baekhyun hanya akan menurut pada Chanyeol.

Byun Baekhyun dan Park Chanyeol. Ia menambah dua jarinya. Ia meringis melihat delapan jarinya. Lengkap sudah.

"Bahkan anak kecil saja lebih berguna daripada kau"

Selalu saja. Bahkan terdengar dengan jelas jika setiap sindiran Tao selalu tertuju untuk Kris.

"Yak!"

Mereka memang seperti anjing dan kucing saat bertemu.

Kucing dan tikus juga tidak terlalu buruk.

"Sudahlah jangan bertengkar!"

Benarkan? Luhan akhirnya bersuara. Suho mendengus.

"Sehun benar" Jongin menyetujui.

"Aku Luhan"

"Oh ya, kau Luhan" Jongin kembali menyetujui.

Well, sebenarnya yang membedakan Sehun dan Luhan hanya suaranya. Wajah mereka mirip hampir seperti kembar identik karena mereka memang kembar identik. Suara Sehun sedikit lebih berat.

Sejujurnya masih ada cara lain yang membedakan mereka, yaitu tinggi. Sehun sedikit lebih tinggi dari Luhan. Tapi Suho tidak akan menggunakan cara ini untuk membedakan mereka karena.. ehm..

Baik Sehun ataupun Luhan. Mereka lebih tinggi dari Suho.

Itu akan sangat menghinanya sebagai pria yang lebih manly dari Oh Luhan.

"Jadi, Baekhyunnie, dimana Suho hyung?"

Suho mendesis, Kyungsoo sangat perhatian padanya.

"Ruang bawah tanah"

DEG

Telinganya sedang tidak bermasalah kan? Suho jelas melihat seringai Baekhyun yang menatapnya tadi. Dan ruang bawah tanah?

Jantungnya berdebar dengan kencang. Tidak bisa ia pungkiri jika ia sangat mengkhawatirkan anak-anaknya. Kyungsoo bisa saja menghabiskan lima botol dalam sekali teguk.

Jika saja anak-anaknya tidak membutuhkan bertahun-tahun untuk fermentasi ia sudah pasti akan menjejalkannya pada mulut Kyungsoo kemudian mendapatkan uang tanpa harus menjual rumah warisan neneknya.

"Bagus! Ayo kesana kemudian tidur dengan perut kenyang"

Chanyeol mengatakan apa tadi?

Perut kenyang?

Suho menghela nafas pasrah. Ada baiknya jika monster-monster itu merampok puluhan Champagne Sparkling Wine koleksinya daripada merampok satu nyawanya.

Gemuruh langkah menjauh mengiringi ucapan selamat tinggalnya pada anak-anaknya. Suho berjanji tidak akan mengimpor anggur dengan varietas premiére cru lagi agar tidak ada siapapun yang bisa menikmati wine-nya. Tidak lidahnya atau lidah siapapun.

Ck. Bahkah saat ia memutuskan untuk menjual rumahnya, gaya hidup mewahnya masih saja membekas dengan nyata.

.

.

.

Detik berlalu menjemput menit seperti semestinya. Suho merasakan tubuhnya sedikit menggigil. Mungkin itu adalah sinyal untuknya keluar dari persembunyian. Ia menggigit ibu jarinya ragu, sunyi dibawah pijakan telapak kakinya tidak menjamin keadaan yang aman. Tapi cacing-cacing yang mengaung dari ABS sexynya meluluhkan segalanya.

Tunggu. Apa dia memiliki ABS?

Sebenarnya kita semua juga tahu jawabannya.

Jadi.. hanya ada satu hal yang sudah ia patenkan. Ia tidak ingin melewatkan makan malam.

Suho membawa tubuhnya keluar dari kardus itu, mengucap terima kasih pada benda kotak itu sebelum terhuyung-huyung menuju pintu loteng karena kakinya yang kesemutan. Tangannya bergetar entah kekurangan karbohidrat atau ketakutan.

Suho bersyukur saat melihat tangga dibawahnya menapak dengan sempurna pada lantai.

Satu langkah turun..

Seringainya melebar.

Dua langkah turun..

Alisnya menukik tajam.

Tiga langkah turun..

Ia merasakan hawa dingin yang mulai meraba kulitnya.

Empat langkah turun..

Entah angin mana yang membawa aura dingin Byun Baekhyun.

Lima langkah turun..

"Hai Suho Ahjussi!"

Suho mengernyit, "Eoh?"

Matanya melebar.

BYUN FREAK BAEK BASTARD HYUN

Hanya dua langkah lagi kemudian kakinya akan menapak lantai. Namun harapan hanyalah harapan. Telapak kakinya yang bergetar justru menyandarkan punggungnya pada lantai yang dingin.

WHAT THE FUCK IS GOING ON?!

Ia meringis menatap monster-monster yang mengerubunginya dengan tatapan menusuk.

GOD DAMN IT

"Oh H-hai, anak-anak!"

.

.

.

To Be Continued..

.

.

.

Hai everyone..

iLaa disini. Masih ingat? Baru ganti penname. heheh..

Oke, bagaimana? Adakah yg tertarik? Yixing, Xiumin, Chen akan ada di chapter depan. And jangan lupa kasih kritik dan saran dikotak review ya..

Last, see ya~

Mari Saling Menghargai^^