YAKUZA'S BLOODY LOVE
BY© ERI YAN TII
Mangaka: Masashi Kishimoto.
Rated: T-M (jaga-jaga)
Gender: Yakuza, Angst, Romance, gore, BL,MALEXMALE,BDSM.
Warning: TYPO, kata kasar dimana-mana dan kadang gak nyambung. Kalau ada salah tulis maklumin aja ya, eri usahakan akan selalu di cek ( #damn kamus ms. Word yg gak guna!)
HUEEE...maaf ya kalo first publish banyak kata salah-salah. but hope u like all. please dont plagiat tapi untuk berbagi isnpirasi gak apa-apa..saya juga jujur banyak ambil inspirasi dari beberapa komik tapi berhubung saya lupa nama komiknya yahgak dicantumkan. say usahakan hasil karya sendiri loh! happy reading minna...
King…
Suara gemerincing rantai yang saling bertaut dengan besi meramaikan suasana hening mencekam ruangan temaram itu. Rantai itu terbagi dua dan digantung lewat katrol diatas langit-langit ruangan yang dikenal sebagai ruangan eksekusi. Ruangan eksekusi ini menyediakan berbagai alat penyiksaan manusia yang hampir semua mengerikan. Hanya rantai gantung yang berujung borgol itu yang terlihat aman, ya aman untuk sekedar mengikat orang agar tak berkutik.
Rantai borgol itu memasung seorang pemuda, rambutnya pirang dan matanya yang berkilat bercahaya oleh air mata berwarna biru langit-langit musim panas yang indah. Wajahnya memang penuh dengan luka lebam, memar kebiruan dan sedikit 'hiasan' noda darah yang mengering namun tidak dapat menutupi ketampannya. Dan namanya adalah Naruto Uzumaki. Matanya berkilat marah menatap nyalang orang dihapannnya.
" Kuberi kau kesempatan sekali lagi, jawab pertanyaanku Naruto." Ujar pria tegap berambut raven dihadapan Naruto. Diisapnya rokok yang terselip di jari tengah dan telunjuknya.
"di mana Deidara?"asap keputihan nikotin melayang di udara. Ini sudah rokok kelimanya malam ini yang ia habiskan.
Pria itu bernama Sasuke Uchiha. Mendengar nama Uchiha dalam marganya maka kau akan tahu kalau dia adalah anggota keluarga mafia tersegani di Jepang. Wajahnya angkuh dan tampan. Terbungkus rapih oleh kulit porselen indah tak tersentuh. Rambutnya berwarna raven, berbeda dengan Uchiha lainnya yang cenderung hitam legam. Dengan style acak-acakan ala harazuku namun tetap elegan. Tak ada yang dapat menolak pesonanya sebagai kepala mafia Uchiha.
"…" Naruto tetap bertahan menutup mulutnya rapat-rapat. Matanya menatap lurus wajah Sasuke.
Sasuke mendecih, kesabarannya telah habis," Kau rupanya berani melawanku, cukup !, tak ada lagi tuan baik hati !"
BUAKK
Sasuke meninju wajah tirus Naruto, membuat kepala Naruto terasa nyaris terlepas dari tempatnya. Rasanya luar biasa sakit. Kepalanya pening dan pandangannya mendadak kabur. Pemuda pirang ini yakin rahangnya sedikit bergeser dan akan memar total sebelah di wajahnya. Sasuke tak pernah bermain-main dengan ancamannnya.
"akan ku buat kau menyesal, dobe. Karena telah menyembunyikan Deidara." Lalu Sasuke tersenyum licik.
Naruto berusaha mempertahankan kesadarannya, meskipun kepalanya seperti dipukul-pukul gadah berduri. Ia harus bertahan hingga akhir. Mata sayu-nya yang memerah dan penuh genangan air mata menatap lemah ke arah Sasuke, memohon ampunan sang ketua mafia itu.
"kurang ajar. Beraninya kau tunjukan wajah memelasmu itu padaku!, Kau pikir, aku akan iba ?, tutup matanya!" geram Sasuke.
Seorang wanita cantik sexy berambut merah datang tak lama kemudian, sembari membawa nampan berisi kain penutup mata hitam.
Lalu Sasuke berjalan memutari tubuh setengah bergantung Naruto, menarik rambut Naruto kasar hingga mendongak keatas. Dengan kasar Sasuke memasang penutup mata itu dan mengikatnya kuat-kuat.
"akan kuberikan sedikit pelajaran karena kau berani menyembunyikan Deidara."bisik Sasuke di telinga Naruto, sebelum menghempaskan kembali
Kini penglihatan Naruto tak berfungsi. Semua menjadi gelap.
'Tidak! Jangan tutup mataku! Aku tak mau gelap!' Naruto ingin marah dan memberontak tapi Ia tak mampu berbuat apa-apa. Kedua tangannya diborgol dan digantung. Badannya setengah berdiri dengan lutut sebagai penopang. Ia tak diizinkan duduk karena rantai sialan itu.
"Apa dia kini menjadi kekasihmu? Sehingga kau berani berkorban untuknya. Sangat manis. Menjijikan!"
Sasuke dengan entengnya menyulutkan batangan rokoknya pada punggung tangan kiri Naruto. Menindis bekas luka bakar puntung rokok sebelumnya ditempat yang sama. Menekannya kuat-kuat hingga kulit tan itu memerah terkupas dan kemudian meneteskan darah segar. Sasuke menunggu reaksi Naruto.
Naruto mengejang kembali namun lagi-lagi ia menutup mulutnya rapat-rapat. Bibirnya bergetar hebat menahan perih dan sakit. Tapi ia tak meyerah, bahkan berteriak memohon saja tak sudi ia keluarkan.
'bocah sialan!' Sasuke semakin emosi. Namun semua itu ditahan. Ia tak ingin terpancing emosi.
"he..sepertinya kau ingin sedikit bermain denganku?"
Sasuke mengeluarkan pisau dari saku celananya, ia berjalan kebelang Naruto. Lalu dengan pisau tajam itu ia merobek jins Naruto pada bagaian garis bokongnya. Memberiikan lubang menganga yang memperlihatkan bongkahan pantat bocah pirang itu. Naruto berkidik ngeri (membuat garis senyum tipis diwajah stoik Sasuke).
"bawakan mainan untuk Naruto!" Titah Sasuke.
Disaat itu Naruto yakin hal buruk akan benar terjadi padanya.
"ng…hh..hhh"
"bagaimana,dobe? Apa kau suka mainan besar ini ketika memasukimu? Pasti tak senikmat pria itu,huh?"
"ng….a…hh…h.."
Sebuah dildo vibrator otomatis berukuran jumbo terus bergerak dengan kecepatan maksimum, mengobrak-abrik hole Naruto. Lelehan lube terus mengaliri paha dan betis Naruto,mengotori lantai. Sudah 30 menit benda nista itu terus membor lubang sempit Naruto dengan paksa.
Nafas Naruto tak beraturan menahan sakit yang luar biasa. Rasa sakit Karena lubang holenya terus dibobol,dipaksa masuk meskipun tak muat hingga menimbulkan lecet dan robek dinding dalamnya. Terlihat tak sedikit darah bercampur cairan lube mengalir keluar, merembes dicelana pemuda malang itu.
Penyiksaan ini membuat otaknya blank, keringat dan air liur menyucur deras di dagu dan leher Naruto. Jika penutup mata itu dibuka Naruto yakin semua air matanya akan tumpah.
Namun Sasuke menikmati wajah kesakitan dan tersiksa Naruto. Entah mengapa ia merasa masih ada yang kurang. Wajah tersiksa naruto belum dapat menghilangkan perasaan marah dan terhianatinya, ia rasa masih ada kurang.
"mana suara desahanmu? Bukannya kau suka melakukannya dengan laki-laki itu setiap hari?"
"hh..hh…hhakhh..a..hh" Sasuke merasa kurang puas menambahkan vibrator berbentuk seperti untaian bola-bola kecil. Meyelipkannya di lubang Naruto yang sudah memerah dan mengeluarkan darah segar.
"ng…hhh….hh..hh..!" Naruto menendang brutal tapi gagal mencegah Sasuke menghentikan aksinya. Mana bisa menendang orang yang berdiri dibelakangmu dalam posisi seperti itu?
Naruto rasanya mau mati, tubuhnya terasa terbelah dua. Kesemutan. Nyeri. Perih dan terluka didalam.
"SIAL! KENAPA KAU BEGITU KERAS KEPALA! KATAKAN DIMANA KAU MENYEMBUNYIKAN PRIA BANGSAT ITU!"
Sasuke dengan sekali tarik, mengeluarkan dua vibrator itu sekaligus. Membuat Naruto seperti merasakan kakinya dicabut hidup-hidup, mengkulitinya, lalu mati rasa.
"cari informan lainnya! Aku sudah muak meladeninya. Lebih baik kuakhiri saja bocah ini." Sasuke yang disulut emosi mengeluarkan pistolnya. Menodongkan tepat di pelipis Naruto yang sudah nyaris pingsan.
"tu-tuan tapi.." wanita berpakaian minim bernama Karin terlihat sedikit ketakutan dengan pilihan bosnya. Membunuh? Apa tak ada cara lain. Ia yakin bosnya akan meyesalinya kemudian. Ia tahu siapa bosnya ini. kedua bodyguardnya berkidik ngeri melihat pistol itu mengacung ke bocah malang itu.
"oi, Sasuke…bisakah kita gunakan cara lain?bukankah ini terlalu…"Pria ikan bernama suigetsu hendak protes.
"diam! Aku yang akan mengakhiri semua ini!"
Klik
Sasuke telah menarik pelatupnya.
'Apa aku akan mati ditangannya? Jika begitu memang akhirnnya…tidak masalah. Asalkan aku dapat melihat matanya sekali saja..tolong izinkan aku melihat wajahmu meski itu yang terakhir kalinya, Sasuke'
BRAKK
Tepat satu detik sebelum menembakan peluru, suara gaduh pintu didobrak menghentikan Sasuke.
"Tuan, kami telah menemukan Deidara!" beberapa pria besar datang sembari mendobrak pintu besi. Mengagetkan semua orang.
Sasuke berhenti dan berbalik badan. Melihat orang yang ia cari selama ini diseret paksa masuk. Deidara. Bedebah yang telah membobol gudang senjatanya dan mencuri data-data penting lainnya disana.
Daidara dalam ringkukan dua orang pria besar berotot tersungkur dalam keadaan babak belur. Rambut gondrong pirangnya terikat tak beraturan seperti orang gila.
"dimana kalian menemukannya?"
Pria terbesar berzas putih dengan rambut berwarna jingga maju, Ia dikenal dengan nama Jugo. Ia adalah tangan kiri Sasuke.
"Di China tuan, oleh orang-orang kita disana. Dia diringkus ketika hendak terbang menuju Itali. Sepertinya ia hendak menemui salah satu mafia di sana. Kami curiga ia adalah Pain, teman bersekongkolnya selama ini," Ujar Jugo.
Sasuke terdiam sejenak, tatapan mata onixnya mendelik geram kearah pria babak belur itu. Sasuke melepaskan cengkraman pada Naruto.
"katakan! Apa kau dan Naruto bekerja sama membobol gudang mesiu dan senjataku di distrik enam?"
Deidara diam sejenak, melirik sosok kaku Naruto yang tergantung dibelakang punggung Sasuke. Lalu ia menyeringai,
"Apa bocah itu belum memberitahumu segalanya? Baguslah kurasa tindakan pencegahanku waktu itu tak sia-sia."
"apa yang kau katakan, brengsek? Bagaimana kau bisa mengenal Naruto dan apa maksudmu itu!"
Sasuke memandang Deidara lalu ke Naruto bergantian.
"Naruto adalah saudaraku. Bocah idiot itu diam-diam sering menguping. Dia sudah tahu terlalu banyak urusanku dan mencampurinya. Setelah memaksanya dan mengancam keluarganya ia mau memberitahuku database gudang bawah tanahmu. Tidak hanya itu, untuk membuatnya bungkam aku memberikan obat penenang dosis tinggi. Obat unik racikan rekanku. Efeknya cukup memuaskan. Hari pertama ia akan kehilangan indra perasanya, hari kedua pita suarannya akan hancur, hari ketiga hingga seminggu semua indranya tak akan lagi berfungsi dengan baik hingga akhirnya dia mati. Dan sekarang adalah hari kelima setelah kuberikan obat itu…khukhukhu…"
" A-APA?!Brengsek!" Sasuke menoleh kearah Naruto. Naruto terlihat tak lagi bergerak.
Mata Sasuke melebar.
Jantungnya seakan diremas erat. Sesak.
"Na-Naruto!sa-sadarlah!" sasuke meraih wajah naruto, mengusap keringat bercampur saliva. Berharap pemuda tak berdaya ini masih terjaga dan membuka matanya.
" Apa yang dikatakan bajingan itu hanya omong kosong? Katakan Naruto! KATAKAN APA YANG SEBENARNYA TERJADI PADAMU!" Suara bos mafia itu meninggi. Namun teriakan dan guncangan di tubuh ringkih itu tak berpengaruh. Naruto tetap dalam keadaan tak sadarkan diri.
Wajah tirus tan itu memucat. Bibirnya yang pecah-pecah kian membiru. Dan nafasnya mulai tak beraturan. Sasuke langsung melepaskan penutup matanya. Karin dan Suigetsu langsung membantu Sasuke melepaskan borgol dan rantai pada diri Naruto.
Baru kali Sasuke membuat suatu kesalahan terbesar. Melukai orang terpentingnya yang tak bersalah. Sasuke sangat ketakutan untuk pertama kalinya sebagai seorang kepala yakuza. Takut kehilangan Naruto.
Ia takut…
Takut…
Ia telah melukai Naruto. menyakitinya dan menuduhnya!
"apa yang telah ku lakukan?" Suara Sasuke bergetar di kerongkongannya.
"Naruto, sadarlah…maafkan aku, kumohon jangan pergi. Tetap bersamamku. Na-Naruto. Oi dobe!?" Sasuke memeluk tubuh itu dalam dekapan erat.
"biar ku periksa, tuan." Karin ikut berjongkok menghadap Naruto dan Sasuke. Sasuke melempar tatapan memohon ke arah Karin. Karin pun paham dan segera melakukan tindakan medis pertama. Sasuke segera membaringkan naruto di pangkuan pahanya, membiarkan Karin melakukan beberapa tes kecil, mengecek denyut nadi dan suhu badan naruto.
"jantungnya masih berdetak, namun lemah dan suhu tubuhnya makin turun, menandakan jantung mulai berhenti memompa darah keseluruh tubuh." Ujar Karin berusaha tetap tenang meskipun tubuhnya bergetar hebat ketika memegang pergelangan tangan Naruto..
"dobe, bertahanlah…dobe," Sasuke terus melafalkan kata-kata itu. Seakan jika ia berhenti Naruto tak akan mendengarnya lagi lalu pria berambut pirang itu akan pergi.
"mari saya periksa mulutnya tuan," Karin meminta izin membuka mulut Naruto.
Sementara Sasuke berkutat dengan nyawa Naruto, Deidara menyeringai…
"kau seharusnya tak ikut campur masalahku, adik bodoh…karena…"Ucapan Deidara terpotong. Entah mengapa ia merasakan tubuhnya bergetar dan melemah. Dan tanpa aba-apa air mata jatuh di pipinya.
Ia menangis. Pemuda yang tertawa penuh kemenangan itu menitikan air mata tanpa disadari. Deidara menangis.
'a..apa ini..? air mataku kenapa bias jatuh Untuk apa aku ikut menangis seperti orang bodoh?'
Deidara tak tahu apa yang terjadi padanya. Tiba-tiba Ia merasa puas namun disaat bersamaan ia seperti ditinggal pergi oleh seseorang yang sangat ia sayangi. Seperti saat oka-san dan oji-sannya pergi.
Jugo yang melihat ekpresi ganjil si psyco Deidara hanya mengguman dalam hati, 'bahkan orang gila ini masih sempat tertawa ?Tapi kurasa hatinya berkata lain.'
"Tunggu apa lagi?!bawa dia cepat ke Kabuto!Tidak,PANGGIL KABUTO SEKARANG!" Seru Sasuke penuh amarah bercampur panik.
Suigetsu maju dan menawarkan diri," Biar kami bawa ke ruangan Kabuto untuk ditangani olehnya langsung, Sasuke."
Dengan segera tubuh Naruto di gotong keluar ruangan untuk mendapatkan pertolong pertama.
Sasuke berusaha mengontrol emosinya yang meluap-luap lalu menghadap Deidara dengan tatapan yang paling menakutkan dana penuh intimidasi.
"kau telah salah jika berfikir dapat mempermainkanku…menjadikannya sebagai alatmu, brengsek." Serunya penuh penekanan.
"dan saya hampir berhasil, kurasa,"
DEG!
Sasuke tak percaya apa yang ia lihat. Seorang kakak menjadikan adiknya sebagai alat dan dengan suka cita tersenyum disaat adiknya diujung kematian? Dia memang psikopat.
"jangan menatapku seperti itu Sasuke uchiha. Bagiku dia bukanlah apa-apa selain ciptaan gagal."
Sasuke mengepalkan tangannya erat. Meyalurkan emosinya disana.
" Akan kuberikan rasa yang sama seperti yang dialaminya barusan."ujar generasi terakhir Uchiha itu.
Sasuke menyeringai. Kilatan mata hendak menerkan terlihat jelas. Seperti seekor singa yang mendapatkan buruannya.
" Ikat dia. Pasung dirantai duri sekarang!kau pikir aku akan membiarkanmu mati dengan mudah? Kau salah besar,"
Suatu tempat di Italia.
Di sebuah teater megah terlihat acara opera penyanyi seriosa cantik sedang bernyanyi dengan lantang, penuh penghayatan. Disaksikan ribuan penonton yang memenuhi tiap bangku. Dari sebelah kanan khusus untuk kelas VVIP, tepatnya tidak jauh dari panggung dan kau dapat melihat langsung dari atas balkon si penyanyi, terlihat sepasang sedang menikmati opera dan dikawal oleh dua oorang bodyguard bertubuh besar. Si wanita yang duduk anggun di sebelah kanan pasangannya memiliki rambut gelap, di gulung kebelakang dengan aksesoris mawar putih sebagai pelengkap mempercantik penampilannya. Sedangkan sang pria memilki rambut jingga yang menawan. Acak-acakan namun tetap terlihat mempesona. Dua sejoli ini duduk dengan tenang menikmati sang wanita bernyanyi merdu, keduanya di jaga oleh dua bodyguard bertubuh besar.
Lalu dari belakang kursi muncul bodyguard lain, membungkuk hormat sejenak kemudian berbisik ditelinga sang pria berambut jingga.
"Deidara berhasil ditangkap ketika hendak terbang dari China, tuan."
Pria itu terdiam, mencerna informasi itu lalu berkata,"siapa pelakunya?"
"mereka anak buah Uchiha tuan."
Tangan si tuan mengepal erat, "bocah brengsek itu,"
Wanita disampingnya menoleh dan berkata dengan tatapan ingin tahu, "ada masalah Pein?"
Pria berambut jingga itu melirik wanitanya, " Ya. Dan aku ingin kau mengumpulkan yang lain malam ini juga, Konan."
Wanita dipanggil konan itu terdiam sejenak,"Baik,akan ku urus." Lalu berdiri dari kursinya. Gaun putih berbelah di betisnya menyeret karpet, menghilang dari balik tirai.
"Pendek ya…? TBC dulu, takut gak ada yang minat baca. Habis lagi sepi fandom sasunaru…adanya Cuma cerita lama. Eri Cuma turun meramaikan lagi loh..mean to review please guess''
N/A:WAH gak percaya buat fic gaje begini...huhuhu hope u all like dan tunggu kelanjutannya. saya usahan update sesering mungkin biar cepat tamat. kalo mau jadi teman Eri add aja lewat fb: eri tii dan line:erihere or BBM:25E27D6