HEAL ME !


AUTHOR : Adara Kalangkang

CAST : Kris, Zitao, Chanyeol, etc

Based On Story 'Kill Me Heal Me'


PROLOG

.

Kau pernah mendengar sebuah dongeng ?

Beauty and The Beast...

Seeorang monster yang hidup menyendiri di dalam kastil ?

Seorang monster yang selalu di takuti semua orang

Apa kau percaya bahwa monster itu ada ?

Masih percaya ?

Jika masih, kau pasti merasa ketakutan ketika sedang sendiri bukan ?

Jika tidak,, maka belajarlah untuk mempercayainya

Dia mungkn ada didalam kehidupanmu

Berbaur dengan lingkunganmu, mungkin dia adalah temanmu, mungkin pula dia kerabatmu, atau bahkan dia adalah dirimu sendiri


Ada banyak jenis monster di dunia ini, ada monster yang menghalangimu untuk berbuat kebajikan, itu adalah monster dalam wujud iblis.

ada monter yang tumbuh dalam hatimu dari rasa iri ketika orang lain lebih baik darimu, monster itu adalah sifat serakah.

Kau pergi ke sekolah, padahal kau benci belajar

Kau berteman dengan kebanyakan orang, hanya demi status sosialmu

Mengatakan suka pada orang yang kau benci

Memuji seseorang yang sedang kau tertawakan dalam hatimu

Bukankah kebanyakan orang setidaknya memiliki satu dari sifat itu ?

Aku bukan monster semacam itu, aku tidak mungkin berada di tempat mengerikan seperti ini hanya karena memiliki sifat yang sewajar itu. Duduk dan mengobrol bersama orang yang selalu merasa dirinya lebih pintar dariku, merasa bahwa dia tau segalanya tentangku. Dia terus memberiku beragam petuah 'sok dewasa'nya seolah dia bisa melakukan untuk dirinya sendiri

Tersenyum dan memegang tanganku, seperti ingin memberikan semangat dan kenyamanan, ia benar-benar bertindak seolah sedang mempedulikanku.

Bagiku dia lebih mirip dengan monster berjubah putih, daripada seorang psikiater.

Tapi ,, karena kupikir ada seorang monster yang ikut tinggal dalam tubuhku, kami berbagi tubuh namun tidak dengan pikiran kami, itulah kenapa aku tak pernah tau bahwa ada dia ada bersamaku. Karena ada banyak jiwa yang hidup dalam tubuhku inilah kenapa mereka menjulukiku dengan sebutan 'MONSTER'

Dalam dunia medis , monster itu disebut dengan kepribadian lain, dan pemiliknya disebut dengan D.I.D. , Dissociative Identity Discover, atau lebih dikenal dengan nama 'Kepribadian Ganda'.

Merupakan suatu keadaan dimana kepribadian individu terpecah sehingga muuncul kepribadian yang lain. Kepribadian itu biasanya merupakan ekspresi dari kepribadian utama yang muncul karena pribadi utama tidak dapat mewujudkan hal yang ingin dilakukannya. Kadang si penderita tidak sadar bahwa ia menderita kepribadian ganda karena setiap pribadi tidak saling mengenal dan lebih parah lagi 2 pribadi ini saling bertolak belakang sifatnya.


.

.

.

PART I

RS. Gonjiam, Seol

KRIS POV.

Aku terduduk di bangku pasien, menghabiskan waktu 2 jam yang terasa sangat lama, pertanyaan membosankan dari orang di depanku membuatku semakin jengkel, dia terus menyudutkanku dan mengatakan bahwa aku terlalu lemah hingga tidak bisa menerima kenyataan. Dia mengatakan hal mengerikan seperti itu dengan menyunggingkan senyumannya, dia membacakan semua hal tentang penyakitku, persis seperti apa yang tertulis di dalam buku.

Hari ini adalah tahun ke-3 ku dalam pengobatan penyakit kejiwaan ini. Hingga sekarang aku belum tau monster seperti apa yang menumpang tinggal dalam tubuhku. Walau demikian, aku semakin sadar tentang keberadaannya.

Aku sering terbangun di tempat yang tidak ku tahu. Menggunakan pakaian yang tidak pernah kumiliki. Banyak orang yang tidak ku kenal mengenaliku. Tiba-tiba aku memiliki tatto di punggung pergelangan tanganku, seekor naga yang berada di dalam cangkang, seolah ia terkurung disana. Banyak hal yang dibicarakan oleh orang-orang tentang sesuatu yang kami lakukan bersama yang tidak pernah aku ingat.

Aku semakin takut, ingatanku tentang diriku sendiri semakin sedikit, itu berarti keberadaan dia yang menguasai tubuhku semakin kuat seiring dengan diriku yang semakin lemah.

Aku benci hidup seperti ini...

Aku tidak mau hidup seperti ini...

Diam dalam perangku melawan diriku sendiri. Marah,, saat aku tidak bisa menceritakan apapun pada siapapun tentang identitasku sendiri. Tidak ada seorangpun.

psikiater ? dia hanya seorang bodoh yang terlalu sering bersuara omong kosong,

keluarga ? mereka terlalu sibuk menutupi penyakitku dari orang-orang,, bagi mereka tentu saja penyakit ini sama seperti kutukan yang harus dirahasiakan,, agar orang-orang tetap bisa menghormati mereka. Lihatlah cara mereka menjaga 'rasa hormat' itu, sangat memuakkan bagiku.

teman ? aku memilih tidak memilikinya, karena bahkan orang bodoh itu,psikiaterku,terus membuatku tidak melakukan pendekatan apapun pada orang lain. Dulu kupikir itu demi menyelamatkan orang lain dari amukan 'aku' yang satunya, tapi belakangan aku tau alasan sebenarnya, itu adalah permintaan dari keluargaku, agar rahasiaku tetap aman. Dulu aku sangat sedih mengetahuinya, tapi sekarang aku sudah bisa menerimanya. Semua orang terlalu takut padaku, dibanding merasa kasian atau merangkulku dan menjadi 'sandaran' bagiku. Mereka lebih suka jika aku diam dan hidup seolah aku tidak pernah ada di dunia ini. Karena itulah, aku membangun sebuah 'dinding besar' di sekitarku, dan tidak membentuk suatu hubungan apapun dengan siapapun dalam hidupku. Dan aku akan terus melindungi diriku sendiri, bersembunyi di dalam 'kastilku'.


Zitao melahap bimbibab sebagai sarapannya dan meneguk susu coklat segar dengan terburu-buru, setelah habis tak bersisa ia berlari kencang, mengejar bus yang sebentar lagi akan berangkat, dengan kaki panjangnya, ia melompat ke dalam bus yang sudah berjalan pelan.

"syukurlah masih sempat" Tao menghela napas, sambil terengah lelah

"heiiii,, tindakanmu sangat berbahaya kau tidak mau mati muda kan ?" seorang ajushi menasehatinya

"maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya" ,, Tao memegang kepalanya sambil menunduk.

.

.

"hiyeeeeeeee...! hari pertamaku di rumah sakit baru" antusias Tao yang baru saja di pindah tugaskan, karena tempat kerjanya sekarang lebih dekat dengan rumah, tentu Tao sangat senang bekerja di tempat barunya.

Ia melesat masuk ke dalam rumah sakit besar itu. Impiannya menjadi seorang psikiater terwujud juga. Tao tersenyum lebar menyapa setiap pegawai yang bekerja di rumah sakit, tak lelah menundukkan kepalanya pada semua pegawai dan memperkenalkan dirinya sendiri.

"Anyeonghaseo,,,, namaku Huang Zitao, psikiater baru disini, pindahan dari RS. Incheon, mohon kerjasamanya"

.

.

"Namaku Huang Zitao... Park Chanyeol aisanim.." Tao membungkukan tubuhnya di depan Chanyeol

"Selamat datang Huang Zitao, maafkan aku yang kurang menyambutmu dengan baik, kehidupan di rumah sakit hari ini lebih menyibukan dari sebelumnya. kau tidak beruntung hari ini Tao, di hari pertamamu bekerja disini, sepertinya kau sudah harus menangani pekerjaan yang berat. Pasien kita sedang dalam kondisi tidak stabil, jadi pakailah seragammu dan segera ke bangsal untuk mengurusnya, neee ?"

"baik Park aisenim" jawab baek sopan seraya membungkukan kepalanya

"tak perlu se formal itu padaku,, oiaa bagimana kabar Baekhyun ?" tanya Chanyeol

"hehhh ?" Tao merasa bingung

"Aku dulu adalah kakak kelasnya saat dia masih kuliah. Aku pernah mengajar dikelasnya kala aku menjadi assistant dosen disana. ku dengar kau adalah murid kebanggannya, kecerdasanmu menangani pasien dengan pendekatan moral, membuat pasien bisa menurut denganmu."

"ohh kau Park Chanyeol yang itu ?.. maksudku,, dia sering bercerita tentangmu, dia mengatakan kau adalah dokter yang sangat hebat, karya-karya ilmiah yang kau buat bahkan menjadi referensi yang paling dicari di Unversitasku dulu. Dokter jenius yang selalu bisa tersenyum di suasana segenting apapun, dan menyelesaikan semua tugas dengan cepat dan tepat, mencari solusi dan jalan keluar sesempit apapun kesempatannya. Kau kerennn.." ,, Tao mengacungkan 2 jempol tangannya ke hadapan Chanyeol. Kagum.

" suatu kebanggan bagiku untuk bisa bertatap langsung denganmu.." Tao membungkukan tubuhnya penuh hormat

"dia terlalu berlebihan tentangku.." Chanyeol tertawa lebar

"kalau begitu, aku ingin bertanya padamu.. apa arti pasien bagimu ?", tanya chanyeol dengan senyum penuh arti

"banyak dokter selalu merasa dirinya tau segalanya tentang pasien, dan mengatakan ini itu seolah ia sangat mengetahui perasaan pasien itu sendiri.. bagiku pasien adalah seseorang yang butuh pertolongan dari kita, dia ingin sembuh, juga ingin memiliki teman, karena banyak masyarakat memandang miring terhadap mereka, mereka menjadi pribadi yang dingin karena merasa sangat tertekan... tidak semua pasien berbahaya, dan tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain seperti orang normal lainnya, mereka hanya berusaha mengurangi rasa frustasi akan ketakutan mereka dengan terus mengurung dirinya di dalam lingkaran pribadi dan menjauhi lingkungan masyarakat"

"lalu apa harapanmu untuk bekerja menjadi seorang psikiater ?"

"aku ingin menjadi seorang psikiater yang bisa menjadi teman mereka, menyelamatkan mereka. Bukan hanya sekedar menyembuhkan dengan standar yang tertera dalam buku, tapi mendengar keluh kesah mereka, aku ingin menjadi penolong mereka." Tao tersenyum lebar malu-malu.

"Buah memang tak jatuh jauh dari pohonnya, istilah itu juga berlaku bagi kalian, sangat mirip, Baekhyun mengajarimu dengan baik..."

"nee... " Tao sumeringah mendengar pujiaan dari idolanya itu

"karena itu,, aku akan memberi nasihat yang sama kepadamu.. aku tidak bisa menyalahkan para dokter yang bekerja dengan cara seperti itu. Kau tau kita bukan seorang malaikat yang harus 24 jam menangani mereka, mempedulikan mereka satu per satu, kita juga seorang manusia yang memiliki kehidupan pribadi. Aku juga tidak bisa menyalahkan cara pandangmu. Sama seperti dirinya, sikap Baekhyun ataupun sikapmu seumpama sebuah pedang, ia bisa menjadi pelindungmu tapi jika kau tidak berhati-hati menggunakannya, mungkin dia akan membunuhmu." Chanyeol tersenyum penuh makna, Tao terdiam mencerna setiap kata-kata darinya

"apa pendapatku salah ?" Tao bertanya bingung

"hanya kau yang tau jawabannya"

"..."

"Akan menjadi jawaban yang berbeda pada setiap orang... suatu hari kau juga akan mengetahui tentang kebenarannya, pengalaman adalah guru terbaik bagi keberlangsungan hidup kita " Chanyeol menaikan pundaknya seraya memiringkan kepalanya sedikit, menatap Tao yang sedang berpikir, dengan tatapan penuh mistery.

.

.

.

TBC