NARUTO BELONGS MASASHI KISHIMOTO
but this story original by me
genre : romance yang gagal
warning : typo, eyd berantakan, kacau lah, alur cepat, gak bisa bikin romance
sasunaru, boyxboy, homo, gay, lovewins? yaay!
maaf jika masih banyak typo, eyd yang berantakan, alur yang terlalu cepat
SWEETEST SIN CHAPTER 3
HAPPY SASUNARU DAYS!
SASUKE BELONGS NARUTO YAA!
Satu bulan telah berlalu Naruto semakin hari semakin gugup, menghadapi hari pernikahannya yang tinggal menghitung jam. Hari-hari melelahkannya sudah terlewati. Mulai dari amukan kakak tercintanya yang langsung terbang ke jepang mendengar adik semata wayangnya akan segera menikah, hingga Gaara yang memecahkan 3 gelas dan 2 piring dicafe tempat ia dulu pernah bekerja, karna kini ia akan menyandang gelar sebagai Uchiha tentu membuatnya harus bekerja didapur milik Uchiha Sasuke.
Kurang dari 48 jam ia dan Sasuke akan resmi menyandang status berumah tangga, Naruto yang kini berada dikamar mewah masion Uchiha tengah menatap pantulan dirinya didepan kaca berukuran besar. Semenjak satu bulan yang lalu tubuhnya sedikit membesar berat badannya juga semakin menambah, kedua pipi chubbynya kini semakin chubby. Naruto mengelus kecil perutnya yang mulai nampak membuncit, sudah 2 minggu usia kehamilannya.
Flashback~
3 minggu sebelum pernikahannnya digelar masion Uchiha benar-benar sangat sibuk, begitu pula Itachi dan Kyubi yang kini nampak makin akrab setelah pertemuan pertama mereka. Naruto merasa tubuhnya sangat lemas pagi ini, perutnya sedikit bergejolak membuatnya mual tak tertahan, merasa akan memuntahkan apa yang baru saja ia makan. Naruto dengan cepat berlari ke arah wastafel kamar mandinya kemudian mengeluarkan seluruh sarapan paginya. Beberapa maid dan pelayan dimasion besar Uchiha sedikit khawatir dengan keadaan Naruto, apalagi dengan semakin dekatnya pesta pernikahan tuan mudanya dengan Naruto.
Mikoto yang mendapat laporan bahwa calon mantunya mengalami sakit, dengan cepat Mikoto mengusulkan membawanya ke rumah sakit, karena Sasuke dan Fugaku sedang mengadakan kunjungan kerja ke Korea Selatan, membuat Kyubi dan Itachi yang mengantar Naruto ke rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan serangkaian tes dari rumah sakit milik keluarga besar Haruno tersebut, Naruto positif dinyatakan hamil.
Mikoto yang mendengar kabar tersebut langsung menelpon kedua manusia yang tengah duduk diruang rapat direksi dengan sangat semangat, mengabaikan keterkejutan ketiga pemuda didalam ruangan tersebut. Dokter mengatakan bahwa Naruto memiliki kelainan gen dalam pembawaannya, dan itu tidak mentupi juga jika kakaknya Kyuubi juga akan membawa kelainan tersebut. Naruto menghela nafasnya bagaimanapun juga ini adalah anaknya dengan Sasuke, ada perasaan bangga menyeruap didalam benaknya, mendapati jika ia tak jauh berbeda dengan wanita diluar sana yang dapat mengeluarkan bayi dalam perutnya.
Sehari setelah melakukan pemeriksaan kedokter, Sasuke dan Fugaku melakukan penerbangan tercepat ke Tokyo demi bertemu Naruto, yang kini tengah mengandung anak sekaligus cucu pertamanya. Naruto semakin hari semakin nampak pucat karna efek morning sicknya membuatnya susah menelan makanan, namun Mikoto tidak menyerah, dalam hidupnya mengandung Sasuke dan Itachi juga cukup menyusahkan. Membuatnya kehilangan 5 kilo berat badan diawal dan menambah 8 kilo di tengah umur kehamilannya.
"hoek hoek" 'crash' suara air membuat muntahan sarapan Naruto terbuang, Kyuubi yang tengah memijat tengkuknya hanya menggeleng lemah, ini sudah 2 hari Naruto terus mengeluarkan sarapan dan makanannya. Bagaimana jika ini terus berlanjut akan berakibat tidak baik pada bayi Naruto.
"minum ini Naru" Kyuubi menyodorkan segelas air putih yang langsung diterima Naruto, meminumnya sedikit demi sedikit demi membasahi kerongkongannya yang kering akibat morning sicknya.
"haaa~ ternyata cukup menyusahkan menjadi orang hamil Kyuu-nii" Naruto kembali ke arah kamarnya, dibantu dengan Kyuubi yang tengah membantunya duduk di ranjang Naruto, tidak tepatnya ranjang Sasuke dan Naruto.
"sabarlah Naru didalam rahimmu ada seorang bocah hasil cinta kalian, berjuanglah untuk hidupnya" Naruto tertegun mendengar ucapan tulus milik kakaknya, tak pernah ia sangka sebelumnya. Seorang dengan lulusan terbaik di America dapat berbicara seperti itu, apa mungkin hubungan Kyuubi dan Itachi membuat kakak tercintanya menjadi seperti ini jika iya, Naruto akan sangat berterima kasih kepada Itachi.
"Kyuu-nii~ aku menyayangimu" Naruto memeluk Kyuubi dengan erat, menyalurkan rasa sayangnya kepada kakak semata wayangnya.
"kami juga menyayangimu Naru" sebuah suara berat namun terdengar sexy, berasal dari pintu Naruto. Dengan cepat kedua makhluk manis yang tengah berpelukan, menatap sumber suara Itachi dengan Sasuke disampingnya berjalan ke pasangan masing-masing, diikuti Fugaku dan Mikoto dibelakang mereka yang tengah tersenyum bahagia.
Sasuke memeluk Naruto kemudian mencium keningnya, sembari mengatakan terimakasih berulang kali kepada Naruto. Tentu saja mengandung bukanlah hal yang mudah,namun siapa yang tidak akan bangga jika orang yang kau cintai mau mengandung anakmu? Tentu semua akan bangga, begitu pula Sasuke yang sangat bersyukur bertemu dan memiliki Naruto disisinya. Naruto membalas pelukan Sasuke dengan menangis haru, sungguh ia sangat mencintai pria yang ada dihadapannya dengan sepenuh hati meskipun ia harus memnjadi pendosa sekalipun. Dosa terindah untuk bertemu dan menjadi pasangan hidup Sasuke, menurut Naruto itu adalah pilihan terbaik dan terindah dalam hidupnya. Dapat dicintai dan dikelilingi oleh mereka yang menyayanginya, adalah hal yang ingin Naruto rasakan selama ini. 'kaa-chan tou-chan maafkan naru yang menjadi pendosa namun jujur dosa ini terlalu manis untuk ditinggalkan'.
"aku mencintaimu Naruto"
"aku juga sangat mencintaimu Suke"
Flashback off
Naruto mengelus kecil perutnya, mengingat itu membuatnya sedikit menghilangkan rasa gugupnya apalagi kini ia sedang berada didalam zona pingit karna, kegilaan Mikoto yang membuatnya harus berada dikamar dan tidak bertemu atau menghubungi Sasuke. Tentu saja ditolak keras oleh Sasuke namun Mikoto tidak menyerah, dan mengancam akan membuat mereka tidak jadi menikah membuat Sasuke menghela nafas mengalah, kepada ibunya dan kini akibatnya 1 minggu Sasuke tidak tau kabar sang calon istri. Tidak ada yang boleh memberi tau atau bahkan membuat Sasuke mengetahui keadaan Naruto, jika sampai ada yang memberikannya Mikoto sendiri yang akan turun tangan.
Malam semakin larut, jam dinding kamarnya telah menunjukan jam 11 malam Naruto segera beranjak ke tempat tidurnya mengistirahatkan badannya yang lelah, seharian ini fitting pakaian pernikahannya untuk lusa. Belum lagi beban dirinya semakin bertambah semenjak kehamilannya, membuat Naruto sedikit lebih cepat lelah dibanding sebelumnya.
Skip time~
Hari pernikahan mereka kini telah tiba, semua orang yang berada didaftar undangan mengisi satu persatu kursi yang kosong. Sasuke tengah berada diruangan make up nampak tenang, tak ada keraguan atau gugup terpancar dari raut wajahnya yang tampan. Sebuah senyuman tipis terlukis diwajahnya membuatnya semakin terlihat tampan, ada yang pernah tau jika seseorang sedang jatuh cinta ia akan semakin terlihat mempesona? Kurasa itu memang benar.
.
.
Naruto menggenggam tangan Kyuubi dengan erat, sebagai calon wali dari Naruto. Kyuubi seolah memberikan semangat dengan memeluk sang adik, menyalurkan sebuah energi untuk dapat bertahan selama proses pernikahan berlangsung. Naruto menatap pantulan dirinya dikaca, nampak seseorang dengan dress putih panjang yang sederhana namun terlihat mewah, sebenarnya Naruto telah menolak dan mengatakan kepada Mikoto untuk memakaikannya jas karna Naruto masihlah seorang laki-laki. Tapi Mikoto menolak keras permintaan Naruto, dengan alasan Naruto lebih manis menggunakan dress yang ia pilihkan. Naruto menghela nafasnya berat ia hanya perlu menunggu lonceng berbunyi, dan berjalan ke altar bersama sang kakak.
.
.
Lonceng berbunyi nyaring menandakan pernikahan telah dimulai, proses penyatuan kasih dihadapan Tuhan. Janji untuk saling mengasihi selama mereka hidup. Pohon setinggi 20 kaki atau sekitar 6 meter berdiri kokoh serta, kursi-kursi yang sudah berjejer rapi terisi penuh oleh kerabat serta sahabat mereka. Dekorasi yang didominasi warna putih dan abu-abu nampak sangat elegan, dengan sebuah danau di belakang altar yang memantulkan sinar mentari hingga membuatnya nampak seperti ribuan berlian yang indah.
Naruto perlahan melangkah dengan pelan, mencoba menyesuaikan dengan gaun yang dipakainya. Sementara semua mata kini tertuju pada Naruto dan Kyuubi, para kerabat dan keluarga nampak kagum dengan penampilan Naruto, sebucket bunga mawar putih ia genggam dengan erat ia gugup. Ia sangat gugup. Naruto terus berjalan sembari menggengam dan memeluk erat lengan sang kakak, tak ia sadari kini kedua kakinya telah berada dialtar dengan seseorang yang ia kenal. Seseorang yang ia cintai. Seseorang yang akan menjadi ayah dari anaknya.
Sasuke meraih pelan telapak sang calon istri, menuntunnya untuk berdiri dihadapannya, sementara sang pastur berada diantara kedua pasangan itu. Saling bertatapan, ada rasa rindu menyeruak dari benak keduanya, namun Sasuke tetap diam mencoba tenang untuk tidak menyerang Naruto didepan semua orang. Sang pastur membuka kitab sucinya, semua mata kini memandang pasangan di altar. Sasuke dan Naruto saling berhadapan, tangan kiri Sasuke menggenggam tangan kiri Naruto sembari menatap sang calon istri dengan lembut.
Sang pastur menatap ke Sasuke "Uchiha Sasuke, maukah kau menerima Uzumaki Naruto sebagai istri anda? Mengasihinya, menghiburnya, menghormati dan menyayanginya baik sehat maupun sakit, kaya maupun miskin. Hingga ajal menjemput kalian?"
"ya, saya bersedia." ucapan lantang tanpa keraguan, terucap dengan jelas dibibir sang bungsu Uchiha.
Kini sang pastur beralih ke arah Naruto, ia sudah sangat gugup saat ini. Naruto mengeratkan genggamannya kepada Sasuke, yang dibalas dengan senyuman lembut yang sedikit mengurangi kegugupan Naruto. "Uzumaki Naruto, maukah kau menerima Uchiha Sasuke sebagai suami anda? Mengasihinya, menghiburnya, menghormati dan menyayanginya baik sehat maupun sakit, kaya maupun miskin. Hingga ajal menjemput kalian?"
Naruto tersenyum manis "ya, saya bersedia."
"Dengan ini saya meresmikan kalian sebagai sepasang suami istri, silahkan mencium sang mempelai wanita tuan Uchiha" sang pastur menutup kembali kitab sucinya, meletakannya dan membiarkan pasangan yang telah resmi sebagai sepasang suami istri baru itu untuk saling mengasihi dihadapan Tuhan.
Sasuke mencium kening Naruto dengan lembut, membawanya kedalam pelukan hangat, 1 minggu tidak mendapat kabar membuatnya rindu akan harum tubuh Naruto di pelukannya. Sorak surai pada kerabat dan sahabat memeriahkan acara pernikahan keduanya, senyuman bahagia terlukis jelas diwajah keduanya.
Tanpa keraguan Naruto melempar sebucket bunga mawar putih ke arah kerabat dan sahabat yang hadir, mereka berebut mendapatkan sebucket bunga dari pasangan baru tersebut. Semua berlari, berebut, mendorong, terdorong namun takdir memberikan sebucket mawar putih dihadapan seorang Kyuubi dan Itachi. Semua mata tertuju kepada mereka, begitu juga Mikoto tersenyum penuh arti ke arah mereka berdua, Itachi mengambil sebucket mawar putih dan mengangkatnya keatas sembari mengenggam tangan Kyuubi membuat sang pemilik mata rubi tersebut memerah. Naruto hanya mengedipkan matanya kearah sang kakak, mencoba memberikan semangat yang dibalas dengan senyuman tulus. Dan pesta pernikahan berlangsung hingga malam tiba, ucapan dan doa mengiringi pernikahan keduanya.
"aku mencintaimu Naru, hari ini esok dan selamanya"
"aku juga mencintaimu Sasuke, hari ini esok dan selamanya"
Dibawah sinar rembulan keduanya menyatukan kedua bibir mereka, mencoba menyalurkan perasaan rindu selama 1 minggu tak mendapat kabar. Mengecap rasa yang telah dirindukan selama tak bertemu, membagi perasaan cinta yang dimiliki keduanya.
10 tahun setelah pernikahan mereka.
"Menma, cepat bangun ini sudah jam 6 nanti kau bisa telat" teriak sang ibu dari luar kamarnya, dengan cepat Menma berjalan ke arah pintunya membukanya pelan mendapati ibunya tengah menggunakan apron tanda jika ia sedang memasak.
"Menma sudah siap kaa-san, dan ohayou" 'chuu~' Menma mencium pipi Naruto yang dibalas Naruto dengan belaian di puncak kepala anaknya.
"tou-san sudah menunggumu dibawah, kaa-san akan kebawah duluan" mencium pelan pipi Menma yang terdapat 3 garis halus mirip seperti dirinya, kemudian menuruni anak tangga ke arah meja makan.
Uchiha Menma, anak pertama pasangan Uchiha Sasuke dan Uzumaki Naruto ini mewarisi ketampanan mereka. Mata seindah langit namun sangat tajam, rambut hitam seperti ayahnya, pandai, cuek, namun sangat manja jika bersama ibunya. Kini Menma baru berusia 9 tahun, namun ia sudah duduk dibangku kelas 6 sd karna kepandaiannya, Menma melompat kelas 3 kali. Benar-benar keluarga Uchiha.
.
.
"ohayou tou-san"
"hn"
Seperti pagi-pagi sebelumnya, Menma duduk dimeja makan disamping ibunya sedangkan ayahnya tengah asik bermain ipad membaca berita, Sasuke yang mendapati sang anak sudah duduk di meja makan meletakan ipad miliknya. Bagaimana pun juga makan bersama keluarga adalah impiannya dulu, Naruto mengoleskan selai coklat ke roti tawar Sasuke dan Menma secara bergiliran.
"bagaimana sekolahmu Menma?" Sasuke tengah berusaha membuka percakapan dengan anak sulungnya.
"tidak ada masalah" jawab Menma cepat.
"nee Menma sebentar lagi kau akan masuk junior high school, kau akan memilih dimana?" Naruto sebagai ibu tentu saja ingin tau pilihan anaknya, agar tidak salah memilih.
"Konoha Internasional kaa-san" berbeda dengan Sasuke, Menma menjawab pertanyaan ibunya dengan sangat manis dan senyum tulusnya.
"itu sekolah yang bagus Menma, pastikan kau masuk sayang" Naruto mengecup kecil pipi Menma, meskipun sudah beranjak remaja Menma tetap anaknya. Anak yang lahir dari rahimnnya, sempat terjadi peristiwa saat melahirkan Menma, bagaimanapun Naruto adalah laki-laki dan melahirkan adalah mengorbankan nyawa, Naruto sempat kehilangan banyak darah. Tapi kini semua telah berlalu keluarga kecilnya telah membuatnya bahagia, tak perlu rumah mewah. Cukup Sasuke dan Menma ada untuknya ia akan selalu kuat.
"MENMA-CHAN~" oh suara menyebalkan disetiap pagi, berulang kali Menma mencoba mengusir sahabatnya namun tetap saja tak pernah berhasil.
Naruto yang mendengar Kazuya sahabat Menma dengan cepat berjalan ke pintu rumahnya, ya semenjak menikah Naruto tidak mau membangun sebuah mansion mewah, hanya sebuah rumah yang sangat asri dan nyaman. Dengan telaten Naruto membuka pintu rumahnya, nampak seorang anak berambut pirang bermata emerlad dihadapannya senyum manisnya tak pernah luntur dari bibirnya.
"ohayou paman" ujarnya dengan semangat
"ohayou Kazu-chan, masuklah Menma sedang sarapan. Kau sudah sarapan?" tanya Naruto dengan sabar, bagaimana pun juga Kazuya adalah teman dekat anaknya.
"sudah paman, kaa-san akan membunuhku jika aku tidak sarapan" Kazuya tersenyum, memasuki rumah asri sahabatnya, yang kini tengah melempar death glare yang tak berguna untuknya.
"MENMA-CHAN~ OHAYOU" 'chu~' Kazuya mencium pipi Menma, dengan cepat sebuah pukulan melayang telak di perutnya. Naruto cepat-cepat memarahi anaknya.
"Menma apa yang kau lakukan, itu tidak baik" ujar Naruto cepat.
"maaf kaa-san. aku duluan kaa-san" Menma kembali mengecup pipi ibunya dengan sayang, yang dibalas lambaian tangan Naruto.
"kaa-san kami berangkat dulu jaa~" kazuya melambai ke arah Naruto yang dihadiahi jitakan manis oleh Menma.
.
.
"aku berharap anak kita tidak jadi bottom, apa jadinya jika seorang Uchiha jadi bottom cukup Madara yang menjadi bottom tidak dengan Menma" Sasuke memeluk Naruto dari belakang, sembari melihat anaknya tengah berjalan dengan Kazuya sahabatnya.
"apa salahnya menjadi bottom Sasuke!" Naruto merasa tersinggung, apa salahnya dengan menjadi bottom.
"itu menurunkan harga diri seorang Uchiha dobe"
"Menma juga anakku! didalamnya mengalir darah Uzumaki, jadi kau tak perlu bingung dia bisa kapan saja mengganti marganya" Naruto marah! Dobenya marah. Pipi gembulnya kini makin gembul membuat Sasuke gemas dan menciumi istrinya.
"Terima kasih Naruto. Terima kasih telah menerimaku menjadi suamimu, menemaniku, membuatku menjadi seorang pria sejati. Terima kasih telah menjadi takdirku Naru. Terima kasih Uchiha Naruto" Sasuke semakin mengeratkan pelukannya ke sang istri.
"Terima kasih telah hadir untukku Sasuke. Terima kasih telah menerimaku, memilihku, membuatku melihat indanya dunia bersama kalian, terima kasih telah berada disampingku. Terima kasih Uchiha Sasuke" Naruto membalik menatap onyx dihadapannya dengan senyuman tulus miliknya.
"aku mencintaimu Naruto, hari ini, esok, dan hingga aku mati"
"aku juga mencintaimu Sasuke, hari ini, esok, dan hingga aku mati"
Bibir mereka bertemu, menyalurkan perasaan dari masing-masing. Perasaan yang tak pernah dan tak perlu diketahui oleh orang lain, tak peduli apa yang mereka katakan. Kebahagiaan tak datang dari mulut orang lain, tapi dari apa yang mereka pilih dan jalani. Mereka tak berhak menghakimi, mereka bukanlah seorang Tuhan, biarlah mereka yang menjalani yang menanggungnya. Selama mereka hidup.
"aku mencintaimu, mencintai segalanya yang ada didirimu, menyukai segala hal yang kau lakukan, aku tak kan melarangmu lompat ke ke jurang Naruto, tapi aku akan selalu menempatkan pelindung saat kau melompat agar kau aman. Terima kasih telah hadir untukku, menemaniku hingga akhir ajalku Naruto membuatku mengerti arti hidup bersamamu, membuatku mengerti akan arti ketakutan karna takut kehilanganmu. Aku mungkin bukan seorang bermulut manis atau romantis, namun aku akan selalu ada ketika kau membutuhkanku Naru, sebanyak atau sesering apapun. Aku mencintaimu. Selalu hari ini esok dan selamanya. Aku mencintaimu Uchiha Naruto."
THE END!
AKHIRNYA COMPLETE!
jujur chizu gak bisa bikin romance ini romance yang gagal.
maka siapapun yang mereview mefavourite mefollow cerita chizu, chizu gak bosen ngucapin terima kasih.
makasih sudah mengikuti dan mampir ke fanfic absurd ini dimana romance gak dapet dan lemon yang gagal.
maaf kalo banyak review yang belum terbalas karna chizu sendiri sibuk mengurus pendaftaran /nangis
chizu masih newbie masih baru netes di dunia fanfic mohon review dan bimbingannya.
arigatou~