"Bisa kau jelaskan, Oh Sehun?"

Nyonya Oh menatap nyalang anaknya yang baru saja bangun dari tidurnya. "Jelaskan apa eomma?" tanya Sehun bingung.

"Luhan."

Sehun mengangguk kecil, "Ah, tentang itu…" Sehun membenarkan posisi duduknya agar tidak menganggu Luhan yang masih terlelap, "aku juga tidak tahu."

Mendengar jawaban anak bungsunya, Nyonya Oh hampir saja berteriak kalau tidak melihat Luhan yang mulai membuka matanya.

"eunghh.. hatchim!" Luhan bersin tepat setelah ia membuka matanya. Ia merasa asing dengan ruangan ini.

Tunggu sebentar.

"NYONYA OH, YA TUHAN! MAAFKAN SAYA KETIDURAN DI SINI."


Title

Chaos

Author

Kimji

Main Cast

Park Chanyeol, Byun Baekhyun, Kim Jongin, Do Kyungsoo, Oh Sehun, Lu han

And other member EXO.

Rate

T

WARN

TYPO TERBANG DIMANA MANA~~


Kini mereka berdua -Sehun dan Luhan- telah duduk di sofa yang menjadi tempat kejadian perkara dengan Nyonya Oh yang mondar - mandir di depan mereka.

"Eomma, duduklah! Nanti pinggangmu sakit lagi!" ucap Sehun akhirnya karena risih melihat eommanya berjalan seperti setrikaan.

Nyonya Oh berhenti dan akhirnya memutuskan untuk duduk. "Baiklah. Sekarang jelaskan!"

Luhan dengan spontan berdiri, "Maafkan atas sikap saya, Nyonya. Tadi saya kelelahan memijat eum…" Luhan menghentikan kalimatnya karena ia lupa apa bahasa koreanya 'leher'. Ia melirik Sehun untuk meminta bantuan. Namun Sehun hanya menatap ibunya datar -tidak peka dengan lirikan Luhan.

"Saya memijat milik Sehun, Nyonya Oh." Ucap Luhan sambil menunjuk lehernya, namun sayangnya Nyonya Oh tidak melihat itu karena disibukan membalas tatapan anaknya.

Nyonya Oh langsung mengalihkan pandangannya ke arah Luhan dengan mata yang melebar, "APA?! MILIK SEHUN? YAK, OH SEHUN! BERANINYA KAU!"

'ah, ternyata namanya sehun.' Batin Luhan.

"ANIYA EOMMA! YAK, LUHAN! BILANGLAH PADA EOMMA KALAU KAU HANYA MEMIJAT LEH-AWW EOMMA SAKIT!" Ujar Sehun sambil menangkis jambakan Nyonya Oh dengan tangannya.

"Ah, iya Nyonya Oh. Aku juga tadi memijat kepalanya," Luhan menjelaskan lagi apa yang terjadi sambil tersenyum ragu -merasa kasihan dengan Sehun yang dijambak rambutnya. "wanginya harum dan enak untuk dihirup, berbeda dengan milik Seho yang sedikit apek. Dan rambutnya juga lebih tebal. Anak bungsu anda sangat pintar merawat dirinya." Tambah Luhan dengan senyum manis.

"KAU SUDAH MEMIJAT MILIK SEHO JUGA?!" Nyonya Oh menghentikan kegiatan 'menjambak rambut sehun. "I-iya Nyonya. Apa Nyonya marah karena saya memijat kedua putra anda?" tanya Luhan bingung.

"Kau masih bertanya, hah?!" bentak Nyonya Oh pada Luhan yang mulai menunduk.

"Tolong maafkan saya Nyonya. Saya memijat milik Seho karena miliknya" Luhan kembali menunjuk ke arah leher -Nyonya Oh tetap saja tidak mengerti maksud Luhan. "miliknya tidak bisa digerakan ke kanan. Maka dari itu ia datang ke apartemen saya."

Mata Nyonya Oh semakin lebar.

"Kalau Tuan Bungsu ini, saya memijatnya karena dia bilang itu merupakan tes untuk bekerja di sini." Ujar Luhan dengan takut - takut.

Kepala Nyonya Oh serasa akan meledak. Badannya sudah tidak bisa menahannya lagi, Nyonya Oh pingsan di tempat.

"EOMMA!"

"NYONYA!"


Luhan menunduk sedih di ruang depan kantor Nyonya Oh. Di dalam masih ada Sehun yang menemani ibunya, sedangkan dia diusir begitu saja setelah Nyonya Oh pingsan. Dia merasa bahwa Nyonya Oh pingsan karena dirinya, walaupun dia sendiri tidak tahu alasan mengapa Nyonya Oh pingsan.

"Lu Han!" teriak Seho yang datang sambil terengah - engah. Ia langsung memeluk Luhan.

"Seho-ya! Hiks, sungguh aku tidak tahu apa yang aku lakukan sehingga Nyonya Oh pingsan. Aku merasa sangat bersalah!" Luhan tidak bisa menyembunyikan tangisnya saat Seho memeluk dirinya.

"EKHEM. Hyung, eomma sudah sadar, tolong jaga ia sebentar, aku ingin berbicara dengan dia." Ucap Sehun menginterupsi Seho yang baru saja akan mengelus kepala Luhan.

"baiklah." Ucap Seho lalu masuk ke dalam ruangan.

Sehun segera menarik tangan Luhan yang masih menangis. "ayo, ikut aku!"


"Apa kau tidak sadar apa kesalahanmu?" tanya Sehun pada Luhan yang masih saja menangis. Padahal ia sudah memberikan waktu agar Luhan bisa tenang. Namun yang ada tangisannya semakin menjadi.

"Ak-ak-hiks! Aku tidak ta-hiks-hu." Ucap Luhan sambil mencoba menahan tangisannya yang malah membuat dirinya tidak bisa bicara karena tersendat oleh nafasnya. Air matanya terus menerus mengalir di pipinya, matanya sudah sangat basah.

"Luhan," Sehun mengehela nafas dan akhirnya memeluk Luhan yang masih sesenggukan, "kau tadi berkata ambigu. Eommaku berpikir kita melakukan sesuatu yang tidak - tidak." Lanjut Sehun sambil mengusap - usap punggung Luhan agar ia bisa tenang.

"am-huks- ambigu?"

"iya, tadi kau mengatakan bahwa kau memijat milikku, eomma salah mengerti." Sehun mendengus mendengar perkataannya sendiri. Kenapa eommanya bisa berfikiran mesum seperti itu coba?

"aku tadi lupa bahasa koreanya ini (Luhan memegang leher Sehun)."

"mok (leher)." Ujar Sehun.

Luhan melepaskan pelukan Sehun, "ah iya, kau benar! Kenapa aku bisa lupa!"

Kemudian ingatannya kembali ke kejadian di mana ia lupa dengan bahasa koreanya 'leher', Nyonya Oh yang membentak dirinya karena salah mengerti..

Salah mengerti?

Luhan mengernyit. Ia mencoba mengingat - ingat apa yang ia katakan saat bersama Nyonya Oh tadi.

"Jadi Nyonya Oh mengira kita melakukan hal - hal dewasa?!" Ujar Luhan merona malu.

"eum, iya." Jawab Sehun ragu.

BRUK

Sekarang Luhanlah yang pingsan.


"Lu? Luhan?"

"eunghh.. hoaamm.." Luhan membuka matanya yang sangat berat untuk dibuka. "hatchiim!" kegiatan Luhan dihentikan saat kebiasaannya saat bangun tidur, bersin.

"Luhan?" Nyonya Oh memandang khawatir ke arah Luhan.

Luhan melihat Sehun yang telah mengganti pakaian menjadi baju rumah keluar dari kamar ini, dan Nyonya Oh yang menatapnya cemas. Wajahnya merona melihat Nyonya Oh dihadapannya, masih teringat kejadian tadi siang.

"Nyo-nyonya. Maafkan kesalah pahaman yang telah saya perbuat." Luhan segera bangun dan duduk di kasur.

"Tidak apa. Akulah yang merasa tidak enak denganmu karena sudah membentak tadi. Untuk malam ini, kau menginap saja di sini. Dan sekarang, panggil aku eomonim, tidak usah Nyonya." Jawab Nyonya Oh sambil mengelus kepala Luhan.

Pintu terbuka dan menampilkan Sehun yang membawa nampan. "Eomonim keluar dulu ya, Lu." Ujar Nyonya Oh lalu keluar dari kamar itu.

Sehun melanjutkan kegiatannya yang terhenti karena eommanya, ia meletakan nampan di meja sofa yang ada dikamarnya. Iya, ini adalah kamar milik Oh Sehun yang mempunyai sofa didalam kamarnya, perpustakaan kecil yang bisa digunakan sekaligus sebagai ruang belajar, kamar mandi, dan lemari ruangan.

"Kemarilah Lu."

Luhan menurut. Ia berjalan ke arah Sehun yang duduk di sofa dan duduk di sebelahnya.

"Makanlah, setelah itu minum obat." Ucap Sehun sembari menyalakan TV dengan cincin* yang dipasang di jarinya yang entah Luhan tidak tahu apa nama alat itu.

"Makan Lu!" ucap Sehun kembali.

"I-iya." Jawab Luhan lalu memakan makanannya dengan tenang. Tak lama, makanan yang ada di meja sudah habis dan hanya menyisakan piring kosong.

"minum obatnya." Ucap Sehun tanpa mengalihkan perhatiannya dari TV.

Luhan mengernyit, "obat?".

"Iya, obat. Kau sakit kan?" tanya Sehun balik.

"tidak. Aku sehat - sehat saja." Jawab Luhan. Sehun mendengus, "tapi tadi kau bersin."

Mendengar perkataan Sehun, Luhan mengeluarkan tawanya.

"Kenapa?" alis Sehun mengangkat satu, ia bingung kenapa Luhan malah tertawa.

"maaf, maaf. Aku ini tidak sakit Oh Sehun! Itu adalah kebiasaanku saat aku bangun tidur."

"oh, begitu." Jawab Sehun dengan wajah datarnya. Sebenarnya ia malu karena sudah sok tahu tentang Luhan, tapi ia berhasil menutupinya.


Sehun terbangun di pagi buta bukan karena alarm ponsel, jam weker, atau suara hyung dan ibunya yang sering koor memanggil namanya di pagi hari. Tetapi karena hidungnya geli terkena rambut - rambut halus.

'manisnya..' batin Sehun saat melihat Luhan yang tidur dengannya satu ranjang. Dengan posisi saling memeluk erat. Dengan Luhan yang hanya memakai kemejanya. Dengan wajah Luhan yang imut.

Pagi yang lengkap untuk Sehun.

Mata Sehun terhenti saat melihat bibir Luhan yang terbuka. Ia tergoda dengan bibir merah muda Luhan. Tanpa sadar wajahnya mendekat ke wajah Luhan.

Sedikit lagi..

Sedikiittttt lagi..

Sedikittt la-

"HATCHIM!"

.

.

"EOMMA! WAJAHKU TERNODAI!" teriak Sehun.

"SEHUN?!"

Luhan bersin di wajah Sehun.


Epilog

(malam saat Luhan menginap)

"Sehun, apa kau punya celana yang lebih nyaman dari ini?" tanya Luhan sembari memegangi celananya agar tidak melorot.

"sayangnya tidak. Tapi, kupikir kau bisa melepas celananya saja dari pada kau tidak nyaman seperti itu." jawab Sehun.

"ta-tapi.."

Sehun memberikan tatapan marah pada Luhan.

"baiklah."

Akhirnya Luhan hanya mengenakan kemeja Sehun untuk tidur malam itu.


A/N:

*Nod Ring : nod (hilangkan spasinya kawan~)

HELOOWW~~!

mau ngejelasin nih, buat yang nanya ini GS atau BL

INI BL YAA, BUKAN GS~

btw, gw juga mo makasih buat yang baca dan review ff abal ini.

bener bener big thanks deh~!^^