Sweet-Sour-Bitter Love

Genre: Fluff, Romance, Lemon(maybeee)

a HunHan fanfiction

Warning: YAOI!

All the characters belong to themselves and God but the story belong to the author

Happy Reading, guys! ^^


Ku lihat lagi wajahnya, ku lirik lagi dia~

Semakin ku pandang wajahnya, semakin rupawaaan~~~

Kira-kira itulah backsound yang saat ini tengah menggema di kepala Xi Luhan. 'Oh Tuhan, apakah ini yang dirasakan Sherina?' pikirnya ketika lagu itu semakin menggema di kepalanya. Ia melirik kenan, kemudian tersyum malu. Lirik lagi, kemudian tersenyum lagi. Oh, Xi Luhan, kau terlihat seperti orang gila saat ini. Padahal..

BUK! Sebuah kapur mendarat telak di kepala mungil seorang Xi Luhan.

"Akh!", bodoh. Mengapa kau berteriak, Xi Luhan? -_-Tidak sadarkah kau? Sedari tadi Kim sonsaengnim memperhatikanmu.

Ah, sepertinya Luhan sudah sadar. Mata rusanya membulat dan bibirnya membentuk huruf 'o' (kira kira seperti ini °o°) saat mendapati Kim sonsaengnim sedang memberikannya death glare. O-ow~! Luhan hanya bisa membatu, bahkan unutk menelan ludah pun sulit. SANGAT SULIT!

"XI LUHAN! APA YANG KAU LAMUNKAN DI KELASKU?!" bentak Kim sonsaengnim dengan suara yang menggelegar (JDUAR!). Di mata Luhan, saat ini Kim sonsaengnim adalah medusa bertaring yang telah sukses mengubahnya menjadi batu (karena saat ini ia memang benar-benar tidak bisa bergerak) dan siap mengidap darahnya dengan taring-taringnya yang tajam. Ya, mungkin dalam bayangan Luhan, Kim sonsaengnim merupakan hasil persilangan atau buah dari cinta terlarang antara medusa dan vampire. "JAWAB AKU!" bnetaknya sekali lagi.

"I-itu, a..." Luhan mnegeluarkan suaranya, setelah ia yakin bahwa ia belum benar-benar menjadi batu, tapi hell dia tidak tahu apa yang harus ia katakan. Luhan melirik ke kanan, menatap penuh harap seseorang yang membuat buyar konsentrasinya sehingga ia berakhir dibentak-bentak oleh Kim sonsaengnim tetapi orang itu, sesosok makhluk itu, ya, makhluk tampan itu, ia hanya tersenyum menahan tawa. Menyebalkan!

"KELUAR DARI KELASKU!" teriak Kim sonsaengnim dengan suara yang lebih menggelegar cetar cetar dari pada yang sebelumnya (JDUAR! JDUAR! FAYEERRR! FAYERRR! JUJUJUJU!). Luhan hanya bisa menunduk dengan wajah memerah sambil berjalan perlahan keluar dari kelasnya. Sedangkan sosok yang membuatnya dihukum? Yaa, walau sebenarnya bukan sepenuhnya salah sosok itu, atau bahkan ia tidak punya salah sama sekali, tapi Xi Luhan tidak akan mau disalahkan bukan? Xi Luhan selalu benar, dan itu adalah mutlak! Karenanya, kali ini pun ia menyalahkan sosok tampan yang duduk di samping kanannya atas perihal ia dikeluarkan dari kelas oleh guru paling killer di sekolah. Ups, sepertinya aku mengoceh terlalu jauh. Baik, kembali ke suasana kelas ketika Xi Luhan keluar dengan slow motion. Apa yang dilakukan sosok tampan yang menurut Luhan adalah penyebab utama dia dikeluarkan dari kelas? Sosok itu sedang menyembunyikan wajahnya yang menahan tawa di balik kedua telapak tangan besarnya. Kemudian setelah Luhan benar-benar menghilang dari kelasnya, barulah ia kembali ke fase ekspresi normalnya, datar.

"Hahh.." Luhan menghela napasnya setelah ia keluar dari kelas dengan berat hati. Ia malu, SANGAT MALU! Hell, ini oertama kalinya ia dikeluarkan dari kelas, dan... karena melamun?! Oh no, imejnya akan hancur setelah ini, ia yakin itu.

Luhan menyandarkan tubuhnya pada dinding terdekat dari pintunya, berusaha mungkin untuk tidak terlalu jauh dari kelas. Mungkin ia berharap Kim sonsaengnim akan keluar dengan senyuman lebar dan disusul teman-teman sekelasnya kemudian berteriak, "HAPPY BIRTHDAY LUHANNIE~!" kemudian namja tampan pujaannya menyusul di belakang semua orang, membawa sebuah kue besar dengan senyuman yang jarang dinampakkan di wajah tampannya. Tapi kemudian Luhan tersadar. Hari ini tanggal 6. Bulan Juni. Jelas bukan ulang tahunnya.

Kemudian skenario lain terlintas di otak pintarnya. Mungkin saja Kin sonsaengnim hanya sedang mengerjainya, murid kesayangan sonsaengnim itu. Ya, pasti 5 menit lagi Kim sonsaengnim akan memanggilnya untuk kembali duudk ke dalam kelas dan meminta maaf karena sudah mengerjainya. Ya, 5 menit lagi. Tunggulah sebentar lagi, Luhannie~ Hanya 5 menit. Ya, hanya sebentar...

Luhan terkejut ketika sesuatu yang dingin menyentuh pipinya. Ia segera membuka matanya dan berdiri. Oh, rupanya dia tertidur ketika dia menunggu Kim sonsaengnim memanggilnya untuk masuk kembali ke dalam ruangan. Dan kenyataannya, sonsaengnim itu bahkan tidak peduli sama sekali padanya yang tertidur dengan tidak elitnya di depan kelasnya sendiri. Oh, baiklah... Sepertinya guru tua dan killer itu sudah menemukan murid kesayangan lainnya.

Kembali ke keadaan saat ini. Saat ini berdirilah Oh Sehun si pembuat masalah-di mata Luhan- dengan tangannya yang memegang dua cup bubble tea. Oh rupanya itu sesuatu yang dingin yang dirasakan Luhan.

"Mau apa kau?" tanya Luhan dengan bibir mengerucut, berusaha mengaihkan pandangan dari namja yang membuatnya keluar dari kelas.

"Memberimu satu cup bubble tea rasa taro kesukaanmu. Kau tidak mau? Ya sudah." Sehun berbalik belakang, baru saja akan meninggalkan Luhan ketika namja itu berteriak dengan sangat keras.

"OH SEHUN! JANGAN BERANI MELANGKAH ATAU...!" ancam Luhan tetapi terputus di tengah jalan. Apa yang akan ia lakukan pada Sehun? Ia juga tidak yakin. Menciumnya mungkin? Atau memeluknya? Otak Luhan yang terlampau cerdas itu tidak bisa memikirkan hal lain yang bisa dijadikan sebagai ancaman bagi Oh Sehun dan sayangnya kedua hal yang akan dijadikan sebagai ancaman itu pastilah bukan suatu ancaman bagi Oh Sehun. Namja itu pasti bahagia dipeluk dan dicuim.

Sebelah alis Sehun terangkat. "Atau?"

Luhan menghela napas frustasi kemudian menghentakkan kakinya dengan kuat, menunjukkan kalau dia sedang mengambek. "Lupakan!" Luhan menyambar bubble tea-nya dari tangan Sehun kemudian menyedot minuman itu dari sedotannya.

Sehun tersenyum tipis, sangat tipis sampai-sampai hanya dia yang tahu dan mengerti bahwa dia sedang tersenyum. Sehun segera merangkul bahu namja yang lebih kecil darinya itu. "Kita pulang?"

"Setelah kau mengambilkan tasku. Dan oh ya, peralatan belajarku belum ku rapikan jadi selamat bekerja!" kata Luhan ceria kemudian melenggang pergi meninggalkan Sehun yang face palm menghadapinya.

Mengapa seolah-olah Sehun yang salah? Padahal Sehun tidak pernah meminta Luhan untuk terus melihatinya saat mereka ada di dalam kelas. Ah, entahlah. Rusa kecil itu memang selalu membingungkan di mata Sehun, tapi entah mengapa hal itu membuatnya semakin mencintai rusa mungil itu. Sehun tersenyum lagi(jika kau bertanya apa senyuman itu adalah senyuman tipis yang bahkan orang yang berada dalam jarak satu meter dengannya tak bisa menyadarinya, jawabannya adalah ya) kemudian segera menuruti kata-kata kekasih tercintanya.

Ketika Sehun sudah selesai dengan pekerjaannya ia segera berjalan ke tempat yang ia tahu Luhan berada disana. Di tempat ia memarkirkan mobilnya tentu saja. Saat ia sampai, Luhan tengah berdiri dengan cup bubble tea yang kosong di tangan kirinya dan tangan kanannya memperbaiki tatanan rambutnya sambil berkaca di spion mobil Sehun. Sekali-kali dia memasang ekspresi yang lucu dan membuat Sehun ingin menelannya bulat-bulat saat itu juga tapi sayangnya Sehun harus memendam hasratnya dalam-dalam mengingat tempat ini masih tempat umum.

Sebenarnya Sehun ingin terus dim di tempat dan memperhatikan kekasih imutnya itu, tapi sisi dirinya yang masih waras dan tentu saja masih ingin hidup berkata ia harus secepatnya mendekati kekasihnya atau hal buruk akan segera terjadi. Dengan pemikiran tersebut, Sehun berlari pelan mendekati kekasih mungilnya, yang saat melihatnya langsung memasang ekspresi cemberut dan tak suka.

"Oh Sehun, mengapa kau begitu lama? Kau tahu? Aku menunggu disini sampai bubble tea-ku habis! Aku su-"

Omelan Luhan seketika terhenti karena Sehun yang sudah sangat tidak tahan menempelkan bibirnya pada bibir manis namja yang lebih tua satu tahun darinya itu. Oh bagi yang bertanya bagaimana mereka bisa berada di kelas yang sama padahal umur mereka terpaut setahun, hey jangan lupakan Oh Sehun adalah anak yang sangat pintar bahkan jenius.

Dan dengan ciuman super yang diberikan oleh Oh Sehun, Luhan pun terdiam dan tak bisa berkata-kata. Dia hanya bisa menunduk malu dan menyembunyikan pipinya yang memerah. Sehun tau kelemahannya dan selalu memanfaatkannya di saat-saat seperti ini yang tentu saja terkadang membuat Luhan kesal...sekaligus semakin mencintai namja dingin itu.

TBC


Author's note

Annyeong yeorobun! Ini FF pertama Dultz yang dipost di ffn. Hehe.. Lanjut gak nih? Dultz sebagai pendatang baru sangat sangat butuh saran dan review dari readers-deul terutama author-author senior yang nggak sengaja lewat dan nggak sengaja pula baca fic ini haha.. Semoga terhibur sama fic ini :D