Chapter 5

Sahabat Kecil
Author newbie mohon maaf apabila ada salah kata
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : SasuHina
Rated : T

Cerita Sebelumnya :

Setelah mandi dan mengobati luka-lukaku aku pergi ke kamarku, membuka jendela kamarku lebar-lebar, menikmati hembusan angin malam yang seolah mampu membawa terbang lelahku, penatku dan rasa sakit di tubuhku. Tiba-tiba ku rasakan air mata membasahi pipiku, bagaimana? bagaimana cara agar bisa sekuat dirimu Naruto kun.

.

.

.

.

.

Kadang terbangun dipagi buta membuat aku ketakutan, tetesan embun pagi yang menghiasi jendelaku seolah menghalangi sinar matahari yang hendak menerobos masuk menghangatkan tubuhku, tubuhku menggigil kedinginan, terasa sunyi dan membuatku kesepian.

Ku coba memejamkan mataku lagi, mencoba untuk kembali tidur, namun gagal. Aku bangkit dari tempat tidurku, karena sudah bangun, ku putuskan untuk mengawali rutinitas pagi hariku lebih awal dari pada biasanya, setelah selesai dengan rutinitas pagiku yaitu : memasak dan membersihkan rumah, aku berangkat menuju sekolah, karena masih terlalu pagi ku putuskan untuk berlatih di hutan sebentar.

Udara pagi ini sedikit lebih dingin dari pada biasanya, mungkin karena sebentar lagi sudah memasuki musim dingin, kulilitkan syal berwarna hijau maroon dileherku, membuatkuku merasa sedikit lebih hangat, setelah sampai ditengah hutan tempat biasa aku berlatih ku lihat sesosok anak laki-laki berambut hitam dengan model pantat ayam tengah berlatih disana, aku hanya mengintip dan menyaksikannya berlatih dari kejauhan sambil duduk diatas dahan pohon.

Lagi-lagi,raut wajahnya nampak kecewa. Ia terus menerus mengulangi gerakan yang sama, seolah dia merasa tidak puas dengan hasil yang dia capai, padahal menurutku itu sudah cukup bagus. Tiba-tiba aku terkenang pertemuan pertamaku dengannya, aah kenapa aku bisa menangis seperti itu? memalukan sekali, pikirku. Tanpa sadar aku tersenyum-senyum sendiri sedari tadi sambil asik melamun, dan ternyata Sasuke sudah selesai dengan latihannya, ia mengamatiku yang sedari tadi tersenyum sendiri.

"Kau ini gila ya?" ujar Sasuke tiba-tiba, aku terkejut melihat sasuke sudah selesai dengan latihannya sambil menatapku dari bawah, aku sedikit melompat kebelakang membuat badanku sedikit oleng, aku mencoba meraih pegangan namun tidak ada yang bisa aku raih, lalu Bruakkk... aku terjatuh, tubuhku membentur tanah dengan keras. Membuat ngilu disekujur tubuhku.

"Aduh.. duh.." rintihku, Sasuke hanya menatapku datar dengan wajah tidak bersalah, bahkan mengulurkan tangan untuk membantuku berdiripun tidak. Lalu dengan santainya dia pergi begitu saja meninggalkanku yang masih kesakitan. Aku sedikit kesal dengan tindakannya, mungkin dia berhati es, batinku.

Aku memang tidak berharap dia menolongku, tapi setidaknya dia kan bisa minta maaf padaku karena telah mengagetkanku, namun memikirkan bahwa dia bukan tipe orang yang mudah minta maaf, membuatku mengurungkan niat untuk meminta permohonan maaf darinya, aku hanya mendengus kesal sambil mencoba bangkit dengan berpegangan pada pohon yang ada di sebelahku, namun kakiku terasa sangat sakit ketika digerakkan, kurasa kakiku terkilir ketika terjatuh dari pohon.

"Kau baik-baik saja?" tanya Sasuke.

Aku sedikit kaget, ketika dia sudah berbalik ke arahku dan bertanya seperti itu, namun karena aku tidak ingin berhutang budi padanya. Aku hanya mengacungkan jempolku, memberi isyarat bahwa aku baik-baik saja, sambil merintih kesakitan. Dia berjalan ke arahku, kemudian menekan kakiku yang terkilir.

"Sa-sakit!" pekikku sambil menyingkirkan tangannya dari kakiku.

"Aku tahu kau ini bodoh, tapi ketika kau terluka kau harusnya minta tolong"

Aku hanya menundukkan kepala, dia kemudian jongkok membelakangiku "Naik" ujarnya dengan wajah datar.

Aku diam sejenak, mempertimbangkan tawarannya dengan baik-baik, "Naik!" serunya, kemudian aku mengangguk pelan, menuruti perintahnya ragu-ragu, wajahku memerah, aku malu sekali, belum pernah sekalipun aku digendong anak laki-laki, apalagi hubungan kami tidak terlalu dekat.

"Maaf merepotkanmu Uchiha Sasuke-san"

"Sasuke"

"Hm?" tanyaku bingung.

"Panggil aku Sasuke, kita seumuran"

"Hm, Sasuke" ujarku pelan, setengah berbisik, ku rasakan wajahku memanas, pasti wajahku merah sekali sekarang. Lalu tanpa sadar aku menyembunyikan wajahku dibalik punggungnya yang besar.

Sepanjang perjalanan kami tidak banyak bicara, aku sibuk menyembunyikan wajahku karena terlalu malu, sementara Sasuke hanya diam, dan sesekali bersin-bersin, mungkin karena suhu udara semakin dingin sementara Sasuke hanya mengenakan kaos lengan pendek dan celana pendek selutut.

Kulilitkan syal yang sedari tadi aku pakai dileher Sasuke, dia menoleh ke arahku sambil memasang raut wajah terkejut, akupun sama terkejutnya karena tiba-tiba saja dia menoleh kearahku, wajahnya sangat dekat dengan wajahku membuat wajahku memerah, aku segera menundukkan kepalaku. Ah, dia pasti berpikir bahwa aku ini gadis aneh, memalukan! memalukan! rutukku dalam hati, kenapa tiba-tiba aku punya keberanian untuk berbuat seperti itu. Aku malu sekali.

Tapi dia hanya diam saja, seolah tidak ada yang terjadi, atau mungkin dia tahu bahwa aku sangat malu dengan kejadian ini sehingga memutuskan untuk tidak membahasnya, aku tidak tahu apa yang dia pikirkan saat ini, yang jelas aku sedikit lega karena dia tidak bertanya kenapa aku melakukannya.

~o~

Ketika aku terbangun aku sudah berada dirumah sakit, kakiku sudah dililit dengan perban dan syalku sudah dilipat rapi di samping tempat tidurku, namun ada satu yang kurang, tidak ada Sasuke disana. Aku bertanya kepada perawat, bagaimana aku bisa sampai disini, dan dia menjawab bahwa dia menemukanku sedang tertidur didepan rumah sakit sambil memegang kertas bertuliskan 'Kakiku terkilir, tolong obati aku' aku tertawa geli mendengar cerita perawat.

Mungkin inilah alasan kenapa dia disukai banyak wanita, selain kata-katanya yang dingin dan kasar dia adalah orang yang baik. Naruto, sangat beruntung memiliki teman seperti Sasuke, aku jadi iri terhadap Sakura, dia cantik, dia kuat, dia memiliki teman sebaik Sasuke, dan disukai oleh lelaki sekeren Naruto. Ahh, dia pasti gadis yang paling beruntung sedunia pikirku.

Terlalu banyak berkhayal membuatku lupa pada sesuatu, acara pelepasan! hari ini kami akan menjadi genin, Hokage membuat acara pelepasan sekaligus penghargaan karena kami berhasil melewati ujian untuk menjadi genin dan menjadi ninja Konoha. Kenapa aku bisa lupa? dengan kaki terseok-seok aku berusaha berjalan secepat mungkin ke Akademi, dan benar saja acara sudah selesai.

Lagi pula ini sudah sore, mana mungkin acaranya masih berlanjut, kulihat dari jauh ada seorang anak lelaki melambaikan tangan sambil berlari ke arahku diikuti anjing kecil yang berlari dibelakangnya, Kiba. dia adalah anak laki-laki selain Naruto yang ramah kepadaku, aku balas melambaikan tangan sambil tersenyum ke arahnya.

"Yo, Hinata" sapanya ketika dia berada cukup dekat denganku.

Aku hanya tersenyum ramah kearahnya. Dia menyerahkan pelindung kepala berlambang desa Konoha, sambil tersenyum riang ke arahku. "Selamat hinata, kau sudah menjadi ninja sekarang"

Aku mengangguk, sambil tersenyum bahagia "Arigatou Kiba-kun".

TBC

Rasanya udah ngetik cukup panjang, maaf kalo masih kependekan hehehe:) see you next chapter