I'm Hanazono Karin!

Rated :

T

Disclaimer:

Kamichama Karin Chu ©Koge Donbo

I'm Hanazono Karin! ©Satira-chan

Character:

Hanazono Karin, Kujyou Kazune, Kuga Jin, Karasuma Rika, Kujyou Kazusa, Nishikiori Michiru, Kujyou Himeka, Karasuma Kirio, Karasuma Kirika, I Miyon, Sakurai Yuki, Karasuma Himeka

Genre : Supranatural, Comedy, Drama, Action.

Summary :

Hanazono Karin, cewek periang, aneh, nakal, dan sering membuat keonaran di sekolahnya untuk kesenangan dirinya. Walau begitu, sebenarnya ia siswi terpintar dan termasuk saingan dari Kujyou Kazune, Ketua OSIS terkenal di seluruh Jepang dan Kuga Jin, seorang seniman tersohor se-Jepang. Inilah Kisah Hanazono Karin, si pembuat onar!

Chapter 5 : Kujyou Kazusa

Author POV

"Hanazono-san!" teriak seseorang yang tak lain adalah Nishikiori Michiru, menghampiri Hanazono Karin yang baru saja memasuki kelas, dibelakangnya sudah ada Kuga Jin. Karin menatap Michi dengan pandangan bingung dan Jin menatapnya kesal.

"Hei, ada apa ini? Kenapa dengan kalian? Oh, ayolah... jangan begitu padaku, tersenyum sehangat matahari... cheese!" ujarnya sambil melebarkan senyumnya, Karin menghela nafasnya.

"Jika kau tidak berteriak heboh seperti tadi dan mengganggu Karin pastinya. Oh, Tuhan... mengapa ada orang seperti ini di dunia ini?" ujar Jin menatap Michi, dengan kesal sekesal-kesalnya. "Memangnya kenapa kalau ada orang seperti aku di dunia ini? Kau mau melakukan apa rupanya? Dan kenapa kalau aku berteriak memanggil Hanazono-san? Apa hanya kau yang boleh berteman dengannya? Apa kau pacarnya?" balas Michi, dan wajah mereka saling menatap tajam satu sama lain, seperti siap saling menerkam kapan saja. Mereka akan berkelahi dan ini tidak bagus, pikir Karin.

Kemudian dia menarik lengan Michi, mengajaknya keluar."H-hei Karin, urusanku dengannya belum selesai. Dia orang yang sangat berbahaya " lalu Karin menyuruh Jin masuk ke kelas, Jin langsung merasa cemas dan khawatir, takut Michi akan melakukan sesuatu kepada Karin. Dia masih belum bisa mempercayai laki-laki itu semenjak kejadian kemarin di mall. "Karin-chan..."

"Biarkan kami berdua berbicara dulu ya, Jin-kun. Aku tidak apa-apa" Jin hanya diam, dan Karin pun keluar. Jin memata-matai mereka dari jendela kelas.

"Ada apa denganmu, Nishikiori-san? Nanti orang-orang berpikir aku punya masalah denganmu jika kau berteriak tidak jelas seperti tadi. Kau tau benar aku punya banyak masalah di sekolah ini, bahkan dengan para guru. Jika kau seperti itu aku akan di drop out tau!"

"Iya, iya, aku Cuma ingin akrab denganmu Karin, dan itu kebiasaanku. Kau tahu kan, aku baru beberapa minggu disini dan aku belum memiliki teman sama sekali. Tapi, kalau kau sama sekali tidak mau ya tidak apa-apa sih... oh ya, semoga harimu menyenangkan, Hanazono-san!"

"Eh, Michi, tunggu... maksudku bukan seperti itu..." tetapi Michi sudah berlari-lari ke lapangan, meninggalkan Karin dengan mulutnya yang ternganga. Tingkahnya melebihi kegilaannya selama ini, pikir Karin.

Tapi entah mengapa gadis itu merasa bersalah kepada Michi.

%%%%%

Karasuma Rika, dan gadis hantu yang selalu bersamanya melayang-layang di seluruh ruangan, tengah berada di kamar mandi saat ini. Rika masih terus merias dirinya sampai secantik mungkin. Terlihat sebegitu lihainya dia menyapukan bedak, memakai mascara dan aisedo, dan memakai lipstik senatural mungkin.

"Rika apa kau sudah selesai?" tanya gadis itu, Rika menggeleng, dan ia pun mendesah, "Oh ayolah udah hampir sejam disini. Menunggumu berdandan. Dan aku bosan sekali...". Rika kemudian menyapukan glitter di wajahnya. Hingga seluruh wajahnya tampak berkilau.

"Namanya aku juga MISS JAPAN, semua orang harus tahu kalau aku itu sangat cantik dan pantas mendapatkannya" kemudian Rika berpose semanis mungkin di depan cermin besar itu dan merapikan alat-alat make-upnya. Gadis hantu itu pun melipat tangannya, "kalau tanpaku itu takkan terjadi" Rika langsung menatapnya. Gadis ini marah, pikirnya. Ia harus bisa membujuk 'emas'nya ini agar semua rencananya tetap berjalan mulus. "B-baiklah, gomenne, Himeka-chan... jangan seperti itu padaku, paham? Hanya kaulah yang bisa mengerti dan memahamiku..." kemudian gadis hantu itu tertawa terbahak-bahak, Rika hanya menatapnya bingung.

"Tolong wajahmu, wajahmu, hahaha... Telah terukir sejarah bahwa perempuan yang terkenal garangnya ini bisa berwajah memelas" mendengar itu, Rika hanya cemberut, dan berkacak pinggang. Bersiap-siap mencubit wajah chubby milik Himeka. Kemudian Himeka menyuruh Rika berhenti, dan telihat wajahnya serius. "Kujyou Kazusa itu masih hidup, Rika-chan?" tanyanya, Rika mengangguk, terlihat alisnya terangkat. "Kenapa kau begitu peduli padanya?"

"Baka! Itu sangat berbahaya bagimu dan Kirio-niichanmu, bagaimana polisi saat ini sudah menemukan bukti-bukti bahwa kita lah yang menyerangnya?" Rika hanya mengedikkan bahunya, terlihat santai mendengarnya. "Itu takkan terjadi, kita juga sudah menghapus jejak-jejak kita kok. Lagipula takkan ada yang percaya bahwa kita yang melakukannya. Dan semuanya juga berpikir bahwa apa yang menimpa gadis tolol itu murni kecelakaan" Himeka mengangguk-angguk. Tapi ia masih terlihat cemas.

"Bagaimana jika polisi sudah menemukan bukti-bukti lain? Apa kau tidak pernah memikirkannya? Jika polisi sudah mengetahui apa yang telah terjadi setahun yang lalu, aku tidak berani membayangkannya..." Rika langsung terduduk lemas. Memang selama ini itu hanya persepsinya. Membayangkan ia berada di penjara seumur hidupnya itu sangat menyakitkan. Seperti mendiang ayahnya.

"Bukan kau yang dipenjara...Baka! Tapi Kirio-niichan-mu yang dipenjara... dia yang melakukan semua ide-ide jahat kita selama ini, mencelakai perempuan itu. Cobalah untuk memahami situasi, dan jangan gegabah. Kau mengerti?" Rika tidak percaya apa yang didengarnya. Kirio-niichan yang dipenjara? Sampai sekarang dia tak pernah memikirkan itu. Kakak tersayangnya yang akan dihukum jika semua orang tahu bahwa yang mencelakai Kujyou Kazusa adalah kakak tersayangnya demi dirinya. Kakak yang selalu memnbela, melindungi dan perhatian kepadanya.

"Tapi apa yang harus kulakukan, Himeka-chan? Aku kehabisan akal! Aku tidak ingin Kirio-niichan dipenjara jika tidak... Oh tidak, tidak... Kirio-niichan... dia akan dipenjara, disiksa, tidak diberi makan, aku tidak sanggup membayangkan Kirio-niichan diperlakukan seperti itu. Aku.. aku.." Rika menangis, make-upnya berlunturan, disekeliling matanya hitam karena mascara di matanya luntur karena air matanya. Dia sangat gemetar. Takut. Impiannya hilang, reputasi memburuk, dan Kirio-niichan-nya akan dihukum sangat berat.

"Sesimple itu, kita habisi saja Kujyou Kazusa... dengan itu semua masalah akan selesai" Rika menatap gadis hantu itu beberapa menit, mencoba mencerna semuanya. Kemudian ia tersenyum smirk khasnya. "Ya, ya, kita pasti akan melakukannya".

%%%%%

Hanazono Karin duduk di salah satu meja di taman belakang sekolah. Sedari tadi dia mencari-cari tempat yang sepi dan jauh dari Kuga Jin dan terutama Kujyou Kazune yang ikut-ikutan mulai mengganggunya. Apalagi Nishikiori Michiru.. Oh Astaga, ada apa dengan hari ini? Laki-laki itu sudah mengganggu pikirannya dari tadi. Sepanjang kelas berlangsung, jujur dia merasa tidak enak dengan Michi, padahal maksud laki-laki itu hanya mengajaknya berteman. Tapi tetap saja itu sangat berlebihan. Dan lebih parahnya lagi, kalau ia seperti ini terus, komiknya takkan pernah selesai. Kemudian seorang perempuan datang ke taman itu, duduk dikursi roda sambil membaca buku. Perempuan itu berambut pirang, memakai bando, berbaju sweeter coklatberlengan panjang, dan berkacamata. Wajahnya tidak nampak karena tertutupi rambutnya yang panjang dan sedang menunduk ke bawah, sedang membaca. Karin tidak menyadari kehadirannya sampai kertasnya berhembus angin, tepat di meja gadis berambut pirang itu.

"Oh tidak, dimana kertas itu?" Karin mencari-cari sampai akhirnya menangkap kertasnya telah dipungut oleh gadis itu. Perempuan itu mendongak, kemudian ia tersenyum. Cantik sekali, pikir Karin. Karin pun membereskan kertas-kertasnya kemudian ia menghampiri mejanya.

"Ini milikmu, tadi terbang terbawa angin kesini" jelas perempuan itu. Karin membungkuk dalam, "Arigatou Gozaimasu!" perempuan itu hanya tersenyum, membuat wajahnya semakin cantik, walau Karin sempat melihat sorot mata blue ocean yang sendu itu untuk beberapa saat.

"Gambarmu bagus, tadi aku melihatnya sebentar. Apakah ini untuk dilombakan di festival?" Karin mengangguk dan menunjukkan tas arsip dokumen miliknya, kira-kira sudah setinggi 9 cm gundukan kertas yang berada di dalam tas tersebut.

"Sugoii... Pasti kamu sudah mempersiapkan banyak hal. Semoga kamu memenangkan lomba tersebut." Karin tersipu malu mendengarnya. "Tentu saja, aku pasti akan memenangkan lomba itu. Hmm!" katanya sambil meninju kuat udara dan tersenyum lebar pastinya. Perempuan itu mengepal tangannya lalu ia naikkan keatas dan mengatakan, "Ganbarimasu!" Kemudian Karin menatap perempuan itu, hingga kepalanya maju mendekati wajah perempuan. "Aku seperti pernah melihatmu... dimana ya?".

Perempuan itu hanya tersenyum. Kemudian ia melepas kacamatanya dan melepas ikatan ekor kuda rambutnya, dan rambut pirang panjang itu tergerai, membuat mulut Karin ternganga. "Tidak mungkin... Anda... Kujyou Kazusa!".

Gadis itu tidak menjawab. Ia hanya tersenyum. "Senang bertemu denganmu Hanazono Karin" katanya sambil mengulurkan tangan kirinya ke Karin. Karin langsung mengulurkan lengannya dan mereka berjabatan. "Gomenne... Aku terkesan tidak sopan memakai tangan kiri... tangan kananku mengalami kelumpuhan bersama kedua kakiku" menunjukkan lengan kanannya yang terbalut perban dan kedua kakinya.

"Anda mengenalku?" Kazusa mengangguk. "Panggil saja namaku. Kita hanya beda setahun. Lalu aku mengenalmu dari Kazune, teman sekelasmu. Kami adalah saudara sepupu. Dia sering mengeluh tentangmu kepadaku, dan aku langsung tahu bahwa kamu temannya yang baik. Maafkan tingkah Kazune jika dia membuatmu sakit hati. Kata-katanya memang sangat menyakitkan hati, tapi dia sangat baik kok... bahkan ia senang bisa berteman denganmu walau ia gengsi mengatakannya" Karin semakin tersipu mendengarnya, memang akhir-akhir ini hubungannya dengan Kazune semakin membaik, bahkan mereka selalu bersama kemana-mana dengan Jin.

"Aku tidak seperti itu kok, hehe... tapi, Arigatou~ Dan Kazune tidak pernah menceritakan kepada kami bahwa Kazusa-san sepupunya" Kazusa langsung memasang cemberut. "Anak itu, tidak pernah mengenalkan kepadaku teman-temannya, dan ia juga tidak mengenalkanku kepada kalian. Awas ya... Kujyou Kazune..." keluh Kazusa, Karin hanya terkekeh. Sepertinya Kazune dan Kazusa cukup dekat, pikir Karin.

"Dan untuk apa yang telah menimpa Kazusa-san... aku turut menyesal mendengarnya." Kazusa tersenyum, senyumnya lembut sekali. Karin bisa merasakan ada aura keikhlasan perempuan itu.

"Apa itu karena tragedi setahun yang lalu, Kazusa-san? Gomen, aku mengungkit lagi masa lalumu" Kazusa mengangguk, "Daijobu~ Karin-chan.. aku sudah bisa menerima diriku walau aku mendapatkan ketidakadilan terhadap apa yang menimpa diriku. Aku hanya berharap aku bisa bahagia menjalani hidupku. Itu saja, aku tidak menuntut apa-apa. Walau Kazune bersikeras untuk menuntut mereka ke pengadilan dan ia juga sudah menemukan buktinya. Aku hanya diam dan berharap semuanya baik-baik saja" Karin sempat tertahan nafas mendengar langsung pernyataan Kazusa. Ia tidak bisa membayangkan apa yang menimpa perempuan itu. Kazusa memang gadis yang sangat kuat, dan ia tidak putus asa. Kebanyakan orang jika ia sudah mengalami cacat atau kelumpuhan banyak melakukan aksi bunuh diri untuk menutupi aib keluarganya atau sudah merasakan sebagai manusia yang tidak berguna. Karin merasa kagum sekali dengan Kujyou Kazusa.

"Karin-chan, maukah kamu ke rumahku?" ajak Kazusa, Karin mengangguk semangat. Ia ingin dekat dengan Kazusa dan mungkin sekarang lah momennya. "Tunggulah disini, aku akan mengambil tasku sebentar" Karin langsung pergi menjemput tasnya di kelas, meninggalkan Kazusa diam menatap langit biru yang cerah di siang terik itu. "Jika aku tidak bisa melaporkannya, itu karena cinta yang amat terdalam di dalam hati ini".

**Kamichama Karin Show**

Tira : Ohayo~ Minna-san! Maafkan Tira sudah meninggalkan kalian para pembaca tercinta ya.. Gomenne~ Dan kenapa baru sekarang bisa update setelah hiatus selama hampir dua tahun ini, karena Tira kemarin sibuk masuk kuliah, sibuk masuk sana-sini dan akhirnya diterima di salah satu Universitas di Indonesia dan Tira udah masuk ke semester 3. Selain itu, tugas-tugas selama kuliah itu banyak sekali sampai-sampai tidak sempat menulis lagi.

Karin : Alasan mah Author itu.. hihi... #ditokokTira waduhh!

Tira : Ini seriusan, memang banyak banget tugas pas kuliah. Itupun payah-payah :'D dan karena pembaca lah Tira mau menyelesaikan fanfic ini sampai selesai! #gambarimasuauthor

Baiklah untuk sesi tanya-jawab akan dibuka di chapter selanjutnya Tira mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya untuk pembaca yang setia mengikuti fanfic aneh, gaje seperti ini... Tira terharu.

Kazune: Itu pun lama kali updatenya

Tira : Namanya juga ada kesibukan kemarin sampai-sampai tidak sempat menulis, huh.. baiklah, sampai jumpa Minna-san di sesi berikutnya hehehe

Michi : Yuhuuu~ Tira-chan aku merindukanmu... #memelukTiraeraterat

Jin : Hey.. hentikan kau bisa membuat author kita sesak nafas tau...

Tira : I-iya lepaskan aku... baiklah semua sampai jumpa lagi.. Uhuk-uhuk...